Falsafah PSHT

Manusia dapat dihancurkan, Manusia dapat dimatikan,
tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu
masih Setia kepada dirinya sendiri atau ber-SH pada dirinya sendiri

Selasa, 04 Oktober 2016

SEBUTAN "SEMUT IRENG" PADA WARGA PSHT




Banyak yang bertanya-tanya mengapa PSHT sering disebut SEMUT HITAM/ SEMUT IRENG .

Semut bergerak 24 jam sehari. Kecepatan berjalan semut, 0,5 km/jam dengan volume yang 1/130, maka kecepatan semut seukuran manusia adalah 80km/jam. Dalam berduel semut mampu mengimbangi binatang atau serangga musuh 5 kali lebih besar dari dirinya (kecuali lebah, laba-laba dan lipan)

Apabila diluruskan sarang semut sepanjang 7 km. Ternyata binatang yang terlemah dan tak tenar ini sebenarnya adalah yang terkuat di muka bumi. Kalau tidak salah ada juga semut ini disebutkan dalam kitab suci Al Qur'an. Kelihatannya pantas karena memang binatang super. Bisa jadi mungkin ada hikmah di balik kitab suci pada semut, mungkin kita supaya sering merenungkan sifat semut, yang tidak terkenal tapi setia, pekerja, dan kuat itulah yang mungkin para kadhang PSHT menjuluki dirinya "SEMUT IRENG".

Semut adalah hewan terkuat di dunia. Walaupun tubuhnya kecil, ia mampu menopang benda dengan beban 50 kali dari beban tubuhnya. Jika diadukan dengan hewan sangat besar seperti gajah atau gorilla, yang hanya mampu menopang benda maksimal sampai 3 kali dari beban tubuhnya.

Nah, itulah sekilas tentang semut.
Lalu, apa hubungannya dengan Al Qur'an? Allah SWT berfirman: "Hingga ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, "Wahai semut-semut! Masuklah ke dalam sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari." (QS.An-Naml: 18).

Dalam ayat itu, ada 2 hal yang membuktikan kehebatan Al Qur'an dalam mendeskripsikan semut:

1. Dalam ayat itu, Allah SWT menggunakan dhomir hiya untuk semut yang memerintah semut-semut lainnya. Secara tersirat, Allah ingin menegaskan bahwa semut dipimpin oleh ratu. Hal itu dibuktikan oleh penelitian akhir-akhir ini.

2. Lalu, ratu itu berinisiatif untuk menyelamatkan semut-semut lainnya dengan memerintahkan semut lainnya untuk masuk ke dalam sarang mereka masing-masing. Hal ini mengindikasikan bahwa semut memiliki rasa sosial dan peduli yang tinggi. Sang ratu tidak menyelamatkan diri sendiri, tapi juga mengajak rakyat-rakyatnya. Bukti itu pun baru terkuak akhir-akhir ini.

Rasa peduli ini patut dicontoh oleh pemimpin-pemimpin manapun (bahkan oleh orang-orang awam seperti kita). Hal ini tergambar dalam do'a Nabi Sulaiman AS di ayat selanjutnya:

"... Dan dia berdoa, "Ya Tuhanku, anugerahkanlah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu..."


Kekompakan semut dan silaturahminya sangat kuat.

Perhatikan ketika melihat semut berlalu lalang, ketika mereka berpapasan pasti mereka menyempatkan diri utk berhenti (mungkin saja mereka saling sapa atau bersalaman)...

Setiap ada makanan mereka tidak mau memakannya sendiri tapi mengajak semut-semut yang lainnya...

Mungkin diharapkan para sesepuh, agar persaudaraan kita seperti semut yang selalu guyub rukun saling tolong menolong dan saling sapa (disamping mereka kuat)...
Wallahu A'lamu Bishshowab...

Semoga Bermanfaat...


"Salam Persaudaraan"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar