Falsafah PSHT

Manusia dapat dihancurkan, Manusia dapat dimatikan,
tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu
masih Setia kepada dirinya sendiri atau ber-SH pada dirinya sendiri

Senin, 25 April 2016

Silsilah dan Keturunan Nabi Muhammad SAW

Bismillahirrahmanirrahim........ 

Puji syukur kehadirat Allah SWT, Kedua kalinya sholawat dan salam selalu kita panjatkan untuk baginda Muhammad SAW, yang mana atas perjuangan beliau, langit, bumi dan seisi dunia pun tak kan sanggup membayar segala perjuangan dan pengorbanan beliau, maka dari itu sangat aneh jika ada orang yang mengaku muslim tapi tidak tau sejarah nabi yang membawa agama tersebut, maka dari itu kali ini saya akan mencoba membeberkan sejarah silsilah keluarga Rasullullah SAW, dialah sang mentari, dialah sang rembulan dan dialah cahaya terang yang datang di tengah-tengah kegelapan
muhammad.jpg
Nama : Muhammad
Lahir : Makkah, Jazirah arab Sekitar 570/571 Masehi
Meninggal : Madinah, Jazirah arab 8 Juni, 632 (umur 63)
Nama Lain : Ahmad, Al Amin, As Shadiq, Rasul Allah dan Abul Qasim.

Muhammad bin Abdullah adalah nabi terakhir atau nabi akhir zaman, nabi dan rasul penutup dan tiada lagi nabi setelahnya, Menurut biografi Nabi Muhammad di lahirkan sekitar 20 April 570/ 571, di Mekkah (Makkah) dan wafat pada 8 Juni 632 di Madinah pada usia 63 tahun. Kedua kota tersebut terletak di daerah Hejaz (Arab Saudi saat ini). 

Etimologi
"Muhammad" secara bahasa berasal dari akar kata 'Kha-mim-dal' yang dalam bahasa Arab berarti "dia yang terpuji". Selain itu di dalam salah satu ayat Al Qur'an Muhammad dipanggil dengan nama "Ahmad" yang dalam bahasa Arab juga berarti "terpuji".

Sebelum masa kenabian, Muhammad mendapatkan dua julukan dari suku Quraisy (suku terbesar di mekkah yang juga suku dari Muhammad) yaitu Al Amin yang artinya "orang yang dapat dipercaya" dan As Shadiq yang artinya "yang benar". Setelah masa kenabian para sahabatnya memanggilnya dengan gelar "Rasulullah", kemudian menambahkan kalimat "Shalallaahu 'Alaihi Wasallam", yang berarti "semoga Allah memberi kebahagiaan dan keselamatan kepadanya"; sering disingkat "S.A.W" atau "SAW" setelah namanya.
Muhammad juga mendapatkan julukan Abul Qasim yang berarti "bapak Qasim", karena Muhammad pernah memiliki anak lelaki yang bernama Qasim, tetapi ia meninggal dunia sebelum mencapai usia dewasa.

Genealogi
Silsilah Muhammad dari kedua orang tuanya kembali ke Kilab bin Murrah bin Ka'b bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr (Quraish) bin Malik bin an-Nadr (Qais) bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah (Amir) bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma`ad bin Adnan. Adnan merupakan keturunan laki-laki ke tujuh dari Ismail bin IBRAHIM, yaitu keturunan Sam bin Nuh. Muhammad lahir di hari Senin, 12 Rabi’ul Awal tahun 571 Masehi (lebih dikenal sebagai Tahun Gajah).

Lebih lengkap silsilahnya dari Muhammad hingga Adam adalah,
pohon-silsilah-nabi1.jpg
Muhammad bin Abdullah bin Abdul Mutthalib bin Hasyim bin Abdul Manaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luay bin Ghalib bin Fihr (Quraisy) bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzayma bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'ad bin Adnan bin Udad bin al-Muqawwam bin Nahur bin Tayrah bin Ya'rub bin Yasyjub bin Nabit bin Ismail bin Ibrahim bin Tarih (Azar) bin Nahur bin Saru’ bin Ra’u bin Falikh bin Aybir bin Syalikh bin Arfakhsyad bin Sam bin Nuh bin Lamikh bin Mutusyalikh bin Akhnukh bin Yarda bin Mahlil bin Qinan bin Yanish bin Syits bin Adam.

Nasab ini disebutkan oleh Muhammad bin Ishak bin Yasar Al Madani di salah satu riwayatnya. Nashab Rasulullah sampai Adnan disepakati oleh para ulama, sedangkan setelah Adnan terjadi perbedaan pendapat. Yang dimaksud Quraisy adalah putra Fihr bin Malik atau an-Nadhr bin Kinanah
Di dalam raudhah ada tujuh tiang yang paling bersejarah.

TIANG HARUM (Mukhallaqah), Tiang Mukhallaqah menempel di mihrab Nabi Di tiang ini Nabi SAW melaksanakan shalat-shalat wajib. Tiang ini diberi nama harum karena selalu diberi pengharum oleh Aisyah, istri Nabi.

TIANG AISYAH, Tiang ini juga sering diberi wewangian, karena itu juga disebut tiang Mukhallaqah. Disebut tiang Aisyah karena dari pintu ini Nabi masuk ke mesjid setelah keluar dari rumah Aisyah, dan di tiang Mukhallaqah dan tiang Aisyah saat kini orang-orang berebutan shalat.

TIANG ABU LUBABAH, Tiang ini disebut pula tiang taubat, di masa hidupnya, Abu Lubabah pernah berkhianat kepada Nabi. Kemudian ia menyadari perbuatannya dan bertobat, dia mengikatkan diri pada tiang itu sampai turun wahyu ampunan dari Allah untuknya. Allah SWT menerima taubat Abu Lubabah dengan turunnya surat al- Anfal ayat 27. Abu Lubabah mengikatkan dirinya di tiang itu selama 9 hari. Abu Lubabah tidak mau melepaskan ikatannya sendiri, akhirnya Nabi SAW sendiri yang melepaskan ikatan talinya sesuai dengan harapan dan permintaan Abu Lubabah.

TIANG SARIR (tempat tidur), Di tempat itu diletakkan alas/tikar tidur yang digunakan Nabi SAW saat i’tikaf di Mesjid. Tiang Mahras (penjaga), Tempat para sahabat menjaga Rasulullah.

TIANG WUFUD (utusan/ tamu), Tempat Nabi SAW menerima tamu-tamu istimewanya. Tiang Murabba’ al-Kubur, Terletak di pojok segi empat barat laut (kamar Aisyah). Tempat berdirinya Malaikat Jibril jika menjumpai Nabi Muhammad menyampaikan wahyu atau isyarat lain, saat kini di dalamnya terdapat makam Rasululloh SAW serta sahabatnya Abu Bakar Sidiq dan Umar bin Khotob. Di atasnya terdapat kubah kecil berwarna hijau.

NAMA ISTRI-ISTRI RASULULLAH

Khodijah binti Khuwailid RA, Dinikahi oleh Rasulullah SAW di Mekkah ketika usia beliau 25 tahun dan Khodijah 40 tahun. Dari pernikahnnya dengan Khodijah Rasulullah SAW memiliki sejumlah anak laki-laki dan perempuan. Akan tetapi semua anak laki-laki beliau meninggal. Sedangkan yang anak-anak perempuan beliau adalah: Zainab, Ruqoyyah, Ummu Kultsum dan Fatimah. Rasulullah SAW tidak menikah dengan wanita lain selama Khodijah masih hidup.

Saudah binti Zam’ah RA, Dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Syawwal tahun kesepuluh dari kenabian beberapa hari setelah wafatnya Khodijah. Ia adalah seorang janda yang berusia lanjut yang ditinggal mati oleh suaminya yang bernama As-Sakron bin Amr.

Aisyah binti Abu Bakar RA, Dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Syawal tahun kesebelas dari kenabian yaitu setahun setelah beliau menikahi Saudah atau dua tahun lima bulan sebelum Hijrah. Ia dinikahi ketika berusia 6 tahun, dan mulai tinggal serumah dengan Rasulullah SAW di bulan Syawwal 6 bulan setelah hijrah pada saat usia beliau 9 tahun. Ia adalah seorang gadis dan Rasulullah SAW tidak pernah menikahi seorang gadis selain Aisyah. Selain itu Aisyah R,A adalah sosok wanita yang cerdas dan memiliki ilmu yang sangat tinggi dimana begitu banyak ajaran Islam terutama masalah rumah tangga dan urusan wanita yang sumbernya berasal dari sosok ibunda muslimin ini.

Hafsah binti Umar bin Al- Khotob RA, Setelah ditinggal mati oleh suaminya Khunais bin Hudzafah As-Sahmi, kemudian dinikahi oleh Rasulullah SAW pada tahun ketiga Hijriyah. Beliau menikahinya untuk menghormati bapaknya Umar bin Al-Khotob.

Zainab binti Khuzaimah RA, Berasal dari Bani Hilal bin Amir bin Sho’sho’ah dan dikenal sebagai Ummul Masakin (ibunya orang miskin) karena ia sangat menyayangi mereka. Sebelumnya ia bersuamikan Abdulloh bin Jahsy akan tetapi suaminya syahid di Uhud, kemudian Rasulullah SAW menikahinya pada tahun keempat Hijriyyah. Ia meninggal dua atau tiga bulan setelah pernikahannya dengan Rasulullah SAW .

Ummu Salamah Hindun binti Abu Umayyah RA, Sebelumnya menikah dengan Abu salamah, akan tetapi suaminya tersebut meninggal di bulan Jumada Akhir tahun 4 Hijriyah dengan meningalkan dua anak laki-laki dan dua anak perempuan. Ia dinikahi oleh Rasulullah SAW pada bulan Syawwal di tahun yang sama, alasan beliau menikahinya adalah untuk menghormati Ummu Salamah dan memelihara anak-anak yatim tersebut.

Zainab binti Jahsyi bin Royab RA, Berasal dari Bani Asad bin Khuzaimah dan merupakan puteri bibi Rasulullah SAW. Sebelumnya ia menikah dengan Zaid bin Haritsah kemudian diceraikan oleh suaminya tersebut. Ia dinikahi oleh Rasulullah SAW di bulan Dzul Qo’dah tahun kelima dari Hijrah. Pernikahan tersebut adalah atas perintah Alloh SWT untuk menghapus kebiasaan kaum Jahiliyah yang menjadikan anak angkat sebagai anak kandung dan juga menghapus segala konskuensi pengangkatan anak tersebut (bekas istri anak angkat boleh dinikahi oleh ayah angkatnya/ kedudukanya bukan Muhrim dalam ajaran Islam)

Juwairiyah binti Al- Harits RA, Adalah pemimpin Bani Mustholiq dari Khuza’ah. Ia merupakan tawanan perang yang sahamnya dimiliki oleh Tsabit bin Qais bin Syimas, kemudian ditebus oleh Rasulullah SAW dan dinikahi oleh beliau pada bulan Sya’ban tahun ke 6 Hijrah. Alasan beliau menikahinya adalah untuk menghormatinya dan membebaskannya dari tawanan perang.

Ummu Habibah Ramlah binti Abu Sufyan RA, Sebelumnya ia dinikahi oleh Ubaidillah bin Jahsy dan hijrah bersamanya ke Habsyah. Suaminya tersebut murtad dan menjadi nashrani dan meninggal di sana. Ummu Habibbah tetap istiqomah terhadap agamanya (islam). Ketika Rasulullah SAW mengirim Amr bin Umayyah Adh-Dhomari untuk menyampaikan surat kepada raja Najasy pada bulan Muharrom tahun 7 Hijrah. Nabi mengkhitbah Ummu Habibah melalui raja tersebut dan dinikahinya serta dipulangkan kembali ke Madinah bersama Surahbil bin Hasanah.

Shofiyyah binti Huyay bin Akhtob RA, Berasal dari Bani Israel, ia merupakan tawan perang Khoibar lalu Rasulullah SAW memilihnya dan dimerdekakan serta dinikahinya setelah menaklukan Khoibar tahun 7 Hijriyyah. Pernikahan tersebut bertujuan untuk menjaga kedudukan Shofiyyah binti Huyay sebagai anak dari pemuka kabilah.

Maimunah binti Al- Harits RA, Saudarinya Ummu Al- Fadhl Lubabah binti Al- Harits. Ia adalah seorang janda yang sudah berusia lanjut, dinikahi di bulan Dzul Qa?dah tahun 7 Hijrah pada saat melaksanakan Umroh Qadho.

Mariah AL-Qibtiyya, Awalnya adalah seorang budak yang dihadiahkan oleh Raja kaum Qibty dari Mesir kepada Rasulullah SAW, Dalam perinikahannya dengan Rasulullah SAW dia sempat melahirkan seorang anak yang diberi nama Ibrahim. Ibrahim akhirnya meninggal pada umur 18 bulan. Tiga tahun setelah menikah dengan Mariah Al Qibtiyya, Rasulullah SAW meninggal dunia. Mariah Al-Qibtiyya akhirnya meninggal 5 tahun kemudian, tahun 16 A.H.

PUTERA:

1. Abdullah bin Muhammad Putra beliau dari Khadijah, meninggal ketika masih kecil. 

2. Qasim bin Muhammad Putra beliau dari Khadijah yang meninggal ketika masih kecil. 

3. Ibrahim bin Muhammad (wafat 10 H) Putra Nabi dari Mariah Qibtiah. Dia hanya hidup selama 18 bulan. Nabi menyaksikan ketika dia menghembuskan nafas yang terakhir sambil meneteskan air mata, beliau berkata “mata boleh meneteskan air, hati boleh bersedih, tapi kita tidak boleh mengucapkan kalimat yang tidak diridhai Allah”. 

PUTERI: 

1. Fatimah binti Muhammad / Fatimah Az- Zahro (wafat 11 H) Putri bungsu Rasulullah SAW dari Khadijah yang paling disayangi oleh Rasulullah SAW. Dia tergolong wanita Quraisy yang genius dan pintar bicara. Dia menikah dengan Ali bin Abu Thalib. Dari perkawinan ini lahirlah Hasan, Husain, Ummi Kultsum dan Zainab. Dia meninggal 6 bulan setelah wafatnya Rasulullah. Dan dari Fatimah Az-Zahro ini lahirlah dzuriyah (keturunan) Rasul sampai sekarang, yang di masyarakat lazim dijuluki Sayid, Habib ataupun Syarief. 

2. Ruqaiah binti Muhammad (wafat 2 H) Putri Rasulullah SAW. dari Khadijah yang dipersunting oleh Utbah bin Abu Lahab sewaktu Jahiliah. Setelah munculnya Islam dan turunnya ayat yang berarti “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan dia akan binasa” (S. Al-Masad/ Al-Lahab ayat 1) dia langsung dicerai oleh suaminya atas perintah Abu Lahab. Dia memeluk Islam bersama ibunya. Kemudian dia dinikahi oleh Usman bin Affan dan ikut bersama suaminya hijrah ke Abessina (habasyah), kemudian mereka kembali dan menetap di Madinah seterusnya meninggal di kota itu pula. 

3. Ummi Kultsum binti Muhammad (wafat 9 H/639 M) Putri Rasulullah dari Khadijah yang dipersunting oleh Utaibah bin Abu Lahab pada masa Jahiliah. Setelah turunnya ayat yang artinya: “Binasalah kedua tangan Abu Lahab dan sesungguhnya dia akan binasa.” (QS. Al-Masad/ Al-Lahab ayat 1) ia dicerai oleh Utaibah atas perintah Abu Lahab. Sepeninggal kakaknya, Ruqaiyah (istri pertama Usman bin Affan), Ummi Kultsum dinikahi oleh Usman bin Affan. Dia ikut berhijrah ke Madinah. 

4. Zainab binti Muhammad (wafat 8 H.) Putri sulung Rasulullah dengan Khodijah, Dia dipersunting oleh Abul Ash bin Rabi’ memeluk agama Islam dan ikut hijrah ke Madinah, sementara suaminya bertahan dalam agamanya di Mekah sampai dia tertawan dalam perang Badar. Di saat itu, Rasulullah meminta kepadanya untuk menceraikan Zainab, lalu diceraikannya. Setelah Abdul Ash bin Rabi’ masuk Islam, Rasulullah SAW. mengawinkan mereka kembali.
Referensi : Wikipedia dan dari berbagai sumber
Di Lihat dari sejarah diatas bahwa nabi menikahi wanita bukan semata-mata karna nafsu atau syahwat belaka tapi lebih dari itu rasullullah menikahi wanita-wanita tersebut karena belas kasih dan kehormatan bukan seperti raja-raja yang mengawini puluhan bahkan ratusan wanita cantik yang dijadikan selir untuk melampiaskan nafsu semata terbukti dari sekian istri-istri nabi hanya satu yang masih gadis (perawan) bahkan ada yang mantan budak dan janda yang sudah tua, sungguh betapa mulianya sifat beliau padahal beliau adalah orang yang paling mulia di dunia ini yang mudah saja jika mencari ratusan perempuan-perempuan cantik untuk dijadikan istri.

Allahu a'lam.


Semoga Bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar