Falsafah PSHT

Manusia dapat dihancurkan, Manusia dapat dimatikan,
tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu
masih Setia kepada dirinya sendiri atau ber-SH pada dirinya sendiri

Rabu, 04 November 2020

Dzikir 'Ataqoh Sughro & Kubro

DZIKIR, 'ATAQOH (SUGHRO & KUBRO ), DOA, TAHLIL, & TAWASUL

DZIKIR.
Dzikir artinya mengingat atau menyebut. Dzikir kepada Allah berarti mengingat atau menyebut nama Allah Swt.
Dzikir kepada Allah secara berjamaah sudah menjadi kebiasaan umat Islam khususnya di Indonesia, kalimat-kalimat dzikir banyak sekali, di antaranya membaca lafadz Allah. Dzikir hukumnya sunnah sebagaimana disebutkan dalam al-Qur'an;

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا اذْكُرُوا اللَّهَ ذِكْرًا كَثِيْرًا (41) وَسَبِّحُوْهُ بُكْرَةً وَأَصِيْلاً (42)

Hai orang-orang yang beriman, berdzikirlah (dengan menyebut nama) Allah Swt., dzikir yang sebanyak-banyaknya. Dan bertasbihlah kepada-Nya di waktu pagi dan petang. (al-Ahzab:41-42)

اِعْلَمْ أَنَّهُ كَمَا يُسْتَحَبُّ الذِّكْرُ يُسْتَحَبُّ الْجُلُوْسُ فِيْ حَلْقِ أَهْلِهِ ، وَقَدْ تَظَاهَرَتْ اَلْأَدِلَّةُ عَلَى ذٰلِكَ ، (الاذكار النووى ص 8)

Ketahuilah sebagaimana disunnahkan dzikir, begitu juga disunnahkan duduk dalam lingkaran orang-orang yang berdzikir, karena banyak dalil-dalil yang menyatakan hal itu. (al-Adzkar al-Nawawi, hal. 08)

Bagi warga Ahlu al-Sunnah wa al-Jama'ah bahwa membaca dzikir dan do'a adalah suatu ibadah yang sangat tinggi pahalanya di hadapan Allah Swt. Oleh sebab itu, ciri khas ummat Islam Indonesia yang menganut faham Ahluu Sunnah Wal Jama'ah sangat rajin berdzikir dan berdo'a pada setiap setelah shalat atau pada waktu-waktu tertentu bahkan di setiap hembusan nafasnya selalu berdzikir kepada Allah dalam hatinya, selalu mengingat Allah dalam setiap aktifitasnya yaitu ketika duduk, berdiri, berjalan, makan, minum, bekerja dan apapun yang dikerjakan oleh anggota dhahirnya, tetapi hatinya tidak pernah luput dari mengingat Allah.

DZIKIR FIDA' ('ATAQOH).
Dzikri Fida' merupakan dzikir penebusan, yaitu menebus kemerdekaan diri sendiri atau orang lain dari siksaan Allah SWT dengan membaca kalimah "Laa Ilaha Illallah" sebanyak 71.000 (tujuh puluh satu ribu).
Dengan demikian, dzikir fida' adalah upaya untuk memohonkan ampunan kepada Allah SWT atas dosa-dosa orang yang sudah meninggal. 
Diterangkan dalam hadits dari Siti Aisyah:

عَنْ عَائِشَةَ رَضِىَ اللهُ عَنْهَا قَالَتْ قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ مَنْ قاَلَ لاَإِلهَ اِلاَّاللهُ اَحَدَ وَسَبْعِيْنَ اَلْفًا اِشْتَرَى بِهِ مِنَ اللهِ عَزَّ وَجَلَّ وَكَذَا فَعَلَهُ لِغَيْرِهِ. (خزينة الاسرا 1884)

Diriwayatkan dari Aisyah ra. Ia berkata; Rasulullah bersabda "barang siapa yang membaca laa ilaaha illah sebanyak tujuh puluh satu ribu maka berarti ia menebus (siksaan) dengan bacaan tersebut dari Allah 'Azza Wajalla dan begitu juga hal ini bisa dilakukan untuk orang lain. (Khazinah al-Asrar, hal.188).

Adapun dzikir fida' ini yang selanjutnya disebut dzikir 'ataqah, oleh para ulama dibagi dua macam yakni 'ataqah sughra yaitu membaca laa ilaaha illah sebanyak 70 ribu kali atau 71 ribu kali dan 'ataqah kubra yaitu membaca surat al-Ikhlas sebanyak 100 ribu kali. Sebagaimana telah dijelaskan dalam kitab Syarh al-Futuhat al-Madaniyah.

وَرُوِىَ اَنَّ الشَّيْخَ اَباَ الرَّبِيْعِ اَلْمَالَقِيّ كاَنَ عَلىَ مَائِدَةِ طَعَامٍ وَكاَنَ قَدْ ذَكَرَ لاَاِلهَ اِلاَّ اللهُ سَبْعِيْنَ اَلْفَ مَرَّةٍ وَكاَنَ مَعَهُمْ عَلىَ الْمَائِدَةِ شَابٌ مِنْ اَهْلِ الْكَشْفِ فَحِيْنَ مَدَّ يَدَهُ اِلىَ الطَّعاَمِ بَكَى وَامْتَنَعَ مِنَ الطَّعَامِ فَقَالَ لَهُ الْحَاضِرُوْنَ لِمَ تَبْكِى؟ فَقاَلَ اَرَى جَهَنَّمَ وَاَرَى اُمِّىْ فِيْهَا. قَالَ الشَّيْخُ اَبُوْ الرَّبِيْعِ: فَقُلْتُ فِىْ نَفْسِىْ اَللَّهُمَّ اِنَّكَ تَعْلَمُ اَنِّىْ قَدْ هَلَّلْتُ سَبْعِيْنَ اَلْفاً وَقَدْ جَعَلْتُهَا عِتْقَ اُمِّ هَذَا الشَّابِّ مِنَ النَّارِ فَقَالَ الشَّابُّ اَلْحَمْدُ لِلّهِ أَرَى أُمِّىْ قَدْ خَرَجَتْ مِنَ النَّارِ وَمَا اَدْرِىْ ماَ سَبَبُ خُرُوْجِهَا وَجَعَلَ هُوَ يَبْتَهِجُ وَاَكَلَ مَعَ الْجَمَاعَةِ. وَهَذَا التَّهْلِيْلُ بِهذَا الْعَدَدِ يُسَمَّى عَتاَقَةَ الصُّغْرَى كَمَا اَنَّ سُوْرَةَ الصَّمَّدِيَّةِ إِذاَ قُرِئَتْ وَبَلَغَتْ مِائَةَ اَلْفِ مَرَّةٍ تُسَمَّى عَاتَقَةَ كُبْرَى وَلَوْ فِيْ سِنِيْنَ عَدِيْدَةٍ فَاِنَّ الْمُوَالاَةَ لاَتُشْتَرَطُ. اهـ (شرح الفتوحات المدنية بهامش نصائح العباد ص 24)

Diriwayatkan bahwa syekh Abu al-Robi' al-Malaqi, berada di jamuan makanan dan beliau telah berdzikir dengan mengucapkan Laa Ilaha Ilallah 70 ribu kali. Di jamuan tersebut terdapat seorang pemuda ahli kasyaf. Ketika pemuda itu akan mengambil makanan tiba-tiba ia mengurungkan mengambil makanan itu, lalu ia ditanya oleh para hadirin mengapa kamu menangis? ia menjawab, saya melihat neraka jahanam dan melihat ibu saya di dalamnya. Kata syekh Abu al-Rafi', saya berkata di dalam hati, "Ya Allah, sungguh engkau mengetahui bahwa saya telah berdzikir Laa Ilaha Ilallah 70 ribu kali dan saya mempergunakannya untuk membebaskan ibu pemuda ini dari neraka". Setelah itu pemuda tersebut berkata, "Alhamdulillah, sekarang saya melihat ibu saya telah keluar dari neraka, namun saya tidak tahu apa sebabnya". Pemuda itu merasa senang dan kemudian makan bersama dengan para hadirin. Dzikir Laa Ilaha Ilallah 70 ribu kali dinamakan 'ataqoh sughro (pembebasan kecil dari neraka), sedangkan surat al-Ikhlas jika dibaca 100 ribu kali dinamakan 'ataqoh kubro (pembebasan besar dari neraka) walaupun waktu membacanya beberapa tahun, karena tidak disyaratkan berturut-turut. (Syarah al-Futukhat al-Madaniyah Bihamisyi Nasha'ih al-Ibad, hal.22)

TAHLIL.
Tahlil berasal dari kata هَلَّلَ - يُهَلِّلُ – تَهْلِيْلاً yang berarti membaca kalimat لااله الا الله . Sedangkan tahlil menurut pengertian yang berkembang di masyarakat adalah membaca kalimat thayyibah (shalawat, tahlil, istighfar, fatihah, surat ikhlas, mu'awwidzatain, dan lain-lain) yang pahalanya ditujukan kepada arwah keluarga yang bersangkutan.

وَالَّذِيْنَ جَاءُوْ مِنْ بَعْدِهِمْ يَقُوْلُوْنَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِيْنَ سَبَقُوْنَا بِاْلإِيْمَانِ وَلاَ تَجْعَلْ فِيْ قُلُوْبِنَا غِلاًّ لِّلَّذِيْنَ آمَنُوْا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوْفٌ رَّحِيْمٌ (10)

Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshor), mereka berdoa: "Ya Tuhan kami, ampunilah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dulu dari Kami, dan janganlah Engkau tanamkan kedengkian dalam hati kami terhadap orang-orang yang beriman; Ya Tuhan kami, Sesungguh Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang". QS. Al-Hasyr ayat 10

عَنِ النَّـِبيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ قَالَ ( كَلِمَتاَنِ خَفِيْفَتاَنِ عَلىَ اللِّسَانِ ثَقِيْلَتاَنِ فِي الْمِيْزَانِ حَبِيْبَتاَنِ إِلىَ الرَّحْمٰنِ سُبْحاَنَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ سُبْحاَنَ اللهِ الْعَظِيْمِ) . رواه البخارى (احاديث مخترة من الصحيحين)

Rasulullah SAW bersabda: dua kalimat yang ringan bagi lisan dan berat (timbangan kebijakannya) di Mizan (timbangan amal akhirat), dan dicintai oleh Dzat yang mempunyai belas kasih adalah kalimat "Subhanallah Wa Bihamdihi Subhanallahil adzim". HR. Bukhari dalam kitab Akhadits Muhtar Min Al-Shahihain

قاَلَ رَسُوْلُ اللهِ صَلََّى اللهُ عَلَيْهِ وَ سَلَّمَ ماَ الْمَيِّتُ فِى قَبْرِهِ إِلاَّ كاَلْغَرِيْقِ الْمَتَغَوِّثِ يَنْتَظِرُ دَعْوَةً تَلْحَقُهُ مِنْ أَبِيْهِ أَوْ أَخِيْهِ أَوْ صَدِيْقِ لَهُ فَإِذَا لَحِقَتْهُ كاَنَ أَحَبُّ إِلَيْهِ مِنَ الدُّنْياَ وَمَا فِيْهَا وَإِنَّ هَدَاياَ اْلأَحْياَءِ لِلْأَمْوَاتِ اَلدُّعاَءُ وَاْلاِسْتِغْفاَرُ

Rasulullah SAW bersabda "tiada seorang pun dari mayit dalam kuburnya kecuali dalam keadaan seperti orang tenggelam yang banyak meminta tolong, dia menanti doa dari ayah dan saudara atau seorang teman yang ditemuinya, apabila ia telah menemukan doa tersebut, maka doa itu menjadi sesuatu yang lebih dicintai dari pada dunia dan seisinya, dan apabila orang yang masih hidup ingin memberikan hadiah kepada orang yang sudah meninggal dunia adalah dengan doa dan istighfar". (Ihya 'Ulum al-Din, Juz IV, hal.476).

Dengan demikian tahlil yang berisi do'a, istighfar, bacaan al-Qur'an, tasbih, bacaan Laa Ilaha Ilallah dan kalimat thoyyibah lainnya merupakan hadiah dari orang yang masih hidup kepada orang yang telah mati.

Kesimpulannya, selamatan dan tahlil atau melakukan do'a bersama memohon keselamatan, baik bagi yang masih hidup maupun yang sudah meninggal adalah memiliki dasar dan tidak bertentangan dengan syariat agama.

DO'A.
Berdo'a atau memohon kepada Allah SWT merupakan inti ibadah bagi umat Islam dengan tidak memandang derajat dan pangkat. Semuanya diperintahkan supaya memperbanyak berdo'a kepada Allah, memohon ampunan, memohon keselamatan dunia akhirat, kesehatan jasmani dan rohani, dll.
Orang yang berdo'a seolah-olah munajat (berbicara), berbisik dengan Allah SWT, dengan memakai bahasa yang sopan, yang merendah. Orang yang tidak mau berdo'a adalah orang-orang yang sombong, yang menganggap dirinya lebih tinggi, lebih pandai, lebih mampu, bahkan lebih kaya dari Allah SWT. Kedudukan do'a adalah sangat tinggi dalam ibadah. Karena itu berdo'a dengan khusyu' dan tawadhu' sangat dianjurkan oleh agama.

وَقَالَ رَبُّكُمُ ادْعُوْنِيْ أَسْتَجِبْ لَكُمْ إِنَّ الَّذِيْنَ يَسْتَكْبِرُوْنَ عَنْ عِبَادَتِيْ سَيَدْخُلُوْنَ جَهَنَّمَ دَاخِرِيْنَ (60)

Dan Tuhanmu berfirman: "Berdoalah kepada-Ku, niscaya akan Kuperkenankan bagimu. Sesungguhnya orang-orang yang menyombongkan diri dari menyembah-Ku[1326] akan masuk neraka Jahannam dalam Keadaan hina dina". (QS. al-Mu’min: 60)
[1326] Yang dimaksud dengan menyembah-Ku di sini ialah berdoa kepada-Ku.

اُدْعُواْ رَبَّكُمْ تَضَرُّعًا وَخُفْيَةً إِنَّهُ لاَ يُحِبُّ الْمُعْتَدِيْنَ (55)

Berdoalah kepada Tuhanmu dengan berendah diri dan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah SWT tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas[549]. (QS. al-A'rof: 55)
[549] Maksudnya: melampaui batas tentang yang diminta dan cara meminta.

عَنْ عُمَرَ قاَلَ كاَنَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِذاَ اَمَدَّ يَدَيْهِ فِى الدُّعَاءِ لَمْ يَرُدَّهُمَا حَتَّى يَمْسَحَ بِهِمَا وَجْهَهُ.

Apabila Nabi mengangkat kedua tangannya dalam berdo'a, Nabi tidak akan mengembalikan kedua tangannya sehingga mengusapkan pada wajahnya. (Bulugh al-Maram, hal.347)

عَنِ النُّعْماَنِ بْنِ بَشِيْرٍ عَنِ النَّبِىِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ اِنَّ الدُّعَاءَ هُوَ الْعِبَادَةُ.

Dari Nu'man bin Basyir dari Nabi Saw. Sesungguhnya do'a merupakan ibadah. (Bulughul Maram, hal.347)
Do'a merupakan salah satu bentuk ibadah kepada Allah SWT. Orang yang enggan berdo'a maka termasuk orang-orang yang sombong. Berdo'a kepada Allah mempunyai kode etik atau tata krama, salah satunya adalah dengan mengangkat kedua tangan lalu mengusapkannya pada wajah ketika selesai seperti yang telah disyari'atkan Nabi.

DO'A BERSAMA UMAT BERAGAMA.
Berkumpul melakukan do'a bersama antar umat beragama, seperti yang telah dipelopori oleh Kyai Sholeh Bahruddin, beliau mengumpulkan tokoh-tokoh dari 6 agama yang berada di Indonesia, baik dari Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, dan Konghucu, mereka semua berkumpul di Ponpes Ngalah dan berdo'a bersama. Bagaimanakah pandangan agama?
Dalam hal ini, terjadi beberapa pendapat di kalangan ulama:
a. Tidak boleh, karena do'anya non muslim tidak diterima serta dilarangnya tawasul dengan mereka. Diambil dari keterangan Kitab Hasyiyah al-Jamal:

لاَيَجُوْزُ اَلتَّأْمِيْنُ عَلىَ الدُّعاَءِ الْكاَفِرِ ِلاَنَّهُ غَيْرُ مَقْبُوْلٍ لِقَوْلِهِ تَعَالَى وَماَ دُعَاءُ اْلكاَفِرِيْنَ اِلاَّ فِىْ ضَلاَلٍ (حاشية الجمل ج2 ص 119)

Dan tidak boleh mengamini do'a orang kafir karena do'anya tidak diterima sesuai dengan firman Allah SWT dan do'a (ibadah) orang-orang kafir itu, hanya sia-sia belaka. (Hasyiyah al-Jamal, Juz II, hal. 119)

Dan sebagaimana yang telah dikatakan oleh Imam al-Rauyani dalam kitab Mughni al-Muhtaj:

لاَ يَجُوْزُ اَنْ يُّؤَمِّنَ عَلَى دُعَائِهِمْ كَمَا قَالَهُ اَلرُّوْياَنِىْ لِأَنَّ دُعاَءَ الْكاَفِرِ غَيْرُ مَقْبُوْلٍ (مغني المحتاج باب صلاة الاستسقاء , ج 1 ص 438)

Tidak boleh mengamini do'a mereka (orang kafir) sebagaimana pendapat yang dianut oleh Imam al-Rauyani, karena do'a mereka tidak akan diterima. (Mughni al-Muhtaj, bab Shalat Istisqo' juz I, hal.438)

وَيُكْرَهُ إِخْرَاجُ اْلكُفَّارِ ِللْإِسْتِسْقاَءِ لِأَنَهُمْ اَعْداَءُ اللهِ فَلاَ يَجُوْزُ اَنْ يَتَوَسَّلَ بِهِمْ إِلَيْهِ فَإِنْ حَضَرُوْا وَتَمَيَّزُوْا لَمْ يُمْنَعُوْا ِلأَنَّهُمْ جَاءُوْا فِيْ طَلَبِ الرِّزْقِ. (المجموع ج 5 ص 69)

Dimakruhkan keluarnya orang-orang kafir untuk ikut shalat istisqo' (meminta hujan) mengingat mereka adalah musuh-musuh Allah, maka tidak diperkenankan untuk bertawassul dengan mereka. Jika mereka ikut hadir dan keberadaan mereka berbeda dengan umat Islam, maka mereka tidak perlu dilarang karena mereka datang untuk mencari rizqi. (al-Majmu', juz V, hal.69)

b. Makruh, jika perkumpulan tersebut berada di dalam musholla/masjid apalagi berbaurnya tersebut dilandasi hanya sekedar berkumpul tanpa ada tujuan yang positif.

( وَلاَ يَخْتَلِطُوْنَ ) أَهْلُ الذِّمَّةِ وَلاَ غَيْرُهُمْ مِنْ سَائِرِ الْكُفَّارِ ( بِناَ ) فِيْ مُصَلاَّناَ وَلاَ عِنْدَ الْخُرُوْجِ أَيْ يُكْرَهُ ذلِكَ بَلْ يَتَمَيَّزُوْنَ عَناَّ فِيْ مَكاَنٍ لِأَنَّهُمْ أَعْدَاءُ اللهِ تَعَالَى إِِذْ قَدْ يَحُلُّ بِهِمْ عَذَابٌ بِكُفْرِهِمْ فَيُصِيْبَناَ (مغنى المحتاج. ج 1 ص 323)

Orang kafir, baik dzimmi maupun orang kafir selain dzimi, itu tidak diperbolehkan menjadi satu majlis peribadatan kita, demikian halnya ketika kita keluar. Percampuran tersebut makruh, dan mereka harus berbeda dengan kita umat islam ketika berada dalam suatu tempat. Hal ini karena mereka musuh-musuh Allah SWT yang suatu saat mereka akan ditimpa suatu adzab dengan kekufuran mereka itu dan adzab tersebut akan mengenai kita pula. (Mughni al-Muhtaj, juz I, hal.323)

قَوْلُهُ : ( تَحْرُمُ مَوَدَّةُ الْكَافِرِ ) أَيْ الْمَحَبَّةُ وَالْمَيْلُ بِالْقَلْبِ وَأَمَّا الْمُخَالَطَةُ الظَّاهِرِيَّةُ فَمَكْرُوهَةٌ. (البجيرمي على الخطيب ج 4 ص 291)

Haram mencintai orang kafir yakni adanya rasa suka dan kecenderungan hati kepadanya. Sedangkan sekedar bergaul secara lahir saja maka hukumnya makruh. (Al-Bujairami 'ala al-Khatib, juz IV, hal.291)

c. Boleh, mengamini atau memimpin do'a bersama non muslim bahkan sunnah jika caranya tidak bertentangan dengan syari'at Islam dan isi do'anya memohon hidayah, pertolongan dan menjalin hubungan baik di dunia serta bermanfaat demi kemaslahatan umat atau untuk mencegah timbulnya sesuatu madharat yang tidak diinginkan.

وَالْوَجْهُ جَوَازُ التَّأْمِيْنِ بَلْ نَدْبُهُ إذَا دَعَا لِنَفْسِهِ بِالْهِدَايَةِ وَلَنَا بِالنَّصْرِ مَثَلًا. (تحفة المحتاج في شرح المنهاج باب صلاة الاستسقاء الزء 3 ص 553) .

Menurut salah satu pendapat: Boleh mengamini do'a orang kafir, bahkan sunnah jika ia berdo'a agar dirinya mendapatkan hidayah dan kita mendapatkan pertolongan. (Tuhfah Al-Muhtaj Fii Syarhi al-Minhaj bab shalat istisqo' juz 3 hal. 553)

Keterangan yang sama terdapat dalam kitab Hasyiyah al-Jamal, juz II, hal.119)

وَثاَنِيْهَا (اَلْمُخَالِطَةُ) اَلْمُبَاشَرَةُ بِالْجَمِيْلِ فِى الدُّنْياَ بِحَسَبِ الظَّاهِرِ وَذلِكَ غَيْرُ مَمْنُوْعٍ (تفسير المنير ج 1 ص 94)

Yang kedua, tidak dilarang untuk bergaul (dengan orang-orang kafir) dengan pergaulan yang baik di dunia. (Tafsir Munir Lin Nawawi, juz I, hal.94)

أَمَّا مُعَاشَرَتُهُمْ لِدَفْعِ ضَرَرٍ يَحْصُلُ مِنْهُمْ أَوْ جَلْبِ نَفْعٍ فَلَا حُرْمَةَ فِيهِ ا هـ ع ش عَلَى م ر .(البجيرمي على الخطيب ج 4 ص 291)

Adapun bergaul dengan mereka untuk mencegah timbulnya madlarat yang mungkin dilakukan oleh mereka, ataupun mengambil sesuatu manfaat dari pergaulan tersebut, maka hukumnya tidak haram. (Al-Bujairami 'ala al-Khatib, juz IV, hal.291)

BERDO'A DENGAN TAWASSUL.
Tawassul artinya perantaraan. Kalau kita tidak sanggup menghadap langsung, kita perlu seorang perantara. Seperti contoh kalau kita ingin menyampaikan aspirasi kita kepada presiden akan tetapi kita tidak bisa langsung bertemu dengan presiden maka kita menyampaikan aspirasi lewat menteri, apabila kita tidak bisa langsung lewat menteri kita menyampaikan aspirasi kita lewat sesneg atau lewat ajudan. Begitu juga kalau kita ingin menyampaikan suatu keinginan kepada Allah, apabila kita tidak bisa langsung ke Allah, maka kita mohon dengan perantaraan kekasih-Nya, para nabi, para syuhada' dan orang-orang shaleh.
Sebagian orang mengatakan bahwa berdo'a dengan tawassul adalah syirik, serupa menyembah atau meminta kepada selain Allah, seperti yang telah dilakukan oleh banyak golongan yang meng-klaim, mengkafirkan umat Islam yang bertawassul ketika berdo'a. Sebenarnya bagaimanakah hukum tawassul ketika berdo'a, apakah ada dalil atau dasarnya?

Tawassul kepada Nabi, para sahabat dan orang-orang shaleh adalah merupakan salah satu cara atau perantara ketika berdo'a agar cepat diijabahi atau dikabulkan oleh Allah Swt.
Hukum tawasul adalah boleh bahkan disunnahkan, karena para sahabat Nabi juga melakukan doa dengan tawassul, sebagaimana keterangan di bawah ini:

يَا أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللَّهَ وَابْتَغُواْ إِلَيْهِ الْوَسِيْلَةَ وَجَاهِدُواْ فِي سَبِيْلِهِ لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ (35)

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah, dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan. (Q.S. al-Maidah: 35)

وَمَا أَرْسَلْنَا مِنْ رَّسُوْلٍ إِلاَّ لِيُطَاعَ بِإِذْنِ اللَّهِ وَلَوْ أَنَّهُمْ إِذْ ظَّلَمُواْ أَنْفُسَهُمْ جَآؤُوْكَ فَاسْتَغْفَرُواْ اللَّهَ وَاسْتَغْفَرَ لَهُمُ الرَّسُوْلُ لَوَجَدُواْ اللَّهَ تَوَّابًا رَّحِيْمًا (64)

Dan Kami tidak mengutus seseorang Rasul melainkan untuk ditaati dengan seizin Allah. Dan sungguh sekiranya mereka setelah mendzalimi (menganiaya) dirinya datang kepadamu (muhammad), lalu memohon ampunan kepada Allah, dan Rasulpun memohonkan ampun untuk mereka, niscaya mereka mendapati Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (Q.S. An-Nisa' : 64)

Para sahabat Nabi juga melakukan tawassul ketika berdo'a, berikut ini dalil-dalil yang menerangkannya:

قاَلَ اِبْنُ تَيْمِيَّةِ فِي الصِّرَاطِ الْمُسْتَقِيْمِ وَلاَفَرْقَ بَيْنَ الْحَيِّ وَالْمَيِّتِ كَماَ زَعَمَ بَعْضُهُمْ فَقَدْ صَحَّ عَنْ بَعْضِ الصَّحاَبَةِ اَنَّهُ اُمِرَ بَعْضُ الْمُحْتاَجِيْنَ أَنْ يَتَوَسَّلُوْا بِهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَعْدَ مَوْتِهِ فِيْ خِلاَفَةِ عُثْمَانَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ فَتَوَسَّلَ بِهِ فَقُضِيَتْ حاَجَتُهُ كَمَا ذَكَرَهُ الطَّبْرَانِىُّ .

Ibnu Taimiyyah berkata dalam kitabnya Shirat al-Mustaqim: Tak ada perbedaan antara orang yang masih hidup dengan orang yang sudah mati, seperti yang diasumsikan sebagian orang. Sebuah hadits sahih menegaskan: Telah diperintahkan kepada orang-orang yang memiliki hajat di masa khalifah Utsman untuk bertawassul kepada Nabi setelah beliau wafat. Kemudian, mereka bertawassul kepada Nabi, dan hajat mereka pun terkabul. Demikian diriwayatkan oleh ath-Thabrany. (Al-Kawakib al-Durriyah juz 2 halaman 6)

عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ أَنَّ عُمَرَ بْنَ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ كَانَ إِذَا قَحَطُوا اسْتَسْقَى بِالْعَبَّاسِ بْنِ عَبْدِ الْمُطَّلِبِ فَقَالَ اللَّهُمَّ إِنَّا كُنَّا نَتَوَسَّلُ إِلَيْكَ بِنَبِيِّنَا فَتَسْقِيْنَا وَإِنَّا نَتَوَسَّلُ إِلَيْكَ بِعَمِّ نَبِيِّنَا فَاسْقِنَا قَالَ فَيُسْقَوْنَ رواه البخارى .

Dari sahabat anas, ia mengatakan: pada zaman Umar bin Khaththab pernah terjadi musim paceklik. Ketika melakukan shalat istisqa' Umar bertawassul kepada paman Rasulullah, Abbas bin Abdul Muththalib: Ya Tuhan, dulu kami, mohon kepada-Mu dengan wasilah Nabi-Mu dan Engkau menurunkan hujan kepada kami, sekarang kami mohon kepada-Mu dengan tawassul paman Nabi-Mu, turunkanlah hujan kepada kami. Allah pun segera menurunkan hujan kepada mereka (HR. al-Bukhari).

Hadits ini diterangkan di berbagai kitab hadits antara lain yaitu:
1. Shahih al-Bukhary, bab sual an-Naas al-Imam Juz I, hal.128.
2. Musnad al-Shakhabah fii al-Kitab al-Tis'ah, bab musnad Umar bin Khaththab.
3. Jumhurah al-Ajzaa' juz 1 hal 78.
4. Kanzu al-Amal Fii Sunani al-Aqwaal.
5. Musnad Abi 'Uwanah, bab Ziyadaats Fii al-Istisqo'.
6. Al-Akhad Wa al-Matsany, bab Dzikru Ahli Badrin Wa Fadhailihim Wa 'Adadihim juz 1 hal.296.


Orang yang melakukan tawassul kepada orang yang shalih atau dengan seorang rasul itu bukan berarti menyembahnya akan tetapi untuk meminta bantuan (sebagai perantara) kepada Allah melalui kekasih-Nya. Dengan demikian tawassul dalam berdo'a membantu cepat terkabulnya do'a dan tidak bertentangan dengan syara'.

Wallahu a'lamu bish shawwab...

Rabu, 30 September 2020

Penempatan ucapan Masya Allah dan Subhanallah

Sebagai umat Islam, kalian pasti mengetahui ucapan Subhanallah dan Masyaallah. Dua ucapan tersebut diucapkan kalau sedang melihat maupun mendengar sesuatu yang baik atau tidak baik.

Nah, sayangnya ucapan Subhanallah dan Masyaallah seringkali terbalik dalam penempatan pengucapannya.

Lantas, sebenarnya Subhanallah dan Masyaallah harus diucapkan saat sedang melihat dan mendengar hal yang seperti apa sih?

Ucapan SUBHANALLAH memiliki arti Maha Suci Allah yang harus diucapkan ketika melihat dan mendengar sesuatu yang mengerikan, tidak baik atau buruk. Jika kalian mengucapkan Subhanallah ketika dihadapkan kepada sesuatu yang tidak baik, itu berarti kamu memohon perlindungan dari Allah SWT.

Sedangkan MASYAALLAAH memiliki arti apa yang dikehendaki Allah atau inilah yang diinginkan oleh Allah.

Masyaallah bisa diucapkan ketika melihat atau mendengar sesuatu yang indah, baik, maupun kagum akan sesuatu. Mereka yang mengucapkan Masyaallah saat dihadapkan kepada sesuatu yang luar biasa, itu artinya mereka menyadari bahwa hal yang luar biasa tersebut terjadi karena kuasa Allah SWT

Sekarang sudah tahukan penempatan pengucapan yang benar untuk ucapan Subhanallah dan Masyaallah. Jadi, jangan keliru lagi, ya.

Rabu, 26 Agustus 2020

KETIKA AMBIL WUDHU NIATKANLAH

KETIKA AMBIL WUDHU NIATKANLAH DALAM HATI :

1. Ketika berkumur, berniatlah kamu dengan "Ya Allah, ampunilah dosa mulut dan lidahku ini"

2. Ketika membasuh muka, berniatlah kamu dengan "Ya Allah, putihkanlah mukaku di akhirat kelak, Janganlah Kau hitamkan muka ku ini"

3. Ketika membasuh tangan kanan, berniatlah kamu dengan "Ya Allah, berikanlah hisab-hisab ku di tangan kanan ku ini"

4. Ketika membasuh tangan kiri, berniatlah kamu dengan "Ya Allah, janganlah Kau berikan hisab-hisab ku di tangan kiri ku ini"

5. Ketika membasuh kepala, berniatlah kamu dengan "Ya Allah, lindunglah daku dari terik matahari di padang Mahsyar dengan Arasy Mu"

6. Ketika membasuh telinga, berniatlah kamu dengan,
"Ya Allah, ampunilah dosa telinga ku ini"

7. Ketika membasuh kaki kanan, berniatlah kamu dengan "Ya Allah, Jangan gelincirkan kakiku ketika aku melintasi titian Siratul Mustaqim nanti"

8. Ketika membasuh kaki kiri, berniatlah kamu dengan "Ya Allah, bawakanlah daku pergi ke masjid-masjid, surau-surau dan bukan tempat-tempat maksiat serta ampunkanlah dosa aku"

Subhanallah, Semoga yang sekarang "MEMBAGIKAN/SHARE" tausiah ini, Semua Dosanya Diampuni Allah, Diangkat Derajatnya, Dimudahkan REZEKINYA, Dikabulkan Segala Hajatnya dan Mendapatkan Jodoh yang SETIA serta anak yang sholeh/sholehah hingga bisa masuk Surga melalui pintu mana saja. Aamiin ya Rabbal'alamiin...

Dibalik Makna Huruf Hijaiyah

MAKNA DI BALIK : 30 HURUF HIJAIYAH

1. ( ALIF ) Artinya = Tidak Ada Tuhan Selain Allah.

2. ( BA' ) Artinya = Yang Awal dan Yang Akhir, Yang Buka dan Yang Tutup.

3. ( TA' ) Artinya = Yang Menerima Taubat Dari Segala Hambanya.

4. ( TSA' ) Artinya = Yang Maha Menetapkan Bagi Semua Mahluk.

5. ( JIM ) Artinya = Yang Maha Agung, dan Terpuji Serta Suci Akan Seluruh Nama-Namanya.

6. ( KHA ) Artinya = Yang Haq, Maha Hidup, Penyayang dan Kekal .

7. ( KHO ) Artinya = Yang Mengetahui Akan Seluruh Perbuatan Hamba-Hambanya.

8. ( DAL ) Artinya = Memberi Balasan Kepada Hambanya Baik Atau Buruk.

9. ( DZAL ) Artinya = Yang Memiliki Seluruh Keagungan dan Kemuliaan.

10. ( RO ) Artinya = Yang Maha Lembut Terhadap Hamba-Hambanya.

11. ( ZAI ) Artinya = Yang Merupakan Hiasan Hamba Terhadap Khaliknya.

12. ( SIN ) Artinya = Yang Maha Mendengar dan Maha Melihat.

13. ( SYEN ) Artinya = Hanya Kepada Allah Hamba Seorang Hamba Bersyukur.

14. ( SYOT ) Artinya = Yang Maha Benar Akan Setiap Janji-Janjinya.

15. ( DZOT ) Artinya = Yang Maha dan Menampakkan Seluruh Tanda-Tanda.

16. ( THO ) Artinya = Yang Maha Adil dan Maha Bijaksana.

17. ( DHO ) Artinya = Tidak Beranak dan Tidak Diperanakkan.

18. ( AIN ) Artinya = Yang Maha Mengetahui Akan Hamba-Hambanya.

19. ( GHIN ) Artinya = Tempat Pengharapan Dari Semua Ciptaan.

20. ( FA ) Artinya = Yang Maha Menumbuhkan Biji-Bijian dan Tumbuh-Tumbuhan.

21. ( KOF ) Artinya = Yang Maha Kuasa Atas Segala Mahluknya.

22. ( KAF ) Artinya = Yang Maha Mencukupi dan Tidak Ada Satu Pun Yang Setara Dengan Dia.

23. ( LAM ) Artinya = Yang Maha Kaya dan Pemurah Terhadap Hamba-Hambanya.

24. MIM ) Artinya = Yang Memiliki Semua Kerajaan.

25. ( NUN ) Artinya = Cahaya Bagi Langit dan Bersumber Pada Cahaya Arasy-Nya.

26. ( WAWU ) Artinya = Tempat Bergantung Semua Mahluk dan Tidak Dipersekutukan.

27. ( HA ) Artinya = Maha Pemberi Petunjuk Kepada Seluruh Mahluknya.

28. ( LAM ALIF ) Artinya = Tidak Ada Tuhan Selain Allah dan Tidak Ada Sekutu Baginya.

29. ( HAMZAH ) Artinya =Yang Maha Pemberi Petunjuk Kepada Seluruh Mahluk-Nya.

30. ( YA ) Artinya = Kekuasaan Allah Yang Terbuka Luas Bagi Seluruh Mahluknya.

Jangan Lupa Amalkan Selalu

Jang Lupa Di SHARE Agar Bermanfaat Buat Orang Lain Yang Membaca dan Semoga Menjadi Ladang Pahala Untukmu

Jangan Lupa Juga Ajarkan Kepada Anak-Anak Kita Agar ia Bisa Mengerti Bahwa Kekuasaan Allah itu Sungguh Nyata dan Tak Bisa Di Pungkiri Lagi Akan Seluruh Nikmat-NikmatNya Yang Diberikan Kepada Hambanya Selama Hamba-Hambanya itu Mau Berdo'a & Memohon Ampun Kepada-Nya

Rasulullah Shallallahu'alaihi Wa Salam Bersabda :
"Barang siapa menyampaikan satu ilmu saja dan ada orang yang mengamalkanya maka walau pun yang menyampaikan sudah tiada ( meninggal dunia ) maka dia akan tetap memperoleh pahala" .
( HR. Al-Bukhari )
.
بسْــــــــمِ ﷲِالرَّحْمَنِ الرَّحِيـــــْــمِ

Ya ALLAH...
✔ Muliakanlah orang yang membaca dan membagikan status ini
✔ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
✔ Lapangkanlah hatinya
✔ Bahagiakanlah keluarganya
✔ Luaskan rezekinya seluas lautan
✔ Mudahkan segala urusannya
✔ Kabulkan cita-citanya
✔ Jauhkan dari segala Musibah
✔ Jauhkan dari segala Penyakit,Fitnah,Prasangka Keji,Berkata Kasar dan Mungkar.
✔ Dan dekatkanlah jodohnya untuk orang yang
membaca dan membagikan status ini.
Aamiin ya Rabbal'alamin

NB: JIKA ANDA MENDUKUNG PERJUANGAN DAKWAH FANSPAGE INI, KAMI MINTA DO'ANYA & BANTU SHARE POSTINGAN INI BIAR SEMAKIN BANYAK YANG BISA MEMETIK MANFAAT... DAN SEMOGA BEKAL AMAL JARIYAH BAGI ANDA... AAMIIN…!!!
-
-
-
SHARE = DAKWAH = PAHALA

Rabu, 19 Agustus 2020

Menulis 113 Bismillah di Awal Muharram

Imam Muhammad Haqqiy an-Naziliy rahimahullah mencatatkan dalam kitabnya Khazinatul Asrar Jalilatul Adzkar halaman 92:

Siapa saja yang menulis:

بسم الله الرحمن الرحيم

Sebanyak 113 kali pada tanggal 1 Muharram di kertas, maka dirinya dan keluarganya akan diberikan perlindungan dari segala musibah dan keburukan selama seumur hidup.

ADAPUN CARANYA :

▪Hendaknya menulis kalimah Bismillahir Rahmanir Rahim (tulisan arab) pada tanggal 1 Muharram
▪Dilakukan dalam keadaan berwudhu, 
▪Menghadap qiblat, 
▪Menutup aurat dan tidak berbicara 
▪Niat lidaf'ul bala (tolak bala), Tahshin (benteng) dan jalbul manafi' (memperoleh manfaat) semata-mata bertabarruk dengan ayat al-Qur'an Bismillahir Rahmanir Rahim dan salah satu bulan yang dimuliakan yaitu bulan Muharram.

Syekh Muhyiddin Zadah dalam kitab Hasyiyah Tafsir al-Baidhawiy juz 1 halaman: 45 mengutip riwayat dari Khalifah Umar Bin Abdul Aziz Rahimahullah yang menyatakan:

طولوا الباء وأظهروا السين ودوروا الميم تعظيما لكتاب الله

Panjangkan huruf Ba (ب) dan perjelas huruf Sin (س) dengan giginya dan bulatkan huruf Mim (م) dengan lubang ketika menulis بسم الله sebagai bentuk penghormatan kepada al-Qur'an.

Boleh dimulakan waktu penulisannya sejak adzan maghrib ketika sudah muncul hilal (bulan muda) hari pertama pergantian tahun tanggal 1 bulan Muharram dan berakhir ketika adzan besok malamnya.

Setelah menulis 113 bismillahir rahmanir rahim dianjurkan untuk membaca do'a sesuai hajat yang diinginkan kemudian tulisan 113 bismillah tadi disimpan di dalam tempat yang layak.

Kenapa sebanyak 113 ada rahasia apa pada bilangan 113?

Jawabannya:
Sebab jumlah surat dalam al-Qur'an ada 114 surah dan surah-surah tersebut semuanya diawali dengan bismillahir rahmanir rahim kecuali satu surat saja yakni surat at-Taubah. Jadi yang diawali dengan bismillah hanya 113 surah.

Do'a setelah menulis 113 Basmalah antara lain:

اللهمّ انّى اسألك بفضل بسم الله الرحمن الرحيم وبحقّ بسم الله الرحمن الرحيم وبهيبة بسم الله الرحمن الرحيم وبمنزلة بسم الله الرحمن الرحيم ارفع قدري ويسّرلى امري واشرح صدري يامن هو كهيــعص حمعسـق المّ المّص المر حـم الله لااله الاهو الحيّ القيّوم بسرّ الهيبة والقدرة وبسرّ الجبروت والعظمة اجعلنى من عبادك المتّقين واهل طاعتك المحـبّين وارزقنى علمانافعا ياربّ العالمين وصلّى الله على سيّدنامحمّد وعلى آله وصحبه وسلّم

Diambil dari kitab Ittihaful Amajid Binafaisil Fawaid karya Abu Mun'yah as-Syakunjiy.

Wallahu A'lam. 
Semoga bermanfaat. Silakan share bilamana ada kemanfaatannya...
🙏🙏🙏

Selasa, 11 Agustus 2020

Khasiat Sholawat Nuuri Dzaati

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pada kesempatan kali ini kami akan berbagi mengenai bacaan Sholawat Nuridzati, sholawat yang memiliki banyak manfaat dan faedahnya bagi siapa saja yang mau mengamalkannya, tentu dengan bimbingan guru Musryid yang telah mumpuni di bidangnya.

Nah untuk lebih jelasnya mari kita simak bersama penjelasan di bawah ini yang telah kami sediakan.

Bacaan Sholawat Nuridzati
Berikut ini di bawah ini adalah bacaan sholawat Nuridzati lengkap dengan bacaan Arab, Latin dan juga disertai dengan artinya.

Bacaan Arab
ْاَللّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ النُّوْرِ الذَّاتِ وَالسِّرِّ السَّارِي فِيْ سَائِرِ الْاَسْمَاءِ وَالصِّفَاتِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلِّم

Bacaan Latin
ALLAHUMMA SHOLLI WASALIM ALA SAYYIDINA MUHAMMADIN NURIDZATI WAS SIRRIS SAARI FI SAAIRIL ASMAAI WASH SHIFATI WA ALA ALIHI WA SHOBIHI WA SALIM

Artinya
Ya Allah berikanlah rahmat keselamatan serta berkah kepada junjungan kami Nabi Muhammad saw yang merupakan cahaya Dzat (Allah) dan merupakan rahasia yang mengalir pada seluruh nama serta sifat, dan berikanlah pula salam sejahtera atas keluarganya serta para sahabatnya.

Keutamaan Sholawat Nuridzati
Shalawat ini telah disusun oleh seorang ulama besar dan juga merupakan seorang pendiri thoriqot Syadziliyah yakni Imam Abu al-Hasan Asy-Syadzili.

Dalam dawuhnya Syekh Imam Syadzili telah mengatakan membaca shalawat nuridzati satu kali setara dengan 100.000 dengan membaca sholawat yang lainnya.

Sholawat satu ini terdapat keutamaan dan juga faidah yang sangat luar biasa besarnya diantaranya sebagai berikut :

Diberikan keberkahan Rezeki
Membacanya sholawat ini dengan sebanyak 3 kali setelah sholat fardlu maka insyaAllah akan mendapat keberkahan rezeki.

Pelindung dari Marabahaya
Membaca sholawat ini ketika hendak bepergian, maka insyaAllah akan diberikan perlindungan dari gangguan seperti kerusuhan, perampokan dan lain sebagainya.

Dengan itu sebelum keluar rumah hendaknya, bacalah sholawat ini minimal 1kali, lalu dilanjutkan dengan membaca kalimat "laa haula wa laa quwwata illa billah" 1 kali, insyaAllah akan diberi perlindungan oleh Allah sampai tiba dirumah kembali.

Menjauhkan Dari Bencana
Faedah lain dari sholawat nuridzati yaitu dapat menjauhkan dari bencana, Membaca sholawat ini setelah sholat magrib dan subuh paling sedikit 3 kali, maka insyaAllah akan dapat penjagaan dari Allah dari berbagai macam bencana.

Pelindung Dari Perbuatan orang Jahat.
Dengan membaca sholawat ini satu kali dengan penuh rasa keyakinan, lalu tiupkan pada sebuah kerikil, kemudian sentilkan ke arah kepada orang yang hendak berbuat jahat, insyaAllah niat jahat orang tersebut akan hilang.

Dapat Membantu Menyembuhkan Penyakit
Niat yang utama tetap memohon pertolongan kepada Allah agar dengan wasilah sholawat ini Allah berkenan menyembuhkan penyakitnya.

Lalu bacalah shalawat nuridzati ini pada sebuah gelas yang berisi air putih, untuk jumlah sholawat yang dibaca bisa sebanyak tiga kali, tujuh kali, dua puluh satu kali dan boleh samapi 41 kali disesuaikan dengan kemantapan hatinya masing-masing.

Kemudian tiupkan ke air putih yang di dalam gelas tadi, lalu di minumkan, insyaAllah dengan izin Allah akan diberikan kesembuhan.

Nah itulah sedikit dari beberapa khasiat keutamaan shalawat nuridzati, wallahu a'lam.

Semoga dapat bermanfaat.

Sholawat Nuuri Dzaati

Sholawat Nuridzati dan keutamaannya lengkap dengan teks tulisan Arab, tulisan Latin dan arti terjemahannya dalam bahasa Indonesia.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Pada kesempatan kali ini kami akan berbagi mengenai bacaan Sholawat Nuridzati, sholawat yang memiliki banyak manfaat dan faedahnya bagi siapa saja yang mau mengamalkannya, tentu dengan bimbingan guru Musryid yang telah mempuni di bidangnya.

Nah untuk lebih jelasnya mari kita simak bersama penjelasn di bawah ini yang telah kami sediakan.

Bacaan Sholawat Nuridzati

Berikut ini di bawah ini adalah bacaan sholawat Nuridzati lengkap dengan bacaan Arab, Latin dan juga disertai dengan artinya.

Bacaan Arab

اللهم صل وسلم على سيدنا محمد النور الذات والسر الساري في سائر الاسماء والصفات وعلى آله وصحبه وسلم

Bacaan Latin

ALLAHUMMA SHOLLI WA SALIM WA BARIK ALA SAYYIDINA MUHAMMADIN NURIDZATI WAS SIRRIS SAARI FI SAIRIL ASMAI WASH SHIFATI WA ALA ALIHI WA SHOBIHI WA SALIM

Artinya

Ya Allah berikanlah rahmat keselamatan serta berkah pada junjungan kami Nabi Muhammad saw yang merupakan cahaya Dzat (Allah) dan merupakan rahasia yang mengalir pada seluruh nama serta sifat, dan berikanlah pula salam sejahtera, barokah atas keluarganya serta para sahabatnya.

Berikut kami berikan Video Sholawatnya agar mudah untuk menghafalnya.

Keutamaan Sholawat Nuridzati

Shalawat ini telah di susun oleh seorang ulama besar dan juga merupakan seorang pendiri thoriqot Syadziliyah yakni Imam Abu al-Hasan Asy-Syadzili.

Dalam dawuhnya Syekh Imam Syadzili telah mengatakan membaca shalawat nuridzati satu kali setara dengan 100.000 dengan membaca sholawat yang lainnya.

Sholawat satu ini terdapat keutamaan dan juga faidah yang sangat luar biasa besarnya diantaranya sebagai berikut :

Diberikan keberkahan Rezeki

Membacanya sholawat ini dengan sebanyak 3 kali setelah sholat fardlu maka insyaAllah akan mendapat keberkahan rezeki.

Pelindung dari Marabahaya

Membaca sholawat ini ketika hendak bepergian, maka insyaAllah akan diberikan perlindungan dari gangguan seperti kerusuhan, perampokan dan lain sebagainya.

Dengan itu sebelum keluar rumah hendaknya, bacalah sholawat ini minimal 1kali, lalu dilanjutkan dengan membaca kalimat “laa haula wa laa quwwata illa billah” 1 kali, insyaAllah akan diberi perlindungan oleh Allah sampai tiba dirumah kembali.

Menjauhkan Dari Bencana

Faedah lain dari sholawat nuridzati yaitu dapat menjauhkan dari bencana, Membaca sholawat ini setelah sholat magrib dan subuh paling sedikit 3 kali, maka insyaAllah akan dapat penjagaan dari Allah dari berbagai macam bencana.

Pelindung Dari Perbuatan orang Jahat

Dengan membaca sholawat ini satu kali dengan penuh rasa keyakinan, lalu tiupkan pada sebuah kerikil, kemudian sentilkan ke arah kepada orang yang hendak berbuat jahat, insyaAllah niat jahat orang tersebut akan hilang.

Dapat Membantu Menyembuhkan Penyakit

Niat yang utama tetap memohon pertolongan kepada Allah agar dengan wasilah sholawat ini Allah berkenan menyembuhkan penyakitnya.

Lalu bacalah shalawat nuridzati ini pada sebuah gelas yang berisi air putih, untuk jumlah sholawat yang dibaca bisa sebanyak tiga kali, tujuh kali, dua puluh satu kali dan boleh samapi 41 kali disesuaikan dengan kemantapan hatinya masing-masing.

Kemudian tiupkan ke air putih yang di dalam gelas tadi, lalu di minumkan, insyaAllah dengan izin Allah akan diberikan kesembuhan.

Nah itulah sedikit dari beberapa khasiat keutamaan shalawat nuridzati, wallahu ‘alam.

Demikianlah yang dapat kami bagikan pada kesempatan kali ini, semoga dapat bermanfaat.

Jumat, 17 Juli 2020

Sholawat Asyghil

Sholawat Asyghil adalah salah satu sholawat yang sering dilantunkan di majelis-majelis taklim untuk menjauhkan umat Islam dari orang-orang yang zalim.


Ketika sholawat Asyghil ini dikumandangkan, hati para pendengarnya pun akan menjadi bergetar dan tenang. Sehingga banyak orang yang ingin melantunkannya agar mendapat ketenangan tersebut.

Berikut bacaan sholawat Asyghil yang dikutip dari buku Kumpulan Doa, Dzikir, dan Sholawat Al Khoirot karya A. Fatih Syuhud.

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَأَشْغِلِ الظَّالِمِينَ بِالظَّالِمِينَ

اللَّهُمَّ صَلِّ عَلىَ سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ، وَأَشْغِلِ الظَّالِمِينَ بِالظَّالِمِينَ

وَأَخْرِجْنَا مِنْ بَيْنِهِمْ سَالِمِينَ وَعلَى الِهِ وَصَحْبِهِ أَجْمَعِين

Allahumma shalli 'ala sayyidina muhammad, wa asyghili dzalimin bi dzalimin. Allahumma shalli 'ala sayyidina muhammad, wa asyghili dzalimin bi dzalimin. Wa akhrij-na min bainihim saalimin, wa 'ala aalihi wa shahbihi ajma'in
Artinya: "Ya Allah, berikanlah sholawat kepada pemimpin kami Nabi Muhammad, dan sibukkanlah orang-orang zalim dengan orang zalim lainnya. Selamatkanlah kami dari kejahatan mereka. Dan limpahkanlah sholawat kepada seluruh keluarga dan para sahabat beliau."

Keutamaan Sholawat Asyghil

Dilansir dalam buku Kita Harus Bershalawat karya Dian Erwanto, Imam Al-Ghazali mengatakan, satu sholawat mengandung banyak kebaikan. Sebab, eksistensi sholawat adalah pokok dari keimanan yang jika diamalkan maka telah memperbarui keimanan kepada Allah SWT, kemudian memperbarui keimanan kepada Rasulullah SAW.

Di samping itu, ada sejumlah manfaat bagi yang mengamalkan sholawat Asyghil. 

Berikut di antaranya:
1. Dilimpahi Keberkahan
Menurut buku The Story Behind the Power of Sholawat karya Ayu Aprilianti, sholawat atas Nabi Muhammad SAW dapat membuat kita selalu dilimpahi berkah dan selamat dari hal-hal negatif.


2. Bernilai Ibadah
Mengamalkan sholawat bernilai ibadah seperti yang difirmankan oleh Allah SWT dalam surah Al-Ahzab ayat 56 yang berbunyi:

اِنَّ اللّٰهَ وَمَلٰٓٮِٕكَتَهٗ يُصَلُّوۡنَ عَلَى النَّبِىِّ ؕ يٰۤـاَيُّهَا الَّذِيۡنَ اٰمَنُوۡا صَلُّوۡا عَلَيۡهِ وَسَلِّمُوۡا تَسۡلِيۡمًا‏

Arab latin: Innallāha wa malā`ikatahụ yuṣallụna 'alan-nabiyy, yā ayyuhallażīna āmanụ ṣallụ 'alaihi wa sallimụ taslīmā

Artinya: Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Wahai orang-orang yang beriman! Bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam dengan penuh penghormatan kepadanya.


3. Dido'akan Malaikat
Rasulullah SAW bersabda dalam sebuah hadits, "Jika orang bersholawat kepadaku, maka malaikat juga akan mendoakan keselamatan baginya, untuk itu bersholawatlah, baik sedikit maupun banyak." (HR Ibnu Majah dan Thabrani)

Melantunkan sholawat Asyghil dapat pula berguna sebagai penggugur dosa dan mengangkat derajat umat islam. Bahkan disebutkan ketika sholawat Asyghil dikumandangkan dalam majelis, maka cahaya rahmat Allah SWT akan turun.

Sholawat ini dimunculkan pertama kali oleh cucu kelima Rasulullah SAW, Ja'far bin Muhammad bin Ali Zainal Abidin bin Husain bin Ali Al-Murtadlo suami dari Fatimah az-Zahra. Beliau adalah induk dari pendiri Mazhab Hanafi dan pendiri Mazhab Maliki.

Sholawat Asyghil dimunculkan dalam kitab Al-Kawakibul Mudhiah di Ash - Shalati Ala Khairil Bariyyah karangan Habib Ahmad bin Umar bin Ahmad bin Aqil bin Muhammad bin Abdullah bin Umar Al - Hinduan al-Baalawi. Selanjutnya dipopulerkan di tanah Nusantara oleh para ulama-ulama moderat.


 

 

 

 

Sholawat Asyghil adalah salah satu sholawat yang sering dilantunkan di majelis - majelis taklim untuk menjauhkan umat Islam dari orang-orang yang zalim.

Ketika sholawat Asyghil ini dikumandangkan, hati para pendengarnya pun akan menjadi bergetar dan tenang. Sehingga banyak orang yang ingin melantunkannya agar mendapat ketenangan tersebut.

Berikut bacaan sholawat Asyghil yang dikutip dari buku Kumpulan Doa, Dzikir, dan Sholawat Al Khoirot karya A. Fatih Syuhud.

Baca artikel detikhikmah, "Bacaan Sholawat Asyghil Lengkap, Ini Keutamaan dan Sejarahnya" selengkapnya https://www.detik.com/hikmah/khazanah/d-6884897/bacaan-sholawat-asyghil-lengkap-ini-keutamaan-dan-sejarahnya.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/

Jumat, 10 Juli 2020

falsafah bukaan

FALSAFAH  PEMBUKAAN
PERSAUDARAAN SETIA HATI TERATE

Didalam  “ PEMBUKAAN “ Persaudaraan Setia Hati Terate, gerak demi kerakan  ada makna serta artinya.
1.      Kita berdiri tegak seperti huruf Alif ( bahasa arab ).
Artinya               : bahwa kita harus taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.
                             Mengakui adanya Allah itu Esa / satu.
                    Sebelum kita mengerjakan sesuatu, harus selalu memohon pada          Tuhan Yang Maha Esa terlebih dahulu untuk keselamatan dan
   keberhasilan  nantinya.
 2.   Kedua telapak tangan bertemu dengan ibu jari di depan jantung hati, jari   merapat      dan mengarah ke atas dan kepala menunduk secukupnya.
 Artinya       : bahwa kita harus menghormat sesama manusia secara normal dan tidak  boleh berlebihan.
 3.   Tangan kanan mengacungkan dua jari telunjuk dan tengah ke depan agak keatas lalu  kaki kanan dibuka lurus ke kanan secukupnya.
        Artinya      : di dunia ini hanya ada dua kemungkinan, kaitan keadaan yang erat    sekali hubungannya ( ada siang ada malam, ada positif ada negative, ada perempuan ada laki – laki ).                       
 4.  Setelah kaki kanan kita buka lurus ke kanan secukupnya, sambil berjongkok tangan
       kanan tadi yang di acungkan, menunjuk pada tanah, kemudian ke atas depan.
       Artinya       : bahwa kita hidup ini dengan kekuatan Ibu pertiwi. ( semua makanan
                            Yang kita makan ini berasal dari tanah ).
Dua jari menunjuk keatas depan bahwa hidup ini dengan kekuatan      Bapa angkoso, yaitu udara yang selalu kita hirup ini.
5.      Kedua telunjuk jari kita bawa ke pelipis kanan.
Artinya                : kita harus percaya pada kekuatan diri pribadi.
 6.   Jari tangan kanan mengepal dan bersatu dan ditangan  kedepan
       Artinya         : bahwa semua masalah bisa kita selesaikan sebaik – baiknya.
7.      Tangan kiri menyiku dengan tujuan menangkis serangan lawan . kemudian tangan diacungkan kedepan , lalu diacungkan ketanah.
       Artinya        : menangkis masalah yang ada, tangan diacungkan keatas lalu ke     bawah, bahwa kita hidup ini  dengan kekuatan bapa angkaso dan ibu pertiwi.
8.      kita tarik kedua telunjuk kiri ke pelipis.
Artinya        : bahwa kita harus percaya pada diri pribadi./ sendiri.
9.      Tangan kiri mengepal dan kita tarik kedepan.
Artinya        : bahwa kita dapat menyelesaikan masalah dengan baik.
10.  Ter akhir kita berdiri tegak kembali

Arti Bukaan

Pengertian Pembukaan

          Di dalam gerakan pembukaan Persaudaraan Setia Hati Terate merupakan awal persiapan sambung atau menghadapi lawan dimana dalam setiap gerakan mengandung makna yang harus di telaah dan di pahami. Sebelum kita melakukan pembukaan terlebih dahulu kita berjabat tangan/bersalaman, disini mengandung arti kita tetap bersaudara meskipun kita akan di adu yaitu dengan prinsip "tega larane ora tega patine".
          Disini menunjukkan kebebasan pendekar Setia Hati Terate, tidak mengenal dendam dan semata-mata niat kita untuk menjalin persaudaraan yang kekal dan abadi, tidak mudah tersinggung atau menang-menangan sendiri tetapi justru harus saling menjaga/ngayomi.
          Pembukaan adalah rangkaian gerakan yang merupakan "salam pembuka" yang merupakan ciri khas perguruan yang mengandung suatu arti. Demikian juga pembukaan yang ada pada Persaudaraan Setia Hati Terate, gerakan demi gerakan mengandung arti sebagai berikut :
  1. Sikap berdiri tegak dengan jari-jari kedua telapak tangan menyatu/merapat dan dua ibi jari menempel di ulu hati dan jemari mengarah ke atas. 
  2. Penghormatan, berdiri tegak dengan kedua telapak tangan yang saling bersentuhan/bertemu, dengan kedua ibu jari disatukan/merapat dan menempel di depan ulu hati dan jemari yang lain mengarah ke atas, di ikuti dengan gerakan kepala menunduk secukupnya (sikap hormat).
  3. Kaki kanan di geser ke samping belakang secukupnya sekitar 15 derajat sambil mengacungkan ke depan agak ke atas dua jari yakni jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan di satukan.
  4. Dua jari yakni jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan menunjuk menyentuh ke tanah / ibu pertiwi dan posisi kaki jongkok dengan menumpu pada kaki kanan dan melindungi kemaluan dengan pandangan tertuju pada lawan. 
  5. Posisi kaki tetap jongkok, dua jari yakni jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan di acungkan ke atas udara / bapak angkasa.
  6. Dua jari yakni jari telunjuk dan jari tengah tangan kanan ditempelkan di pelipis kanan.
  7. Jari tangan kanan mengepal kuat-kuat dan di pukulkan ke depan/ke arah lawan dan tangan kiri siap menangkis dengan pandangan mata tertuju pada lawan.
  8. Tangan kiri melakukan tangkisan/di sikutkan ke depan bersamaan dengan posisi kaki di rubah jongkok memindahkan berat badan dari kaki kanan ke kaki kiri dengan memutar badan setengah lingkaran.
Pengulangan Gerak :
  1. Dua jari yakni jari telunjuk dan jari tengah tangan kiri menunjuk menyentuh ke tanah/ibu pertiwi dan posisi kaki jongkok dengan menumpu pada kaki kiri dan melindungi kemaluan dengan pandangan tertuju pada lawan.
  2. Posisi kaki tetap jongkok, dua jari yakni jari telunjuk dan jari tengah tangan kiri di acungkan ke atas udara/bapak angkasa.
  3. Dua jari yakni jari telunjuk dan jari tengah tangan kiri di tempelkan di pelipis kiri.
  4. Jari-jari tangan kiri mengepal dan di pukulkan ke depan/ke arah lawan dengan pandangan mata tertuju pada lawan.
  5. Berdiri tegak kembali ke sikap semula (kedua telapak tangan bertemu dengan ibu jari di depan ulu hati, jari merapat dan mengarah ke atas dan kepala menunduk secukupnya/sikap hormat).
Catatan :
  • Sebelum memulai gerakan pembukaan di awali dengan jabat tangan terlebih dahulu, karena kita tetap bersaudara walau pun akan mencoba keahlian masing - masing dalam sambung, ibarat "tega larane nanging ora tega patine"
  • Apabila kita tidak sempat melakukan pembukaan, cukup berdiri tegak seperti gerakan 1.
          Kurang lebihnya itulah "Arti Pembukaan Persaudaraan Setia Hati Terate" yang dapat saya bagikan untuk Saudara dimanapun berada. Silahkan dapat Saudara bagikan kepada yang lainnya sekedar untuk berbagi dan menambah wawasan. Sekian ..... dan terimakasih .....

Salam Persaudaraan .....  

Jumat, 03 Juli 2020

Cara Cek Kepesertaan BPJS Kesehatan

Jangan lupa Cek keanggotaan BPJS Kesehatan Anda!

Bingung bagaimana cara Cek Keanggotaan BPJS Kesehatan? Simak artikel berikut ini.

Tentunya Anda sudah tidak asing dengan BPJS Kesehatan, program jaminan kesehatan yang pemerintah sediakan untuk masyarakat secara meluas dan merata. Tidak hanya menjadi hak untuk karyawan di sebuah badan usaha, ibu rumah tangga bahkan bayi sekalipun berhak mendapatkan jaminan ini.

Jika sudah terdaftar dan memiliki nomor kartu kepesertaan, Anda mungkin ingin cek keanggotaan BPJS Kesehatan online untuk mengetahui status serta jenis fasilitas kesehatan yang Anda dapatkan. Bagaimana caranya? 

Peserta BPJS Kesehatan

Siapa saja yang berhak mendapatkan jaminan kesehatan dari BPJS? Pemerintah sendiri telah mewajibkan seluruh penduduk Indonesia untuk menjadi peserta BPJS Kesehatan. Jadi, tua-muda, bekerja maupun tidak, semua harus mendaftarkan dirinya ke dalam program jaminan kesehatan ini.

Pernyataan ini pun meliputi warga negara asing yang telah bekerja di Indonesia selama minimal 6 bulan dan membayar iuran. Mengutip dari situs BPJS Kesehatan, jenis kepesertaan terbagi ke dalam dua garis besar:

1. Penerima Bantuan Iuran-Jaminan Kesehatan (PBI-JK). Ini merupakan program jaminan kesehatan fakir miskin dan orang tidak mampu yang dibayar oleh Pemerintah Pusat melalui APBN dan Pemerintah Daerah melalui APBD.

2. Bukan Penerima Bantuan Iuran (Non PBI), terdiri dari:

  • Pekerja Penerima Upah (PPU) adalah setiap orang yang bekerja pada pemberi kerja dengan menerima gaji atau upah. PPU ini terbagi ke dalam dua jenis, yaitu PPU yang bekerja sebagai pejabat negara dan non-negara (pegawai di BUMN, BUMD, dan perusahaan swasta).
  • Pekerja Bukan Penerima Upah (PBPU) adalah setiap orang yang bekerja atau berusaha atas risiko sendiri, yang terdiri dari notaris/pengacara/LSM, dokter/bidan praktik swasta, pedagang/penyedia jasa, petani/peternak, nelayan, supir, ojek, montir, dan pekerja lain yang mampu membayar iuran.
  • Bukan Pekerja (BP) adalah setiap orang yang bukan termasuk masyarakat yang didaftarkan dan iurannya dibayarkan oleh Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah, PPU serta PBPU. Bukan pekerja pun terbagi menjadi dua golongan, yaitu BP Penyelenggara Negara (seperti penerima pensiun pejabat negara, veteran, dan perintis kemerdekaan) dan BP Non Penyelenggara Negara (meliputi investor, pemberi kerja dan BP lain yang mampu membayar iuran).

Anggota Keluarga yang Ditanggung dalam Program Kesehatan

Selain pribadi atau diri sendiri, peserta BPJS Kesehatan dapat menanggung anggota keluarganya. Lalu, siapa saja dari anggota keluarga yang dapat ditanggung sebagai peserta jaminan ini?

1. Jika seseorang terdaftar sebagai peserta PBI-JK dengan iuran yang dibayarkan oleh pemerintah pusat, anggota keluarga yang ditanggung dalam jaminan kesehatan ini adalah mereka yang namanya didaftarkan oleh Kementerian Kesehatan berdasarkan Keputusan Menteri Sosial RI.

2. Jika seseorang terdaftar sebagai peserta PBI-JK dengan iuran dibayarkan oleh pemerintah daerah, anggota keluarga yang ditanggung dalam jaminan kesehatan ini adalah mereka yang namanya didaftarkan dan ditetapkan oleh pemerintah daerah provinsi atau pemerintah daerah kabupaten/kota.

3. Jika seseorang terdaftar sebagai peserta PPU, anggota keluarga yang terdaftar adalah pasangan sah (suami/istri) dan maksimal tiga orang anak, dengan kriteria sebagai berikut:

  • Tidak atau belum pernah menikah atau tidak memiliki penghasilan sendiri;
  • Belum berusia 21 (dua puluh satu) tahun atau belum berusia 25 (dua puluh lima) tahun yang masih melanjutkan pendidikan formal;
  • Jika anak ke-1 (kesatu) sampai dengan anak ke-3 (ketiga) sudah ditanggung, status anak itu dapat digantikan oleh anak selanjutnya sesuai urutan kelahiran, dengan jumlah maksimal tanggungan adalah 3 orang anak yang sah.
  • Peserta yang memiliki jumlah anggota keluarga lebih dari 5 (lima) orang termasuk peserta, dapat mengikutsertakan anggota keluarga lainnya dengan membayar iuran tambahan.

4. Jika seseorang terdaftar dengan status PBPU dan BP, anggota keluarga yang ditanggung meliputi pasangan yang sah (suami/istri), seluruh anak dan anggota keluarga lain yang terdapat dalam satu Kartu Keluarga.  

Melihat dari poin nomor 3, maka anak baru lahir dapat langsung didaftarkan untuk menjadi peserta BPJS Kesehatan yang ditanggung orangtuanya, dan status keanggotaan aktif.

Cara Cek Keanggotaan BPJS Kesehatan Online

Setelah mendaftarkan diri menjadi peserta program jaminan kesehatan pemerintah ini, Anda perlu membayar iuran BPJS Kesehatan sesuai fasilitas kesehatan yang Anda dapatkan dari kepesertaan itu. Jika tidak membayar atau menunggak iuran BPJS, hal tersebut dapat berdampak pada status kepesertaan Anda. 

Penasaran dengan status kepesertaan Anda? Ada beberapa cara cek keanggotaan BPJS Kesehatan online yang dapat Anda coba:

1. Melalui BPJS Checking

Anda dapat mengunjungi situs resmi BPJS Kesehatan untuk mengetahui status keanggotaan jaminan ini. Langkah-langkahnya adalah sebagai berikut:

  • Kunjungi situs https://daftar.bpjs-kesehatan.go.id/bpjs-checking/
  • Isi kolom yang ada pada laman tersebut. Mulai dari nomor kartu BPJS Kesehatan Anda, tanggal lahir, dan angka validasi yang tertera pada layar.
  • Setelah mengisi semua kolom, klik tombol ‘Cek’.
  • Situs BPJS Kesehatan akan menampilkan seluruh informasi mengenai kepesertaan Anda. Mulai dari identitas Anda, status keanggotaan, jenis keanggotaan, hingga jumlah anggota keluarga yang ditanggung oleh Anda. Lalu jika menggeser layar ke bawah, akan muncul daftar tagihan setiap bulan beserta tanggal pembayarannya.

2. Melalui aplikasi mobile BPJS Kesehatan

Selain melalui situs resminya, Anda dapat cek keanggotaan BPJS Kesehatan online melalui aplikasi mobile yang bernama JKN-KIS BPJS Kesehatan. Untuk memeriksa status kepesertaan melalui aplikasi ini, kamu perlu mengunduhnya terlebih dahulu.

  • Download aplikasi JKN-KIS BPJS Kesehatan di Google Play Store atau iTunes App Store, dan install di smartphone
  • Buka aplikasi, Anda akan menemukan form login yang meminta nomor kartu BPJS atau email Anda dan password. Jika sudah pernah mendaftar di aplikasi ini, silakan isi form tersebut dan klik ‘Login’
  • Jika belum pernah mendaftar aplikasi, langsung klik ‘Register’. Anda akan menemukan form identitas diri yang perlu diisi, seperti nomor kartu BPJS, nomor KTP, tanggal lahir, nama depan ibu kandung, email, nomor handphone, dan password. Mohon isi alamat email dan nomor handphone sesuai dengan data yang sama saat mendaftar BPJS Kesehatan.
  • Klik ‘Register’ jika sudah mengisi seluruh form dengan lengkap. Anda akan menemukan form verifikasi yang perlu diisi dengan kode angka unik. Kode tersebut akan aplikasi kirimkan ke email yang didaftarkan. 
  • Buka email notifikasi dari aplikasi JKN-KIS, salin kode angka itu dan masukkan ke dalam form verifikasi. Selanjutnya, klik ‘Verify’.
  • Setelah terverifikasi, aplikasi akan masuk ke menu utama yang menampilkan beberapa fitur JKN-KIS.
  • Untuk mengetahui keanggotaan BPJS Kesehatan Anda, silakan pilih ‘Peserta’.
  • Pada fitur itu, Anda akan menemukan informasi mengenai keanggotaan BPJS Kesehatan diri sendiri dan anggota keluarga (jika ada). Selain itu, Anda juga dapat mengetahui tagihan iuran BPJS setiap bulannya.

3. Melalui Call Center BPJS

Cara lain yang dapat Anda gunakan untuk cek keanggotaan BPJS Kesehatan Online adalah dengan menghubungi call center BPJS Kesehatan. Hubungi call center ke nomor 1500 400 dan Anda akan terhubung ke pusat Customer Service BPJS yang siap menangani pertanyaan maupun keluhan seluruh peserta selama 24 jam.

Anda dapat menanyakan status keanggotaan BPJS Kesehatan. Namun sebelum menghubungi, pastikan Anda telah menyiapkan sejumlah dokumen resmi, seperti nomor BPJS Kesehatan dan nomor KTP Anda. Karena, petugas akan menanyakan hal itu untuk mencari data kepesertaan dalam sistem mereka.

Selain itu, ada banyak kegunaan lain dari call center 1500 400 ini. Mau tahu apa saja? Klik tautan berikut untuk mengetahui informasi lengkapnya, ya!

4. Melalui SMS Getaway

Anda pun dapat memeriksa status keanggotaan BPJS dengan mengirimkan SMS ke BPJS Kesehatan. Ada beberapa format SMS yang dapat Anda gunakan untuk mencari tahu status kepesertaan, di antaranya:

  • NIK <spasi> Nomor Kependudukan
  • NOKA <spasi> Nomor Kartu BPJS Kesehatan
  • NIP <spasi> Nomor Induk Pegawai

Pilih salah satu dari tiga format itu, dan kirimkan ke nomor: 08777-5500-400. Tunggu balasan dari BPJS.

Selain melalui online, Anda juga dapat memeriksa status kepesertaan BPJS Kesehatan secara offline. Pertama adalah mendatangi langsung kantor cabang BPJS Kesehatan terdekat. Kedua adalah mengunjungi BPJS Mobile Customer Service, ini merupakan kendaraan roda empat yang disediakan BPJS Kesehatan untuk hadir di tengah-tengah masyarakat yang berada jauh dari kantor BPJS terdekat.

Penyebab Keanggotaan BPJS Tidak Aktif

Jika telah memeriksa status keanggotaan dan menemukan kalau BPJS Kesehatan Anda tidak aktif, jangan panik. Ada beberapa alasan yang menyebabkan hal itu terjadi.

1. Iuran Anda tertunggak

Penyebab pertama BPJS Anda tidak aktif adalah adanya iuran atau tagihan yang belum dibayarkan. Jika Anda merupakan pekerja dalam sebuah badan usaha dan iuran BPJS Kesehatan sudah termasuk dalam potongan gaji, Anda dapat menanyakan masalah pembayaran iuran pada staf HR atau payroll.

Namun jika Anda peserta BPJS mandiri yang membayar iuran sendiri, silakan memeriksa transaksi pembayaran terakhir untuk mengetahui jika ada iuran yang tertunggak. Usahakan untuk menghindari terlewatnya pembayaran tagihan iuran BPJS Kesehatan. Sebab, peraturan terbaru telah menghapus denda keterlambatan pembayaran. Tapi sebagai gantinya, kartu JKN-KIS akan langsung non-aktif setelah menunggak setidaknya 1 bulan lamanya.

Hal ini juga berlaku jika ada anggota keluarga dalam tanggungan BPJS Anda menunggak pembayaran. Jika salah satu dari anggota tanggungan menunggak pembayaran, hal itu akan menyebabkan keanggotaan Anda dan anggota keluarga lain menjadi non-aktif. 

2. Telah berusia 21 tahun

Jika Anda merupakan anggota keluarga yang ditanggung dalam BPJS orang tua (ayah atau ibu merupakan peserta BPJS kategori PPU), perlu diingat bahwa status keanggotaan Anda akan berubah menjadi non-aktif ketika sudah berusia 21 tahun. Jadi, Anda perlu memiliki kartu BPJS Kesehatan sendiri.

Kondisi lainnya, Anda masih dapat menjadi tanggungan BPJS orangtua jika sudah berusia 21 tahun dan masih menjalani pendidikan. Namun, status Anda sebagai anggota keluarga yang ditanggung itu hanya akan berlangsung sampai usia 25 tahun. Setelah itu, status keanggotaan akan berubah non-aktif sampai Anda mendaftarkan BPJS Kesehatan sendiri.

3. Anda dianggap mampu membayar iuran sendiri

Kondisi ini berlaku jika Anda merupakan peserta BPJS jenis Penerima Bantuan Iuran (PBI). Status keanggotaan Anda akan berubah non-aktif karena pihak pemerintah menganggap Anda sudah mampu membayar iuran sendiri sehingga tidak perlu menerima bantuan iuran. Nam Anda pun tidak terdaftar dalam data Kementerian Sosial untuk menerima bantuan pemerintah. Oleh karena itu, keanggotaan BPJS Kesehatan jenis peserta PBI berubah menjadi non-aktif.

Rabu, 10 Juni 2020

SANG AJI SAKA SYEH SUBAKIR PENUMBAL TANAH JAWA

SANG AJI SAKA SYEH SUBAKIR PENUMBAL TANAH JAWA.
TERTUANG DALAM RAMALAN JANGKA PRABU JAYABAYA

Kisah diawali dengan adanya persidangan di Istana Kesultanan Turki Utsmania di Istambul yang dipimpin langsung oleh Sultan Muhammad I. 

Persidangan kali ini membahas mimpi Sang Sultan.

Menurut Sultan Muhammad, beliau bermimpi mendapat perintah untuk menyebarkan dakwah islamiah ke Tanah Jawa. 

Adapun mubalighnya haruslah berjumlah sembilan orang.

Jika ada yang pulang atau wafat maka akan digantikan oleh ulama lain asal tetap berjumlah sembilan.

Maka dikumpulkanlah beberapa ulama terkemuka dari seluruh dunia Islam waktu itu. 

Para ulama yang dikumpulkan tersebut mempunyai spesifikasi keahlian masing-masing. 

Ada yang ahli tata negara, ahli perubatan, ahli tumbal, dll. Titah dari Baginda Sultan Muhammad kepada mereka adalah perintah untuk mendatangi Tanah Jawa dengan tugas khusus yaitu penyebaran Agama Islam.

Dibawah ini adalah dialog antara Sabdopalon dengan Syeh Subakir yang terjadi di atas Gunung Tidar. 

Syeh Subakir adalah salah satu ulama yang diutus Sultan Muhammad untuk menyebarkan Islam di Tanah Jawa ini. Adapun keahlian Syeh Subakir adalah dalam bidang membuat dan memasang tumbal.

#DIALOG_SYEH_SUBAKIR VS #SABDO_PALON

Syeh Subakir : Kisanak, siapakah kisanak ini, tolong jelaskan.

Sabdopalon : Aku ini Sabdopalon, pamomong (penggembala) Tanah Jawa sejak jaman dahulu kala. Bahkan sejak jaman kadewatan (para dewa) akulah pamomong para kesatria leluhur. Dulu aku dikenali sebagai Sang Hyang Ismoyo Jati, lalu dikenal sebagai Ki Lurah Semar Bodronoyo dan sekarang jaman Majapahit ini namaku dikenal sebagai Sabdopalon.

Syeh Subakir : Oh, berarti Kisanak ini adalah Danyang (Penguasa) Tanah Jawa ini. Perkenalkan Kisanak, namaku adalah Syeh Subakir berasal dari Tanah Syam Persia.

Sabdopalon : Ada hajad apa gerangan Jengandiko (Anda) rawuh (datang) di Tanah Jawa ini ?

Syeh Subakir : Saya diutus oleh Sultan Muhammad yang bertahta di Negeri Istambul untuk datang ke Tanah Jawa ini. Saya tiadalah datang sendiri. Kami datang dengan beberapa kawan yang sama-sama diutus oleh Baginda Sultan.

Sabdopalon : Ceritakanlah selengkapnya Kisanak. Supaya aku tahu duduk permasalahannya.

Syeh Subakir : Baiklah. Pada suatu malam Baginda Sultan Muhammad bermimpi menerima wisik (ilham). Wisik dari Hyang Akaryo Jagad, Gusti Allah Dzat Yang Maha Suci lagi Maha Luhur. Diperintahkan untuk mengutus beberapa orang 'alim ke Tanah Jawa ini. Yang dimaksud orang 'alim ini adalah sebangsa pendita, brahmana dan resi di Tanah Hindu. Pada bahasa kami disebut 'Ulama.

Sabdopalon : Jadi Jengandiko ini termasuk ngulama itu tadi ?

Syeh Subakir : Ya, saya salah satu dari utusan yang dikirim Baginda Sultan. Adapun tujuan kami dikirim kemari adalah untuk menyebarkan wewarah suci (ajaran suci), amedar agama suci. Yaitu Islam.

Sabdopalon : Bukankah Kisanak tahu bahwa di Tanah Jawa ini sudah ada agama yang berkembang yaitu Hindu dan BudHa yang berasal dari Tanah Hindu ? Buat apa lagi Kisanak menambah dengan agama yang baru lagi ?

Syeh Subakir : Biarkan kawulo dasih (rakyat) yang memilih keyakinannya sendiri. Bukankah Kisanak sendiri sebagai Danyangnya Tanah Jawa lebih paham bahwa sebelum agama Hindu dan Budha masuk ke Jawa ini, disinipun sudah ada kapitayan (kepercayaan)? Kapitayan atau "ajaran" asli Tanah Jawa yang berupa ajaran Budhi ?

Sabdopalon : Ya, rupanya Kisanak sudah menyelidiki kawulo Jowo disini. Memang disini sejak jaman sebelum ada agama Hindu dan Budha, sudah ada "kapitayan" asli. Kapitayan adalah kepercayaan yang hidup dan berkembang pada anak cucu di Nusantara ini.

Syeh Subakir : Jika berkenan, tolong ceritakan bagaimana kapitayan yang ada di Tanah Jawa ini.

Sabdopalon : Secara ringkas Kepercayaan Jawa begini. Manusia Jawa sejak dari jaman para leluhur dahulu kala meyakini ada Sang Maha Kuasa yang bersifat "tan keno kinoyo ngopo", tidak bisa digambarkan bagaimana keadaannya. Dialah pencipta segala-galanya. Bawono Agung dan Bawono Alit. Jagad besar dan jagad kecil. Alam semesta dan "alam manusia". Wong Jowo meyakini bahwa Dia Yang Maha Kuasa ini dekat. Juga dekat dengan manusia. Dia juga diyakini berperilaku sangat welas asih.

Dia juga diyakini meliputi segala sesuatu yang ada. Karena itu masyarakat Jawa sangat menghormati alam sekelilingnya. Karena bagi mereka semuanya mempunyai sukma. Sukma ini adalah sebagai "wakil" dari Dia Yang Maha Kuasa itu.

Jika masyarakat Jawa melakukan pemujaan kepada Sang Pencipta, mereka lambangkan dengan tempat yang suwung. Suwung itu kosong namun sejatinya bukan kosong namun berisi SANG MAHA ADA. Karena itu tempat pemujaan orang Jawa disebut Sanggar Pamujan. Di salah satu bagiannya dibuatlah sentong kosong (tempat atau kamar kosong) untuk arah pemujaan. Karena diyakini bahwa dimana ada tempat suwung disitu ada Yang Maha Berkuasa.

Syeh Subakir : Nah itulah juga yang menjadi ajaran agama yang kami bawa. Untuk memberi ageman (pegangan atau pakaian) yang menegaskan itu semua. Bahwa sejatinya dibalik semua yang maujud ini ada Sang Wujud Tunggal yang menjadi Pencipta, Pengatur dan Pengayom alam semesta. Wujud tunggal ini dalam bahasa Arab disebut Al Ahad. Dia maha dekat kepada manusia, bahkan lebih dekat Dia daripada urat leher manusianya sendiri. Ajaran agama kami menekankan budi pekerti yang agung yaitu menebarkan welas asih kepada alam gumebyar, kepada sesama sesama titah atau makhluk.

Lihatlah Sang Danyang, betapa sudah rusaknya tatanan masyarakat Majapahit sekarang. Bekas-bekas perang saudara masih membara. Rakyat kelaparan. Perampokan dan penindasan ada dimana-mana. Ini harus diperbaharui budi pekertinya.

Sabdopalon : Aku juga sedih sebenarnya memikirkan rakyatku. Tatanan sudah bubrah. Para pejabat negara sudah lupa akan dharmanya. 

Mereka salin sikut untuk merebutkan jabatan dan kemewahan duniawi. Para pandito juga sudah tak mampu berbuat banyak. Orang kecil salang tunjang (bersusah payah) mencari pegangan. Jaman benar-benar jaman edan.

Syeh Subakir : Karena itulah mungkin Sang Maha Jawata Agung menyuruh Sultan Muhammad Turki untuk mengutus kami ke sini. Jadi, wahai Sang Danyang Tanah Jawa, ijinkanlah kami menebarkan wewarah suci ini di wewengkon (wilayah) kekuasaanmu ini.

Sabdopalon : Baiklah jika begitu. Tapi dengan syarat-syarat yang harus kalian patuhi.

Syeh Subakir : Apa syaratnya itu wahai Sang Danyang Tanah Jawa?

Sabdopalon : Pertama, Jangan ada pemaksaan agama, dharma atau kepercayaan. Kedua, Jika hendak membuat bangunan tempat pemujaan atau ngibadah, buatlah yang wangun (bangunan) luarnya nampak cakrak (gaya) Hindu Jawa walau isi dalamannya Islam. Ketiga, jika mendirikan kerajaan Islam maka Ratu yang pertama harus dari anak campuran.
Maksud campuran adalah jika bapaknya Hindu maka ibunya Islam. Jika bapaknya Islam maka ibunya harus Hindu. Keempat, jangan jadikan Wong Jowo berubah menjadi orang Arab atau Parsi. Biarkan mereka tetap menjadi orang Jawa dengan kebudayaan Jawa walau agamanya Islam. 

Karena agama setahu saya adalah dharma, yaitu lelaku hidup atau budi pekerti. Hati-hati jika sampai Orang Jawa hilang Jawanya, hilang kepribadiannya, hilang budi pekertinya yang adiluhung maka aku akan datang lagi. Ingat itu.

Lima ratus tahun lagi jika syarat-syarat ini kau abaikan aku akan muncul membuat goro-goro.

Syeh Subakir : Baiklah. Syarat pertama sampai keempat aku setujui.
Namun khusus syarat keempat, betapapun aku dengan kawan-kawan akan tetap menghormati dan melestarikan budaya Jawa yang adiluhung ini.

Namun jika suatu saat kelak karena perkembangan jaman dan ada perubahan maka tentu itu bukan dalam kuasaku lagi. Biarlah Gusti Kang Akaryo Jagad yang menentukannya.

Memang susah untuk mengetahui keadaan, asal usul atau gambaran kondisi sebuah masyarakat nun jauh ke masa lalu. Semakin jauh masa itu, semakin gelap gambarannya. Namun, upaya-upaya ahli sejarah dan lainnya untuk menguaknya patut dihargai. 

Paling tidak ada sedikit gambaran yang mungkin bisa kita lihat, meski tidak sepenuhnya benar seratus persen.

Beberapa naskah yang beredar mencoba menggambarkan hal itu. Seperti dalam Serat Jangka Syeh Subakir.

"Sampun sangang ewu warsa, inggih wonten pulo ngriki, dedukuh ing hardi Tidar, saweg antuk sewu warsi, langkung taun puniki, Syech Bakir gawok angrungu, dika niku wong napa, napa ta ayekti janmi, umur dika dene ta kaliwat-liwat".

Yang artinya antara lain :

"Sudah 9000 tahun, ya (saya Semar) sudah ada di pulau ini (Jawa), di pedusunan di Gunung Tidar, tapi baru 1000 tahun berjalan, di sini, Syech Subakir heran mendengarnya, engkau ini makhluk apa, apa benar manusia? Kok usianya luar biasa?”

Demikian perkenalan Semar dengan Syech Subakir. Selama ribuan tahun itu Semar bertapa di Gunung Merbabu dan tidak mengetahui keadaan manusia di Jawa. 

Gambaran tentang kondisi Pulau Jawa juga digambarkan dalam Serat tersebut penuh dihuni oleh demit, jin, gendruwo bekasaan dan sejenisnya. Bahkan beberapa utusan dari negeri Rum sebelum Syeh Subakir dimakan demit (Binadog demit).

Dari serat ini, ditegaskan bahwa Raja Rum mendapat petunjuk untuk mengisi pulau Jawa : 
"jeng Sultan Rum kang winarni, angsal sasmitaning Sukma, dinawuhan angiseni, manungsa pilo Jawi".

Syeh subakir mengambil orang-orang Keling (?) untuk dibawa mengisi pulau Jawa, sebanyak 2 laksa (20000) keluarga. Dari serat ini, maka yang mengisi (menjadi penghuni Pulau Jawa) adalah dari bangsa Keling yang dibawa oleh Syeh Subakir. Padahal dalam naskah itu pula, Semar adalah manusia.

"Sang Hyang Semar lon wuwusnya, gih sumangga karsa Aji, sajatine gih kawula, lan kiraka tiyang Jawi, ing kina prapteng mangkin, kawak daplak inggih ulun, wong Jawa kuna mula, saderenga dika prapti, kula manggen Marbabu pucak haldaka".

Namun, selama bertapa ribuan tahun itu pula pulau Jawa sudah berubah isinya, bukan manusia seperti Semar, tetapi sudah dikuasai oleh para demit.

Dalam SERAT JANGKA TANAH JAWI gambarannya tidak beda jauh dengan serat Jangak Syeh Subakir, yaitu :
pertemuan antara Semar dengan Syeh Subakir ketika memberi tumbal (mengusir) para dedemit yang menguasai tanah Jawa.

Dalam serat ini ada dialog yang sebenarnya adalah bantahan anggapan bahwa tanah Jawa belum dihuni oleh manusia, hanya oleh bangsa jin dan demit.

"Syekh Bakir lon angandika, sayekti ing tanah Jawi, pan durung ana manungsa, pan isih rupa wanadri, Hyang Semar matur aris, kawula sajatosipun, ing kina makina, saderenging tuwan prapti, hamba kalih dhedhukuh Rebabu arga"

Artinya :
Syeh Subakir berkata, sebenarnya di tanah Jawa, belum ada manusia, masih berupa hutan. Hyang Semar menjawab dengan lembut, hamba ini sebenarnya, di masa lalu, sebelum kedatangan tuan, hamba berdua (Semar dan Togog) ini penghuni Jawa yang bertempat di gunung Merbabu".

Namun, dalam serat ini Semar sendiri menjelaskan bahwa dia bukan manusia, tetapi keturunan dewa, Sang Yang Tunggal atau Manikmaya. 

Agak sedikit berbeda memang dengan serat Jangka Syeh Subakir. Namun pada intinya bahwa Semar dan Togog di masa lalu adalah penghuni pulau Jawa. 

Apakah hanya mereka berdua? 
Tentu ini bisa disinkronkan dengan sumber-sumber lain misalnya Babad Demak Pesisiran yang menerangkan silsilah orang tua Syang Hyang Tunggal adalah Sang Yang Wenang, putra dari Sang Yang Wening, putra dari Sang Yang Nurasa, putra dari Sang Yang Nurcahyo atau Sayid Anwar, putra dari Nabi Sis.
(dalam versi lain, Sang Yang Wening dan Wenang adalah satu pribadi). Dalam Serat Jangka Tanah Jawi, Semar adalah keturunan dari Nabi Sis (jika digabungkan Babad Demak Pesisiran, karena anak dari Sang Yang Tunggal). 

Namun, dalam Babad Demak Pesisiran, nama Semar tidak muncul sebagai anak Sang Yang Tunggal.

Di sinilah letak gelapnya lagi, Semar di satu sisi mengaku anak Sang Yang Tunggal, namun dalam babad Demak Pesisiran, tidak masuk. 

Demikian pula dalam Babad Tanah Jawa, Semar dan Togog itu menjadi "penderek" Raden Palasara yang merupakan keturunan dari Sayid Anwar. 

Dalam babad Tanah Jawa, Palasara merupakan cikal bakal leluhur Jawa, dimana kemudian, Kurawa, Pandawa adalah bagian dari keturunannya (ini menjadi terbalik, bahwa kisah mahabarata itu mulanya dari Jawa).

Sabtu, 30 Mei 2020

Dzikir "Hashontukum" (Do'a Perlindungan dari Syarrul 'Ain (Kejahatan Mata)

Dzikir "Hashontukum" dan Penjelasannya

حَصَنْتُكُمْ بِالْحَيِّ الْقَيُّوْمِ الَّذِيْ لَا يَمُوْتُ أَبَدًا وَدَفَعْتُ عَنْكُمُ السُّوْءَ بِأَلْفِ أَلْفِ أَلْفِ لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللهِ الْعِلِيِّ الْعَظِيْمِ
Artinya:
“Aku menjaga kalian dengan kekuatan Dzat yang maha hidup lagi perkasa yang tidak akan mati selamanya dan aku menolak keburukan (agar menjauh) dari kalian dengan beribu-ribu laa haula wa laa quwwata illaa billaahil 'aliyyil 'adhiim”

Bagi santri Al Fithrah maupun Jamaah Al Khidmah tentu tidak asing dengan dzikir Hashantukum yang dibaca setelah shalat maghrib, subuh maupun setelah khususi, karena dzikir itu sudah menjadi wadhifah sehari-hari yang dituntunkan oleh Hadhratusy Syaikh Romo KH Ahmad Asrori Al Ishaqi.

Namun mungkin ada atau banyak di antara kita yang belum tahu makna, hakikat maupun tujuan dari dibacanya dzikir itu.

Sejauh penelusuran kami, dzikir Hashantukum ini terdapat dalam kitab al-Adzkar karya Imam An Nawawi (w. 676 H.),  al-Iqna' dan Mughnil Muhtaj karya Ahmad asy-Syirbini al-Khathib (w. 977 H.), Hasyiyah al-Bujayrami karya Sulaiman al-Bujayrami (w. 1221 H.) dan I'anatuth Thalibin karya Sayyid al-Bakri (w. setelah tahun 1302 H.). Semuanya mengutip dari keterangan yang disampaikan oleh al-Qadhi Husain (w. 462 H.) dalam kitabnya at-Ta'liq.

Dalam kitab al-Adzkar, Imam Nawawi mengutip pernyataan al-Qadli Husain, dimana beliau  mengisahkan bahwa pada suatu hari ada seorang Nabi AS yang memandang kaumnya. Kaum Nabi itu bertambah banyak hingga membuatnya takjub. Namun dalam sekejap tujuh puluh ribu dari kaumnya itu meninggal dunia. Lalu Allah SWT memberikan wahyu kepadanya seraya berfirman:

"Sesungguhnya pandanganmu telah menyebabkan mereka meninggal. Seandainya engkau memandang mereka, lalu melindungi mereka tentu mereka tidak akan binasa." Nabi itu berkata: "Dengan apa aku melindungi mereka?" Maka Allah memberikan wahyu kepada Nabi itu seraya berfirman: "Ucapkanlah: Hashantukum bil hayyil qayyuumilladzii laa yamuutu abada wa dafa'tu 'ankumus suu'a bi la haula wa laa quwwata illa billahil 'aliyyil 'adhiim" (aku menjaga kalian dengan kekuatan Dzat yang maha hidup lagi perkasa yang tidak akan mati selamanya dan aku menolak keburukan (agar menjauh) dari kalian dengan laa haula walaa quwwata illaa billaahil 'aliyyil 'adhiim)"

Dalam riwayat yang dikutip oleh Imam Nawawi tidak mencantumkan alfi. Sementara dalam riwayat yang dikutip oleh asy-Syirbini al-Khatib dan Sayyid Bakri mencantumkan alfi, namun hanya sekali. Penyebutan alfi alfi alfi tiga kali dalam dzikir Hashantukum yang dituntunkan Hadhratusy Syaikh menurut kami lebih kepada penekanan agar lebih mantap.

Imam Nawawi sendiri dalam kitabnya al-Adzkar memasukkan wirid ini pada bab "Bab tentang apa yang diucapkan seseorang ketika ia melihat sesuatu pada dirinya atau anaknya atau hartanya atau yang lainnya, lalu ia mengaguminya dan khawatir akan terjadi sesuatu yang dapat membahayakannya karena pandangannya itu". 

Pada bab ini, Imam Nawawi memulainya dengan menampilkan hadis yang menegaskan bahwa al-'Ain (penyakit yang timbul dari pengaruh jahat pandangan mata) adalah nyata. Dalam hadis riwayat Imam Bukhari dan Muslim, Nabi SAW bersabda:

"Penyakit 'ain (yang disebabkan oleh sorotan mata yang dengki) adalah haq (benar).” [HR. Bukhari dan Muslim].

Dalam riwayat lain disebutkan:
"Penyakit 'ain (yang disebabkan oleh sorotan mata yang dengki) adalah haq (benar), syaitan dan kedengkian anak Adam hadir (berperan) pada penyakit itu.” [HR. Ath Thabrani dalam Musnad Asy Syamiyyin].

Dalam sebuah hadis riwayat Al Bukhari, dari Ibnu 'Abbas, beliau berkata:

كَانَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم يُعَوِّذُ الْحَسَنَ وَالْحُسَيْنَ وَيَقُولُ إِنَّ أَبَاكُمَا كَانَ يُعَوِّذُ بِهَا إِسْمَاعِيلَ وَإِسْحَاقَ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللهِ التَّامَّةِ مِنْ كُلِّ شَيْطَانٍ وَهَامَّةٍ وَمِنْ كُلِّ عَيْنٍ لاَمَّةٍ.
Artinya:
"Bahwa Nabi SAW biasa memohonkan perlindungan untuk Hasan dan Husein (dua cucu Beliau) dan berkata; "Sesungguhnya nenek moyang kamu pernah memohonkan perlindungan untuk Isma'il dan Ishaq dengan kalimat ini: "A'uudzu bi kalimaatillaahit taammati min kulli syaitaani wa haammatin wa min kuli 'ainin laammah" (Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari setiap syaitan dan segala makhluk berbisa dan begitupun dari setiap mata jahat yang mendatangkan petaka).”

Dalam riwayat yang lain Nabi SAW berdoa minta perlindungan untuk Hasan dan Husain, beliau membaca:

"U'iidzukumaa bikalimaatillaahit taammah min kulli syaithaanin wa haammatin wa min kulli 'ainin laamatin (Aku memohon perlindungan kepada Allah untuk kalian berdua dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna, dari setiap kejahatan setan dan binatang bisa yang mematikan, dan dari setiap mata yang hasud). Kemudian beliau bersabda: “Dahulu bapak kalian (Ibrahim) juga pernah minta perlindungan dengan keduanya untuk anaknya; Isma'il dan Ishaq.”

Dari keterangan beberapa hadis di atas dapat disimpulkan bahwa pandangan mata seseorang -atas izin Allah SWT tentunya- dapat membahayakan orang lain. Namun pandangan yang dapat membahayakan ini hanyalah pandangan yang disertai dengan rasa dengki atau rasa takjub terhadap objek yang dipandang. Tentang pandangan yang dapat membahayakan ini juga dikisahkan oleh Allah SWT dalam al-Qur'an, dimana Allah SWT berfirman:

وَإِنْ يَكَادُ الَّذِينَ كَفَرُوا لَيُزْلِقُونَكَ بِأَبْصَارِهِمْ لَمَّا سَمِعُوا الذِّكْرَ وَيَقُولُونَ إِنَّهُ لَمَجْنُونٌ.
Artinya:
"Dan sesungguhnya orang-orang kafir itu benar-benar hampir menggelincirkan kamu dengan pandangan mereka, tatkala mereka mendengar al-Quran dan mereka berkata: "Sesungguhnya ia (Muhammad) benar-benar orang yang gila." [QS. Al Qalam: 51].

Menurut kebiasaan yang terjadi di tanah Arab, seseorang dapat membinasakan binatang atau manusia dengan menujukkan pandangannya yang tajam. Hal ini hendak dilakukan pula kepada Nabi Muhammad SAW, akan tetapi Allah SWT memeliharanya, sehingga terhindar dari bahaya itu, sebagaimana dijanjikan Allah dalam surat Al-Maidah ayat 67. Kekuatan pandangan mata itu pada masa sekarang dikenal dengan hypnotisme.

Dalam sebuah riwayat dari Shuhaib, Rasulullah SAW pada hari Hunain menggerakkan kedua bibirnya setelah menunaikan shalat Fajar, suatu pemandangan yang belum pernah terlihat sebelumnya. Maka para sahabat berkata, "Wahai Rasulullah, kami melihat Anda melakukan sesuatu yang belum pernah Anda lakukan sebelumnya. Apa maksud Anda menggerakkan kedua bibir Anda?" Beliau menjawab: "Sesungguhnya para Nabi sebelum (masa) kalian terkagum-kagum akan banyaknya umatnya. Maka Nabi itu pun berkata, "Mereka ini tidaklah diinginkan oleh sesuatu pun." Akhirnya Allah mewahyuhkan padanya, "Hendaknya kamu memilih salah satu dari tiga hal yaitu; mereka dikalahkan oleh musuh dari selain golongan mereka dan membinasakan mereka. Atau (mereka ditimpa) kelaparan, ataukah kematian yang akan menjemput mereka." Maka sang Nabi itu pun bermusyawarah dengan mereka. Mereka berkata, "Adapan musuh, maka tidak ada ketaatan kami terhadap mereka. Sedangkan kelaparan, maka kami tidak akan sabar atasnya. Akan tetapi (biarlah kami dijemput) oleh kematian." Setelah itu, Allah pun mengirimkan kematian atas mereka. Sehingga yang meninggal dari mereka dalam waktu tiga hari mencapai tujuh puluh ribu orang." Rasulullah SAW bersabda: "Maka sekarang aku akan berdoa -saat melihat banyaknya jumlah mereka-, Allahumma bika uhaawil wabika ushaawil wabika uqaatil (Ya Allah, kepada-Mulah kuserahkan segala daya dan upaya, dengan-Mulah kami menyerang, dan dengan (kekuatan-Mulah) kami berperang).'" [HR. Ahmad dll.]

Dari urain di atas kita dapat menangkap bahwa tujuan dzikir Hashantukum adalah untuk melindungi orang-orang yang ada di sekitar kita, baik itu anak, keluarga, murid dan lain sebagainya agar terhindar dari hal-hal yang dapat membahayakan mereka karena disebabkan pandangan orang-orang yang dengki, sihir maupun gangguan jin dengan berkah la haula wala quwwata illa billahil 'aliyyil 'adzim. 
Wallahu a'lam.