Falsafah PSHT

Manusia dapat dihancurkan, Manusia dapat dimatikan,
tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu
masih Setia kepada dirinya sendiri atau ber-SH pada dirinya sendiri

Kamis, 22 September 2016

Tak ada istilah RUH GENTAYANGAN Dalam Ajaran Islam

Di dalam Islam tidak ada istilah ruh gentayangan dan menggangu manusia yang masih hidup, setiap ruh yang telah keluar dari jasad maka ruh tersebut akan disibukan dengan perkara mereka di alam barzah..

Berbagai kepercayaan yang berkembang dalam masyarakat Islam tentang roh orang yang telah mati (terkubur), di antaranya:
A. Roh gentayangan, yaitu roh yang diyakini tidak/ belum mempunyai tempat yang tetap di dalam kubur. Roh jenis ini sering disebut dengan berbagai istilah, di antaranya arwah penasaran, pocong, hantu, sundel bolong, kuntilanak dan lain-lain. Roh gentayangan ini diyakini masih berkeliaran di muka bumi dan menganggu orang-orang masih hidup, terutama yang terkait dengan sebab-sebab kematiannya.
 
B. Roh berkeliaran, yang terdiri dari:
1). Roh yang belum sampai ke alam kubur melainkan masih berkeliaran di rumahnya selama 40 hari;
2). Roh yang pulang kampung, yaitu roh yang diyakini sudah memiliki tempat di alam kubur namun pada waktu-waktu tertentu berkeliaran di muka bumi atau menemui keluarganya, seperti memasuki bulan puasa, pada hari lebaran dan sebagainya.

C. Roh kembali ke dunia (hidup kembali), yaitu roh yang diyakini memperoleh izin dari Allah (karena ketinggian ilmu thariqatnya) untuk menjalani kembali kehidupan dunia di tempat atau pada tubuh yang lain (reinkarnasi dalam istilah Hindu).
 
Kepercayaan terhadap roh gentayangan melahirkan ritual mengusir roh jahat, sedangkan kepercayaan kepada roh berkeliaran melahirkan ritual “assuro ammaca” dan kepercayaan kepada kehidupan kembali (reinkarnasi) mendorong manusia menuntut ilmu thariqat.
 
Apakah semua itu benar menurut Al Quran dan Sunnah Rasulullah SAW?

Allah melalui Al Quran tidak mengajarkan adanya roh manusia yang sudah berada di dalam kubur (baik roh yang baik maupun roh yang jahat) bisa kembali berkeliaran di muka bumi ini baik mencelakai atau menolong manusia yang masih hidup. Tidak ada pula keterangan dalam Al Quran bahwa orang mati bisa masuk ke dalam tubuh manusia yang masih hidup (kesurupan)

Dalam Al Qur'an Surat Al Mu’minun ayat 99-100 Allah Swt berfirman yang artinya Dia berkata: "Ya Tuhanku, kembalikanlah aku (ke dunia) [maksudnya: orang-orang kafir di waktu menghadapi sakratul maut minta supaya diperpanjang umur mereka agar mereka dapat beriman], agar aku berbuat amal yang shaleh terhadap yang telah aku tinggalkan. Sekali-sekali tidak. Sesungguhnya itu adalah petkataan yang diucapkannya saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan [maksudnya: mereka sekarang telah menghadapi suatu kehidupan yang baru, yaitu kehidupan dalam kubur, yang membatasi antara dunia dan akhirat].

Dan pada ayat lain (Q.S Ar Rum ayat 56) Allah Swt juga berfirman yang artinya
"Dan berkata orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan dan leimanan (kepada orang-orang kafir): "Sesungguhnya kamu telah berdiam (dalam kubur) menurut ketetapan Allah, sampai hari berbangkit; Maka inilah hari berbangkit itu, akan tetapi kamu selalu tidak meyakininya.

Jadi tidak ada kekuasaan manusia (yang telah berada di alam kubur) untuk bisa kembali ke dunia ini kecuali dibangkitkan setelah hari kiamat..

Rasullah SAW mengabarkan bahwa setelah roh keluar dari tubuh manusia (mati), roh itu di antar oleh malaikat menuju penciptanya (Allah). Setelah itu dikembalikan ke alam kubur. Di alam kubur roh mendapat pemeriksaan oleh malaikat Munkar dan Nakir. Melalui pemeriksaan itulah roh ditempatkan pada tempat yang layak baginya kemudian dibukakanlah untuknya pintu ke arah surga. Lalu kepadanya dikatakan; Inilah tempat tinggalmu dan itu pulalah yang diserahkan oleh Allah untukmu yaitu segala sesuatu yang ada di dalamnya. Mayit itu merasakan kenikmatan yang besar dan amat berbahagia. Kemudian dikelurkanlah kuburnya itu sampai 70 hasta dan diberi penerangan di dalamnya. Tubuhnya dikembalikan sebagaimana permulaan dahulu. Rohnya diletakkan di dalam kelompok roh yang suci yaitu dalam tubuh seekor burung yang bertengger di salah satu pohon surga ”(H.R. Ahmad)”.

Seorang manusia yang durhaka tempatnya di dalam penjara yang panas di bawah tanah yang dibatasi oleh dinding. Sebagaimana yang diberikan Allah bahwa ”di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitkan” (Al Mu’minum:100). Dan Allah telah memperlihatkan kepada Rasulullah SAW ketika Isra’ Mi’raj tentang siksaan orang-orang yang durhaka di dalam kubur (HR.Bukhari).

Jadi secara logika (akal) bahwa roh yang telah merasakan kenikmatan alam kubur tidak akan mungkin tertarik lagi untuk kembali ke dunia, sedangkan roh yang terpenjara juga tidak akan mungkin bebas meninggalkan penjaranya berkeliaran di dalam dunia.

Berdasarkan keterangan Al-Qur’an dan hadis maka jelaslah bahwa tidak ada roh gentayangan, yang ada adalah roh orang yang mukmin tidak bisa terangkat ke atas gara-gara utangnya yang belum terbayar oleh keluarganya. Rasulullah SAW telah menegaskan bahwa tidak ada hantu, di dalam arti roh mati ke dunia mengganggu manusia (HR.Muslim). Apa yang selama ini diyakini oleh sebagian besar umat Islam hanyalah tipu daya syaitan dari bangsa jin. Syaitan lah yang menyamar sebagai orang yang telah mati seperti dilihat oleh orang-orang yang tertipu. Syaitan lah yang masuk ke dalam tubuh manusia dan mengaku-ngaku sebagai roh orang tua atau orang-orang shaleh. Karena hanya syaitan (jin) yang diberi kemampuan oleh Allah untuk masuk ke dalam tubuh manusia, sebagaimana keterangan Rasulullah SAW bahwa, "sesungguhnya syaitan (jin) beredar di dalam diri manusia seperti aliran darah "(HR.Bukhari muslim). Setinggi-tingginya ilmu manusia, tidak ada yang diberi kemampuan untuk masuk ke dalam tubuh manusia lainnya.

Dengan tipu daya seperti ini, syaitan menyesatkan manusia, merusak iman dan menyuruhnya melakukan amalan-amalan sesat seperti mempersembahkan sesajen, memakai jimat-jimat atau jampi-jampi atau menyuruh mendatangi suatu tempat yang dianggap keramat atau mendatangi dukun untuk meminta perlindungan dari gangguan hantu, roh gentayangan dan lain-lain istilahnya.

Janganlah tertipu, walaupun mereka mengaku sebagai Allah, sebagai Malaikat, sebagai Nabi, dan sebagai orang shaleh. Jangan dipercaya, jangan diikuti kemauannya, jangan diikuti perintahnya sekalipun perintahnya itu berupa kebaikan atau menyuruhmu melakukan suatu ibadah dan jangan ditakuti ancamannya sekalipun ancamannya itu akan menghancurkan diri dan keluargamu. Hanya kepada Allah lah kita takut dan hanya kepada-Nya kita berlindung. Ingat, segala perkataan syaitan itu hanyalah tipu daya dan tipu daya syaitan itu sesungguhnya lemah bagi orang-orang yang beriman.

Jadi kuncinya, jangan percaya pada pengakuannya, jangan diikuti perintahnya dan jangan ditakuti ancamannya, dengan demikian kita bisa mengalahkan tipu daya syaitan itu.
Wallahu A'lamu Bishshowab

Semoga Bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar