Falsafah PSHT

Manusia dapat dihancurkan, Manusia dapat dimatikan,
tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu
masih Setia kepada dirinya sendiri atau ber-SH pada dirinya sendiri

Jumat, 30 Agustus 2013

Rahasia Ketajaman Mata Hati (Mukasyafatul Qulub)


Mata hati adalah sebuah panca indera yang tidak dapat dikategorikan dalam panca indera, karena mata hati adalah indera keenam atau ketujuh, atau keseratus dari indra yang ada ditubuh manusia (kita hanya mengenal lima panca indra yang diantaranya, penciuman, perasa, peraba, penglihatan, pendengaran) tapi tahukah anda bahwa sebenarnya kita memiliki lebih dari itu karena Allah SWT telah menciptakan mahklukNya yang begitu sempurna sehingga kalau kita mengumpulkan seluruh mahluk yang ada di bumi dan di langit yang semuanya terbaik dalam bidangnya masing-masing. Dan bila disuruh membuat ciptaan Allah SWT satu saja dari mahlukNya seekor nyamuk saja saya yakin tidak akan mungkin sesempurna ciptaan Allah SWT sang Maha Pencipta.

Apabila engkau ingin melihat Allah dengan matahati keimanan dan keyakinan sepanjang waktu, maka engkau harus senantiasa bersyukur terhadap nikmat-nikmat Allah dan ridha terhadap ketentuan-ketentuan-Nya.

"Dan nikmat apa saja yang datang kepadamu, maka dari Allah-lah(datangnya), dan bila kamu ditimpa kemudharatan, maka hanya kepada-Nya-lah kamu memohon pertolongan." (QS. An-Nahl: 53)

Apabila engkau inginkan suatu pergantian yang jauh dan dirimu atau darimu, maka sembahlah Allah atas dasar kecintaan, bukan atas dasar perniagaan (ingin balasan pahala atau takut neraka), juga atas dasar ma 'rifat melalui pengagungan dan mawas diri. 

Bashirah (matahati) itu seperti mata indera, manakala ada sesuatu yang jatuh pada mata itu, akan terganggu pandangannya walaupun tidak sampai membutakan. Suatu bisikan buruk bisa mengaburkan pandangan hati dan mengotori pikiran. Sementara keinginan pada keburukan itu akan menghapus kebajikan Manakala seseorang melakukan tindakan seperti itu, pemiliknya akan kehilangan andil dalam Islam yang dimilikinya karena hasrat mendatangkan kontranya.

Apabila keburukan itu terus menerus menetap andil Islamnya akan runtuh satu persatu. Apabila kenyataan demikian menimpa para imam agama dan para pemimpin dhalim, mereka akan sangat mencintai dunia dan kedudukan duniawi, disbanding akhirat. pada saat demikian itu, hilanglah seluruh ke-lslamannya.

Karena itulah engkau jangan tertipu oleh indikasi yang bersifat lahiriah. Sebab indikator seperti itu tidak memiliki ruh. Sedangkan Ruhul Islam adalah mencintai Allah dan Rasulnya, serta mencintai akhirat, dan mencintai hamba-hamba-Nya yang saleh. Pusat segala sesuatu dalam sifat-sifat adalah terpusatnya ketika wujudnya belum ada. Lalu lihatlah, apakah engkau melihat mata, di mana? Atau engkau melihat jagad ini ada, bahkan apakah engkau melihat suatu perkara itu cacat? begitu pula setelah semua itu ada.

Kebutaan matahati itu dalam tiga hal:
Pertama, mengarahkan fisik ini pada perbuatan maksiat kepada Allah.
Kedua, bermain-main dalam ketaatan kepada Allah, dan
Ketiga, tamak terhadap makhiuk Allah. Siapa saja yang mengaku memiliki matahati, sementara ada satu unsur dari ketiga unsur tersebut dalam dirinya, maka hatinya dihadapkan pada asumsi-asurnsi hawa nafsu dan waswas syetan. (Sulthanul Auliya 'Syeikh Abul Hasan Asy-Syadzili)


Janganlah membuatmu ragu pada janji Allah, ketika doa yang dijanjikan ijabahnya oleh Allah itu tidak kunjung tiba, walaupun, sangat jelas bahwa engkau yakin tibanya janji itu pada saat yang ditentukan. Hal demikian, agar engkau tidak melukai matahatimu dan meredupkan cahaya rahasia batinmu.

Mata hati adalah kompilasi dari kelima panca indra yang dipadukan oleh kebenaran hakiki yang diberikan sebagai fitrah sang Kholik, kita dapat merasakan suatu kebenaran dalam pandangan mata hati walaupun itu harus berlawanan dengan public opinion dan kita wajib meyakininya walaupun berlawanan dengan kebanyakan orang. 

Kehidupan manusia tentu mempunyai tingkatan yang berbeda-beda. Ada orang-orang yang menjalani hidupnya secara datar dan biasa. Namun ada pula orang-orang yang berjuang keras untuk menjalani kehidupan ini, karena selalu berjuang melawan setiap cobaan yang ada di hadapan mereka. Jika dibandingkan, keduanya tentu mempunyai kwalitas yang jauh berbeda.

Masalah yang menyelimuti kita tidak mungkin akan berakhir, jika kita tidak menghadapi dan menyelesaikan masalah tersebut. Saat kita sudah yakin dan terbiasa menghadapi setiap masalah, sesungguhnya kita sendirilah yang tahu tindakan apa yang harus dilakukan. “Sebuah mata hati itu akan semakin tajam, jika ia sering digunakan. Dan sebenarnya pada saat itulah pertolongan Allah akan datang”.

Jangan Anda kira orang-orang yang senantiasa berusaha mendekatkan diri kepada Allah mempunyai tingkatan yang sama dengan orang lain. Mereka tentu berbeda. “Mereka itu tidak sama; di antara Ahli kitab itu ada golongan yang berlaku lurus, mereka membaca ayat-ayat Allah pada beberapa waktu di malam hari, sedang mereka juga bersujud (sembahyang). (Q.S Al Imran : 113).

Orang- orang yang selalu berdzikir di manapun dia berada dan mau mengorbankan waktu tidur mereka untuk Tahajud akan senantiasa dibukakan mata hatinya untuk melihat dan membaca apa yang tersirat dibalik misteri hidup ini. Karena pada keheningan malam terdapat berbagai macam hikmah, sehingga kita dapat mengenal dan menjalin rahasia kedekatan yang lebih kepada Allah.

“Sultan Muhammad Al Fatih”, seseorang yang tegas bila berhadapan dengan musuh tapi lembut bila berhadapan dengan rakyatnya. Ia bisa menaklukkan Konstatinopel saat berumur 21 tahun. Bukan karena jumlah pasukannya yang banyak, namun karena ia mempunyai rahasia kedekatan dengan Allah. Pada keheningan malam, dia selalu berkeliling untuk memastikan pasukan dan rakyatnya untuk melaksanakan shalat Tahajud serta bermunajat penuh agar senantiasa mendapatkan pertolongan dari Allah.

“Nuruddin Mahmud Zanki”. Sejarah mencatatnya sebagai Penakluk keganasan pasukan salib. Bukan pula karena ketangguhan pasukannya, tetapi karena ia mempunyai rahasia kedekatan dengan Allah. Rentetan kemenangan yang diraihnya adalah karena doa dan sholat-sholat malam yang penuh kekhusyu’an. Seorang ulama tersohor, Ibnu Katsir mengatakan, ”Nuruddin itu kecanduan sholat malam, banyak berpuasa, dan berjihad dengan akidah yang benar”. Istrinya bernama Khotun binti Atabik. Dia adalah istri sholehah di hadapan suaminya, terlebih lagi di hadapan Allah. Malam- malam mereka adalah malam penuh kemesraan dalam bingkai keimanan. Gemerisik dedaunan, desahan angin, dan tetesan air mata seakan menjadi pernak-pernik mereka dalam sujud yang panjang. MasyaAllah…

“Maimun”, seorang budak yang miskin harta, hitam pekat. Lebih pekat dari malam-malam yang dilaluinya. Hanya manusia biasa, namun Malik bin Dinar & Tsabit Al Bunani kagum padanya, lantaran do'anya yang sangat makbul karena ia selalu mengisi malam demi malam dengan tetesan air mata dan taqarrub pada Allah. Imam Ghazali pun menulis banyak rahasia kehidupan dalam bukunya yang berjudul Mukasyafatul Qulub (Rahasia Ketajaman Mata Hati).

Lakukanlah berbagai macam amalan yang bisa membedakan kita dengan orang lain. “Jika ingin memperoleh tingkatan orang-orang yang berbeda, maka lakukanlah amalan-amalan berbeda, yang jarang dilakukan oleh orang lain”. Disaat orang-orang sibuk dengan urusan Dunia pada pagi harinya, maka luangkanlah sejenak waktu anda untuk shalat dhuha, karena itulah kunci untuk membuka pertolongan Allah di siang harinya.

Pada saat orang-orang tidur terlelap pada 1/3 malam yang terakhir, maka bangunlah. Lakukan shalat Tahajud, karena itu akan memperkuat ikatan hati kita kepada Allah dan menjaga kita dari berbagai macam bencana. Saat melangkah di manapun Anda berada, maka hidupkan hati anda dengan senantiasa berdzikir kepada Allah, karena itu dapat membersihkan hati kita. Ibarat sebuah kaca berdebu, jika selalu dibersihkan maka ia akan dapat menerima tabir/ cahaya dari luar.

Seseorang yang dapat mengatasi setiap masalah yang ada, bukan karena ketangguhan yang ia miliki. Namun karena ia telah mendapatkan kunci pertolongan dan rahasia kedekatan dengan Allah. Allah telah membukakan tabir atau misteri dibalik masalah yang ia hadapi, sehingga ia sudah tahu apa yang harus dilakukan. Orang-orang biasa, hanya mempunyai 5 panca indra. Namun bagi orang-orang yang senantiasa mendekakatkan dirinya kepada Allah, maka ia akan dibukakan indra ke 6, yaitu “Ketajaman Mata Hati”.

Wallahu A'lamu Bishshowwab


Semoga Bermanfaat............

Tidak ada komentar:

Posting Komentar