Mengaktifkan mata, hati dan telinga batin yang efektif adalah dengan banyak berdzikir dalam pengertian yang sangat luas. Dzikir berarti ingat kepada Tuhan. Tentu bukan sekedar nama-Nya, melainkan hukum-hukum-Nya. Dan ketika kita sudah manunggal (kehendak) dengan Allah, atau manunggaling kawula gusti maka kita pun diberi hak untuk melihat dan berbicara dengan Mata dan Lidah-Nya (penjelasan tentang hal ini ada dalam hadis Qudsi riwayat Thabrani), tentu sesuai dengan kualitas “manunggal” yang kita lakukan. Seorang guru tasawuf mengatakan bahwa sekiranya tidak ada setan yang menghalangi, maka manusia dapat melihat kerajaan langit. Dan salah satu cara untuk menyingkirkan setan dalam hati manusia adalah dengan memperbanyak dzikir atau ingat kepada Allah.
Dijelaskan, dalam hati manusia ada dua wilayah kekuasaan. Satu wilayah dikuasai setan (nafsu jahat) dan wilayah lain dikuasai malaikat. Dua penguasa ini tiap saat selalu berperang. Hati yang selalu diisi dengan dzikir, wilayah setannya makin menyempit dan makin dominan wilayah malaikatnya. Artinya, makin intensif dzikirnya, makin sempit pula wilayah setannya. Karena itu, dzikir yang (benar-benar) dihayati dapat memberikan pengaruh yang sangat positif bagi kesehatan fisik maupun psikis (kejiwaan). Orang dapat terbebas dari stres, depresi, phobia, dan lain-lain karena tingkat keimanannya kepada Allah.
Secara alami, orang yang rileks dan nafsunya terkendali, ia memiliki hati yang lebih hidup. Insting pun menguat dan indera keenamnya membuka. Getaran-getaran halus mudah masuk karena terserap oleh hati/qalbu yang bermagnet itu. Proses ini pada puncaknya memunculkan apa yang disebut LADUNI, suatu ilmu dan pengetahuan yang datang bukan melalui (belajar) dengan manusia, melainkan karena kehendak langsung dari Dzat Yang Maha Kuasa.
Surat Al-Anbiya’ ayat ke : 79. Yang Artinya:
Maka Kami telah memberikan pengetahuan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat) dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih kepada Daud. Dan Kamilah yang melakukannya.
Dari makna ayat tersebut, ditinjau dari sisi hikmah (metafisika), seseorang yang menempuh laku spiritual melalui dzikr kepada Allah maka insya Allah diberikan berbagai hal di antaranya:
- Diberikan padanya pengetahuan di bidang ilmu dan hukum (tentang menjawab dan memutuskan suatu persoalan yang tepat).
- Diberikan ilmu hikmah tentang rahasia alam mati dan alam hidup (digambarkan dengan kalimat gunung dan burung).
Salah satu dari Imam besar yang mengamalkan do'a atau amalan sebagaimana tersebut di atas adalah Imam Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuthi, penulis ribuan kitab kuning yang karena produktifnya sehingga “lupa” berumah tangga.
Ada dua cara mengamalkan amalan tersebut di atas, yaitu :
- Dibaca sebanyak 11 (sebelas) kali dalam satu hari satu malam. Terutamanya dibaca ketika usai shalat dan masih suci dari hadas.
- Dibaca setelah shalat maghrib tiga kali saja. Namun untuk metode yang ini, setelah ayat tersebut, dilanjutkan dengan doa sebagai berikut :
- YA HAYYU YA QOYYUUM, YA ROBBI MUSA WA HARUN, YA ROBBI IBRAHIMA YA ROBBI MUHAMMADIN SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM.
- ALLAHUMMARZUQNIL FAHMA WAL ‘ILMA WAL HIKMATA WAL AQLA BIROHMATIKA YA ARHAMAR ROHIMIN.
Artinya:
- Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan Yang Maha Kekal, Wahai Tuhannya Musa dan Harun. Wahai Tuhannya Ibrahim dan Tuhannya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.
- Ya Allah, berikanlah rezeki kepadaku berupa kefahaman (kemampuan memahami), dan ilmu, dan hikmah, dan akal (kecerdasan) dengan kasih sayang-Mu wahai Dzat Yang Maha Pengasih lagi Penyayang.
Sesuai dengan artinya, seseorang yang istiqomah (rutin) mengamalkan dan bersungguh-sungguh, insya Allah rezekinya tidak jauh dari seputar : Kecerdasan, ilmu, hikmah (bisa disebut metafisika).
Cara ke dua adalah kombinasi cara kesatu dan cara kedua, yang hanya membaca atau mengamalkan sehari dalam jumlah 11 (sebelas) dan amalannya hanya yang surat Al-anbiya : 79 saja, dan setelah usai shalat mahrib juga mengamalkan dengan jumlah amalan tiga kali tetapi dengan menambah do'a sebagaimana yang diamalkan oleh Imam Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuthi.
Selain dengan cara kesatu dan kedua, cara mengamalkannya dengan memberikan “tekanan” pada bidang-bidang khusus. Yaitu, untuk kepentingan yang bersifat akal (kecerdasan intelektual) pada kalimat wal ‘aqla diulang sampai tiga kali, kemudian untuk yang bersifat metafisis (hikmah) memberikan pengulangan pada kalimat wal hikmata diulang tiga kali. Silakan Anda pilih yang mana. Yang pasti, dengan mengamalkan amalan tersebut diatas, insya Allah Anda diberi karunia berupa aktifnya indera-indera batin.
Namun demikian jangan mengamalkan dengan cara over dosis. Seseorang yang karena semangat untuk segera merasakan hasilnya mengamalkannya dengan jumlah ulangan 1000 (seribu) dalam satu hari. Apa hasil yang ia peroleh? Oleh keluarganya ia dibawa ke rumah sakit jiwa karena dianggap kena gangguan jiwa disebabkan ia sering mendengar suara-suara dari atas (langit?) sehingga sering membuatnya menangis, ketakutan dan tersenyum sesuai suara gaib yang ia dengarkan. Dan gangguan halusinasi itu hilang dengan sendirinya setelah ia meninggalkan (sementara) amalan yang dilakukan dengan cara over dosis itu.
Cara sederhana membuka indera keenam versi yang paling tradisional dapat dilakukan dengan berjaga pada malam hari. Pengertian “berjaga” bukan berarti begadang atau tidak tidur malam hanya untuk kepentingan menonton televisi.
Ada beberapa pendapat tentang mengurangi jam tidur untuk kepentingan olah batin. Yaitu, menjaga kerutinan untuk memulai tidur malam setelah jam 24.00 atau setelah tengah malam, karena pada saat pergantian masa itu terdapat energi kegaiban yang dapat diserap. Ada pendapat lain yaitu membiasakan tidur “sore” sekitar jam 21.00 kemudian bangun lebih awal (jam 03.00) kemudian melakukan ibadah dan olah batin melalui doa, dzikir, tafakur, dll.
Karena waktu sepertiga malam yang akhir ini para malaikat turun ke dunia dan mencari hamba-hamba Allah yang bertobat dan berdoa. Sepertiga malam yang akhir adalah waktu yang paling baik untuk mengutarakan segala kebutuhan dunia dan akhirat. Bagi yang muslim, jika memilih menggunakan metode yang ini sebaiknya dilanjutkan hingga waktu subuh. Setelah shalat subuh dilanjutkan dengan beribadah yang lain dan tidak kembali tidur melainkan terus beraktivitas sesuai dengan profesinya, karena tidur lepas shalat subuh berarti membuang kesempatan istimewa menyongsong malaikat yang membagi rezeki.
Jika orang terdahulu mencari keheningan dengan pergi ke goa atau hutan, kita dapat menemukan suasana hening dan khusyuk itu di lingkungan rumah kita sendiri dengan cara berjaga pada sepertiga malam yang akhir, dan dilanjutkan dengan menyongsong tugas keseharian kita sebagai makhluk sosial. Kebiasaan bangun pagi dan menghirup udara segar dapat menyejukkan hati dan pikiran. Saat ketenangan ada dalam jiwa, gelombang otak kita rendah sehingga mata hati kita aktif. Dari hati yang “hidup” itu secara alami berdampak pada terbukanya indera keenam.
Untuk membuka indera keenam itu tidak cukup dengan ritual yang bersifat lisan (amalan doa, wirid) saja. Seseorang harus hidup lurus dan normal jauh dari stres. Kunci untuk memperoleh hal tersebut dengan rumus : Jangan terlalu banyak hutang kepada Tuhan dan sesama manusia. Jika kondisi sudah mendukung, amalan (apa saja) termasuk beberapa jenis amalan sebagaimana tersebut di atas dapat mengantarkan anda memiliki ketajaman mata hati. Sebaliknya, walau anda rajin melakukan ritual batin namun kehidupan Anda amburadul alias tidak normal, maka amalan batin apa saja yang ingin anda pelajari dan ingin kuasai akan menjadi sia-sia dan tiada hasil.
Wallahu a'lamu bishshowab.
Semoga bermanfaat, Aamiien.
Dijelaskan, dalam hati manusia ada dua wilayah kekuasaan. Satu wilayah dikuasai setan (nafsu jahat) dan wilayah lain dikuasai malaikat. Dua penguasa ini tiap saat selalu berperang. Hati yang selalu diisi dengan dzikir, wilayah setannya makin menyempit dan makin dominan wilayah malaikatnya. Artinya, makin intensif dzikirnya, makin sempit pula wilayah setannya. Karena itu, dzikir yang (benar-benar) dihayati dapat memberikan pengaruh yang sangat positif bagi kesehatan fisik maupun psikis (kejiwaan). Orang dapat terbebas dari stres, depresi, phobia, dan lain-lain karena tingkat keimanannya kepada Allah.
Secara alami, orang yang rileks dan nafsunya terkendali, ia memiliki hati yang lebih hidup. Insting pun menguat dan indera keenamnya membuka. Getaran-getaran halus mudah masuk karena terserap oleh hati/qalbu yang bermagnet itu. Proses ini pada puncaknya memunculkan apa yang disebut LADUNI, suatu ilmu dan pengetahuan yang datang bukan melalui (belajar) dengan manusia, melainkan karena kehendak langsung dari Dzat Yang Maha Kuasa.
Surat Al-Anbiya’ ayat ke : 79. Yang Artinya:
Maka Kami telah memberikan pengetahuan pengertian kepada Sulaiman tentang hukum (yang lebih tepat) dan kepada masing-masing mereka telah Kami berikan hikmah dan ilmu dan telah Kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung, semua bertasbih kepada Daud. Dan Kamilah yang melakukannya.
Dari makna ayat tersebut, ditinjau dari sisi hikmah (metafisika), seseorang yang menempuh laku spiritual melalui dzikr kepada Allah maka insya Allah diberikan berbagai hal di antaranya:
- Diberikan padanya pengetahuan di bidang ilmu dan hukum (tentang menjawab dan memutuskan suatu persoalan yang tepat).
- Diberikan ilmu hikmah tentang rahasia alam mati dan alam hidup (digambarkan dengan kalimat gunung dan burung).
Salah satu dari Imam besar yang mengamalkan do'a atau amalan sebagaimana tersebut di atas adalah Imam Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuthi, penulis ribuan kitab kuning yang karena produktifnya sehingga “lupa” berumah tangga.
Ada dua cara mengamalkan amalan tersebut di atas, yaitu :
- Dibaca sebanyak 11 (sebelas) kali dalam satu hari satu malam. Terutamanya dibaca ketika usai shalat dan masih suci dari hadas.
- Dibaca setelah shalat maghrib tiga kali saja. Namun untuk metode yang ini, setelah ayat tersebut, dilanjutkan dengan doa sebagai berikut :
- YA HAYYU YA QOYYUUM, YA ROBBI MUSA WA HARUN, YA ROBBI IBRAHIMA YA ROBBI MUHAMMADIN SHALLALLAHU ‘ALAIHI WASALLAM.
- ALLAHUMMARZUQNIL FAHMA WAL ‘ILMA WAL HIKMATA WAL AQLA BIROHMATIKA YA ARHAMAR ROHIMIN.
Artinya:
- Wahai Dzat Yang Maha Hidup dan Yang Maha Kekal, Wahai Tuhannya Musa dan Harun. Wahai Tuhannya Ibrahim dan Tuhannya Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.
- Ya Allah, berikanlah rezeki kepadaku berupa kefahaman (kemampuan memahami), dan ilmu, dan hikmah, dan akal (kecerdasan) dengan kasih sayang-Mu wahai Dzat Yang Maha Pengasih lagi Penyayang.
Sesuai dengan artinya, seseorang yang istiqomah (rutin) mengamalkan dan bersungguh-sungguh, insya Allah rezekinya tidak jauh dari seputar : Kecerdasan, ilmu, hikmah (bisa disebut metafisika).
Cara ke dua adalah kombinasi cara kesatu dan cara kedua, yang hanya membaca atau mengamalkan sehari dalam jumlah 11 (sebelas) dan amalannya hanya yang surat Al-anbiya : 79 saja, dan setelah usai shalat mahrib juga mengamalkan dengan jumlah amalan tiga kali tetapi dengan menambah do'a sebagaimana yang diamalkan oleh Imam Jalaluddin Abdurrahman As-Suyuthi.
Selain dengan cara kesatu dan kedua, cara mengamalkannya dengan memberikan “tekanan” pada bidang-bidang khusus. Yaitu, untuk kepentingan yang bersifat akal (kecerdasan intelektual) pada kalimat wal ‘aqla diulang sampai tiga kali, kemudian untuk yang bersifat metafisis (hikmah) memberikan pengulangan pada kalimat wal hikmata diulang tiga kali. Silakan Anda pilih yang mana. Yang pasti, dengan mengamalkan amalan tersebut diatas, insya Allah Anda diberi karunia berupa aktifnya indera-indera batin.
Namun demikian jangan mengamalkan dengan cara over dosis. Seseorang yang karena semangat untuk segera merasakan hasilnya mengamalkannya dengan jumlah ulangan 1000 (seribu) dalam satu hari. Apa hasil yang ia peroleh? Oleh keluarganya ia dibawa ke rumah sakit jiwa karena dianggap kena gangguan jiwa disebabkan ia sering mendengar suara-suara dari atas (langit?) sehingga sering membuatnya menangis, ketakutan dan tersenyum sesuai suara gaib yang ia dengarkan. Dan gangguan halusinasi itu hilang dengan sendirinya setelah ia meninggalkan (sementara) amalan yang dilakukan dengan cara over dosis itu.
Cara sederhana membuka indera keenam versi yang paling tradisional dapat dilakukan dengan berjaga pada malam hari. Pengertian “berjaga” bukan berarti begadang atau tidak tidur malam hanya untuk kepentingan menonton televisi.
Ada beberapa pendapat tentang mengurangi jam tidur untuk kepentingan olah batin. Yaitu, menjaga kerutinan untuk memulai tidur malam setelah jam 24.00 atau setelah tengah malam, karena pada saat pergantian masa itu terdapat energi kegaiban yang dapat diserap. Ada pendapat lain yaitu membiasakan tidur “sore” sekitar jam 21.00 kemudian bangun lebih awal (jam 03.00) kemudian melakukan ibadah dan olah batin melalui doa, dzikir, tafakur, dll.
Karena waktu sepertiga malam yang akhir ini para malaikat turun ke dunia dan mencari hamba-hamba Allah yang bertobat dan berdoa. Sepertiga malam yang akhir adalah waktu yang paling baik untuk mengutarakan segala kebutuhan dunia dan akhirat. Bagi yang muslim, jika memilih menggunakan metode yang ini sebaiknya dilanjutkan hingga waktu subuh. Setelah shalat subuh dilanjutkan dengan beribadah yang lain dan tidak kembali tidur melainkan terus beraktivitas sesuai dengan profesinya, karena tidur lepas shalat subuh berarti membuang kesempatan istimewa menyongsong malaikat yang membagi rezeki.
Jika orang terdahulu mencari keheningan dengan pergi ke goa atau hutan, kita dapat menemukan suasana hening dan khusyuk itu di lingkungan rumah kita sendiri dengan cara berjaga pada sepertiga malam yang akhir, dan dilanjutkan dengan menyongsong tugas keseharian kita sebagai makhluk sosial. Kebiasaan bangun pagi dan menghirup udara segar dapat menyejukkan hati dan pikiran. Saat ketenangan ada dalam jiwa, gelombang otak kita rendah sehingga mata hati kita aktif. Dari hati yang “hidup” itu secara alami berdampak pada terbukanya indera keenam.
Untuk membuka indera keenam itu tidak cukup dengan ritual yang bersifat lisan (amalan doa, wirid) saja. Seseorang harus hidup lurus dan normal jauh dari stres. Kunci untuk memperoleh hal tersebut dengan rumus : Jangan terlalu banyak hutang kepada Tuhan dan sesama manusia. Jika kondisi sudah mendukung, amalan (apa saja) termasuk beberapa jenis amalan sebagaimana tersebut di atas dapat mengantarkan anda memiliki ketajaman mata hati. Sebaliknya, walau anda rajin melakukan ritual batin namun kehidupan Anda amburadul alias tidak normal, maka amalan batin apa saja yang ingin anda pelajari dan ingin kuasai akan menjadi sia-sia dan tiada hasil.
Wallahu a'lamu bishshowab.
Semoga bermanfaat, Aamiien.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar