Falsafah PSHT

Manusia dapat dihancurkan, Manusia dapat dimatikan,
tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu
masih Setia kepada dirinya sendiri atau ber-SH pada dirinya sendiri

Minggu, 22 Januari 2017

PERSAUDARAAN

PERSAUDARAAN

"Persaudaraan adalah sebuah ikatan batin antara manusia satu dengan manusia yang lainnya, yang tidak dapat dipisahkan oleh apapun"

Itu hal pertama yang diajarkan di PSHT, itu juga yang katanya paling diutamakan.

Akibatnya para anggota PSHT sangat menjunjung tinggi persaudaraan melebihi apapun, atau setidaknya itulah yang mereka ucapkan.

Kebanyakan anggota memahaminya sebagai bahwa sesama anggota PSHT adalah saudara, saudara yang bahkan lebih dekat dari saudara kandung, dan selain anggota PSHT adalah bukan saudara.

Itulah kesalahan fatal yang membuat para anggota PSHT gagal menjadi manusia yang berbudi luhur.

Mereka mendewakan persaudaraan dengan pemahaman yang keliru, menjadi dasar mereka melakukan tindakan brutal, tawuran, pengeroyokan, penganiayaan bahkan pembunuhan dengan alasan solidaritas.

Padahal jelas, PSHT mengajarkan bahwa :
"Persaudaraan adalah sebuah ikatan batin antara manusia satu dengan manusia yang lainnya, yang tidak dapat dipisahkan oleh apapun",
Bukan :
"Persaudaraan adalah sebuah ikatan batin antara anggota PSHT satu dengan anggota PSHT yang lainnya, yang tidak dapat dipisahkan oleh apapun".

PSHT ingin setiap anggotanya menganggap semua manusia adalah saudara, persaudaraan yang dibangun antar anggota dalam organisasi PSHT hanyalah dalam rangka latihan bersaudara antar manusia, dan penerapannya adalah pada kehidupan sehari-hari.

Anggota PSHT diharapkan mampu bersaudara dengan ikhlas dengan semua manusia, anggota PSHT diharapkan mampu menganggap bahwa semua manusia adalah saudaranya tanpa mengharap semua manusia juga menganggapnya saudara.

Jenis persaudaraan yang diajarkan di PSHT adalah :
“PASEDULURAN TUNGGAL BANYU”,
artinya utuh & menyatu.
Banyu atau air itu ibarat selalu menyatu dan tak terpisahkan, sekalipun dibelah oleh pedang, ia akan menyatu kembali.
Meminjam dlm istilah Jawa :
“Datan pinisah senadyan tinebas pedang ligan”
(Tak akan terbelah walau ditebas oleh pedang).