"Mulutmu adalah
harimaumu". Demikian bunyi peribahasa yang melukiskan bagaimana pengaruh
dari perkataan yang keluar dari mulut kita. Dari mulut akan keluar fitnah, adu
domba, serta provokator, yang bisa berlanjut jadi adu jotos.
Rasulullah
SAW berpesan kepada kaum muslimin agar memelihara mulut. Tidak memperbanyak
pembicaraan, kecuali yang jelas mengandung maslahat. Manakala berbicara dan
diam sama dalam mendatangkan kemaslahatan, maka berdiam diri lebih baik. Sebab
berbicara kadang-kadang menyeret kepada hal-hal terlarang atau kepada yang
tidak disenangi. Nabi bersabda : "Seseorang mengucapkan perkataan yang
tidak jelas baginya, dia akan tergelincir akibat ucapannya itu ke dalam neraka
lebih jauh daripada jarak antara Timur dan Barat." (HR. Bukhari-Muslim).
Mulut, sekalipun
anggota badan yang paling kecil namun bahaya yang ditimbulkan lebih besar dan
dahsyat. Kejelekannya jauh lebih cepat menjalarnya manakala tidak dikendalikan
dengan dzikir dan ketaqwaan. Betapa banyak orang yang berkedudukan tinggi
seperti DPR, MPR, Pejabat Pemerintah jatuh terperosok akibat
ucapan/pernyataannya. Sebab pernyataannya menimbulkan fitnah dan permusuhan di
antara manusia.
Apa-apa yang
keluar dari mulut akan mewarnai kehidupan. Apabila yang keluar baik, maka akan
membawa dampak yang baik, namun jika yang keluar tidak baik, maka akan
berdampak buruk bagi kehidupan. Oleh sebab itu, keselamatan kehidupan adalah
bersumber dari mulut/lisan.
Perkataan yang baik adalah ucapan yang berisi ajakan ke jalan Allah dan mengandung nasehat untuk menjadi orang yang bertakwa kepada-Nya, sabar terhadap ujian-Nya dan istiqomah dalam berjuang menegakkan syariat-Nya, serta gemar beramal shaleh.
Sedangkan
perkataan yang keji dan kotor adalah perkataan yang suka mencela dan mengutuk,
sebab perkataan ini akan menabur dendam, kebencian dan permusuhan.
Sayyidina
Ali RA berpesan : "Sungguh aku tak menyukai kalian menjadi kaum pengumpat
dan pencaci maki. Tetapi sekiranya kalian menyatakan tentang
perbuatan-perbuatan mereka menurut apa adanya dan menyebutkan keadaan mereka
sebenarnya, tentunya yang demikian itu lebih tepat untuk dibicarakan dan lebih mengena
sebagai kecaman.
Sebagai
ganti cercaan sebaiknya kalian berkata : "Ya Allah, hentikanlah penumpahan
darah kami dan darah mereka. Perbaikilah hubungan antara kami dan mereka!
Tunjukilah mereka jalan keluar dari kesesatan mereka, sehingga kebenaran muncul
dalam diri orang-orang yang tadinya tidak mengenalnya; kesesatan dan
pelanggaran dihentikan oleh siapa saja yang tadinya amat gemar
menjalaninya."
Lidah itu
laksana seekor binatang buas, bila dilepaskan pasti membunuh. Siapa saja yang
banyak bicaranya, pasti banyak pula kesalahannya. Siapa saja banyak menggunakan
pikirannya, kebenaran akan tampak nyata baginya. Oleh sebab itu hati-hatilah
dalam berbicara.
Semoga Bermanfaat
Tidak ada komentar:
Posting Komentar