Falsafah PSHT

Manusia dapat dihancurkan, Manusia dapat dimatikan,
tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu
masih Setia kepada dirinya sendiri atau ber-SH pada dirinya sendiri

Kamis, 20 November 2014

Benarkah Rajin Sholat dan Tanda Dahi Hitam Berhubungan?


Apakah dahi hitam, ciri orang sholat? Tanda hitam di dahi banyak dijumpai di kalangan laki-laki saja, namun pada kalangan wanita tanda hitam ini tidak pernah dijumpai. Apakah benar bahwa tanda hitam di dahi merupakan tanda bahwa mereka adalah orang yang rajin dan khusu dalam sholat?. Dalam Al-Qur’an Allah Swt berfirman yang artinya:

“Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersama dengan Dia adalah keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. kamu Lihat mereka ruku’ dan sujud mencari karunia Allah dan keridhoan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari atsarussujud (bekas sujud).” (QS. al Fath:29).

Telah dijelaskan bahwa orang-orang yang bersama Rosulullah memiliki sikap yang tegas terhadap orang-orang kafir, tetapi mereka memiliki rasa kasih sayang yang besar terhadap sesama muslim, dan mereka selalu menjalankan ibadah sholat dengan khusu untuk mencari ridho Allah, orang-orang ini juga memiliki tanda sujud di wajahnya. Banyak yang menafsirkan bahwa tanda sujud di wajah orang-orang yang bersama Rosulullah itu merupakan gambaran tingkah laku mereka yaitu perilaku yang baik dan juga perilaku yang mencerminkan ajaran Islam. Tanda sujud di wajah bukanlah tanda fisik pada wajah seseorang melainkan tanda kekhusuan dan tingkah laku dalam menjalankan ajaran Islam. Jadi tanda hitam di dahi seseorang bukanlah tanda bahwa orang itu telah melaksanakan ibadah sholat dengan rajin dan juga khusu'.

Penjelasan dalam QS. Al-Fath itu di tunjukkan untuk semua umat Islam bukan hanya kaum laki-laki saja melainkan juga untuk kaum wanita. Selama ini tidak pernah terlihat seorang wanita yang memiliki tanda hitam di dahi mereka padahal banyak wanita yang juga memiliki tingkat keimanan yang lebih tinggi dari laki-laki selain itu juga banyak wanita yang telah menjalankan ibadah sholat dengan rajin dan juga khusu namun mereka tidak memiliki tanda hitam di dahi mereka.

Jika memang tanda hitam di dahi ciri orang rajin sholat maka bukankah hal ini malah dapat menjadikan seseorang menjadi riya’ dan sombong sehingga dapat merusak iman mereka. Namun banyak orang di masyarakat yang mempercayai bahwa orang yang mengenakan sorban dengan tanda hitam di dahinya maka mereka adalah orang rajin sholat dan merupakan ahli surga, padahal semua pendapat itu belum tentu benar adanya. Tanda hitam pada dahi seseorang bukan disebabkan oleh rajin sholat atau lamanya mereka bersujud saat sholat melainkan tanda hitam ini dapat muncul karena beberapa faktor dari luar, yaitu:

1. Kondisi sajadah yang kasar sehingga dapat menyebabkan gesekan keras saat sujud, jika hal ini dilakukan secara berkala maka dapat menyebabkan tanda hitam pada dahi sehingga jidat yang hitam karena bekas solat masih perlu ditinjau kembali.

2. Kondisi kulit, ada beberapa jenis kulit manusia salah satunya adalah kulit sensitif. Jenis kulit ini sangat rentan dengan beberapa kondisi lingkungan, jika kulit wajah Anda merupakan kulit yang sensitif maka kemungkinan besar memiliki tanda hitam pada dahi sangat besar.

Itu adalah dua faktor yang mungkin menyebabkan munculnya tanda hitam pada dahi seseorang. Namun, benar tidaknya tanda dahi ini adalah tanda orang yang rajin sholat merupakan sesuatu yang belum dapat dibuktikan karena pada dasarnya seorang wanita juga banyak yang rajin sholat tetapi tidak ada diantara mereka yang memiliki tanda hitam di dahinya.

Penjelasan mufassirin (ulama tafsir ) tentang makna bekas sujud.

Bagaimanakah penafsiran para ulama mengenai makna atsarussujud (bekas sujud) dalam ayat di atas?
Jawabanya : Dalam kitab-kitab tafsir mu’tabarah (yang terkenal) tidak ada satupun yang mengkaitkan makna atsarussujud dengan hitamnya dahi. Berikut ini diantaranya:

Tafsir Al-Qurthubi (16/291) : Disebutkan dalam tafsir tersebut bahwa Ibnu Abbas dan Mujahid menafsirkan kata atsarussujud (bekas sujud) sebagai: khusyu’ dan tawadlu’.

Tafsir Fathul Qadir (5/ 55) : juga memaknai dengan arti yang sama.

Jami’ al-Bayan (26/ 141) : sang penulis kitab ini -Ibn Jarir al-Thabari - mengutip perkataan Muqatil bin Hayyan dan Ali bin Mubarak dari al-Hasan bahwa yang dimaksud “min atsari sujud” disana adalah cahaya yang tampak pada wajah orang-orang beriman pada Hari Kiamat kelak sebagai bekas shalat dan wudlu’nya. Bahkan di dalam Tafsirnya tersebut, Ibn Jarir juga mengutip perkataan sahabat Ibn Abbas yang menolak penafsiran ayat secara literal dengan kata-kata : “Hal itu bukanlah seperti yang kalian kira, karena maksudnya (dari kalimat min atsari sujud) adalah tanda-tanda ke-islaman (ketundukan dan kepasarahan) serta kekhusyu’an.”

Thabari juga meriwayatkan dengan sanad hasan dari Qatadah, beliau berkata, “Ciri mereka adalah shalat” (Tafsir Mukhtashar Shahih hal 546).

Tafsir Zâdul Mâsir (7/ 172) : Ibn Jauzi mengatakan, “Apakah tanda-tanda itu (bekas sujud) itu merupakan tanda-tanda di dunia atau di akhirat?” Dari banyak mufassir yang mengatakan bahwa tanda-tanda itu tampak di dunia ini hanya sedikit saja penafsir yang mengatakan bahwa tanda sujud itu tampak karena adanya bekas turbah (tanah) yang melekat di kening mereka. Itu pun penfasiran alternatif bukan satu-satunya penafsiran yang mereka yakini. Lagi pula jika penafsiran seperti itu menjadi argumen mereka, maka hal itu justru akan menjadi muskilah, karena kaum yang sujud di atas tanah pada masa ini hanyalah kalangan Syi’ah saja, sementara kaum Muslim Sunni tidak lagi sujud di atas tanah, tetapi di atas kain sajadah atau yang semacamnya. Dan penafsiran ini pun tidak bisa menjadi dalil bagi kaum Khawarij, karena bekas sujud yang ada dikening mereka bukanlah bekas tanah, tetapi karena kulit yang baal (tebal) karena ditekan secara paksa. Kita sudah banyak mengetahui bahwa banyak ulama yang rajin melakukan shalat malam tetapi kening mereka tidak hitam seperti yang ada pada kening kaum Khawarij dan pengikutnya.

Demikian juga Allamah Thabathaba’i di dalam Tafsir al-Mizan-nya, Juz 18, halaman 326, menafsirkan ayat tersebut dengan penafsiran maknawi bukan zhahiri.

Dan terakhir, Tafsir Al-Nur al-Tsaqalayn, menafsirkan kalimat min atsari sujud pada ayat tersebut dengan mengutip perkataan al-Shadiq : “huwa al-sahr fi al-shalah” : itu (bekas sujud) adalah banyaknya shalat malam pada waktu sebelum fajar/subuh.

Hadits yang menyebutkan bekas sujud

Selain ayat di atas, adapula hadits Rasulullah yang terkait tentang masalah ini, berikut haditsnya : Rasulullah Saw bersabda : “Tak satu orangpun di antara umatku yang tidak kukenali pada Hari Kiamat. Mereka (para sahabat) bertanya, “Bagaimana engkau dapat mengetahuinya wahai Rasulullah, sedangkan engkau berada di tengah-tengah banyaknya makhluk? Beliau bersabda: “Apakah kalian dapat mengetahui sekiranya kalian memasuki tumpukan makanan yang di dalamnya terdapat sekumpulan kuda berwarna hitam pekat yang tidak dapat tertutup oleh warna lain, dan di dalamnya terdapat pula kuda putih bersih, dapatkah kalian dapat melihatnya? Mereka berkata: “Tentu!” Beliau bersabda : “Sesungguhnya umatku pada hari itu berwajah putih bersih karena (bekas) sujud dan karena (bekas) wudlu’.”[1]

Lantas bagaimanakah penjelasan para muhaditsin mengenai maknanya ? Justru Hadis ini dijadikan dalil bahwa tanda (tsima) dari bekas sujud, bukanlah apa yang nampak di dunia ini, tetapi hanya tampak pada hari Kiamat.

Namun adapula sebagian yang memaknai bekas sujud pada ayat dan hadits di atas dengan makna dhahir yakni bekas tanah di dahi, seperti yang dikatakan Malik bin Dinar dari shahabat Ikrimah a.[2]

Sikap para ulama terhadap bekas hitam di dahi
Meskipun mayoritas ulama berpendapat bahwa bekas sujud tidak ada kaitannya dengan tanda hitam di dahi. Namun, mereka berbeda pendapat tentang kondisi seseorang yang ada bekas hitam di dahi, sebahagiannya tidak mempermasalahkan sedangkan yang lainnya membenci hal tersebut.[3]

Ulama yang membencinya 

Para ulama yang tidak menyukai adanya bekas hitam di dahi di antaranya bahkan dari kalangan shahabat nabi, di antaranya adalah Ibnu Umar, Abu Darda, Saib bin Yazid dll.

Ibnu Umar
Beliau adalah Abdullah bin Umar bin Khattab, salah seorang shahabat terkemuka.

Diriwayatkan beberapa riwayat dari Ibnu Umar, beliau membenci adanya bekas hitam di dahi seorang muslim. Berikut di antara riwayat-riwayatnya:

- Dari Salim Abu Nadhr, ada seorang yang datang menemui Ibnu Umarh . Setelah orang tersebut mengucapkan salam, Ibnu Umar bertanya kepadanya, “Siapakah anda?”. “Aku adalah anak asuhmu”, jawab orang tersebut. Ibnu Umar melihat ada bekas berwarna hitam di antara kedua matanya. Beliau berkata kepadanya, “Bekas apa yang ada di antara kedua matamu? Sungguh aku telah lama bershahabat dengan Rasulullah, Abu Bakar, Umar dan Utsman. Apakah kau lihat ada bekas tersebut pada dahiku?” (HR. Baihaqi : 3698)

- Beliau melihat ada seorang yang pada dahinya terdapat bekas sujud. Ibnu Umar berkata, “Wahai hamba Allah, sesungguhnya penampilan seseorang itu terletak pada wajahnya. Janganlah kau jelekkan penampilanmu!” (HR. Baihaqi : 3699).

- Ibnu ‘Umar berkata : “Sesungguhnya rupa seorang itu ada di wajahnya. Maka, janganlah salah seorang di antara kalian memburukkan rupanya” (HR. Abi Syaibah 1/308).

Abu Darda

Diriwayatkan bahwa beliau melihat seorang perempuan yang pada wajahnya terdapat ‘kapal’ semisal yang ada pada seekor kambing. Beliau lantas berkata, ‘Seandainya bekas itu tidak ada pada dirimu tentu lebih baik” (HR. Bahaqi : 3700).

As Saib bin Yazid

Dari Humaid bin Abdirrahman, aku berada di dekat as Saib bin Yazid ketika seorang yang bernama az Zubair bin Suhail datang. Melihat kedatangannya, as Saib berkata, “Sungguh dia telah merusak wajahnya. Demi Allah bekas di dahi itu bukanlah bekas sujud. Demi Allah, aku telah shalat dengan menggunakan wajahku ini selama sekian waktu lamanya namun sujud tidaklah memberi bekas sedikitpun pada wajahku.” (HR. Baihaqi : 3701).

Mujahid

Dari Manshur, Aku bertanya kepada Mujahid tentang maksud dari firman Allah, ‘tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud’ apakah yang dimaksudkan adalah bekas di wajah ? Jawaban beliau, “Bukan, bahkan ada orang yang ‘kapal’ yang ada di antara kedua matanya itu bagaikan ‘kapal’ yang ada pada lutut onta namun dia adalah orang bejat. Tanda yang dimaksudkan adalah kekhusyu’an.” (HR. Baihaqi: 3702).



Ahmad Ash Showi

Ia mengatakan, “Bukanlah yang dimaksudkan oleh ayat adalah sebagaimana perbuatan orang-orang bodoh dan tukang riya’ yaitu tanda hitam yang ada di dahi karena hal itu adalah ciri khas khawarij (ahli bid’ah).” (Hasyiah ash Shawi, 4/134).



Ulama Yang Membolehkannnya

Sebagian ulama memandang bahwa ada bekas sujud di dahi bukanlah hal yang dibenci, selama bukan untuk maksud kesombongan atau riya. Bahkan beberapa riwayat telah menyebutkan bahwa sebagian ulama salaf memiliki bekas sujud di dahi mereka. Berikut di antara riwayatnya :



- Shafwaan bin ‘Amru, ia berkata : “Aku pernah melihat dahi ‘Abdullah bin Busr[4] ada tanda/bekas sujud. ” (At-Taariikh : 178; shahih).



- Al-‘Alaa’ bin ‘Abdil-Kariim Al-Ayaamiy, ia berkata : “Kami pernah mendatangi Murrah Al-Hamdaaniy[5], lalu ia pun keluar menemui kami. Kami melihat bekas sujud di dahinya, kedua telapak tangannya, kedua lututnya, dan kedua kakinya….”( Al-Hilyah, 4/162; shahih).



- Bilaal bin Muslim, ia berkata : “Aku melihat Abaan ‘Utsmaan, di antara kedua matanya terdapat sedikit bekas sujud.”[6]



- Shafwaan bin ‘Amru ia berkata : “Aku melihat di dahi Hakiim bin ‘Umair[7] ada bekas/tanda sujud” ( Al-Kubraa, 7/212; shahih).

Penutup :
Sesuatu yang sangat keliru bila seseorang mengkaitkan hitamnya dahi dengan tingkat keshalihan seseorang. Lebih keliru lagi bila sengaja seseorang menekan dahinya untuk mendapatkan “bekas sujud” pada dahinya. Karena nyatanya, mayoritas ulama tidak memaknai bekas sujud dengan hitamnya dahi.

Bahkan lebih selamatnya munculnya hitam di dahi karena efek sujud hendaknya dihindari karena sangat mungkin bisa memunculkan sikap riya diri kita dihadapan manusia. Hal ini bisa dilakukan dengan menghindari sebab-sebab yang bisa memberikan bekas pada sujud, seperti melazimi sujud ditempat yang keras. Rasulullah Saw mengingatkan : “Tidak akan masuk sorga orang yang dalam hatinya terdapat kesombongan meskipun seberat biji atom.” (HR. Muslim).

Namun sebaliknya, juga adalah sikap yang salah jika seseorang mengedepankan su’udhdhan, bahkan sampai terlontar kata-kata, bahwa orang yang mempunyai bekas/tanda hitam di dahinya merupakan orang yang tidak ikhlash dalam beramal, ingin dipuji dll. Apakah ada nash dari Allah dan Rasul-Nya bahwasannya tanda hitam di dahi merupakan tanda kemunafikan lagi ketidak-ikhlashan? Karena boleh jadi adanya bekas sujud di kening tersebut memang faktor tipisnya kulit atau sebab-sebab lainnya. Ingatlah wahai saudaraku firman Allah ta’ala : “Wahai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya sebagian prasangka itu adalah dosa.” (QS. Al-Hujuraat : 12).

“Ya, Allah! Sesungguhnya kami berlindung kepada-Mu dari perbuatan syirik yang kami ketahui. Dan kami memohon ampunan kepada-Mu dari dosa (syirik) yang kami tidak mengetahuinya.”

Wallahu a’lam.

[1] Hadis ini diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal dengan sanad yang sahih; Tirmidzi juga meriwayatkan hadis ini, dengan komentar : shahih).

[2] Diriwayatkan oleh Ath-Thahawiy dalam Musykilul-Aatsaar no. 305; shahih.

[3] Ibnu Abi Syaibah bahkan membuat dua bab dalam kitab Al-Mushannaf yang memuat ulama-ulama yang membenci dan membolehkan tanda hitam di wajah.

[4] ‘Abdullah bin Busr adalah salah seorang shahabat kecil (shighaarush-shahaabah).

[5] Murrah bin Syaraahiil Al-Hamdaaniy, seorang ulama dari kalangan kibaarut-taabi’iin.

[6] Diriwayatkan oleh Ibnu Sa’d dalam Al-Kubraa, 5/78; namun sanadnya dha’if karena Bilaal bin Abi Muslim, seorang yang majhuul].

[7] Al-Hakiim bin ‘Umair Al-Ahwash Al-‘Ansiy adalah seorang ulama generasi taabi’iin pertengahan.

Mengenal dan manfaat Saudara Halus Kita

Untuk mengingat kembali siapakah mereka itu, mereka itu selalu bersama kamu, menjaga kamu dimanapun kamu berada. Mungkin kamu tidak menyadari bahwa mereka itu menolongmu dalam setiap saat kegiantanmu, mereka akan senang, bila kamu memperhatikan mereka, mengetahui akan keberadaan meraka.Adalah bijaksana untuk meminta mereka supaya berpatisipasi dalam setiap kegiatan yang kamu lakukan, seperti: minum, makan, belajar, bekerja dan lain-lain.

Dalam batin kamu mengundang mereka, misalnya:
1. Semua saudara halusku, saya mau makan, bantulah saya (ewang-ewangono) artinya mereka itu akan membantumu, sehingga kamu selamat pada saat makan dam makanan itu juga baik untukmu.

2. Semua saudara halusku, saya akan bekerja, bantulah saya supaya bisa meyelesaikan pekerjaan ini dengan baik dan lain-lain.

Tetapi kamu jangan meminta partisipasi mereka pada waktu kamu mau tidur, untuk hal itu kamu harus berkata: saya mau tidur lindungilah saya (reksanen) pada waktu saya tidur, kalau ada yang mengganggu atau membahayakan, bangunkanlah saya, sambil membaringkan badan di tempat tidur sebelum menutup mata, dengan meletakkan tangan kanan di dada, menyentuh jantung, katakanlah: “saya juga hidup“. Dengan mengenali mereka artinya kamu memperhatikan mereka dan sebaliknya mereka pun mengurusi kamu. Kalau kamu tidak memperhatikan mereka, mereka tidak akan berbuat apapun untuk menolongmu, mereka mengharap supaya secepatnya kamu kembali ke asalmu, supaya mereka itu secepatnya terbebas dari kewajibannya untuk mendampingimu. Ketika kamu kembali ke alam kelanggengan, mereka juga akan pergi dan berharap diberi kesempatan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa untuk dilahirkan sebagai manusia dengan jiwa dan raga dalam hidup baru mereka di dunia.

Weton adalah peringatan hari lahir seseorang yang terjadi setiap 35 hari sekali. Untuk orang Jawa tradisional mengetahui wetonnya itu penting dan harus diingat kapan wetonnya itu, dengan mengetahui tanggal, bulan, tahun kelahiran seseorang bisa ditentukan hari wetonnya.

1. Pada saat weton biasanya akan dibuat semacam sesaji sederhana yang berupa secawan bubur merah putih dan satu gelas air hangat. Pemberian ini adalah untuk saudara-saudara halus, dengan mengatakan: ini untuk semua saudara halusku, aku selalu ingat kamu, mengenali kamu, maka itu bantulah dan jagalah aku. Sesaji sederhana ini juga untuk mengingatkan dan bersyukur kepada ibu dan ayah, karena melalui merekalah kamu dilahirkan dan hidup di dunia ini. Selanjutnya untuk mengingat dan menghormati para leluhur dan yang paling penting untuk mengingat dan memuji Sang Pencipta Hidup, Tuhan Yang Maha Kuasa.

Cara yang lengkap untuk meyebut saudara-saudara halus tersebut adalah : Mar marti, kakang kawah, adi ari-ari, getih puser sedulur papat, kalimo pancer .
- Bantulah saya ………..(katakan apa keperluanmu)
- Jagalah saya pada waktu saya tidur

Sebaiknya kamu menyebut nama mereka dengan lengkap sehingga kamu menjadi biasa dengan mereka (jumbuh) misalnya untuk beberapa bulan. Sesudah itu kamu boleh memanggil mereka semua: saudara halusku.

Tetapi pada saat kamu berdoa atau meditasi, kamu menyebut dengan nama lengkap, juga pada saat kamu memberikan sesaji untuk mereka, katakanlah nama mereka satu demi satu. Kamu hendaknya tahu bahwa kakang kawah dan adi ari-ari adalah yang paling banyak membantu kamu. Kakang kawah selalu berusa dengan sebaik-baiknya supaya semua keinginan dan usahamu terealisir sedangkan adi ari-ari selalu berusaha menyenangkan kamu.

Oleh karena itu pada saat kamu akan melakukan hal yang penting atau sebelum berdoa, sesudah menyebutkan nama lengkap mereka satu persatu, ulangi lagi dengan menyebut kakang kawah dan adi ari-ari untuk membantumu.

2. Selain memberikan sesaji kepada saudara-saudara halus kamu bisa menyucikan diri, antara lain dengan cara berpuasa selama 24 jam, hanya makan buah dan sayuran; makan nasi putih dan minum air putih ; tidur sesudah tengah malam atau tidak tidur sama sekali dan lain-lain.

Ada juga yang melakukan selama tiga hari berturut-turut, yaitu satu hari sebelum weton, pada saat weton dan sehari sesudah weton yang disebut Ngapit dengan selalu meminta partisipasi dari saudara-saudara halusmu, ini berarti kamu aktif secara lahir maupun batin. Yang melakukan sesuatu itu bukan hanya aku, tetapi Ingsun yaitu aku-lahir, luar (jobo) bersama dengan aku dari batin (jero). Maka itu orang Jawa yang mau melakukan hal penting berkata : Niat Ingsun.

Dengan melakukan laku spiritual seperti tersebur di atas, biasanya orang berharap supaya hidupnya selamat dan sejahtera, atau untuk penghayatan ilmu sejati merasa lebih dekat kepada hidup sejati atau kasunyatan.
Wallahu A'lamu Bishshowab

Semoga Bermanfaat

Sabda Pandita Ratu dan Bawalaksana.



Dalam dunia orang Jawa kita mengenal adanya ungkapan etika yang berbunyi "Sabda pandhita ratu, tan kena wola-wali" dan "Berbudi Bawalaksana". Dalam pengartian bebas ungkapan Sabda pandhita ratu tan kena wola - wali dapat diartikan ucapan pendeta/raja, tidak boleh diulang dan berbudi bawalaksana dapat berarti mempunyai sifat teguh memegang janji, setia pada janji atau secara harafiah bawalaksana dapat juga diartikan satunya kata dan perbuatan.
Dua ungkapan luhur, yang mengingatkan kepada setiap orang akan pentingnya Kesetiaan. Setia dengan apa yang telah dipilih, setia dengan apa yang diucapkan, dan dijanjikan seberapapun berat resiko yang harus ditanggung oleh pilihan itu.
Dalam dunia pewayangan ada cukup banyak kisah yang melukiskan sikap tersebut. Salah satu contohnya adalah kisah saat prabu Dasarata akan mewariskan tahta kerajaan kepada keturunannya. Di ceritera prabu Dasarata mempunyai empat orang anak yaitu Rama, Bharata, Laksamana dan Satrugna. Dari keempat saudaranya, Rama adalah anak tertua yang dilahirkan oleh istri pertamanya yang bernama dewi Ragu atau dewi Sukasalya, paling pandai dan bijaksana juga berpengalaman. Maka sudah wajar jika kemudian prabu Dasarata meletakkan harapan, anaknya tertua tersebut kelak yang akan melanjutkan tahtanya. Namun ternyata ada satu hal penting yang telah dilupakan oleh prabu Dasarata bahwa ia pernah berjanji kepada istrinya yang lain yaitu dewi Kekeyi, bahwa dari keturunannyalah kelak tahta akan diwariskan. Diceritakan saat prabu Dasarata diingatkan oleh dewi Kekeyi menjadi sangat sedihlah hantinya. Hatinya hancur lebur oleh kesedihan. Sebagai raja yang besar, ia tahu tidak boleh mengingkari apa yang telah diucapkan/dijanjikan pada masa lalu. Tidak boleh! Betapapun beratnya. Maka dengan segala kesedihannya ia menyerahkan tahta kerajaan Ayodya kepada Bharata kemudian ia meninggal dalam kesedihannya itu.
Selain kisah prabu Dasarata ada kisah - kisah lain yang menggambarkan situasi sulit oleh pilihan sikap tan keno wola - wali dan bawalaksana. Misalnya kisah prabu Sentanu Raja muda dari Astina yang memperistri seorang bidadari yaitu Dewi Gangga. Dewi Gangga bersedia menjadi istrinya dengan syarat prabu Sentanu tidak boleh mencampuri, apalagi mencegahnya apapun yang dia lakukan. Oleh karena keterikatan pada janji maka saat anaknya yang baru lahir dibuang selalu dibuang ke sungai Gangga, prabu Sentanu tidak dapat berbuat apa - apa. Ada banyak kisah lain misal Adipati Karno yang tetap membela Kurawa saat perang Baratayuda, walaupun ia tahu kurawa salah dan pandawa adalah adik tirinya. Karna terikat janji dengan Duryudana bahwa ia akan selalu membelanya. Dan masih banyak kisah lainnya.
Ucapan atau janji memang berat. Maka setiap orang dituntut untuk selalu memikirkan secara jernih dan bijak apapun dan dalam situasi apapun sehingga setiap ucapan yang keluar dari mulut kita bijak pula. Ada ungkapan lain berbunyi "Orang yang dipegang adalah ucapannya". Artinya jelas, salah satu hal yang paling berharga dalam diri seseorang adalah ucapan. Seberharga apakah kita tergantung sejauh mana setiap ucapan yang keluar dari mulut kita menjadi kebenaran. Inilah sikap tan kena wola-wali dan bawalaksana. Satunya kata dan perbuatan.

Kamis, 06 November 2014

Arti Kejujuran

Kejujuran merupakan bagian dari sifat positif manusia. Kejujuran adalah bagian dari harga diri yang harus dijaga karena bernilai tinggi. Kehilangan uang bisa dicari lagi, tapi kehilangan kejujuran di mana harus dicari?

Jujur itu mahal harganya, orang merusak kejujuran sangsinya akan berat dan berlangsung lama. Kejujuran diikat dengan hati nurani manusia, dan keduanya itu merupakan anugerah dari Allah Swt. Dua eleman ini saling keterkaitan.

Ketika ucapan tak sesuai dengan kenyataan, hati menjadi risau karena ucapan dirasa tak jujur. Jujur memang indah, sikap jujur membuat hidup kita lebih tentram tanpa ada tekanan dari luar maupun dari batin kita sendiri. Coba bayangkan ketika kejujuran dinafikkan pasti hidup kita tak pernah tenang. Kebohongan pertama pasti harus ditutup dengan kebohongan kedua dan seterusnya. Yang pasti kebohongan itu sangat melelahkan dan membebani hati nurani, hidup tak nyaman dan diselubungi rasa was-was.
Kejujuran dan Kepercayaan

Kejujuran merupakan pangkal dari kepercayaan, yang menilai Anda jujur adalah Allah, Sang Pencipta dan orang-orang di sekitar Anda. Sedangkan kepercayaan adalah imbas positis dari sikap jujur. Orang yang mendelegasikan kepercayaan merupakan hasil dari penilaiannya terhadap sikap kita. Jadi sekali lagi kepercayaan adalah amanah yang harus dijaga erat.

Karena kepercayaan tak timbul dari penilaian sesaat pula. Orang lain berteman terhadap kita digerakan dari rasa kepercayaan pula, pikiran postitif menimbulkan persepsi bahwa si A kelihatannya memegang prinsip kejujuran dan bisa dipercaya. Di lain contoh kejujuran juga bagian dari syarat kenaikan jabatan dalam sebuah sistem manajemen di perusahaan.

Pemimpin perusahaan hanya menunjuk karyawan yang berprestasi baik terutama yang memegang prinsip kejujuran. Pemimpin menaruh kepercayaan full kepada karyawannya untuk menyelesaikan tugas kantornya. Kejujuran juga berlaku di sekolah dari TK sampai universitas, bahkan di sinilah kejujuran diajarkan sekaligus diuji tingkat kekuatannya.

Di sekolah setiap ada menempuh ujian kenaikan kelas maupun ujian akhir peserta dilarang keras menyontek, karena melanggar norma kejujuran. Setiap ada peserta ujian yang berbuat curang terkena tindakan hukuman dari sekolahan. Namun ujian yang paling berat justru ketika siswa lulus sekolah dan kembali dalam kehidupan bermasyarakat dan bekerja di perusahaan atau mengabdi menjadi Pegawai Negeri Sipil di situlah banyak godaan yang mengancam norma kejujuran.

Tak ada pengawasan yang ketat dan hati nurani dipertaruhkan demi materi yang bukan haknya. Kalau iman kita tak diikat kuat dari ibadah, bakalan kebobolan. Itulah mengapa di Indonesia banyak sekali kasus korupsi, bahkan menjadi negara yang paling korup nomer tiga di dunia. Sangat melalukan bukan?

Kejujuran yang selama masa sekolah dijunjung tinggi, ternyata hilang karena godaan setan. Koruptor yang terbukti bersalah menggelapkan uang negara, alih-alih malu, malah menunjukan ekpresi tak bersalah. Sungguh menjijikan. Mereka taksadar bahwa dia adalah contoh buruk bagi pelajaran norma kejujuran. Selama orang tak jujur bakalah kehilangan harga diri didepan masyarakat dan Allah.

Masyarakat sudah tak percaya lagi terhadap pejabat dan pelaku yang terbukti menyelewengkan kepercayaan. Untuk membangkitkan kepercayaan dari masyarakat sangat sulit, karena nilai kejujuran sudah dirusak sendiri.
Kejujuran Adalah Harga Diri

Kejujuran adalah harga mati yang harus dipegang sampai mati pula. Jujur di dunia selamat di akhirat. Prinsipnya miskin materi tak mengapa asalkan kita masih punya nilai kejujuran. Karena kejujuran ibarat pelampung penyelamat ketika manusia menghadapi pengadilan super adil yakni pada hari perhitungan kelak.

Norma jujur itulah salah satu saksi yang menyelamatkan dari hukuman Allah. Apa jadinya jika harga diri kita sendiri dirusak oleh sikap-sikap yang bertentangan dengan norma kejujuran? Yang pasti akan mendapatkan hukuman dari negara, masyarakat maupun rasa bersalah terhadap Allah penciptanya. Memang sesal hanya terjadi di belakangan.

Namun sebisa mungkin janganlah merusak harga diri dengan kebohongan dan tindakan yang melawan norma kejujuran di mana saja Anda berada. Sekali Anda berbohong di depan masyarakat luas, hilanglah harga diri Anda selamanya.
Tindakan yang Merusak Kejujuran

Berikut ini merupakan contoh-contoh perbuatan yang melanggar norma kejujuran, nilai-nilai moral dan agama. Contoh-contoh itu adalah tindakan yang harus dihindari siapa saja yang mengaku dirinya beragama dan bermasyarakat.
Mencuri. Mencuri atau mengambil barang yang bukan hak kita, merupakan tindakan melanggar norma kejujuran. Pemilik barang yang sah pasti merasa terpukul karena kehilangan barang kesayangannya. Mungkin barang yang berharga memiliki nilai sejarah tersendiri bagi pemiliknya. Manusia biasa pun bisa tergoda ingin mencuri ketika ada kesempatan dan kelemahan iman.
Bohong. Bohong adalah salah satu perusak nilai kejujuran. Bohong bisa saja terjadi karena faktor lingkungan yang mempengaruhi anak untuk berbohong. Kebohongan yang dipelihara terus-menerus bisa merusak karakter manusia, si pembohong bahkan bisa menjadi psikopat. Sekali berbohong dia akan berbohong kedua kali untuk menutup kebohonganya yang pertama. Dan terus berbohong untuk menutupi omongan kosongannya. Bohong adalah lingkaran setan yang pasti sulit di hentikan.
Manipulasi. Manipulasi merupakan kegiatan untuk merekayasa fakta yang sebenarnya. Apapun alasannya, tindakan manipulasi sangat bertolak belakang dengan norma kejujuran dan agama. Contoh manipulasi adalah mark up proyek pembangungan, mark up pengadaan barang. Jadi nilai barang digenjot naik melebih nilai beli aslinya. Agar ada selisih harga, jadi ketika dana cair, selisihnya harganya dipakai untuk kepentingan pribadi. Manipulasi menjadi racun pembangunan di Indonesia, mental oknum seperti ini hanya mementingkan urusan pribadinya tanpa memikirkan kepentingan pembangunan bangsa.
Korupsi. Salah satu tindakan illegal yang menerjang tataran norma kejujuran antara lain korupsi. Istilah melayu nya rasuah. Korupsi atau rasuah adalah penyakit akut yang sedang menggrogoti Indonesia. Korupsi ibarat penyakit kanker yang menyebar keseluruh institusi di Indonesia. Wuih berat juga kelihatnya. Mengelola dana milik masyarakat Indonesia adalah amanah yang luar biasa berat. Namun jika amanah itu dikelola dengan benar insyallah itu adalah ibadah yang dijanjikan pahala yang luar biasa besar oleh Allah Swt. Tapi sayangnya sebagian oknum pemerintah pada gelap mata ketika diberi mandat mengurus hal yang berkaitan dengan dana besar, mereka tergoda mencuri barang yang bukan haknya.
Ingkar janji. Janji adalah hutang dan yang namanya hutang itu harus dibayar. Demikian juga dengan janji ya harus di tepati. Karena setiap janji yang dikeluarkan dari mulut, didengar oleh Allah dan disaksikan oleh malaikat. Orang yang sering ingkar janji disebut juga pembohong, memang gampang mengumbar janji, tapi ketika menepati janji bukanlah perkara mudah, inilah yang sering terjadi pada setiap kampanye pemimpin daerah, dan kampanye legislatif saat pemilu. Penyakit ingkar janji masih menjadi masalah besar dari pemimpin di Indonesia.
Akibat Tidak Memiliki Sifat Kejujuran

Berikut ini merupakan dampak buruk dari tindakan merusak norma kejujuran. Yang jelas akibatnya merugikan diri sendiri dan merusakan nama baik keluarga dan komunitas.
Hilang kepercayaan. Salah satunya adalah hilangnya kepercayaan dari masyarakat atau orang-rang di sekelilingnya. Kalau sudah terbukti bohong atau mencuri, pasti tindakan dan ucapan tersangka bakalan dicurigai maupun diacuhkan sama sekali.
Susah naik pangkat. Demikian juga risiko yang bakal dihadapi oleh pegawai yang terbukti melakukan kebohongan dan pelanggaran aturan di kantor swasta maupun pemerintah, bakalan kesulitan naik pangkat dan jabatan.
Dosa. Dosa adalah hukuman dari Tuhan kepada manusia yang melanggar larangan dan perintahnya. Berbohong merupakan tindakan yang berdosa besar karena melanggar norma agama. Takaran dosa berbeda bisa besar atau kecil tergantung pada tindakan.

Demikianlah sekelumit tentang kejujuran yang harus dijaga sampai mati. Bahwa kejujuran adalah mata uang yang berlaku sampai kapanpun dan di manapun.
 
Semoga Bermanfaat

Sepuluh Manfaat Silaturrohim

Selain Ibadah yang Wajib banyak lagi ibadah mendapat penilaian yang baik dari Allah salah satunya dalam Islam menyuruh umatnya memperbanyak silaturrahmi dengan siapapun dan dimanapun. Sebab dalam kehidupan keseharian, setiap individu selalu membutuhkan orang lain dan tidak bisa hidup sendiri. Silaturrohim merupakan ibadah yang sangat mulia, mudah dan membawa berkah. Kaum muslimin hendaknya tidak melalaikan dan melupakannya. Karena itu merupakan ibadah yang paling indah berhubungan dengan manusia, sehingga perlu meluangkan waktu untuk melaksanakan amal shalih ini. Silaturrohim termasuk akhlak yang mulia.

Dianjurkan dan oleh Islam juga diseru. Peringatan yang terdapat dalam Al-Qur’an untuk tidak memutuskan tali silaturrohim. Allah Ta’ala telah menyeru hambanya berkaitan dengan menyambung tali silaturrohim dalam sembilan belas ayat di kitab-Nya yang mulia. Allah Ta’ala memperingatkan orang yang memutuskannya dengan laknat dan adzab, di antara firmanNya:

“Maka apakah kiranya jika kamu berkuasa kamu akan membuat kerusakan di muka bumi dan memutuskan hubungan kekeluargaan? Mereka itulah orang-orang yang dilaknati Allah dan ditulikanNya telinga mereka, dan dibutakanNya penglihatan mereka.” (QS Muhammad : 22-23).

Demikian banyak dan mudahnya alat transportasi dan komunikasi, seharusnya menambah semangat kaum muslimin bersilaturrohim. Bukankah silaturrohim merupakan satu kebutuhan yang dituntut fitrah manusia? Karena dapat menyempurnakan rasa cinta & interaksi sosial antar umat manusia. Silaturrohim juga merupakan dalil & tanda kedermawanan serta ketinggian akhlak seseorang.

Memutus tali silaturrohim adalah perbuatan yang sangat dilarang dalam agama Islam, Allah berfirman: “Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) namaNya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrohim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (Q.S An-Nisaa’ : 1)

Menurut Rasulullah SAW, Allah SWT akan melapangkan rezeki orang yang suka menyambung tali silaturrohim. Allah juga akan memanjangkan umur kepadanya. Dalam sabdanya:
“Barangsiapa yang senang untuk dilapangkan rizkinya dan diakhirkan ajalnya (dipanjangkan umurnya), maka hendaklah ia menyambung (tali) silaturrohim.” (H.R Bukhari)

Dalam hadits Abu Hurairah, sabda Rasulullah yang lain:
Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, hendaklah bersilaturrohim
(Muttafaqun ‘alaihi)

Kini dapat kita mengerti, betapa pentingnya silaturrohim dalam Islam. Maka melihat pentingnya silaturahmi tersebut, berikut merupakan 10 manfaat Silaturrohim menurut Abu Laits Samarqandi, yaitu:
1. Mendapatkan ridha dari Allah SWT.

2. Membuat orang yang kita dikunjungi berbahagia. Hal ini amat sesuai dengan sabda Rasulullah SAW, yaitu “Amal yang paling utama adalah membuat seseorang berbahagia.”
3. Menyenangkan malaikat, karena malaikat juga sangat senang bersilaturahmi.
4. Disenangi oleh manusia.
5. Membuat iblis dan setan marah.
6. Memanjangkan usia.
7. Menambah banyak dan berkah rejekinya.
8. Membuat senang orang yang telah wafat. Sebenarnya mereka itu tahu keadaan kita yang masih hidup, namun mereka tidak dapat berbuat apa-apa. Mereka merasa bahagia jika keluarga yang ditinggalkannya tetap menjalin hubungan baik.
 9. Memupuk rasa cinta kasih terhadap sesama, meningkatkan rasa kebersamaan dan rasa kekeluargaan, mempererat dan memperkuat tali persaudaraan dan persahabatan.
10. Menambah pahala setelah kematiannya, karena kebaikannya (dalam hal ini, suka bersilaturrohim) akan selalu dikenang sehingga membuat orang lain selalu mendoakannya.

Demikianlah 10 manfaat dari suka bersilaturrohim, Semoga kita termasuk kedalam orang-orang yang suka bersilaturrohim, Aamiin….

Wallahu A'lamu Bishshowab


Semoga Bermanfaat

PENTINGNYA KOMUNIKASI DALAM SEBUAH ORGANISASI

                                         

BAB I
                              PENDAHULUAN                              
1.1 Latar Belakang
Mengapa komunikasi penting dalam suatu organisasi ? Pertanyaan ini kerap dilontarkan oleh mereka yang memperhatikan terhadap kajian fenomena komunkai maupun mereka yang tertarik pada gejala gejala keorganisasian. Dalam kenyataan masalah komunikasi senantiasa muncul dalam proses pengorganisasian. Komunikasi mempunyai andil membangun iklim organisasi, yang berdampak kepada membangun budaya organisasi, yaitu nilai-nilai dan kepercayaan yang menjadi titik pusat organisasi. Komunikasi dalam organisasi adalah komunikasi yang dilakukan pimpinan, baik dengan para karyawan maupun dengan khalayak yang ada kaitannya dengan organisasi, dalam rangka pembinaan kerja sama yang serasi untuk mencapai tujuan dan sasaran organisasi.

Komunikasi memiliki hubungan yang erat sekali dengan kepemimpinan, bahkan dapat dikatakan bahwa tiada kepemimpinan tanpa komunikasi. Apalagi syarat seorang pemimpin selain ia harus berilmu, berwawasan kedepan, ikhlas, tekun, berani, jujur, sehat jasmani dan rohani, ia juga harus memiliki kemampuan berkomunikasi, sehingga Rogers (1969) mengatakan “Leadership is Communication. Kemampuan berkomunikasi akan menentukan berhasil tidaknya seorang pemimpin dalam melaksanakan tugasnya.
Setiap pemimpin (leader) memiliki pengikut (flower) guna meralisir gagasannya dalam
rangka mencapai tujuan tertentu. Disinilah pentingnya kemampuan berkomunikasi bagi
seorang pemimpin, khususnya dalam usaha untuk mempengaruhi prilaku orang lain. Inilah hakekatnya dari suatu manajemen dalam organisasi
Proses Komunikasi yang efektif memungkinkan manejer untuk melaksanakan tugas-tugas mereka. Informasi harus dikomunikasikan kepada stafnya agar mereka mempunyai dasar perencanaan, agar rencana-rencana itu dapat dilaksanakan. Pengorganisasian memerlukan komunikasi dengan bawahan tentang penugasan mereka. Pengarahan mengharuskan manejer untuk berkomunikasi dengan bawahannya agar tujuan kelompo dapat tercapai.
Jadi seorang manejer akan dapat melaksanakan fungsi-fungsi manajemen melalui interaksi dan komunikasi dengan pihak lain
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang penulis uraikan, banyak permasalahan yang penulis dapatkan. Permasalahan tsb antara lain :
1. Apakah pengertian komunikasi dan pengaruhnya di dalam organisasi?
2. Apa saja Dimensi-Dimensi proses Komunikasi dalam Kehidupan Organisasi?
3. Bagaimana memahami komunikasi dalam organisasi melalui gaya komunikasi?
4. Apa saja yang menjadi pengahambat komunikasi dalam organisasi?
5. Bagaimana model komunikasi dalam organisasi?
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui teori pengertian komunikasi dan pengaruhnya di dalam organisasi
2. Untuk mengetahui Dimensi-Dimensi proses Komunikasi
3. Untuk mengetahui gaya komunikasi yang di lakukan di dalam organisasi
4. Untuk mengetahui apa yang menjadi hambatan dalam komunikasi
5. Untuk mengetahui model dalam komunikasi
 
                            BAB II                             
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Teori Komunikasi Dalam Organisasi
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.
Organisasi dan komunikasi
Istilah organisasi berasal dari bahasa Latin organizare, yang secara harafiah berarti paduan dari bagian-bagian yang satu sama lainnya saling bergantung. Di antara para ahli ada yang menyebut paduan itu sistem, ada juga yang menamakannya sarana.
Everet M.Rogers dalam bukunya Communication in Organization, mendefinisikan organisasi sebagai suatu sistem yang mapan dari mereka yang bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama, melalui jenjang kepangkatan, dan pembagian tugas.
Robert Bonnington dalam buku Modern Business: A Systems Approach, mendefinisikan organisasi sebagai sarana dimana manajemen mengoordinasikan sumber bahan dan sumber daya manusia melalui pola struktur formal dari tugas-tugas dan wewenang.
Korelasi antara ilmu komunikasi dengan organisasi terletak pada peninjauannya yang terfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi itu. Ilmu komunikasi mempertanyakan bentuk komunikasi apa yang berlangsung dalam organisasi, metode dan teknik apa yang dipergunakan, media apa yang dipakai, bagaimana prosesnya, faktor-faktor apa yang menjadi penghambat, dan sebagainya
Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Isinya berupa cara kerja di dalam organisasi, produktivitas, dan berbagai pekerjaan yang harus dilakukan dalam organisasi. Misalnya: memo, kebijakan, pernyataan, jumpa pers, dan surat-surat resmi. Adapun komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual.
Sendjaja (1994) menyatakan fungsi komunikasi dalam organisasi adalah sebagai berikut:
1. Fungsi informatif. Organisasi dapat dipandang sebagai suatu sistem pemrosesan informasi. Maksudnya, seluruh anggota dalam suatu organisasi berharap dapat memperoleh informasi yang lebih banyak, lebih baik dan tepat waktu. Informasi yang didapat memungkinkan setiap anggota organisasi dapat melaksanakan pekerjaannya secara lebih pasti. Orang-orang dalam tataran manajemen membutuhkan informasi untuk membuat suatu kebijakan organisasi ataupun guna mengatasi konflik yang terjadi di dalam organisasi. Sedangkan karyawan (bawahan) membutuhkan informasi untuk melaksanakan pekerjaan, di samping itu juga informasi tentang jaminan keamanan, jaminan sosial dan kesehatan, izin cuti, dan sebagainya.
2. Fungsi regulatif. Fungsi ini berkaitan dengan peraturan-peraturan yang berlaku dalam suatu organisasi. Terdapat dua hal yang berpengaruh terhadap fungsi regulatif, yaitu: a. Berkaitan dengan orang-orang yang berada dalam tataran manajemen, yaitu mereka yang memiliki kewenangan untuk mengendalikan semua informasi yang disampaikan. Juga memberi perintah atau intruksi supaya perintah-perintahnya dilaksanakan sebagaimana semestinya. b. Berkaitan dengan pesan. Pesan-pesan regulatif pada dasarnya berorientasi pada kerja. Artinya, bawahan membutuhkan kepastian peraturan tentang pekerjaan yang boleh dan tidak boleh untuk dilaksanakan.
3. Fungsi persuasif. Dalam mengatur suatu organisasi, kekuasaan dan kewenangan tidak akan selalu membawa hasil sesuai dengan yang diharapkan. Adanya kenyataan ini, maka banyak pimpinan yang lebih suka untuk mempersuasi bawahannya daripada memberi perintah. Sebab pekerjaan yang dilakukan secara sukarela oleh karyawan akan menghasilkan kepedulian yang lebih besar dibanding kalau pimpinan sering memperlihatkan kekuasaan dan kewenangannya.
4. Fungsi integratif. Setiap organisasi berusaha untuk menyediakan saluran yang memungkinkan karyawan dapat melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan baik. Ada dua saluran komunikasi yang dapat mewujudkan hal tersebut, yaitu: a. Saluran komunikasi formal seperti penerbitan khusus dalam organisasi tersebut (buletin, newsletter) dan laporan kemajuan organisasi. b. Saluran komunikasi informal seperti perbincangan antar pribadi selama masa istirahat kerja, pertandingan olahraga, ataupun kegiatan darmawisata. Pelaksanaan aktivitas ini akan menumbuhkan keinginan untuk berpartisipasi yang lebih besar dalam diri karyawan terhadap organisasi.
2.1.1 Pengaruh Komunikasi terhadap Perilaku Organisasi.
Sebagai komunikator, seorang pemimpin organisasi, manajer, atau administrator harus memilih salah satu berbagai metode dan teknik komunikasi yang disesuaikan dengan situasi pada waktu komunikasi dilancarkan. Sebagai komunikator, seorang manajer harus menyesuaikan penyampaian pesannya kepada peranannya yang sedang dilakukannya. Dalam hubungan ini, Henry Mintzberg seorang profesor manajemen pada McGill University di Montreal-Kanada, menyatakan wewenang formal seorang manajer menyebabkan timbulnya tiga peranan: peranan antarpersona; peranan informasi; dan peranan memutuskan.
1. Peranan antarpersona seorang manajer meliputi tiga hal:
a. Peranan tokoh. Kedudukan sebagai kepala suatu unit organisasi, membuat seorang manajer melakuan tugas yang bersifat keupacaraan. Karena ia merupakan seorang tokoh, maka selain memimpim berbagai upacara di kantornya, ia juga diundang oleh pihak luar untuk menghadiri berbagai upacara. Dalam peranan ini seorang manajer berkesempatan untuk memberikan penerangan, penjelasan, imbauan, ajakan, dll.
b. Peranan pemimpin. Sebagai pemimpin, seorang manajer bertanggung jawab atas lancar-tidaknya pekerjaan yang dilakukan bawahannya. Beberapa kegiatan bersangkutan langsung dengan kepemimpinannya pada semua tahap manajemen: penentuan kebijaksanaan, perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, pengawasan, dan penilaian. Ada juga kegiatan-kegiatan yang tidak langsung berkaitan dengan kepemimpinannya, antara lain memotivasi para karyawan agar giat bekerja. Untuk melaksanakan kepemimpinannya secara efektif, maka ia harus mampu melaksanakan komunikasi secara efektif. Dalam konteks kepemimpinan, seorang manajer berkomunikasi efektif bila ia mampu membuat para karyawan melakukan kegiatan tertentu dengan kesadaran, kegairahan, dan kegembiraan. Dengan suasana kerja seperti itu akan dapat diharapkan hasil yang memuaskan.
c. Peranan penghubung. Dalam peranan sebaga penghubung, seorang manajer melakukan komunikasi dengan orang-orang di luar jalur komando vertikal, baik secara formal maupun secara tidak formal.
2. Peranan informasi. Dalam organisasinya, seorang manajer berfungsi sebagai pusat informasi. Ia mengembangkan pusat informasi bagi kepentingan organisasinya. Peranan informasional meliputi peranan-peranan sebagai berikut:
a. Peranan monitor. Dalam melakukan peranannya sebagai monitor, manajer memandang lingkungan sebagai sumber informasi. Ia mengajukan berbagai ertanyaan kepada rekan-rekannya atau kepada bawahannya, dan ia menerima informasi pula dari mereka tanpa diminta berkat kontak pribadinya yang selalu dibinanya.
b. Peranan penyebar. Dalam peranannya sebagai penyebar ia menerima dan menghimpun informasi dari luar yang penting artinya dan bermanfaat bagi organisasi, untuk kemuian disebarkan kepada bawahannya
c. Peranan juru bicara. Peranan ini memiliki kesamaan dengan peranan penghubung, yakni dalam hal mengkomunikasikan informasi kepada khalayak luar. Perbedaannya ialah dalam hal caranya: jika dalam peranannya sebagai penghubung ia menyampaikan informasi secara antarpribadi dan tidak selalu resmi, namun dalam perananya sebagai juru bicara tidak selamanya secara kontak pribadi, tetapi selalu resmi. Dalam peranannya sebagai juru bicara itu ia juga harus mengkomunikasikan informasi kepada orang-orang yang berpengaruh yang melakukan pengawasan terhadap organisasinya. Kepada khalayak di luar organisasinya ia memberikan informasi dalam rangka pengembangan organisasinya. Ia meyakinkan khalayak bahwa organisasi yang dipimpinnya telah melakukan tanggung jawab sosial sebagaimana mestinya. Ia meyakinkan pula para pejabat pemerintah bahwa organisasinya berjalan sesuai dengan peratruran sebagaimana harusnya.
3. Peranan memutuskan. Seorang manajer memegang peranan yang sangat penting dalam sistem pengambilan keputusan dalam organisasinya. Ada empat peranan yang dicakup pada peranan ini:
a. Peranan wiraswasta. Seorang manajer berusaha memajukan organisasinya dan mengadakan penyesuaian terhadap perubahan kondisi lingkungannya. Ia senantiasa memandang ke depan untuk mendapatkan gagasan baru. Jika sebuah gagasan muncul, maka ia mengambil prakarsa untuk mengembangkan sebuah proyek yang iawasinya sendiri atau didelegasikannya kepad bawahannya.
b. Peranan pengendali gangguan. Seorang manajer berusaha sebaik mungkin menanggapi setiap tekanan yang menimpa organisasi, seperti buruh mogok, para pelanggan menghilang.
c. Peranan penentu sumber. Seorang manajer bertanggung jawab untuk memutuskan pekerjaan apa yang harus dilakukan, siapa yang akan melaksanakan, dan bagaimana pembagian pekerjaan dilangsungkan. Manajer juga mempunyai kewenangan mengenai pengambilan keputusan penting sebelum implementasi dijalankan. Dengan kewenangan itu, manajer dapat memastikan bahwa keputusan-keputusan yang berkaitan semuanya berjalan melalui pemikran tunggal.
d. Peranan perunding. Manajer melakukan peranan perunding bukan saja mengenai hal-hal yang resmi dan langsung berhubungan dengan organisasi, melainkan juga tentang hal-hal yang tidak resmi dan tidak langsung berkaitan dengan kekaryaan. Bagi manajer, perundingan merupakan gaya hidup karena hanya ialah yang mempunyai wewenang untuk menanggapi sumber-sumber organisasional pada waktu yang tepat, dan hanya ialah yang merupakan pusat jaringan informasi yang sangat diperlukan bagi perundingan yang penting.
2.2 Dimensi-Dimensi proses Komunikasi dalam Kehidupan Organisasi
1. Komunikasi internal.
Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama bawahan. Proses komunikasi internal ini bisa berujud komunikasi antarpribadi ataupun komunikasi kelompok. Juga komunikasi bisa merupakan proses komunikasi primer maupun sekunder (menggunakan media nirmassa). Komunikasi internal ini lazim dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Komunikasi vertikal, yaitu komunikasi dari atas ke bawah dan dari bawah ke atas. Komunikasi dari pimpinan kepada bawahan dan dari bawahan kepada pimpinan. Dalam komunikasi vertikal, pimpinan memberikan instruksi-instruksi, petunjuk-petunjuk, informasi-informasi, dll kepada bawahannya. Sedangkan bawahan memberikan laporan-laporan, saran-saran, pengaduan-pengaduan.
b. Komunikasi horizontal atau lateral, yaitu komunikasi antara sesama seperti dari karyawan kepada karyawan, manajer kepada manajer. Pesan dalam komunikasi ini bisa mengalir di bagian yang sama di dalam organisasi atau mengalir antarbagian. Komunikasi lateral ini memperlancar pertukaran pengetahuan, pengalaman, metode, dan masalah. Hal ini membantu organisasi untuk menghindari beberapa masalah dan memecahkan yang lainnya, serta membangun semangat kerja dan kepuasan kerja.
2. Komunikasi eksternal.
Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi. Pada organisasi besar, komunikasi ini lebih banyak dilakukan oleh kepala hubungan masyarakat dari pada pimpinan sendiri. Yang dilakukan sendiri oleh pimpinan hanyalah terbatas pada hal-hal yang ianggap sangat penting saja. Komunikasi eksternal terdiri dari jalur secara timbal balik:
a. Komunikasi dari organisasi kepada khalayak. Komunikasi ini dilaksanakan umumnya bersifat informatif, yang dilakukan sedemikian rupa sehingga khalayak merasa memiliki keterlibatan, setidaknya ada hubungan batin. Komunikasi ini dapat melalui berbagai bentuk, seperti: majalah organisasi; press release; artikel surat kabar atau majalah; pidato radio; film dokumenter; brosur; leaflet; poster; konferensi pers.
b. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi. Komunikasi dari khalayak kepada organisasi merupakan umpan balik sebagai efek dari kegiatan dan komunikasi yang dilakukan oleh organisasi.
2.3 Memahami Komunikasi dalam Organisasi
Gaya komunikasi atau communication style akan memberikan pengetahuan kepada kita tentang bagaimana perilaku orang-orang dalam suatu organisasi ketika mereka melaksanakan tindak berbagi informasi dan gagasan. Sementara pada pengaruh kekuasaan dalam organisasi, kita akan mengkaji jenis-jenis kekuasaan yang digunakan oleh orang-orang dalam tataran manajemen sewaktu mereka mencoba mempengaruhi kemampuan berkomunikasi dalam organsasi.
Gaya Komunikasi. Gaya komunikasi didefinisikan sebagai seperangkat perilaku antar pribadi yang terspesialisasi yang digunakan dalam suatu situasi tertentu
Masing-masing gaya komunikasi terdiri dari sekumpulan perilaku komunikasi yang dipakai untuk mendapatkan respon atau tanggapan tertentu dalam situasi yang tertentu pula. Kesesuaian dari satu gaya komunikasi yang digunakan, bergantung pada maksud dari pengirim (sender) dan harapan dari penerima (receiver)
Enam gaya komunikasi menurut Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss
1. The Controlling style
Gaya komunikasi yang bersifat mengendalikan ini, ditandai dengan adanya satu kehendak atau maksud untuk membatasi, memaksa dan mengatur perilaku, pikiran dan tanggapan orang lain. Orang-orang yang menggunakan gaya komunikasi ini dikenal dengan nama komunikator satu arah atau one-way communications.
Pihak-pihak yang memakai controlling style of communication ini, lebih memusatkan perhatian kepada pengiriman pesan dibanding upaya mereka untuk berharap pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian untuk berbagi pesan. Mereka tidak mempunyai rasa ketertarikan dan perhatian pada umpan balik, kecuali jika umpan balik atau feedback tersebut digunakan untuk kepentingan pribadi mereka. Para komunikator satu arah tersebut tidak khawatir dengan pandangan negatif orang lain, tetapi justru berusaha menggunakan kewenangan dan kekuasaan untuk memaksa orang lain mematuhi pandangan-pandangannya.
2. The Equalitarian style
Aspek penting gaya komunikasi ini ialah adanya landasan kesamaan. The equalitarian style of communication ini ditandai dengan berlakunya arus penyebaran pesan-pesan verbal secara lisan maupun tertulis yang bersifat dua arah.
Dalam gaya komunikasi ini, tindak komunikasi dilakukan secara terbuka. Artinya, setiap anggota organisasi dapat mengungkapkan gagasan ataupun pendapat dalam suasana yang rileks, santai dan informal. Dalam suasana yang demikian, memungkinkan setiap anggota organisasi mencapai kesepakatan dan pengertian bersama. The equalitarian style ini akan memudahkan tindak komunikasi dalam organisasi, sebab gaya ini efektif dalam memelihara empati dan kerja sama, khususnya dalam situasi untuk mengambil keputusan terhadap suatu permasalahan yang kompleks.
3. The Structuring style
Gaya komunikasi yang berstruktur ini, memanfaatkan pesan-pesan verbal secara tertulis maupun lisan guna memantapkan perintah yang harus dilaksanakan, penjadwalan tugas dan pekerjaan serta struktur organisasi. Pengirim pesan lebih memberi perhatian kepada keinginan untuk mempengaruhi orang lain dengan jalan berbagi informasi tentang tujuan organisasi, jadwal kerja, aturan dan prosedur yang berlaku dalam organisasi tersebut.
4. The Dynamic style
Gaya komunikasi yang dinamis ini memiliki kecenderungan agresif, karena pengirim pesan atau sender memahami bahwa lingkungan pekerjaannya berorientasi pada tindakan (action-oriented). The dynamic style of communication ini sering dipakai oleh para juru kampanye ataupun supervisor yang membawa para wiraniaga (salesmen atau saleswomen).
Tujuan utama gaya komunikasi yang agresif ini adalah mestimulasi atau merangsang pekerja/karyawan untuk bekerja dengan lebih cepat dan lebih baik. Gaya komunikasi ini cukup efektif digunakan dalam mengatasi persoalan-persoalan yang bersifat kritis, namun dengan persyaratan bahwa karyawan atau bawahan mempunyai kemampuan yang cukup untuk mengatasi masalah yang kritis tersebut.
5. The Relinguishing style
Gaya komunikasi ini lebih mencerminkan kesediaan untuk menerima saran, pendapat ataupun gagasan orang lain, daripada keinginan untuk memberi perintah, meskipun pengirim pesan (sender) mempunyai hak untuk memberi perintah dan mengontrol orang lain.
Pesan-pesan dalam gaya komunikasi ini akan efektif ketika pengirim pesan atau sender sedang bekerja sama dengan orang-orang yang berpengetahuan luas, berpengalaman, teliti serta bersedia untuk bertanggung jawab atas semua tugas atau pekerjaan yang dibebankannya.
6. The Withdrawal style
Akibat yang muncul jika gaya ini digunakan adalah melemahnya tindak komunikasi, artinya tidak ada keinginan dari orang-orang yang memakai gaya ini untuk berkomunikasi dengan orang lain, karena ada beberapa persoalan ataupun kesulitan antarpribadi yang dihadapi oleh orang-orang tersebut.
2.4 Hambatan-Hambatan Te rhadap Komunikasi yang Efektif Di Dalam Ornagisasi
1. Hambatan Teknis
Keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi. Dari sisi teknologi, semakin berkurang dengan adanya temuan baru dibidang kemajuan teknologi komunikasi dan informasi, sehingga saluran komunikasi dapat diandalkan dan efesien sebagai media komunikasi.
Menurut Cruden dan Sherman dalam bukunya Personel Management, 1976, jenis hambatan teknis dari komunikasi :
 Tidak adanya rencana atau prosedur kerja yang jelas
 Kurangnya informasi atau penjelasan
 Kurangnya ketrampilan membaca
 pemilihan media [saluran] yang kurang tepat.
2. Hambatan Semantik
Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea secara
secara efektif. Definisi semantik sebagai studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa.
Kata-kata membantu proses pertukaran timbal balik arti dan pengertian [komunikator dan komunikan], tetapi seringkali proses penafsirannya keliru. Tidak adaya hubungan antara Simbol [kata] dan apa yang disimbolkan [arti atau penafsiran], dapat mengakibatkan kata yang dipakai ditafsirkan sangat berbeda dari apa yang dimaksudkan sebenarnya.
Untuk menghindari mis komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat sesuai dengan karakteristik komunikannya, dan melihat kemungkinan penafsiran terhadap kata-kata yang dipakainya.
3. Hambatan Manusiawi
Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi, kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat panca indera seseorang
2.5 Model Komunikasi dalam Organisasi
Model komunikasi yang paling sederhana adalah terdiri tiga bagian penting yaitu :
1.Pengirim
2.Pesan
3.Penerima
Model ini menunjukkan 3 unsur esensi komunikasi. Bila salah satu unsur hilang, komunikasi tidak dapat berlangsung. Sebagai contoh seorang dapat mengirimkan pesan, tetapi bila tidak ada yang menerima atau yang mendengar, komunikasi tidak akan terjadi.
Model komunikasi yang terperinci, dengan unsur-unsur penting dalam suatu organisasi yaitu :
1. Sumber mempunyai gagasan, pemikiran atau kesan yang
2. diterjemahkan atau disandikan ke dalam kata-kata dan symbol-simbol, kemudian
3. disampaikan atau dikirimkan sebagai pesan kepada penerima
4. penerima menangkap symbol-simbol dan
5. diterjemahkan kembali atau diartikan kembali menjadi suatu gagasan dan
6. mengirimkan berbagai bentuk umpan balik kepada pengirim.
Sumber (source) atau pengirim mengendalikan berbagai pesan yang dikirim, susunan yang digunakan, dan saluran mana yang akan digunakan untuk mengirim pesan tersebut. Mengubah pesan ke dalam berbagai bentuk simbo-simbol verbal atau nonverbal yang mampu memindahkan pengertian, seperti kata-kata percakapan atau tulisan, angka, berakan dsb.
Langkah ketiga sumber mengirimkan pesan melalui berbagai saluran komunikasi lisan. Manfaat komunikasi lisan, antar pribadi adalah kesempatan untuk berinteraksi antara sumber dan penerima, memungkinkan komunikasi nonverbal (gerakan tubuh, intonasi suara, dll) disampaikannya pesan secara tepat, dan memungkinkan umpan bali diproleh. Sedangkan komunikasi terulis dapat disampaikan melalui media seperti :memo, surat, laporan, catatan, bulletin, surat kabar dsb. Komunikasi tulisan mempunyai kelebihan dalam penyediaan laporan atau dokumen untuk kepenting masa mendatang.
Langkah keempat adalah penerimaan pesan oleh pihak penerima. Pada umumnya penerima menerima pesan melalu panca indera mereka.. banyak pesan penting yang tidak diterima oleh seseorang karena mereka tidak menerima pesan karena kesalahan dalam mememilih media yang tepat.
Langkah kelima adalah decoding. Hal ini menyangkut memahami symbol-simbol yang dipergunakan oleh pengirim (sumber). Ini amat dipengaruhi oleh latar belakang, kebudayaan, pendidikan, lingkungan, praduga dan gangguan disekitarnya. Dalam komunikasi dua arah antara pimpinan dan stafnya (atasan dan bawahan) kemampuan pimpinan dalam berkomunikasi menjadi factor penentu berhasil tidaknya orang lain memahami ide, gagasan yang ia sampaikan.
Langkah terakhir adalah umpan balik. Setelah pesan diterima dan diterjemahkan, penerima memberikan respon, jadi komunikasi adalah proses yang berkesinambungan dan tak pernah berakhir. Inilah yang disebut bahwak komunikasi yang efektif itu akan menimbulkan interaksi yang baik pula dalam melaksanakan tujuan organisasi.

                                 BAB III
                           KESIMPULAN

Komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi (Wiryanto, 2005). Henry Mintzberg seorang profesor manajemen pada McGill University di Montreal-Kanada, menyatakan wewenang formal seorang manajer menyebabkan timbulnya tiga peranan yang mempengaruhi bwahannya: peranan antar personal; peranan informasi; dan peranan memutuskan.
Komunikasi internal organisasi adalah proses penyampaian pesan antara anggota-anggota organisasi yang terjadi untuk kepentingan organisasi, seperti komunikasi antara pimpinan dengan bawahan, antara sesama bawahan. Komunikasi eksternal organisasi adalah komunikasi antara pimpinan organisasi dengan khalayak di luar organisasi.
Gaya komunikasi atau communication style akan memberikan pengetahuan kepada kita tentang bagaimana perilaku orang-orang dalam suatu organisasi ketika mereka melaksanakan tindak berbagi informasi dan gagasan. Enam gaya komunikasi menurut Steward L.Tubbs dan Sylvia Moss, yaitu: The Controlling style, The Equalitarian style, The Structuring style, The Dynamic style, The Relinguishing style, The Withdrawal style
Di dalam mengkomunikasikan sesuatu informasi kepada bawahan atau orang lain terdapat hambatan yang sering menghambat penyampaian informasi tersebut seperti, hambatan teknis dan hambatan simantik.
Model komunikasi adalah suatu proses dimana awal informasi berasal dan proses penyampaiannya sampai dengan informasi tersebut di terima kemudian yang mengahasilkan timbal balik antara pemberi informasi dengan peneriman informasi.

Senin, 03 November 2014

Pentingnya menjanga Tali Persaudaraan

Menurut logika kita, setiap manusia memiliki kecenderungan untuk menjaga tali persaudaraan, hal ini dapat kita sadari dalam kehidupan sehari-hari dimana kadangkala terjadi ketidakharmonisan dalam berinteraksi sosial terhadap teman, sahabat, kerabat dan sebagainya. Ketidakharmonisan itu menjadikan petualangan kita di dunia ini tidak menyenangkan.

Diantara keutamaan menjaga tali persaudaraan adalah ia dapat menjadikan perasaan seseorang tenang, hidup lebih berarti, dan mudah mendapatkan rizki karena sangat mudah mendapatkan informasi. Ketika kita bicara tentang ketenangan hidup, maka kita tidak akan pernah lepas dari berbagai perbedaan jalan menuju ketenangan, sebagaimana kaum sufi mencari ketenangan melalui munajat kepada Allah SWT dengan melakukan aturan-aturan tertentu, Dan kaum liberal mencari ketenangan melalui kepuasan berfikir terhadap setiap perkara yang meragukan mereka. Ketenangan perasaan yang didapat oleh orang yang bebar-benar menjalin tali persaudaraan merupakan ketenangan batin yang sangat menakjubkan (tentunya) menjalin persaudaraan dengan penuh ketulusan dan saling menghargai, karena sesungguhnya Allah SWT sangat mencintai orang yang selalu menjaga tali persaudaraan.

Di antara keutamaan menjaga tali persaudaraan yang lain adalah menjadikan hidup lebih berarti. Manusia diciptakan oleh Allah SWT dari laki-laki dan perempuan dan ia menjadikan manusia pula bersuku-suku dan berbangsa-bangsa agar kita bisa saling mengenal. Oleh karena itu, berintraksi sosial dengan senantiasa menjaga tali persaudaraan merupakan keputusan yang tepat untuk menjadikan hidup yang kita lalui di dunia ini penuh makna. Dan sebagaimana kita ketahui bahwa sebaik-baik manusia adalah yang dapat memberi manfaat bagi saudara-saudaranya ataupun orang lain.

Dalam hidup ini, Allah SWT telah menentukan nasib setiap makhluknya, dan Allah SWT menentukan takdir kita agar kita tidak pernah putus asa dalam sesuatu dan senantiasa berusaha untuk selalu menjadi hamba Allah yang baik. Dengan senantiasa menjalin tali persaudaraan kita akan dimudahkan dalam segala urusan. Adapun tali persaudaraan yang saya maksudkan disini adalah saling pengertian dan saling nasehat-menasehati dalam kebaikan dan perkara yang dianjurkan serta yang dilarang oleh Allah SWT.

Semoga tulisan singkat ini dapat menggugah hati kita untuk senantiasa menjalin tali persaudaraan dengan sungguh-sungguh, dan semoga rahmat Allah SWT menjaga kita selalu, dan semoga dosa-dosa yang telah kita perbuat diampuni oleh-Nya, karena kita hanya manusia biasa yang tiada daya upaya selain memohon rahmat dan pertolongan-Nya agar tetap menjadi hambanya yang Mardhotillah, Amien.

Rabu, 22 Oktober 2014

Dinaning Wong Jawa

Miturut tiyang Jawi, dinten punika wonten 7 (pitu). Tembung pitu, ngemu teges bisa kanggo pitutur, pituduh, piwulang, pitulungan lan pitungkas.
Punika beberanipun:
1. Minggu utawi Ngahad. Minggirna barang kang ora guna utawi ala, lakonana tumindak kang utama kanggo gayuh rahmating Gusti kang akarya jagad. Jagading ati manungsa iku kudu dijaga, gampang mosik lan mobat-mabit. Njejege ati supaya tetep jejeg anggone nyembah mung mring Gusti Kang Maha Tunggal. Tan ana liya lan Tan kinaya ngapa. Sangkan Paraning Dumadi.

2. Senen. Aja bosen marang unen-unen Jawa kang ngemu pitutur tuntunaning urip. Tuntunan Urip iku ana 2 (loro) iyo iku Qur'an lan Hadits, aja mung diwaca lan diapalna. Nangging angen-angenen maknane, tancepke ning jero dhadha supaya paham syariat, haqiqat lan makrifate. Dienggo lelandesan tumindak lan ngibadah mring Gustine. Murakabi uripe mring masyarakat kiwo-tengene, urip iku urup.

3. Selasa. Selakna ngamal kang becik marang sapada-pada. Aja gawe lara atine liyan. Gawe seneng atine liyan luwih prayoga. Ngamal becik marang titahing Gusti dadiya laku utama. Jujur, prasaja, wicaksana, ngayemi, ngayomi dadiya sipat sesrawungan. Becik ketitik ala ketara.

4. Rebo. Tegese manungsa kudu duwe karep sinau kareben ora bodho. Amarga ilmu iku angel yen durung tinemu. Ngelmu iku ilmu kang wus manjing ing sajroning badanira. Ngaji Quran ora mung cukup apal maknane. Nanging kudu diangen-angen supaya bisa manjing ing jero dhadha, bisa mangerteni syariat, haqiqat lan makrifate. Kanggo mangerteni kalungguhane kawula mring Gustine. Nrima ing Pandum.

5. Kemis. Mingkem luwih becik tinimbang lamis. Aja rumangsa bisa lan waton sulaya, tundone mung lamis. Ngomong sing ora guna. Meper nafsu kumingsun luwih prayogi. Drengki, srei, ladak, gumede, adigang, adigung, adiguna iku sipat pun adohi. Aja dumeh.

6. Jemuah. Tegese jumbuhke lekakon, kekarepan kelawan pituah. Yen duwe karep kudu mantep, lan nglakoni kanthi sabar sarta aja lali nyuwun pituah (pitutur saking piyayi sepuh) kanggo janggkepe ikhtiyar mring Gusti. murih kasembadan gegayuhanne. Barakah hasile karana oleh rahmate saka Gustine. Ridhone Gusti Allah gumantung mring ridhone wongtuwane. Mikul dhuwur, mendem jero.

7. Setu. Tegesipun sak sapa'a wae kudu Insap marang barang kang wis kewetu. Tumindak ingkang sampun kaleksanan punika benjang bade dipun suwun tanggungjawabipun. Pramila sikap ingkang eling lan waspada punika kedah dipun ugemi. Eling mring Gustine, waspada mring tumindake. Lakune wong beja iku, ngati-ati lan tansah nyuwun pangayoman mring Gusti kang Murbehing Dumadi. Eling lan Waspada.

Makaten beberanipun, mugi andadosaken lodanging manah. Nyuwun pangapunten bilih woten klintunipun. Nuwun.

Jumat, 17 Oktober 2014

RUKUN DAN SYARAT PERNIKAHAN DALAM ISLAM

A. Rukun nikah
1. Pengantin lelaki (Suami)
2. Pengantin perempuan (Isteri)3. Wali
4. Dua orang saksi lelaki
5. Ijab dan kabul (akad nikah)
* singkatan SISWA.

B. Syarat Sah Nikah

Syarat bakal suami:
1. Islam
2. Lelaki yang tertentu
3. Bukan lelaki mahram dengan bakal isteri
4. Bukan dalam ihram haji atau umrah
5. Dengan kerelaan sendiri (bukan karena paksaan)
6. Mengetahui wali yang yang sah bagi akad nikah tersebut
7. Mengetahui bahwa perempuan yang hendak dinikahi adalah sah untuk dinikahi
8. Tidak mempunyai empat orang isteri yang sah dalam satu masa

Syarat bakal isteri:
1. Islam
2. Bukan seorang khunsa
3. Perempuan yang tertentu
4. Tidak dalam keadaan idah
5. Bukan dalam ihram haji atau umrah
6. Dengan rela hati (bukan karena dipaksa (kecuali anak gadis))
7. Bukan perempuan mahram dengan bakal suami
8. Bukan isteri orang atau masih ada suami
Syarat wali:
1. Adil
2. Islam
3. Baligh
4. Lelaki
5. Merdeka
6. Tidak fasik, kafir atau murtad
7. Bukan dalam ihram haji atau umrah
8. Waras – tidak cacat akal fikiran atau gila
9. Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan
10. Tidak muflis atau ditahan kuasanya atas hartanya.
* Sebaiknya bakal isteri perlulah memastikan syarat WAJIB menjadi wali. Sekiranya syarat wali bercanggah seperti di atas maka tidak sahlah sebuah pernikahan itu. Sebagai seorang mukmin yang sejati, kita hendaklah menitik beratkan hal-hal yang wajib seperti ini. Jika tidak maka kita akan hidup di lembah zina selamanya.
Syarat-syarat saksi (Sekurang-kurangnya dua orang):
1. Islam
2. Berakal
3. Baligh
4. Laki-laki
5. Memahami kandungan lafaz ijab dan qabul
6. Dapat mendengar, melihat dan bercakap
7. Adil (Tidak melakukan dosa-dosa besar dan tidak berterusan melakukan dosa-dosa kecil)
8. Merdeka
Syarat Ijab:
1. Pernikahan nikah ini hendaklah tepat
2. Tidak boleh menggunakan perkataan sindiran
3. Diucapkan oleh wali atau wakilnya
4. Tidak diikatkan dengan tempo waktu seperti mut'aah (nikah kontrak)
5.Tidak secara taklik (tiada sebutan prasyarat sewaktu ijab dilafadzkan)
* Contoh bacaan Ijab:Wali/wakil Wali berkata kepada bakal suami: "Aku nikahkan/kawinkan engkau dengan Diana Binti Daniel dengan mas kawinnya/bayaran perkawinannya sebanyak Rp. 50.000 tunai".
Syarat Qabul:
1. Ucapan mestilah sesuai dengan ucapan ijab
2. Tiada perkataan sindiran
3. Dilafadzkan oleh bakal suami atau wakilnya (atas sebab-sebab tertentu)
4. Tidak diikatkan dengan tempo waktu seperti mu'taah (nikah kontrak)
5. Tidak secara taklik (tiada sebutan prasyarat sewaktu qabul dilafadzkan)
6. Menyebut nama bakal isteri
7. Tidak diselangi dengan perkataan lain
* Contoh sebutan qabul (akan dilafadzkan oleh bakal suami): "Aku terima nikah/perkawinanku dengan Diana Binti Daniel dengan mas kawinnya/bayaran perkawinannya sebanyak Rp. 50.000 tunai" ATAU "Aku terima Diana Binti Daniel sebagai isteriku".
Allahu A'lamu Bishshowab
Semoga Bermanfaat

Rabu, 08 Oktober 2014

Sebelum engkau halal bagiku


Aku tak pernah mengharapkan apa-apa darimu, karna aku tau bahwa dirimu belum tentu jadi milikku..
Sebelum engkau halal bagiku, aku tak pernah menyatakan cinta padamu, karna aku hanya akan mengungkapkan rasa cintaku pada Sang Maha Pemberi Cinta..

Sebelum engkau halal bagiku, aku tak pernah menyentuhmu, karena aku hanya akan menyentuh yang HALAL untukku..

Sebelum engkau halal bagiku, aku tak pernah merayu, karna aku hanya akan merayu pendamping hidupku kelak..

Sebelum engkau halal bagiku, mungkin aku hanya diam membisu seribu bahasa, tahukah kamu apa yang aku lakukan?. Sebenarnya aku sedang ISTIQOMAH memohon petunjuk-Nya di sujud sepertiga malamku, jika memang kita berjodoh agar didekatkan dengan jalan-Nya..

Sebelum engkau halal bagiku, mungkin aku banyak menyendiri, tahukah kamu apa yang aku lakukan, sebenarnya aku sedang melihat KESABARANMU, sejauh mana rasa keikhlasanmu menerima semua ini..

Sebelum engkau halal bagiku, aku tak berani menggodamu, karna aku tak ingin menimbulkan HARAPAN dibenakmu, jika suratan takdir-Nya berkata lain yang akan kau temui hanyalah penderitaan di hati, untuk itu mengertilah akan sikapku, aku tak ingin menodai hatimu..

Sebelum engkau halal bagiku, aku hanya menitipkan do’a di setiap sujudku, jika memang kita ditakdirkan untuk membina mahligai kehidupan yang SAKINAH MAWADDAH WARAHMAH pasti akan bersama dengan jalan-Nya yang indah,…Aamiin ya Robbal ’alamin.

Menikahlah Demi Menjaga Kesucian Diri

Setiap insan pasti ingin melengkapi hidupnya dengan menikah bersama orang yang dicintai, sungguh aneh jika ada orang yang tak ingin menikah. Namun sering kali banyak rintangan yang harus dihadapi ketika hendak menikah. Itu adalah ujian dari Allah.
Setiap orang pasti menghadapi ujian yang berbeda-beda. Ada yang masalahnya belum mampu secara materi, karena orangtua, pekerjaan, masih sekolah/kuliah, jodoh yang tak kunjung datang, dan sebagainya.

Munculnya keinginan untuk menikah adalah hal yang patut disyukuri, sebab dengan menikah hidup seseorang menjadi lebih lengkap dan tentunya menikah adalah sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam yang sangat dianjurkan. Apatah lagi jika niatan menikah muncul karena ingin menjaga kesucian diri. Menikah adalah solusi terbaik untuk menyelamatkan diri dari hal-hal yang bisa menjerumuskan ke dalam perbuatan terlarang.
Namun kembali lagi, berbagai rintangan yang harus dihadapi ketika ingin melangkah ke jenjang pernikahan sering membuat seseorang menjadi gundah gulana.

Tetapi jangan sedih apalagi putus asa, ada janji yang indah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala yang disampaikan melalui lisan Rasul-Nya, bahwa Allah akan menolong mereka yang menikah demi menjaga kesucian dirinya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“…janganlah kamu berputus asa dari rahmat Allah.” (Qs. Az-Zumar: 53)

Untuk itu, tetap berusaha dan jangan berputus asa dari rahmat dan pertolongan Allah. Berusaha dengan jalan-jalan yang halal, berusaha memperbaiki diri dan berusaha banyak melakukan amal shalih untuk mendekatkan diri kepada-Nya, karena ini adalah sebaik-baik jalan agar diberi pertolongan oleh Allah. Dan jangan lupa berdo’a kepada Allah dengan sungguh-sungguh dan berprasangka baik kepada-Nya bahwa Dia pasti akan mengabulkan do’a orang yang memohon kepada-Nya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,
“Dan kawinkanlah orang-orang yang sendirian di antara kamu, dan orang-orang yang patut (kawin) dari hamba-hamba sahayamu yang perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memampukan mereka dengan karunia-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (Qs. An-Nur: 32)

“Berdoalah kalian kepada-Ku niscaya Aku akan mengabulkan permohonan kalian.” (Qs. Ghafir: 60)

Insya Allah, jika ikhlas berniat ingin menikah untuk menjaga kesucian diri, kita termasuk orang yang dijanjikan akan ditolong oleh Allah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Ada tiga golongan manusia yang pasti ditolong oleh Allah: orang yang berjihad di jalan Allah, budak yang ingin menebus dirinya (dengan membayar uang kepada majikannya) dan orang yang menikah karena ingin menjaga kesucian dirinya.” (HR.at-Tirmidzi, no. 1655 dan an-Nasa-I, no. 3120, dinyatakan hasan oleh Imam at-Tirmidzi dan syaikh al-Albani).

Wallahu a’lam

Kamis, 02 Oktober 2014

Rahasia Hati



Begitu mudah putih berubah hitam..., karena debu yng berterbangan..atau karena hitamnya arang...sedikit demi sedikit putih berubah menjadi kelam.!! tak mudah membuat yang hitam menjadi putih ...maka jagalah putih walau setitik nila....kotoran bisa membuat yang baik menjadi jahat...hanya ke SETIA an pada HATI sendiri menjadi benteng yang kokoh tak goyah di hancurkan walau diterpa badai dan taufan!...HATI tempat bersarangnya sebuah ketulusan atas pengabdian kepada yang MAHA..HATI tempat bermukimnya bisikan bisikan wali dan rasul serta para orang suci..di HATI Tuhan menempatkan petunjuk !di HATI Tuhan juga memberikan cobaan !pilahlah ..mana cobaan mana Godaan..mana bisikan syetan ..mana petunjuk TUhan..setelah kau temukan ..lalu berpeganglah pada SETIA HATI mu.
“Ingatlah, bahwa didalam tubuh ada segumpal darah. Jika segumpal darah itu baik (sehat) seluiruh tubuhpun akan menjadi baik. Namun, jika segumpal darah itu sakit, seluruh tubuh pun akan menjadi sakit. Ketahuilah segumpal darah itu adalah hati,” (HR Bukhari).
Salah satu pokok pembahasan yang paling banyak mendapat perhatian dalam islam adalah pembahasan tentang hati (al-qalb). Penting dibahas mengingat dia selalu berjalan tak tentu arah (bolak-balik). Itulah rahasia ketika bahasa Arab menamakan segumpal daging itu bernama al-qalb. Karena secara etimologi, al-qalb berarti bolak-balik (qallaba).
Merangaki hati ternyata tidak mudah. Ia tidak mudah semudah membalikkan telapak tangan. Agar seseorang bias merangkai hatinya sdengan baik, dia perlu latihan, cobaan, dan kesabaran dalam waktu yang panjang.
Hati adalah anggota hati yang sangat unuk. Ia selalu berjalan tak tentu arah. Mengikuti gelombang yang selalu mengombang-ambingkannya. Suatau hari ia bias berjalan kea rah kebaikan , di hari yang lain ia bias berjalan ke arah kejelekan.
Hati butuh nakhoda yang mahir. Jika suatu saat hati diberi kesusahan, sang nakhoda tersebut harus mampu menyetir hatinya agar tidak tenggelam ke dalam lautan putus asa dan ratapan. Begitupun jika hati diberi kebahagiaan, sang nakhoda harus mampu sang nakhoda harus mampu mengendalikan hatinya agar tidak terjerumus kedalam jurang kemewahan, kealpaan, dan kesombongan.
Dalam bukunya yang berjudul ighatsah Al-lihfan, Ibnu Qayyim membagi hati kedalam tiga bagian: hati sehat (qalb shahih), hati mati (qalb mayyit), dan hati sakit (qalb maridh).
Hati yang sehat adalah hati yang bersih dari segala bentuk syahwat yang menyalahi perintah Allah, larangan-Nya, dan barang-barang syubhat. Hati seperti ini bersih dari setiap penyembaan kepada selain Allah, bersih untuk todak berhukum kepada Nabi, serta bersih untuk selalu mencintsi Allah dan berhukum kepada Nabi. Takut, harapan, pasrah, tawakkal, tunduk, ridha, dan amarahnya adalah untuk Allah saja.
Sedangkan hati mati adalah hati yang tidak hidup. Hati seperti ini tidak pernah mengenal dan menyembah Allah. Hati yang mati selalu berdiri disampaing syahwat dan dirinya sendiri. Hati yang mati tidak pernah peduli terhadap murka dan keridhoan Allah. Itu lantaran hati sudah dibelenggu oleh sesembahan selain Allah.
Adapun hati sakit adalah hati yang hidup tapi memiliki penyakit. Hati sakit memiliki dua sisi: iman kepada Allah dan cinta kepada syahwat. Iman kepada Allah adalah sisi yang bias menghidupkan hati. Sedangkan cinta kepada syahwat adalah sisi yang dapat mematikan hati, baik dalam benytuk dengki, sombong, mementingkan diri sendiri, cinta jabatan, ataupun membuat kerusakan di bumi.
Orang yang berhati bersih adalah orang yang akan memetik keuntungan. Baik keuntungan di dunia maupun di akhirat. Keuntungan di dunia berupa rasa kasih saying yang didapat dari sesamanya. Sedang keuntungan di akhirat berupa keridhoan, perlindungan dan kasih saying yang didapat dari Allah (QS. Al-Syu’ara:87-89)
Adapun orang yang berhati sakit atau mati adalah orang yang akan emndapatkan kerugian. Di dalam kehidupan di dunia, orang yang berhati mati atau sakit akan selalu dicerca, tidak disayangi, digunjing, dicurigai, dan dikucilkan oleh sesamanya. Sedangkan di akhirat nanti, orang yang berhati sakit atau mati akan mendapatkan murka dan siksaan abadi yang datang dari Allah.
Untuk menjaga agar hati senantiasa bersih, ia harus terus disiram dengan kebaikan, baik dalam bentuk zikir, menjaga amanat, membaca Qur’an, istigfar maupun menolong sesame. Sesuai dengan hadits Nabi di atas, jika hati seseorang selalu bersih, seluruh amal perbuatannya akan menjadi bersih, baik, dan terpuji. Sebaliknya, jika hatinya mati atau sakit, seluruh amal perbuatannya pun akan menjadi kotor, buruk, dan tercela.
Ada doa yang telah diajarkan pleh Nabi agar hati selalu berjalan di atas kebaikan. Doa itu adalah,”Wahai Yang Maha pembolak-balik hati, kukuhkan;lah hatiku diatas agama-Mu,” (HR Al-Tarmidzi dan Ahmad). Sebagaimana yang diterangkan Ummu Salamah, doa itu adalah doa yang paling sring dibaca oleh Nabi.
Semoga kita termasuk kedalam bagian orang yang memiliki hati bersih. Yaitu, hati yang selalu dibimbing oleh cahaya Islam. Wallahu a’lam bish-shawab.
05.11 | 0 Comments
Rahasia Syari'at Islam Di Balik Larangan Ikhtilath

Ikhtilath artinya bercampur~baur. Yang dimaksud di sini adalah bercampur-baurnya antara dua jenis kelamin; laki-laki dan perempuan yang bukan mahram di satu tempat tanpa mengindahkan adab-adab syar´i.

Dalam dunia pendidikan sekuler di negeri kita saat ini, hal itu sudah merupakan pemandangan yang lazim. Dalam satu kelas terdapat murid laki-laki dan perempuan. Justeru yang dirasakan aneh adalah apabila antara kedua jenis kelamin itu terpisah dalam ruang belajar masing-masing. Sistem pemisahan ini jarang ada, kecuali di lembaga-lembaga pendidikan yang menerapkan sistem pendidikan Islami.

Padahal, syariat kita melarang terjadinya Ikhtilath tersebut. Banyak sekali dalil yang mengindikasikan hal itu. Bila dalil-dalil itu sudah jelas, valid dan dapat dipertanggung-jawabkan, maka sikap seorang Muslim yang pertama-tama hanyalah Sam’an wa Thaa’atan (menerima dengan ketundukkan), terlepas apakah di balik itu ada rahasia (hikmah) ataukah tidak.!

Sekalipun begitu, tetap saja muncul keingintahuan untuk bertanya: Adakah rahasia di balik larangan syariat itu, khususnya dalam dunia pendidikan?. Dengan kata lain, adakah pengaruh pemisahan antara kedua jenis kelamin itu terhadap prestasi belajar siswa?. Bila ada, dapatkah dibuktikan secara ilmiah?. Pertanyaan-pertanyaan ini akan dijawab dalam buletin ini.

Dalil-Dalil Syariat tentang Larangan Ikhtilath

Allah Subhaanahu Wata’aala Yang Maha Bijaksana telah menetapkan hubungan antara kedua jenis kelamin tersebut, atau antara siswa dan siswi dalam pengajaran demi merealisasikan tujuan pengajaran dan menghindari berbagai problem dan dampak-dampak negatif dari Ikhtilath tersebut.

Berikut beberapa dari teks-teks al-Qur`an dan hadits nabawi yang dari sisi makna mengindikasikan.

Pengharaman atau pelarangan terhadap sebab-sebab Ikhtilath:

1. Hijab Wanita

Allah Subhaanahu Wata’aala berfirman, “Apabila kamu meminta sesuatu (keperluan) kepada mereka (isteri-isteri Nabi), maka mintalah dari belakang tabir. Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu dan hati mereka.” (al-Ahzab:53) Ayat ini menunjukkan bahwa menurut hukum asal, wanita harus menutup dirinya dari pandangan laki-laki dan tidak melakukan Ikhtilath di lembaga-lembaga pendidikan.

2. Perintah Menundukan Pandangan.

Allah Subhaanahu Wata’aala memerintahkan kaum laki-laki agar menundukan pandangan, demikian juga kaum wanita. “Dan katakanlah kepada laki-laki yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih suci bagi mereka. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang mereka perbuat. Katakanlah kepada wanita yang beriman, ‘Hendaklah mereka menahan pandangan mereka…’” (an-Nur:30-31)

Hadits yang diriwayatkan dari Jabir bin Abdullah radhiallahu `anhu, ia berkata, “Aku bertanya kepada Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam tentang pandangan tak sengaja, lantas beliau memerintahkanku agar menundukan pandangan." (HR.Muslim).

Hadits yang diriwayatkan dari Ali radhiallahu `anhu bahwa Nabi shallallahu `alaihi wasallam berkata kepadanya, “Hai Ali, jangan kamu teruskan pandanganmu dengan pandangan yang lain, sebab pandangan yang pertama itu adalah milikmu (tidak apa-apa), sedangkan yang lainnya itu bukanlah untukmu (tidak dibolehkan).” (HR.al-Hakim, dihasankan oleh al-Albani) Dan hadits-hadits yang semakna dengan itu banyak sekali.

3. Larangan duduk-duduk di jalan-jalan.

Syariat Islam tidak memberikan dispensasi untuk duduk-duduk di jalan-jalan kecuali dengan memberikan hak orang yang berjalan, salah satunya menundukan pandangan, sebagaimana terdapat dalam hadits Abu Sa’id al-Khudri radhiallahu `anhu. Di dalamnya disebutkan bahwa Nabi shallallahu `alaihi wasallam bersabda, “Hindarilah duduk-duduk di jalan-jalan.” Mereka (para shahabat) bertanya, “Wahai Rasulullah, bukankah tidak ada salahnya kami berbincang-bincang di tempat-tempat duduk kami?" Beliau menjawab, “Bila memang tidak dapat menghindarkan tempat duduk tersebut, maka berilah jalan tersebut haknya." Mereka bertanya, “Apa gerangan hak jalan itu wahai Rasulullah?" Beliau menjawab, “Menundukan pandangan, tidak mengganggu, membalas salam, Amar Ma’ruf dan Nahi Munkar." (HR.al-Bukhari)

4. Larangan berkhalwat Dengan Wanita Asing (Bukan Mahram)

Dari Ibn ‘Abbas radhiallahu `anhu, bahwa Rasulullah shallallahu `alaihi wasallam bersabda, “Janganlah salah seorang di antara kamu berberkhalwat (menyendiri) dengan seorang wanita kecuali bersama mahramnya." (HR.al-Bukhari dan Muslim) Dan dari Jabir secara Marfu’, “Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka janganlah ia menyendiri dengan seorang wanita yang tidak disertai mahramnya, sebab yang ketiganya adalah syetan.” (HR.Ahmad, dishahihkan oleh al-Albani)

5. Diharamkan Menyentuh Wanita Asing (Bukan Mahram)

Dari Ma’qil bin Yasar radhiallahu `aanhu´ bahwa Nabi shallallahu `alaihi wasallam bersabda, “Sungguh, dilukainya kepala salah seorang di antara kamu dengan jarum besi adalah lebih baik baginya daripada menyentuh wanita yang tidak halal baginya.” (HR.ath-Thabarani, dishahihkan oleh al-Albani)

Bukti Ilmiah

Sejumlah kajian dan penelitian kemanusiaan yang dilakukan berbagai peneliti di Eropa dan Amerika Serikat membuktikan bahwa kecerdasan akal siswa atau siswi terpengaruh secara negatif di ruangan belajar yang bercampur (baca: Ikhtilath). Sebagian penelitian itu menunjukkan, para pemudi memberikan hasil belajar yang lebih baik pada program-program di lingkungan khusus wanita (terpisah dari laki-laki).

Dalam penelitian yang dilakukan majalah News Week, Amerika, sebagian statistik menguatkan bahwa ketika para siswa belajar secara terpisah, jauh dari lawan jenisnya, maka prestasi ilmiahnya dapat terealisasi. Sedangkan pada sistem pengajaran yang bercampur, para siswi gagal meraih prestasi di bidang matematika, sains, kimia, fisika, teknologi dan komputer. Manajemen pengajaran di distrik Newham, Amerika menguatkan fakta-fakta ini dalam sebuah kajian analisis.

Sebuah lembaga Amerika, pendukung Sistem Pengajaran Non Ikhtilath telah mengetengahkan penelitian yang diadakan Universitas Michigan, Amerika di beberapa sekolah swasta Katholik, yang mene-rapkan sistem pengajaran Ikhtilath dan Non Ikhtilath menyimpulkan, para siswa di sekolah-sekolah Non Ikhtilath unggul dalam kemampuan menulis dan bahasa.

Setelah mengadakan sejumlah penelitian, Peter Jones, kepala penelitian-penelitian edukatif menguatkan bahwa para siswi unggul atas para siswa di tingkat SD Non Ikhtilath dalam kebanyakan cabang ilmu. Lebih mampu menulis secara baik dan meraih hasil akhir yang lebih baik. Sementara prestasi di bidang yang sama menurun di kelas-kelas berikhtilath di mana para siswi gagal dalam membuktikan kematangannya secara dini dan merealisasikan kewanitaannya di hadapan lawan jenisnya.

Michel Vize, peneliti di pusat penelitian ilmiah nasional dan mantan penasehat menteri pemuda dan olahraga di Prancis menegaskan, anak-anak yang sudah memasuki usia pancaroba di kelas-kelas Non Ikhtilath kesulitan dalam membaca teks. Hal itu dihasilkan melalui analisis yang dilakukan Organisasi Perdagangan dan Pembangunan Ekonomi tahun 2000. Dalam rangka mendukung sistem pengajaran Non Ikhtilath, ia mengatakan, “Sesungguhnya memisahkan antara laki-laki dan perempuan dalam pengajaran memberikan kesempatan lebih besar kepada para pelajar untuk mengembangkan potensi dirinya. Oleh karena itu, kami menuntut diterapkannya sistem Non Ikhtilath demi menghasilkan hasil belajar yang lebih baik.”

Carlos Schuster, peneliti wanita yang juga ahli di bidang pendidikan Jerman menyebutkan, disatukannya sesama jenis di sekolah-sekolah; laki-laki di sekolah khusus laki-laki dan perempuan di sekolah khusus perempuan menyebabkan meningkatnya spirit bersaing di antara para murid, sedangkan Ikhtilath meniadakan motivasi tersebut.

Demikian sedikit uraian mengenai rahasia syariat di balik larangan Ikhtilath. Tampak sekali keunggulan syariat Islam dalam meletakkan sistem pendidikan yang berkualitas. Maha Suci Allah Subhaanahu Wata’aala Yang Maha Bijaksana dan Maha Mengetahui.

(SUMBER: al-Fashl Baina al-Jinsain Fi asy-Syari’ah al-Islamiah, Majallatu al-Bayan, Tahun ke-22, Vol 240, Agustus 2007/ alsofwah)