Falsafah PSHT

Manusia dapat dihancurkan, Manusia dapat dimatikan,
tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu
masih Setia kepada dirinya sendiri atau ber-SH pada dirinya sendiri

Jumat, 22 April 2016

Pro Kontra stigma "RAJA TEGA"

Apakah sebenarnya PSHT menciptakan Barisan RAJA TEGA?? 

Pertanyaan seperti itu mungkin (menurut saya) merupakan sebuah kewajaran ketika kita berbicara tentang PSHT dan berkaca pada ajaran luhur SH Terate yang sebenarnya.
 
Disosial media sering kita temui selogan RAJA TEGA, bahkan di lingkungan persaudaraan pun tidak sedikit kita menemuinya.
 
Berikut ini saya mencoba menyampaikan pandangan saya tentang hal itu walaupun mungkin masih sangat jauh dari kebenarannya, oleh sebab itu sebelumnya saya mohon maaf kepada saudara22ku semua terutama kepada yang lebih senior keilmuannya, bila pendapat/pandangan saya keliru, karena saya sendiri masih sangat awam dan masih perlu banyak belajar tentang Ke-SetiaHati-an.
 
"Jika ada warga PSHT yang bangga dengan slogan "Raja Tega"nya, atau mengatakan bahwa I** itu musuh dari PSHT, mereka hanyalah desainer-desainer yang menciptakan sesuatu dengan dilandasi hawa nafsu adigang adigung adiguno, bukan dilandasi dengan sari pati keSHan sejati, kata Raja Tega dan pendapat bahwa I** adalah musuh PSHT adalah dampak dari gagalnya keSHan yang masuk dalam perjalanan Setia Hatinya pendekar TERATE.
 
Kondisi Setia Hati itu (menurut saya) adalah sebuah kebeningan watak dan kesunyian terhening dari nafsu angkara murka. Suatu Sinar terang budi pekerti yang mengaliri dan memancarkan kasih cinta murni yang sangat mendamaikan cakrawala kehidupan".
 
Pendekar PSHT adalah pemimpin besar tanpa titel dan jabatan, karena mampu menyangga kehidupan ini dengan budi pekerti, para pemilik ilmu ini berjiwa besar tidak lagi terikat dalam rumus watak kehewanan, yang hanya terfokus pada sifat "siapa yang kuat dia yang berkuasa".
 
Jauh dari Konsep hidup yang mendung seperti itu, Para pendekar PSHT adalah perenung yang luas dan penghikmah keadaan yang cerdas. Tahu mana yang benar dan tahu mana yang salah bukan hanya sekedar pengetahuan. Para pendekar pun sadar bahwa merebutkan rasa benar itu bukan kebenaran, karena hanya akan menimbulkan kehancuran dan permusuhan.
 
Kita, para pendekar diutus ke bumi untuk sebuah cinta dan kasih sayang. Bukan berlomba merebutkan siapa yang menang dan siapa yang kalah.
 
Bumi ini tidak layak dikuasai dengan ideologi kerimbaan, ideologi ini hanya nafsu yang kuat tapi gelap. Bumi ini hanya akan subur, gemah ripah loh jinawi apabila di latarnya penuh cahaya kebijaksanaan dan keadilan. Dan tahukah bahwa persaudaraan itu penyubur bumi tertinggi setelah perbuatan Baik manusia. Dan bukanlah Persaudaran jika kita menganggap warga terate saja saudara kita. Jika itu terjadi, kita sudah salah kaprah mempelajari wejangan agung Setia Hati. Jika saudara kita hanya warga SH Terate saja itu bukanlah persaudaraan tapi Penggolongan dan perpecahan , dalam konsep hidup sosial.
 
Wejangan Agung SH Terate tentang sebuah Persaudaraan adalah ajaran batin yang sangat mengangumkan, persaudaran tidak akan muncul tanpa kasih sayang. Sinar hati kita dibuka untuk memancarkan ke seluruh penduduk bumi sampai di atas bumi ini padat akan gugusan ikatan batin persaudaraan oleh pancaran hati kita. Dan sinaran hati itu adalah cinta bukan permusuhan dan perpecahan serta adigung adigung adiguno.
 
Wallahu A'lamu Bishshowab
 
Semoga Bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar