Falsafah PSHT

Manusia dapat dihancurkan, Manusia dapat dimatikan,
tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu
masih Setia kepada dirinya sendiri atau ber-SH pada dirinya sendiri

Kamis, 22 September 2016

Tafsir QS. Al-Mu’minuun (Orang-orang Yang Beriman)

Surah Makkiyyah; surah ke 23: 118 ayat
tulisan arab alquran surat al mu'minuun ayat 99-100 
“(Demikianlah keadaan orang-orang kafir itu), hingga apabila datang kematian kepada seorang dari mereka, dia berkata: ‘Ya Rabbku, kembalikanlah aku (ke dunia), (QS. 23:99) agar aku berbuat amal yang shalih terhadap (apa) yang telah aku tinggalkan.’ Sekali-kali tidak, sesungguhnya itu adalah (hanya) perkataan yang diucapkan saja. Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitan. (QS. 23:100)” (al-Mu’minuun: 99-100)

Allah Ta’ala menceritakan tentang keadaan orang yang naza’ (sekarat) pada saat menjelang kematian dari kalangan orang-orang kafir dan orang-orang yang lengah terhadap perintah Allah Ta’ala, di mana Dia berfirman: rabbir ji’uun. La’allii a’malu shaalihan fiimaa taraktu kallaa (“Ya Rabbku, kembalikanlah aku [kedunia], agar aku berbuat amal yang shalih terhadap [apa] yang telah aku tinggalkan. Sekali-kali tidak.”)

Sama seperti yang Dia firmankan: “Dan belanjakanlah sebagian dari apa yang telah Kami berikan kepadamu sebelum datang kematian kepada salah di antara kamu; lalu ia berkata: ‘Ya Rabb-ku, mengapa Engkau tidak menangguhkan (kematian)-ku sampai waktu yang dekat, yang menyebabkan aku dapat bersedekah dan aku termasuk orang-orangyang shalih?’ Dan Allah sekali-kali tidak akan menangguhkan (kematian) seseorang apabila datang waktu kematiannya. Dan Allah Mahamengetahui apa yang kamu kerjakan.” (QS. Al-Munaafiquun: 10-11).

Dan di sini, Dia berfirman: kallaa innaHaa kalimatun Huwa qaa-iluHaa (“Sekali-kali tidak, sesungguhnya hal itu adalah [hanya] perkataan yang diucapkan saja.”) Kallaa merupakan kata penolakan dan penghardikan. Artinya, Kami tidak memenuhi apa yang dimintanya dan tidak pula menerima apa yang berasal darinya. Firman Allah Ta’ala: “Sesungguhnya itu adalah (hanya) perkataan yang diucapkan saja.”

`Abdurrahman bin Zaid bin Aslam mengemukakan: “Kata-kata itu merupakan suatu keharusan untuk diucapkan oleh setiap orang dhalim yang sedang berada dalam keadaan naza’. Mungkin saja hal itu merupakan `illat bagi ucapannya, `kalla’. Dengan kata lain, karena kata-kata atau permintaannya untuk kembali hidup agar bisa berbuat amal shalih tersebut merupakan ucapan darinya, sekaligus sebagai ucapan yang tidak disertai amalan. Kalau seandainya dia dikembalikan lagi ke dunia, niscaya dia tidak akan berbuat amal shalih, dan dengan demikian dia telah berbohong dalam ucapannya tersebut. Sebagaimana yang difirmankan-Nya: “Sekiranya mereka dikembalikan kedunia, tentulah mereka kembali kepada apa yang mereka telah dilarang mengerjakannya. Dan sesungguhnya mereka itu adalah pendusta-pendusta belaka.” (QS.Al-An’aam: 28).
Qatadah mengemukakan: “Demi Allah, dia tidak akan berharap untuk bisa kembali kepada keluarga, kelompok, serta tidak juga keinginan untuk mengumpulkan kekayaan dunia dan memenuhi hawa nafsu, tetapi dia hanya akan berharap bisa kembali hidup dan berbuat taat kepada Allah. Mudah-mudahan Allah merahmati seseorang yang mengerjakan apa yang diharapkan orang kafir tersebut jika melihat adzab neraka.”

Lebih lanjut Qatadah juga mengemukakan: “Demi Allah, dia tidak akan berangan-angan melainkan kembali hidup agar bisa berbuat taat kepadaAllah. Oleh karena itu, perhatikanlah angan-angan orang-orang kafir yang lengah tersebut, lalu kerjakanlah apa yang mereka angankan itu. Dan tidak ada kekuatan melainkan hanya milik Allah. Wa miw waraa-iHim barzakhun ilaa yaumi yub’atsuun (“Dan di hadapan mereka ada dinding sampai hari mereka dibangkitan.”)
Mengenai firman Allah Ta’ala, “wa miw waraa-iHim” yakni di hadapan mereka. Mujahid mengatakan: “Al-Barzakh berarti penghalang antara dunia dan akhirat.” Sedangkan Muhammad bin Ka’ab mengemukakan: “Al-Barzakh berarti keberadaan antara dunia dan akhirat, di mana penghuni dunia tidak makan dan tidak minum, dan tidak pula kepada penghuni akhirat diberikan balasan atas amal perbuatan mereka.”

Dalam firman Allah Ta’ala, “Dan di hadapan mereka ada dinding,” terdapat ancaman bagi orang-orang zhalim yang mengalami
naza’ berupa adzab alam barzakh. Sebagaimana yang difirmankan-Nya:”Dan di hadapan mereka ada jahannam. ”
Dan firman-Nya: ilaa yaumi yub’atsuun (“sampai hari mereka dibangkitan.”) Yakni, adzab itu akan berlangsung terus padanya sehingga datang hari kebangkitan.
Wallahu A'lam

Semoga Bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar