Falsafah PSHT

Manusia dapat dihancurkan, Manusia dapat dimatikan,
tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu
masih Setia kepada dirinya sendiri atau ber-SH pada dirinya sendiri

Selasa, 26 Januari 2016

Sejarah Berdirinya Ikatan Pencak Silat NU PAGAR NUSA





Dilingkungan Pesantren NU, terdapat banyak aliran silat baik aliran silat jawa timur, jawa barat, jawa tengah, Banten, silat betawi, silat minang, silat Mandar, Silat Mataram dan lain-lain, oleh karena itulah untuk menyatukan semua aliran silat tersebut dibentuklah pagar nusa, sebagai wadah perkumpulan pencak silat yang masih dalam naungan NU. Wadah ini tetap membuka keragaman dan memberi keluasaan pada tiap-tiap perguruan untuk mengembangkan diri, artinya walaupun ada perbedaan namun tetap satu saudara.



Peran Besar Gus Maksum
Sebenarnya di kalangan NU banyak sekali Pendekar Silat, Kyai atau Ajeungan yang memiliki ilmu kanuragan, namun nama Gus Maksum tidak bisa dipisahkan dari sejarah Pencak Silat Pagar Nusa. Kecintaan silat dan rasa keprihatinan Gus Maksum bahwa banyak sekali aliran silat yang ada di lingkungan NU tapi belum punya wadah yang mengikat sehingga menjadi keluarga yang bersama sama mengembangkan serta mempertahankan tradisi silat yang turun temurun dari Wali songo mengalir ke tokoh tokoh pesantren

Hal inilah yang menginpirasi beliau mendirikan sebuah perguruan silat,ide pendirian silat ini rencananya diberi nama GASMI (Gabungan Aksi Silat Muslimin Indonesia) pada tahun 1965 walaupun belum resmi berdiri, beliau sudah mulai melakukan pelatihan silat. Pada waktu itu pelatihan diadakan di komplek pesantren Lirboyo Kediri, selain bertujuan mengembangkan budaya silat di pesantren juga salah satu counter atas LEKRA (lembaga kesenian rakyat) lembaga di bawah naungan partai komunis indonesia PKI. Sebab LEKRA adalah otak di balik aksi provokatif, sabotase, teror dan lain lain. Menghadapi aksi LEKRA ini, beliau mengatakan “Ada aksi ada Reaksi” artinya LEKRA beraksi GASMI bereaksi, Amar ma’ruf nahi mungkar selalu ditegakan.
Karena kesibukan beliau mengabdi pada umat, ngurusin santri dan perjuangan melawan aksi-aksi PKI baru setelah situasi mulai kondusif pada tanggal 14 januari 1970 GASMI secara resmi didirikan di kediaman beliau, dihadiri para pendekar se eks-karisidenan Kediri dan Ponorogo.
GASMI inilah yang menginspirasi Gus Maksum untuk menyatukan silat yang ada di NU. Dimulai dengan merangkul perguruan silat tradisional lokal seperti Jiwa Suci milik pesantren Al ma'ruf bandar lor kediri, PORTUGAL silat tradisional Blitar, Asta Dahana perguruan silat Kediri dan beberapa perguruan silat lokal lainnya.

Pertemuan awal para pendekar PAGAR NUSA

Akhirnya dengan usaha dan pendekatan yang intensif kepada para pendekar dan Kyai pimpinan pondok pesantren, tokoh silat dan tokoh masyarakat membuahkan hasil berupa kesepakatan untuk mengadakan pertemuan pertama pada tahun 1986 di Tebu Ireng Jombang Jawa Timur. Di hadiri ulama sepuh dan kaum pendekar. Di antara kyai sepuh itu adalah KH. Syansuri Badawi.
Pertemuan bersejarah ini dihadiri beberapa pendekar antara lain, Gus Maksum sendiri, KH. Abdurahman Ustman Jombang, KH.muhajir Kediri, H. Atoillah Surabaya, Drs. Lamro Ponorogo, Timbul Jaya SH pendekar Lumajang dan beberapa pendekar lainnya, tokoh-tokoh inilah yang berada di balik berdirinya pagar nusa.
Pertemuan pertama ini menghasilkan kesepakatan yang sangat penting yaitu :
  1. Adanya Fatwa Ulama KH.Syansuri Badawi bahwa,”Mempelajari Silat Hukumnya boleh dipelajari dengan tujuan perjuangan. 
  2. Di sepakati dibentuknya suatu ikatan bersama untuk mempersatukan berbagai aliran silat dibawah naungan NU.

Pertemuan Bersejarah ke 2 Pagar Nusa

Selanjutnya pada Tahun 1989 diadakan MUNAS Pagar Nusa yang ke1 yang diselenggarakan di Pondok Pesantren Zainul Hasan, Genggong, Kraksaan, Probolinggo. Di hadiri pendekar silat NU seluruh Nusantara, Munas itu mengangkat Langsung KH. M. Abdullah Maksum Jauhari sebagai Ketua Umum pertama Pagar Nusa, dan Prof. Dr. H. Suharbillah sebagai Ketua Harian dan H. Kuncoro ( H.Masyhur ) sebagai Sekretaris Jenderal

Sikap Jati diri Pagar Nusa

Jati diri Pagar Nusa sama dengan jati diri NU itu sendiri (baca posting Jati diri NU ) yaitu Persaudaraan antar Pagar Nusa Artinya Persaudaraan tanpa membedakan aliran dan perguruan silat,di Pagar Nusa makanya di kenal dengan istilah “Bhineka Tunggal Ika” biarpun berbeda tapi tetap satu juga” berbeda aliran tapi tetap dalam satu ikatan pagar nusa.
Pandangan Pagar Nusa pada aliran perguruan lain senatiasa menganggap saudara, sahabat, bahkan keluarga karena langsung atau tidak langsung semua aliran silat terutama di Nusantara masih punya pertalian ikatan yang sama, apalagi jika kita menapak tilas sejarah kerajaan di Nusantara kemudian ke Abad 14 adanya penyebar islam Wali songo yang banyak mengajarkan tuntunan hidup dengan jalan damai diantaranya melalui seni silat, jelas banyak pendekar di Nusantara adalah murid Wali Songo.
Kini saatnya Ikatan Pencak Silat Pagar Nusa Menjadi wadah Ikatan Para Pendekar, Jawara, Pesilat dari berbagai aliran di bawah naungan NU. Aamiin.



VISI DAN MISI

Pagar Nusa ber-Aqidah ala Ahlussunnah wal Jama’ah dengan asas organisasi Pancasila. Pagar Nusa mengusahakan :
Berlakunya Ajaran Islam berhaluan Ahlussunnah wal Jama’ah di tengah-tengah kehidupan negar kesatuan Repubil Indonesia yang ber-Pancasila.
Pelestarian, pembinaan, dan pengembangan pencak silat baik seni, beladiri, mental spiritual, maupun olahraga / kesehatan khususnya di lingkungan NU maupun di lingkungan warga bangsa lain pada umumnya.


ANGGOTA
Keanggotaan diatur dalam Peraturan Dasar dengan kriteria mudah yaitu warga Nahdlatul Ulama’ :
Mulai kanak-kanak sampai sesepuh (batasan usia)
Dari yang belum mengenal pencak silat sampai yang mahir (batasan kemampuan)
Sistem penjenjangan anggota dll, disesuaikan dengan kemampuan, usia, dan kebutuhan

MATERI PENCAK SILAT
Materi Pencak Silat Pagar Nusa Bakudi susun oleh tim yang terdiri dari dewan dan sumber lain dari berbagai aliran asli dari seluruh Indonesia seperti Cimande, Cikaret, Cikampek, Cikalong, Minang, Mandar, Mataram, dll. secara sistematis dengan metode modern.
Penyusunan jurus baku, baik fisik maupun non fisik dilakukan secara bertahap, memakan waktu bertahun-tahun dan sampai kini masih dilakukan penggalian-penggalian untuk paket selanjutnya.
Materi baku telah dilengkapi Buku Panduan bergambar, Kaset, dan VCD, dapat dibeli di bagian perlengkapan pusat.


FISIK BAKU
Gerak Dasar
Paket Kanak – kanak ( setingkat TK )
Paket I A & B ( setingkat SD )
Paket II A & B ( setingkat SMP )
Paket III A & B ( setingkat SMU )
Paket Beladiri ( setingkat perguruan tinggi )
Pencapaian jurus fisik baku menjadi tolak ukur tingkatan sebagai jenjang latihan. Warna Dasar Badge pada sabuk tingkatan menyesuaikan dengan penjenjangan tersebut.
Pendalaman = Seni Festival, Lomba, dll.
= Beladiri Terapan, Keamanan, dll.
= Olahraga Pertandingan, Senam Massal, dll.
= Kesehatan Pijat, Pernafasan, Obat, dll.
= Dan Lain – Lain.


NON FISIK BAKU
Ijazah
Jurus Asma’ul Husna
Jurus Taqorrub
Pendalaman = Pengisian Badan Langsung / Instan
Pengisian Bertahap Sesuai Jurus
Pengisian Barang
Pengobatan Non Fisik
Atraksi
Do’a
dll.


MANFAAT
Bergabung dengan Pagar Nusa bermanfaat, baik sosio kultural, edukatif maupun personal.


PERANGKAT LPS NU PAGAR NUSA


DEWAN BESAR GURU KHOS
Yaitu Ulama – Ulama Sepuh yang sangat mumpuni baik lahir maupun batin yang menjadi rujukan terakhir bagi keputusan – keputusan penting dan merupakan back up utama LPSNU

Dewan Besar Guru Khos antara lain :

KH. ABDULLAH FAQIH KH. HABIB JAKFAR

KH. ABDULLAH ABBAS KH. M.A. FU’AD HASYIM

KH. HABIB LUTFI KH. MUSLIMIN IMAM PURO

KH. SUFYAN KH. KHOTIB UMAR

KH. MASDUQI MAHFUDZ


DEWAN GURU KHOS
Dewan ini terdiri dari Ulama-Ulama Sepuh yang sangat mumpuni baik lahir maupun batin yang menjadi sumber secara langsung dalam memberi masukan bagi kemajuan dan kesuksesan LPSNU Pagar Nusa.

Dewan Guru Khos antara lain :

KH. R. KHOLIL AS’AD KH. SYAIFUL ISLAM

KH. AGUS HALIM KH. SA’DAN MAFTUCH

KH. ALY MASHURI KH. ROFI’I

KH. ABDULLAH KH. SU’UD IBRAHIM

KH. AGUS BUSTOMI KH. NURKHOLIS

 
DEWAN KHOS
Dewan ini merupakan motor penggerak dan dapur organisasi yang menggali, menggodok dan merumuskan segala hal yang berkaitan dengan pencak silat dan beladiri untuk kemudian disosialisasikan di tingkat kepengurusan dan operasional.

Dewan ini juga merupakan back up langsung jembatan penghubung antara orang – orang khusus ( khos ) dengan kepengurusansecara operasional.

Dewan Khos antara lain :

PROF. DR. H. SUHAR BILLAH, SH.MBA KH. IMAM FAUZI

DRS. H. HUSNAN SANUSI DRS. SUNOTO

H. TIMBUL WIJAYA ZAINAL SUWARI

KH. KHOIRUL ANAM DRS. MAHSUN

KH. SU’UDI BAGIYONO

H. AFANDI MAS’UD MUJAHIDIN


PASUKAN KHOS
Adalah orang – orang khusus yang memiliki keahlian tertentu yang terjun langsung di lapangan.

PASUKAN INTI / PASTI
Pasukan ini dibentuk dengan kualifikasi tertentu guna memenuhi kebutuhan dalam kaitannya dengan keorganisasian dan kemasyarakatan

PERKEMBANGAN, POTENSI DAN PRESTASI
PERKEMBANGAN DAN POTENSI
Sejak LPSNU Pagar Nusa berdiri 3 Januari 1986, organisasi ini mengalami pasang surut dalam perjalanannya. Oraganisasi yang pertama kali berdiri berbentuk perguruan ini setelah beberapa kali melakukan Musyawarah Nasional dan Rakernas mengalami perubahan status sebagai Lembaga, lalu menjadi Badan Otonom kemudian kembali ke Lembaga lagi sesuai amanat Muktamar di masanya.

Perubahan dan perkembangan tersebut tidak mengurangi bahkan menambah potensi Pagar Nusa di NU yang memang sangat kaya akan budaya pencak silat dan yang berkaitan dengan itu.

Wilayah yang sudah terbentuk meliputi seluruh Indonesia sbb :

Batam : Sudah berdiri sebagai Komisariat atas Daerah Otorita

Sumatra : Seluruh Sumatra kecuali Aceh

Jawa : Seluruh Jawa, kecuali Jawa Barat tetapi di tingkat cabang seperti Cirebon, Bandung dll sudah ada

Bali : Seluruh daerah sudah ada

NTB : Seluruhnya

Kalimantan : Seluruh Kalimantan

Sulawesi : Baru di Sulawesi Utara dan SulawesiTenggara

Irian Jaya : Sudah beberapa daerah.

Wilayah lain yang belum terbentuk adalah Maluku dan NTT


PRESTASI
Disamping selalu melaksanakan kegiatan rutin dan khusus yang berkaitandengan tugas – tugas ke-NU-an maupun tugas keluar / kemasyarakatan organisasi pencak silat ini telah berhasil menempatkan putra terbaiknya di Organisasi Pencak Silat Induk Nasional / Internasional, Perguruan Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) dan Perserikatan Silat Antara Bangsa (PERSILAT) antara lain :

Pendamping Tim Pencak Silat di Selangor Malaysia

Beberapa Wasit Juri Nasional Pertandingan sampai sekarang

Beberapa Wasit Juri Nasional Bidang Pencak Silat Tradisi

Sebagai Dewan Pakar PB IPSI

LPSNU Pagar Nusa termasuk Lima Perguruan Besar di Indonesia yang berhak atas event Pencak Silat Internasional Bidang Tradisi.

Penampil sangat monumental pada Parade Pencak Silat Internasional di Denpasar, Bali.


SIMBOL DAN ARTI

LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi lima dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut :

Kurva segi lima merupakan simbolisasi dari SyariĆ¢€™at Islam yang mempunyai lima rukun dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa dan negara yang berpancasila.

Simbolisasi ini berangkat dari dasar pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan :

Islam itu didirika atas lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa RamadhanƂ ( HR Bukhory )

Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWƂ ketika ditanya oleh Malakat Jibril.

Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan.

Firman Allah SWT :

Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ; kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4)

Bintang terbesar mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu keharusan.

Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama :

Barang siapa memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala
Bola Dunia / gambar bumi tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar Istikharahnya.

Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA BILLAH

Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa. Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi

LAA GHAALIBA ILLALLAH kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum ( am ) bagi segala bidang kehidupan.


Sedangkan secara khusus ( khas ) dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol

Firman Allah : Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu ( QS. Ali Imron : 160 )

Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS. Al-Baqarah : 249 )

Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah : 56 ).

Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapatƂ disimbolkan dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur, makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu dapat disimbolkan dengan warna hijau.

Warna Putih merupakan warna wajah cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaanƂ di akhirat.

Warna hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. :

Mereka itulah bagi mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31).


Dengan demikian kombinasi warna itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga kelak.

Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 21 )


SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA

Simbol IPS NU Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan :

LAA GHAALIBA ILLA BILLAH

Artinya tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan pertolongan Allah

Yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi lima dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut :
Kurva segi lima merupakan simbolisasi dari Syariat Islam yang mempunyai lima rukun dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa dan negara yang berpancasila.

Simbolisasi ini berangkat dari dasar pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan :
Islam itu didirika atas lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa RamadhanƂ ( HR Bukhory )

Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWƂ ketika ditanya oleh Malakat Jibril.

Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan.

Firman Allah SWT :
Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ; kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4)
Bintang terbesar mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu keharusan.
Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama :
Barang siapa memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala

Bola Dunia / gambar bumi tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar Istikharahnya.

Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA BILLAH

Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa. Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi
LAA GHAALIBA ILLALLAH kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum ( am ) bagi segala bidang kehidupan.

Sedangkan secara khusus ( khas ) dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol

Firman Allah : Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu ( QS. Ali Imron : 160 )
Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS. Al-Baqarah : 249 )
Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah : 56 ).

Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapatƂ disimbolkan dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur, makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu dapat disimbolkan dengan warna hijau.

Warna Putih merupakan warna wajah cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaanƂ di akhirat.
Warna hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. :

Mereka itulah bagi mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31).

Dengan demikian kombinasi warna itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga kelak.
Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 21 )

Gus Maksum dan Fenomena dirinya

Setiap orang pasti memiliki kelebihan pada dirinya,hal ini juga terdapat pada figure seorang Gus Maksum,kisah-kisah berikut ini adalah berdasarkan fakta yang diceritakan langsung oleh beberapa nara sumber baik yang ikut bersama Gus Maksum maupun yang melihat langsung kejadian-kejadian itu.Fenomena-fenomena keluarbiasaan ini disangkalnya tatkala dikonfirmasi kepada beliau ketika masih hidup.Beliau selalu mengatakan bahwa kejadian-kejadian yang dialaminya itu semata-mata hanyalah atas izin dan pertolongan Allah tidak lebih dari itu

Keistimewaan sejak kecil

Keistimewaan-keistimewaan Gus Maksum sudah tampak sejak kecil.pada waktu itu Gus Maksum kecil mampu melompat melayang dari satu tiang ketiang yang lainnya di masjid Kanigoro,ia juga mampu berputar cepat diatas piring tanpa pecah laksana Gangsing,padahal waktu itu ia belum mahir ilmu silat.

Gus Maksum kecil juga pernah melempar seekor kuda seperti melempar sandal.padahal waktu itu bobot angkatan beliau tidak lebih dari 20 Kg.

Dimasa remaja Gus Maksum pernah membantu salah seorang familinya untuk memasang lembu bajakannya.ketika hendak memasang tiba-tiba lembu itu mengamuk dan dengan cepat dan kuat menerjang kearah dada Gus Maksum.dengan reflex beliau menangkis dan berbalik menerkam,dan apa yang terjadi membuat semua orang yang melihatnya heran karena lembu itu terpelanting beberapa meter jauhnya,menanggapi kejadian tersebut Gus Maksum hanya berkata semua hanyalah kebetulan saja dan berkat pertolongan Allah SWT.

Rambut tidak mempan dipotong / Kyai Gondrong

Penampilan Gus Maksum dengan rambut gondrongnya bukan sekedar gaya atau hobi semata.Tetapi Rambut Gondrongnya itu merupakan sebuah ijazah yang didapat dari guru beliau yaitu Habib Baharun Mrican Kediri,hasil dari pengamalan itu sering terjadi keanehan keanehan terkait dengan rambut beliau ini,seperti rambut beliau bisa berdiri,bisa mengeluarkan api,serta tidak mempan dipotong.

Bukti daripada itu adalah,pada decade 1970-an beliau pernah terjaring razia rambut panjang.namun terjadi keanehan,setiap kali aparat menggunting rambutnya,rambut itu tidak terpotong bahkan setiap gunting yang tajam beradu dengan rambut beliau selalu mengeluarkan percikan api.Kejadian ini pernah dimuat di harian republika.

Menaklukan Jin

Berbicara tentang Gus Maksum orang awam biasanya akan langsung berasosiasi tentang jin,tapi apakah benar Gus Maksum memelihara jin seperti banyak diperbincangkan orang?
Anggapan ini tidaklah benar,yang benar Gus Maksum tidak pernah memelihara jin,tapi kalau beliau sering menaklukan jin yang mengganggu itu memang benar,Gus Maksum pernah menaklukan Patihnya jin namanya Jin Dempul ketika Gus Maksum menolong orang yang kesurupan,orang tersebut berhasil disembuhkan Gus Maksum setelah jin didalam tubuh orang itu berhasil ditaklukan.

Menghadapi puluhan orang sendirian

Salah satu kisah yang menunjukan keberanian Gus Maksum adalah ketika beliau harus bentrok dengan orang-orang PKI di alun-alun.Gus Maksum yang waktu itu sangat muda usianya mampu mengalahkan mereka semua.
Dalam pertempuran itu Gus Maksum bukan hanya menggunakan olah kanuragan tapi juga dengan olah batinnya.

Peristiwa lain ketika Gus Maksum diundang menghadiri pertandingan silat di Kediri Timur,saat itu beliau bertarung melawan pendekar silat,jago duel dari berbagai macam aliran silat yang sudah berkumpul disitu.Karena telah memiliki bekal dan kemampuan yang terlatih sejak kecil Gus Maksum mengalahkan puluhan pesilat sendirian,Bahkan lawan terakhir berhasil dikalahkan dengan sangat mudah peristiwa ini terjadi saat usia beliau 16 Tahun.
Dan itulah peristiwa paling dramatik membuat para pendekar lainnya harus mengakui kemampuan Gus Maksum di dunia persilatan

Ban bocor hanya dengan acungan jari

Saat NU masih menjadi partai massa NU sering bentrok dengan massa LDII dulu bernama Darul Hadits waktu itu termasuk underbow dari GOLKAR,suatu ketika massa LDII/Golkar berkonvoi melewati jalan depan Pesantren Lirboyo,saat itu Gus Maksum sedang menerima tamu.
Ketika arak-arakan itu sampai depan ndalem Gus Maksum,beliau langsung keluar karena mendengar bising suara knalpot dan klakson kendaraan yang memekakan telinga.Melihat gelagat yang kurang baik ini secara reflek Gus Maksum mengacungkan jari telunjuknya kearah mereka.keajaibanpun terjadi dengan serta merta seluruh ban kendaraan yang mereka tumpangi bocor secara serentak,karena bannya bocor rombongan konvoi itu tidak bisa melanjutkan arak-arakan.Akhirnya terpaksa mereka pulang dengan mendorong kendaraannya masing-masing.

Tidak mempan senjata tajam

Hal ini terbukti saat beliau melawan orang-orang PKI dahulu.Setiap Bacokan dan tebasan senjata tidak pernah bisa mengenai tubuh beliau,bahkan senjata lawan selalu berhenti jarak satu kilan dari tubuhnya.kalaupun ada yang sampai mengenai tubuh beliau,senjata-senjat tak ada satupun yang melukai beliau.
Keistimewaan ini juga terbukti ketika beliau di undang pengajian di daerah Sragen Jawa Tengah pada tahun 1999,Waktu itu tanpa ada sebab yang jelas tiba-tiba ada orang yang menikamnya Untungnya Gus Maksum tidak terluka sedikitpun hanya pakaian yang dipakai robek kena tikaman,lalu pakaian itupun beliau simpan karena pemberian dari salah seorang sahabatnya.

Tidak mempan di santet

Kalau bicara santet,banyak sekali pengalaman yang beliau dapatkan,Hampir semua aliran ilmu santet di kenalnya,dan sudah tidak terhitung banyaknya dukun santet yang pernah dihadapi,sejak kecil Gus Maksum sudah terbiasa menghadapi berbagai macam-macam aliran ilmu santet.Beliau juga tidak segan-segan untuk menantang para dukun santet secara terang-terangan.Hal itu dilakukan karena santet menurut Gus Maksum termasuk kemungkaran yang harus dilawan.

Kekebalan Gus Maksum terhadap santet juga sudah pembawaan sejak lahir,karena beliau juga masih keturunan Kiai Hasan Besari (ponorogo).Menurut Gus Maksum sebagai muslim tidak perlu khawatir terhadap santet,karena santet hanya bisa dilakukan oleh orang-orang kufur atau murtad,yang penting seorang muslim haruslah selalu ingat kepada Allah dan bertawakal kepadaNya.

Diantara pengalaman Gus Maksum mengenai santet diantaranya dialaminya ketika menginap di desa Wilayu,Genteng,BanyuWangi,sekitar jam setengah dua malam,saat beliau hendak istirahat,tiba-tiba dari arah kegelapan muncul bola api sebesar telur terbang menuju kearah pahanya.Dengan santai Gus Maksum membiarkan bola api itu mendekatinya.Ketika bola api itu sampai ke paha,Beliau Cuma Tanya”Banyol tha (mau bercanda ya?) seketika itu juga bola api itu melesat pergi ditengah kegelapan malam.
Satu lagi kejadian yang pernah dialaminya,ketika bermalam didesa Kraton,Ranggeh saat Gus Maksum beristirahat,beliau di datangi kera jadi-jadian yang berusaha mencekiknya,tapi usaha itu dibiarkannya saja,setelah beberapa lama baru ditanya Gus Maksum “mau main-main ya? Langsung saja kera itu lari menghindar dari Gus Maksum.

Surat sakti

Gus Maksum pernah kedatangan tamu dari semarang yang mengeluhkan kelakuan putranya yang suka mabuk-mabukan dan sering pergi kelokalisasi,bahkan putranya sering mengancam akan membunuh orang tuanya.Karena sudah tak tahan melihat kelakuan putranya itu,ia pergi kerumah Gus Maksum di Kediri,dengan harapan mendapat obat untuk mengobati prilaku anaknya.Tapi yang diharapkan tidak dipenuhi Gus Maksum,Beliau hanya membuatkan sepucuk surat untuk dibawa pulang agar dibacakan kepada anaknya.
Walaupun orang tua itu bingung karena obat yang di harapkannya tidak diberi,ia tetap melakukan apa yang diperintahkan Gus Maksum dengan menyampaikan surat itu kepada anaknya,Dan begitulah setelah surat itu dibacakan kepada anaknya,dalam waktu singkat kelakuan anaknya yang sebelumnya tidak bisa dikendalikan perlahan berubah.Singkatnya kelakuan anak itu tidak lagi nakal seperti dulu.
Demikian sebagian Fenomena Gus Maksum

Hobi dan kegemaran Gus Maksum

Senang berambut Gondrong

Menurut kakandanya ,Nyai Karomah,Gus Maksum memelihara rambut beliau itu sejak masih belajar silat pada masa remajanya dulu,perihal rambutnya yang tak bisa dipotong juga dibenarkan oleh keluarganya,Rambutnya bisa dipotong jika beliau telah mengijinkannya.Gus Maksum biasanya akan bilang “Saya rela rambut saya dipotong”

Rambut Gondrongnya Gus Maksum bukan untuk tampang saja atau sekedar bergaya tapi gondrongnya Gus Maksum atas Izajah dari salah satu Guru beliau yaitu Habib Baharun Mrican,sehingga selain rambut beliau tidak mempan dipotong juga bisa mempercikan api jika beliau sedang marah makanya beliau juga banyak dijuluki ” si Rambut Api.”

Namun perihal kehebatan Rambutnya,Beliau selalu mengatakan “ Semua itu hanyalah pertolongan dari Allah SWT,tidak ada yang istimewa dari rambut saya”

Menjalani Riyadlah sejak kecil

Lelaku batin sudah dijalaninya sejak kecil seperti ngrowot (latihan rohani dengan tidak makan makanan tertentu) sejak usia 14 tahun selain ngrowot Gus Maksum juga riyadloh hanya makan kunyit dan nasi ketan.selain itu beliau juga sangat tekun mengamalkan wiridan wiridan,semua bentuk wiridan yang di izajahkan gurunya diamalkannya.Bahkan kalau kadung wiridan bisa sampai dua hari baru selesai.
Berkat ketekunan dan keuletannya dalam dunia silat ditopang riadloh yang kuat dan tak kenal lelah Gus Maksum berhasil menciptakan ilmu silat dan kanuragan yang sempurna (perfect ) hingga menjadikan beliau seorang pendekar sejati pilih tanding.Keberanian dalam melaksanakan Amar Ma’ruf nahi mungkar bukanlah kemampuan yang dimiliki beliau semata,lebih dari itu ,ia selalu bertawakal dengan menyerahkan sepenuhnya segala urusan kepada Alloh SWT.

Beliau selalu mengajarkan pada santrinya,janganlah takut kepada siapapun kecuali Allah,dan harus selalu menyadari bahwa semua daya kekuatan semata hanyalah pertolongan Allah.Hal ini menyimpulkan rasa tawakal selalu beliau pegang hingga ahir hayatnya.

Silat adalah Bagian hidupnya

Kegemaran beliau akan ilmu silat dimilikinya sejak kecil dan dikembangkannya ketika beliau remaja,sejak remaja sampai usia senja beliau mencurahkan sebagian besar hidupnya untuk silat,beliau menyelami dan mendalami dunia silat secara total,namun dibalik kecintaannya terhadap silat beliau sering menekankan pada para santrinya bahwa silat bukanlah segala-segalanya,kewajiban seperti shalat,mengaji,sekolah,puasa adalah sesuatu yang tidak boleh ditinggalkan.
Sebagaimana yang sering diwejangkan oleh beliau bahwa semua ilmu hakikatnya adalah ilmu Allah,hingga apapun jenisnya harus dikuasai secara proposional.Ngaji oke,sekolah iya,silat juga nggak masalah.
Demikian beberapa hobi Gus Maksum,selain itu Gus maksum sangat Hobi memelihara Hewan dan berkebun.
Sekilas Tentang Ki Sumarno Guru Besar Pagar Nusa

Silsilah Keturunan
Beliau adalah anak dari Ky. SALAMUN NOER Kyai Masjid Al-Murtadlo Plalangan Jenangan Ponorogo. Kyai Salamun merupakan anak dari KH.NOER, dan beliau merupakan anak dari KH. AL-MURTADHO AL-HAFIDZ bin Kyai ALI UTSMAN atau terkenal dengan sebutan Kyai SERUT karena sebutan tersebut diambil dari wafatnya di Dkh. Serut.
Kyai Serut sendiri merupakan anak dari Kyai UTSMAN (Beliau adalah Imam sekaligus Kyai di Masjid Batoro Katong Setono). Jadi, jika dilihat dari silsilahnya Mbah marno masih merupakan keturunan RADEN KATONG Ponorogo.
Mbah Marno sendiri lahir pada tanggal 19-04-1960 M. Anak pertama dari enam orang bersaudara, berikut keenam saudara itu:
1.       Ki Sumarno
2.       Agus Daryono (alm)
3.       Zaenal Arifuddin (Kasun Krajan I Ds. Plalangan)
4.       Zaenal Abidin
5.       Marfi’ah Nurdingsih
6.       Zahsanuddin
Latar Belakang pendidikan
Thn. 1968 M. Beliau tamat TK Bustanul Athfal, Thn. 1974 M. Beliau tamat SDN Setono Jenangan, Thn. 1978 M. Beliau tamat PGAP 4 tahun Kota Lama, Thn. 1980 M. Beliau tamat PGAN Ponorogo, Thn. 1985 M. Beliau Menyelesaikan sarjana Mudadi di The Reog Sunan Giri University. Kemudian 1986M beliau diangkat sebagai guru agama di Kec. Ngrayun. Beliau menyelesaikan Program sarjana pada tahun 2003 di Kampus Sunan Giri University Ponorogo. Sampai sekarang beliau masih sebagai guru agama di Kec. Ngrayun.
Latar Belakang Pencak Silat
Mulai belajar pencak silat tahun 1972M. Pada saat belajar pertama itu beliau masih beerusia 12 tahun. Beliau berguru kepada Mas. Slamet setono dari perguruan Bantaran Angin sampai tahun 1976M. Kemudian berguru lagi pada Drs. Noer Aziz yang merupakan guru besar Batara Perkasa ponorogo atau yang kita sebut dengan BP ataupun Batara sampai sekitar tahun 1988M. Kemudian melanjutkan belajarnya kepada tiga orang bersaudara pada perguruan Cimande yaitu pada Mbah Kuslan, Mbah Kusin, dan mbah Kusmadi murid dari Mbah Lurah Umri di Ds. Serag kec. Pulung Ponorogo.
Pada tahun yang sama (1988) juga berguru di perguruan Cimande kepada Mbah Senin di Ds. Plalangan Kec. Jenangan ponorogo. Di tahun 1994M, berguru pada Ki Jumanillah guru besar dari perguruan (ITS) Ikatan Tampar Sakti Ponorogo. Pada tahun 1995M beliau berguru kepada KH. Anshor Polorejo ponorogo dan mengakhiri petualangannya di tahun 2000M yang saat itu berguru kepada Mbah Slamet Kencong caruban Madiun. Sekarang beliau aktif dalam ke-NU-an sekaligus guru besar Pagar Nusa Saperti Plalangan Jenangan ponorogo.
Bisa disimpulkan bahwa beliau sangat banyak pengalaman tentang olah kanuragan atau pencak silat. Tentang olah tenaga dalam, magic atau mistik, dan Jurus2 dalam pencak silat. Tidak diragukan lagi kalau sekarang beliau banyak membuka perguruannya diberbagai daerah misalnya satuan seni bela diri Pagar Nusa Ngebel, Pagar Nusa tritis, Pagar Nusa Ngrayun, Tanjungsari sawoo, Wayang Pulung, Plalangan, dan tentunya masih banyak lagi jika disebutkan.