Falsafah PSHT

Manusia dapat dihancurkan, Manusia dapat dimatikan,
tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu
masih Setia kepada dirinya sendiri atau ber-SH pada dirinya sendiri

Jumat, 17 Oktober 2014

RUKUN DAN SYARAT PERNIKAHAN DALAM ISLAM

A. Rukun nikah
1. Pengantin lelaki (Suami)
2. Pengantin perempuan (Isteri)3. Wali
4. Dua orang saksi lelaki
5. Ijab dan kabul (akad nikah)
* singkatan SISWA.

B. Syarat Sah Nikah

Syarat bakal suami:
1. Islam
2. Lelaki yang tertentu
3. Bukan lelaki mahram dengan bakal isteri
4. Bukan dalam ihram haji atau umrah
5. Dengan kerelaan sendiri (bukan karena paksaan)
6. Mengetahui wali yang yang sah bagi akad nikah tersebut
7. Mengetahui bahwa perempuan yang hendak dinikahi adalah sah untuk dinikahi
8. Tidak mempunyai empat orang isteri yang sah dalam satu masa

Syarat bakal isteri:
1. Islam
2. Bukan seorang khunsa
3. Perempuan yang tertentu
4. Tidak dalam keadaan idah
5. Bukan dalam ihram haji atau umrah
6. Dengan rela hati (bukan karena dipaksa (kecuali anak gadis))
7. Bukan perempuan mahram dengan bakal suami
8. Bukan isteri orang atau masih ada suami
Syarat wali:
1. Adil
2. Islam
3. Baligh
4. Lelaki
5. Merdeka
6. Tidak fasik, kafir atau murtad
7. Bukan dalam ihram haji atau umrah
8. Waras – tidak cacat akal fikiran atau gila
9. Dengan kerelaan sendiri dan bukan paksaan
10. Tidak muflis atau ditahan kuasanya atas hartanya.
* Sebaiknya bakal isteri perlulah memastikan syarat WAJIB menjadi wali. Sekiranya syarat wali bercanggah seperti di atas maka tidak sahlah sebuah pernikahan itu. Sebagai seorang mukmin yang sejati, kita hendaklah menitik beratkan hal-hal yang wajib seperti ini. Jika tidak maka kita akan hidup di lembah zina selamanya.
Syarat-syarat saksi (Sekurang-kurangnya dua orang):
1. Islam
2. Berakal
3. Baligh
4. Laki-laki
5. Memahami kandungan lafaz ijab dan qabul
6. Dapat mendengar, melihat dan bercakap
7. Adil (Tidak melakukan dosa-dosa besar dan tidak berterusan melakukan dosa-dosa kecil)
8. Merdeka
Syarat Ijab:
1. Pernikahan nikah ini hendaklah tepat
2. Tidak boleh menggunakan perkataan sindiran
3. Diucapkan oleh wali atau wakilnya
4. Tidak diikatkan dengan tempo waktu seperti mut'aah (nikah kontrak)
5.Tidak secara taklik (tiada sebutan prasyarat sewaktu ijab dilafadzkan)
* Contoh bacaan Ijab:Wali/wakil Wali berkata kepada bakal suami: "Aku nikahkan/kawinkan engkau dengan Diana Binti Daniel dengan mas kawinnya/bayaran perkawinannya sebanyak Rp. 50.000 tunai".
Syarat Qabul:
1. Ucapan mestilah sesuai dengan ucapan ijab
2. Tiada perkataan sindiran
3. Dilafadzkan oleh bakal suami atau wakilnya (atas sebab-sebab tertentu)
4. Tidak diikatkan dengan tempo waktu seperti mu'taah (nikah kontrak)
5. Tidak secara taklik (tiada sebutan prasyarat sewaktu qabul dilafadzkan)
6. Menyebut nama bakal isteri
7. Tidak diselangi dengan perkataan lain
* Contoh sebutan qabul (akan dilafadzkan oleh bakal suami): "Aku terima nikah/perkawinanku dengan Diana Binti Daniel dengan mas kawinnya/bayaran perkawinannya sebanyak Rp. 50.000 tunai" ATAU "Aku terima Diana Binti Daniel sebagai isteriku".
Allahu A'lamu Bishshowab
Semoga Bermanfaat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar