Bagian Luar
Bentuk Ka’bah kira-kira segi empat, dibangun dengan batu biru yang keras. Tingginya sampai 15 M. Panjang sisi tempat pancuran air mizab dan sisi depannya adalah 10,1 m. Panjang sisi tempat pintu Ka’bah dan belakangnya adalah 12 m. Pintu Ka’bah setinggi 2 m dari lantai, naik dengan menggunakan tangga seperti tangga mimbar. Saat ini, tangganya terbuat dari kayu berlapis perak yang dihadiahkan oleh salah seorang pengusaha India ke Ka’bah. Tangga tersebut tidak diletakkan di dekat Ka’bah kecuali jika pintu itu akan dibuka untuk kunjungan dalam momen-momen tertentu. Tidak lebih dari 15 kali setahun.
Mengenal Ka'bahBentuk Ka’bah kira-kira segi empat, dibangun dengan batu biru yang keras. Tingginya sampai 15 M. Panjang sisi tempat pancuran air mizab dan sisi depannya adalah 10,1 m. Panjang sisi tempat pintu Ka’bah dan belakangnya adalah 12 m. Pintu Ka’bah setinggi 2 m dari lantai, naik dengan menggunakan tangga seperti tangga mimbar. Saat ini, tangganya terbuat dari kayu berlapis perak yang dihadiahkan oleh salah seorang pengusaha India ke Ka’bah. Tangga tersebut tidak diletakkan di dekat Ka’bah kecuali jika pintu itu akan dibuka untuk kunjungan dalam momen-momen tertentu. Tidak lebih dari 15 kali setahun.
Di sudut sebelah kiri pintu Ka’bah terdapat Hajar Aswad. Tingginya
1,5 m dari atas lantai thawaf. Orang Arab menyebut sudut (rukun) Ka’bah
sesuai arah ke mana rukun itu menghadap.
Yang menghadap ke Utara dinamai
rukun Irak.
Yang menghadap ke Barat dinamai rukun Syam.
Yang menghadap ke Selatan dinamai rukun
Yamani.
Dan yang menghadap ke Timur dinamai rukun Hajar Aswad (karena Hajar Aswad
berada di sudut tersebut).
Hajar Aswad adalah sebuah batu mengkilat berbentuk oval tidak
beraturan. Warnanya hitam kemerah-merahan. Di batu itu terdapat warna
merah dengan garis-garis kuning bekas penempelan potongan-potongan Hajar
Aswad yang pecah. Diameternya kurang lebih 30 cm dan dikelilingi
dengan bingkai perak setebal 10 cm.
Pancuran yang muncul dari atas atap di bagian tengah dinding rukun
utara dan rukun barat adalah mizab rahmah. Mizab ini dibuat oleh
al-Hajjaj bin Yusuf dengan tujuan agar air tidak tergenang di atap
Ka’bah. Pada tahun 959 H, Sultan Sulaiman al-Utsmani mengganti ujungnya
dengan bahan perak. Kemudian pada tahun 1021 H, Sultan Ahmad al-Utsmani
mengganti ujungnya dengan perak berukir yang ditulis dengan tinta biru
berselang-seling emas. Pada tahun 1273 H, Sultan Abdul Majid al-Utsmani
mengirim pancuran air yang seluruhnya terbuat dari emas. Mizab atau
pancuran air itulah yang ada sampai sekarang ini.
Di depan mizab terdapat Al-Hatim. Yaitu bangunan melengkung setengah
lingkaran yang kedua ujungnya berada di rukun utara dan barat dengan
jarak 2,3 m. Tingginya 1 m dan tebalnya 1,5 m. Bagian ini dibeton dengan
batu pualam berukir. Dan di sepanjang bagian atas terdapat tulisan yang
dipahat. Jarak dari tengah dinding bagian dalam ke dinding Ka’bah 8,44
m. Ruang yang ada di antara keduanya disebut Hijir Ismail. Tiga meter
dari ruang ini, pada masa Nabi Ibrahim ‘alaihissalam termasuk bangunan
Ka’bah. Ada yang menyatakan bahwa Hajar dan Ismail dimakamkan di tempat
ini.
Gambar 1: Salah satu rukun atau sisi Ka’bah al-Musyarrafah. Tampak di
bagian atas bagian kain kiswah dalam yang khusus untuk Ka’bah.
Gambar 2: Lemari di dalam Ka’bah. Posisi lemari ini tepat berada di
depan pintu Ka’bah (jika dilihat dari bagian dalam). Di atasnya biasa
diletakkan alat pewangi dari asap kayu gaharu yang khusus untuk
mengharumi ruangan Ka’bah. Biasanya hal ini dilakukan setelah prosesi
pencucian Ka’bah. Di dalam lemari ini juga tersimpan semacam kapur
pewangi yang beraroma mawar untuk membaluri dinding Ka’bah agar tetap
wangi. Hal itu juga dilakukan setelah dinding-dinding Ka’bah dicuci
dengan air zam-zam yang dicampuri dengan air mawar.
Gambar 3: Ini adalah tempat shalat Rasulullah ﷺ ketika beliau
memasuki Ka’bah yang mulia. Raja-raja, Gubernur-Gubernur Mekah
al-Mukaramah, atau tamu kerajaan selalu shalat di tempat ini sebelum
memulai prosesi pencucian Ka’bah yang mulia. Mungkin setelahnya bisa
jadi orang-orang yang turut serta dalam prosesi pencucian Ka’bah atau
masyarakat biasa ikut shalat pula di tempat ini. Kita memohon kepada
Allah termasuk orang-orang yang mendapatkan keutamaan itu.
Gambar 4: Bagian kecil di dinding Ka’bah berupa batu tertentu.
Posisinya menghadap tempat shalat Nabi ﷺ tadi. Pada batu tersebut
tertulis kalimat “laa ilaaha illallaah, Muhammad Rasulullah”.
Gambar 5: Sebuah pintu yang terdapat di dalam Ka’bah. Pintu ini
bukanlah pintu utama Ka’bah. Pintu ini dinamakan pintu taubat. Di dalam
pintu tersebut terdapat tangga menuju kea tap Ka’bah.
Gambar 6: Tiga buah tiang di dalam Ka’bah. Tiang ini terbuat dari
kayu yang terbaik dan disepuh dengan emas murni. Bagian atasnya terlihat
kain kiswah bagian dalam yang berwarna hijau. Tampak juga pada gambar
ini lampu-lampu kecil, tempat pengasapan kayu gaharu, dan wadah-wadah.
Benda-benda tersebut adalah hadiah pemberian dari para khalifah, para
sultan, para amir, dan para raja sepanjang sejarah Islam untuk Ka’bah
yang mulia.
Gambar 7: Terlihat 3 tiang lainnya yang berada di dalam Ka’bah. Tiga
buah tiang yang terbuat dari kayu yang terbaik dan disepuh dengan emas
murni. Tampak pada gambar pintu masuk Ka’bah atau dikenal dengan Pintu
Ka’bah. Pada gambar ini juga terlihat lemari yang berada di depan Pintu
Ka’bah dan di atasnya terdapat alat untuk pengasapan kayu gaharu. Yang
digunakan untuk mengharumkan ruang dalam Ka’bah.
Daftar Pustaka:
– al-Kharbuthli, Ali Husni. 2013. Sejarah Kabah. Jakarta: Turos
Tidak ada komentar:
Posting Komentar