Falsafah PSHT

Manusia dapat dihancurkan, Manusia dapat dimatikan,
tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu
masih Setia kepada dirinya sendiri atau ber-SH pada dirinya sendiri

Kamis, 30 Januari 2014

Agama akan terpecah menjadi 73 (tujuh puluh tiga) golongan

Hadits Mu’awiyah bin Abi Sufyan radhiallahu ‘anhu tentang perpecahan ummat, Nabi Muhammad Saw bersabda :

وَإِنَّ هَذِهِ الْمِلَّةَ سَتَفْتَرِقُ عَلَى ثَلَاثٍ وَسَبْعِينَ ثِنْتَانِ وَسَبْعُونَ فِي النَّارِ وَوَاحِدَةٌ فِي الْجَنَّةِ وَهِيَ الْجَمَاعَةُ فِي رِوَايَةٍ : مَنْ كَانَ عَلَى مِثْلِ مَا أَنَا عَلَيْهِ الْيَوْمَ وَأَصْحَابِي
“Sesunggunya agama (ummat) ini akan terpecah menjadi 73 (kelompok), 72 di (ancam masuk ke) dalam Neraka dan satu yang didalam Surga, dia adalah Al-Jama’ah”.
(HR. Ahmad dan Abu Daud dan juga diriwayatkan oleh Ibnu Majah dari Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu dan juga mirip dengannya dari hadits Auf bin Malik radhiallahu ‘anhu)
عن العرباض بن سارية قال: صلى بنا رسول الله ذات يوم ثم أقبل علينا فوعظنا موعظة بليغة ذرفت منها العيون ووجلت منها القلوب، فقال قائل: يا رسول الله كأن هذه موعظة مودع، فماذا تعهد إلينا؟ فقال: أوصيكم بتقوى الله والسمع والطاعة وإن عبدا حبشيا؛ فإنه من يعش منكم بعدي فسيرى اختلافا كثيرا، فعليكم بسنتي وسنة الخلفاء المهديين الراشدين، تمسكوا بها وعضوا عليها بالنواجذ، وإياكم ومحدثات الأمور فإن كل محدثة بدعة وكل بدعة ضلالة
“Dari sahabat ‘Irbadh bin As Sariyyah rodhiallahu’anhu ia berkata: Pada suatu hari Rasulullah صلى الله عليه وسلم shalat berjamaah bersama kami, kemudian beliau menghadap kepada kami, lalu beliau memberi kami nasehat dengan nasehat yang sangat mengesan, sehingga air mata berlinang, dan hati tergetar. Kemudian ada seorang sahabat yang berkata: Wahai Rasulullah, seakan-akan ini adalah nasehat seorang yang hendak berpisah, maka apakah yang akan engkau wasiatkan (pesankan) kepada kami? Beliau menjawab: Aku berpesan kepada kalian agar senantiasa bertaqwa kepada Allah, dan senantiasa setia mendengar dan taat ( pada pemimpin/penguasa , walaupun ia adalah seorang budak ethiopia, karena barang siapa yang berumur panjang setelah aku wafat, niscaya ia akan menemui banyak perselisihan. Maka hendaknya kalian berpegang teguh dengan sunnahku dan sunnah Khulafa’ Ar rasyidin yang telah mendapat petunjuk lagi bijak. Berpegang eratlah kalian dengannya, dan gigitlah dengan geraham kalian. Jauhilah oleh kalian urusan-urusan yang diada-adakan, karena setiap urusan yang diada-adakan ialah bid’ah, dan setiap bid’ah ialah sesat“. (Riwayat Ahmad 4/126, Abu Dawud, 4/200, hadits no: 4607, At Tirmizy 5/44, hadits no: 2676, Ibnu Majah 1/15, hadits no:42, Al Hakim 1/37, hadits no: 4, dll)

الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإسْلامَ دِينًا (٣)
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu Jadi agama bagimu.”
(Al-Maaidah: 3)

يَاأَيُّهَا الَّذِينَ ءَامَنُوا تُوبُوا إِلَى اللَّهِ تَوْبَةً نَصُوحًا عَسَى رَبُّكُمْ أَنْ يُكَفِّرَ عَنْكُمْ سَيِّئَاتِكُمْ وَيُدْخِلَكُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِنْ تَحْتِهَا الْأَنْهَارُ يَوْمَ لَا يُخْزِي اللَّهُ النَّبِيَّ وَالَّذِينَ ءَامَنُوا مَعَهُ نُورُهُمْ يَسْعَى بَيْنَ أَيْدِيهِمْ وَبِأَيْمَانِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا أَتْمِمْ لَنَا نُورَنَا وَاغْفِرْ لَنَا إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ.
"Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubat yang semurni-murninya, mudah-mudahan Tuhan kamu akan menghapus kesalahan-kesalahanmu dan memasukkan kamu ke dalam surga yang mengalir di bawahnya sungai-sungai, pada hari ketika Allah tidak menghinakan Nabi dan orang-orang yang beriman bersama dengan dia; sedang cahaya mereka memancar di hadapan dan di sebelah kanan mereka, sambil mereka mengatakan: "Ya Tuhan kami, sempurnakanlah bagi kami cahaya kami dan ampunilah kami; sesungguhnya Engkau Maha Kuasa atas segala sesuatu".
(QS. At-tahrim [66]:8)

Dalam hadits Abu Hurairah, Nabi صلى الله عليه وسلم bersabda,
تَرَكْتُ فِيْكُمْ شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا بَعْدَهُمَا كِتَابُ اللهِ وَسُنَّتِيْ
“Saya tinggalkan pada kalian dua perkara, yang kalian tidak akan sesat di belakang keduanya, (yaitu) kitab Allah dan Sunnahku.” (HR. Malik dan Al-Hakim dan dihasankan oleh Syaikh Al-Albany dalam Al-Misykah )

Senin, 13 Januari 2014

Pepatah Jawa


Papat Kiblat Limo Pancer dhumunung ing sedulur tuwo kadhang taruno kang den rekso dening kakang kawah adi ari-ari, sejatining kang den wastani sedulur sejati yoiku kadhang kang ora bakal tego ing pati nadyan tego agawe piloro. Menang sawenang-wenang dhudhu satrio kondang, ananging manungso sombong kang tansah adigang adigung adiguno, sesongaran sopo ingsun sopo siro, ngumbar suoro tanpo rupo, keladhuk wani kurang dugo, ora nduwe totokromo pencilakan koyo buto gela-gelo sajak gembelo. Kang sejatine adhoh soko pranatining ngelmu waluyaning jagad. Sopo kang suci adoh soko beboyo pati, menang tanpo ngasorake, ngudhi luhuring budhi mukti kang ginayuh luhur kang kahesti, iku sejatining kang kudhu dumunung dadi patraping jalmo, ing ngarcopodo kapurih biso-o MEMAYU HAYUNING BAWONO ojo rumongso biso hananging biso-o rumongso, tresno sejati iku dudu duweking manungso hananging mung Gusti kang Murbeing dumadi kang handarbeni.
 Titikane wong putus ing ngelmu, basa kang bisa gawe tentrem lan bungahing liyan.
(Orang yang menguasai ilmu pengetahuan, memiliki tata bahasa yang bisa membuat orang lain senang)

 
 
Mumpung anom ngudia laku utama.
(Mumpung masih muda berbuatlah yang terbaik)

 
Urip iku kudu gelem tepa selira.
(Hidup harus memiliki sikap tenggang rasa)

 
Sugih tanpa bandha, nglurug tanpa bala.
(Kaya tidak berharta, menyerang sendirian. Maksudnya, hidup harus memiliki keberanian, berani menghadapi kenyataan hidup)

 
Digdaya tanpa aji, menang tanpa ngasorake.
(Kesaktian tanpa kekuatan, menang tanpa menghina. Maksudnya, orang yang kuat tidak harus menunjukkan kekuatannya, dan sebagai pemenang tidak boleh menghina lawan kita)

 
Sabar lan narimo marganing basuki, ngangsa-angsa marakake brakala.
(Bersabar dan bersyukur akan mendapatkan keselamatan)


Ngrusak wohing panggawe, ngundhuh wohing panandur.
(Orang berbuat maka akan berakibat, baik ataupun buruk.)

 
Ngelmu pari saya isi saya tumungkul.
(Orang yang banyak ilmu tidak sombong)

 
Andap asor, wani ngalah luhur wekasane.
(Rendah hati, berani mengalah berbudi luhur)

 
Aja wedi kangelan jalaran urip ing donya iku pancen angel.
(Jangan takut menghadapi kesulitan karena hidup di dunia itu memang susah) 

 
Tuking kamulyan iku saka anggone sregep.
(Sumber kebahagiaan itu didapat dari kerja keras) 

 
Sepi ing pamrih, rame ing gawe.
(Sedikit pengharapan, tetapi banyak melakukan pekerjaan) 

 
Jagad ora mung sak godhong kelor.
(Dunia tak selebar daun kelor) 

 
Darbe kawruh kang ora ditindakkake, bareng mati ilang tanpa tilas.
(Ilmu pengetahuan yang tidak diamalkan, ketika mati hilang tanpa bekas)


Sopo gawe nganggo, sopo nandur ngunduh.
(Siapa membuat pasti akan memakai, siapa menanam pasti akan memetik hasilnya)


Suradira jayaningrat lebur dening pangastuti.
(Kejahatan akan dikalahkan oleh kebenaran) 

 
Sing sapa temen bakal tinemu.
(Siapa yang rajin akan menuai hasilnya) 

 
Suradira hayuningrat pangruwating diyu.
(Kebenaran mengatasi kejahatan) 

 
Aja dumeh kuwasa, tumindake daksara lan daksila marang sapada-pada.
(Jangan mentang-mentang berkuasa, bertindak sewenang-wenang terhadap sesama) 

 
Aja dumeh pinter, tumindake keblinger.
(Jangan mentang-mentang pintar, bertindak lupa daratan) 

 
Aja dumeh sugih, tumindake lali karo wong ringkih.
(Jangan mentang-mentang kaya, lupa sama orang lemah) 

 
Aja dumeh menang, tumindake sewenang-wenang.
(Jangan mentang-mentang menang, bertindak sewenang-wenang)


Wong urip iku sadrema nglakoni kadya wayang ana dalange.
(Manusia hidup tinggal menjalani saja seperti wayang sudah ada dalangnya)


Ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, tut wuri handayani.
(Di depan memberi contoh, di tengah turut berperan aktif, di belakang turut mendukung)
 


Aja rumangsa bisa, nanging bisaa rumangsa.
(Jadi orang janganlah sok tahu, tetapi jadilah orang yang tahu akan situasi dan kondisi)


 Kawruh kang marakake reseping ati sasama iku kawruh donya kang mumpangati.
(Ilmu yang menyebabkan ketrentaman hati adalah ilmu dunia yang bermanfaat)
 


Ngelmu iku kelakone kanthi laku.
(Ilmu itu diperoleh melalui proses perjalanan)
 


Golek banyu apikul warih, golek geni adedamar.
(Mencari air berbekal sepikul air, mencari api berbekal pelita)