Falsafah PSHT

Manusia dapat dihancurkan, Manusia dapat dimatikan,
tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu
masih Setia kepada dirinya sendiri atau ber-SH pada dirinya sendiri

Jumat, 23 September 2016

DASAR DAN INTI PIWULANG JAWA

Dasar dan Inti Piwulang Jawa:
~ Tujuh Sifat Kang Murbeng Dumadi;
~ Empat Piwulang dasar penghayatan orang jawa kepada Kholiknya;
~ Lima Piwulang inti penghayatan orang jawa kepada Kholiknya;
Oleh: Abdurrahman Arrasyid


Gusti Kang Murbeng Dumadi.

Masyarkat Jawa sudah mengenal suatu kekuatan yang Maha dengan nama Gusti Kang Murbeng Dumadi, jauh sebelum agama Islam masuk ke tanah Jawa dan sampai ke tradisi saat ini yang dikenal dengan Kejawen yang merupakan “Tatanan Paugeraning Urip” atau Tatanan berdasarkan dengan Budi Perkerti Luhur.
Keyakinan dalam masyarakat mengenai konsep Ketuhanan adalah berdasarkan sesuatu yang riil atau “Kesunyatan” yang kemudian direalisasikan dalam kehidupan sehari-hari dan aturan positif agar masyarakat Jawa dapat hidup dengan baik dan bertanggung jawab.

Tiga hal yang mendasari Masyarakat Jawa mengenai Konsep Ketuhanan yaitu:
1. Kita bisa hidup karena ada yang menghidupkan, yang memberi hidup dan menghidupkan kita adalah Gusti Kang Murbeng Dumadi atau Tuhan Yang Maha Esa.
2. Hendaknya dalam hidup ini kita berpegang pada “Rasa” yaitu dikenal dengan “Teposeliro” artinya bila kita merasa sakit dicubit maka hendaklah jangan mencubit orang lain.
3. Dalam kehidupan ini jangan suka memaksakan kehendak kepada orang lain “Ojo Seneng Mekso” seperti halnya bila kita memiliki baju yang sangat cocok dengan kita, belum tentu baju itu akan cocok dengan orang lain.

Mengenai Sang Murbeng Dumadi, Kaki Semar mengatakan “Gusti Kang Murbeng Dumadi ing ngendi papan tetep siji, amergane thukule kepercayaan lan agomo soko kahanan, jaman, bongso lan budoyo kang bedo-bedo. Tuhan Yang Maha Esa itu disembah dan dijunjung oleh semua manusia tanpa kecuali.

Oleh semua agama dan kepercayaan. Sejatinya Tuhan Yang Maha Esa itu Satu dan tak ada yang Lain.
Yang membedakanya hanya cara menyembah dan memujanya di mana hal tersebut terjadi karena munculnya agama dan kebudayaan.

Kaki Semar memberikan piwulangnya mengenai konsep dasar penghayatan makhluk kepada Kholiknya yaitu Manusia harus mengetahui Tujuh Sifat Kang Murbeng Dumadi.
Tujuh Sifat Kang Murbeng Dumadi adalah:

1. Tuhan itu Satu, Esa dan tak ada yang lain, dalam bahasa jawa disebut “Gusti Kang Murbeng Dumadi”.
2. Tuhan itu bisa mewujud apa saja tetapi pewujudan itu bukanlah Tuhan, yang berwujud itu adalah ciptaan Tuhan (Allah).
3. Tuhan itu ada di mana-mana.
”Dadi ojo salah penompo, mulo nang ngendi papan uga ono Gusti“ maksudnya walau Tuhan ada di mana-mana, Tuhan tetap satu juga “Nang awakmu ugo ono Gusti” maksudnya manusia itu dalam lingkupan Tuhan secara jiwa dan raga. Tuhan ada dalam dirinya tetapi manusia tak merasakanya dengan panca indra, hanya dapat dirasakan dengan “Roso” bahwa dia ada. ”Ananging ojo sepisan-pisan awakmu ngaku-aku Gusti” maksudnya manusia harus sadar jiwa dan raga ini hanyalah ciptaan/karya Tuhan (Allah), walaupun Tuhan ada dalam diri manusia tetapi jangan sekali-kali manusia mengaku sebagai Tuhan.
4. Tuhan itu Langgeng, Tuhan itu Abadi.
Dari dahulu, sekarang, esok dan sampai seterusnya Tuhan, Gusti Kang Murbeng Dumadi tetaplah Tuhan dan tak akan berubah.
5. Tuhan itu tidak Tidur “Gusti Kang Murbeng Dumadi ora nyare” maksudnya Tuhan itu mengetahui segalanya dan semuanya, tak ada satupun kata khilaf dan lalai.
6. Tuhan itu Maha Pengasih, Tuhan itu Maha Penyayang.
Maksudnya Tuhan itu maha adil, tak membeda-bedakan kepada mahluknya, siapa yang berusaha dia lah yang akan mendapatkan.
7. Tuhan itu Esa dan Maha Kuasa, apa yang diputuskannya tak ada yang dapat menolaknya.

Dengan menyadari hal tersebut manusia diharapkan mampu menjalankan Piwulang Dasar Penghayatan Kepada Sang Kholik.

*Baca juga: "Empat Piwulang Dasar Penghayatan Orang Jawa Kepada Kholiknya"...
Semoga Bermanfaat....

Salam Persaudaraan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar