Falsafah PSHT

Manusia dapat dihancurkan, Manusia dapat dimatikan,
tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu
masih Setia kepada dirinya sendiri atau ber-SH pada dirinya sendiri

Rabu, 26 Juli 2017

KHUSYU’ DAN KHUDHU’ DALAM SHOLAT Bagian 2



221- fadl Ibnu Abbas r.anhuma meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: kerjakanlah shalat dalam dua (rakaat) kemudian dua (rakaat) dengan tasyahud yang diucapakan pada akhir dari tiap-tiap dua rakaat, dan (shalat) do'a yang penuh merendah diri, dengan khusyu’ dan ketentraman. Kemudian (sesudah menyempurnakan shalat) angkatlah kedua tanganmu dengan merendah diri kepada Rabbmu, dengan menghadapkan kedua telapak tanganmu ke arah mukamu dan ucapkanlah wahai Tuhanku!, wahai Tuhanku!, wahai Tuhanku!, dan barangsiapa yang tidak berbuat demikian, maka shalatnya tidak sempurna. (Musnad Ahmad)
catatan : perkataan yang dipakai disini tidak sempurna adalah khidaj, yang arti harfiahnya bayi atau binatang yang prematur. Sama halnya apabila seorang mengerjakan shalat Allah pasti mendengar dan menjawab do'anya. Jikalau ia tidak memperoleh peluang memperbaiki dan membetulkan shalatnya maka tidak dapat diragukan bahwa shalatnya tidak sempurna (tidak mendapat pahala sempurna).

222- Abu Dzar r.a. meriwayatkan bahwa: Rasulullah SAW bersabda : Allah SWT tiada hentinya berpaling dengan penuh perhatian kepada hamba Nya ketika ia dalam shalat, selagi ia tidak berpaling perhatiannya. Demikian jikalau ia memalingkan perhatiannya (dalam kebingungan, Allah SWT akan berpaling daripadanya!. (Nasai )

223- Huzaifah r.a. melaporkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: sesungguhnya apabila seorang berdiri dalam shalat, Allah Ta’ala menghadap kepadanya dengan penuh perhatian sehingga ia kembali (dari shalatnya), atau melakukan suatu amalan yang bertentangan dengan kebajikan dan adab dari shalat. (Ibnu Majah)

224- Abu Dzar r.a. meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: apabila seorang di antara kamu berdiri dalam shalat, ia tidak boleh meratakan kerikil-kerikil (dengan tangannya), karena rahmat (Allah) sedang ditujukan kepadanya. (HR.Tirmidzi)
Catatan : dalam permulan islam tiada sesuatupun yang dihamparkan diatas lantai mesjid, dan shalat dikerjakan di atas gundukan pasir dan kerikil. Oleh karena itu pada masa itu melakukan sujud tidak menyenangkan karena terdapat pasir dan kerikil. Rasulullah SAW melarang meratakan tempat sujud dengan sengaja, karena pada masa ini rahmat Allah sedang diarahkan menuju kepada orang-orang dalam shalat. Segala perbuatan yang tidak disengaja selama shalat, boleh mneyebabkan seseorang kehilangan rahmat Allah.

225- Samura r.a. meriwayatkan bahwa Rasululah SAW memerintahkan kami, ketika kami mengangkat kepala dari sujud dalam shalat, untuk duduk dengan tentram di atas tanah dan bukan (di atas tumit dengan dua kaki tegak ) di atas jari-jari kaki. (Tabrani dan Majma Uz Zawaid)

226- Abu Darda r.a. meriwayatkan ini pada masa kematiannya: saya hendak menceritakan kepada kamu (sekarang) sebuah hadist yang saya dengar dari Rasulullah SAW yang bersabda: Sembahlah Allah seolah-olah engkau melihat Nya dan jikalau engkau tidak dapat melihat Nya, maka sesunguhnya Dia melihat kamu !anggaplah dirimu diantara orang mati dan waspadalah terhadap do'a orang yang di zalimi, karena seasungguhnya doanya makbul. Dan barangsiapa yang sanggup dari antara kamu untuk menghadiri dua shalat isya dan fajar (dengan berjama'ah) meskipun dengan meangkat, maka hendaklah ia melakukan demikian!. (tabrani Majma UZ Zawaid)

227- Ibnu umar r.anhuma meriwayatkan bahwa rasulullah SAW bersabda: kerjakanlah shalat seperti seorang yang sedang dalam bermusafir (dalam dunia ini), karena meskipun engkau melihat-Nya (Allah) dan jikalau engkau tidak melihat-Nya sesungguhnya Ia melihat kamu! (Jami’us Saghir)
228- Abdullah r.a. meriwayatkan bahwa kami sering mengucapkan salam kepada Rasullullah SAW meskipun ia sedang berada dalam shalat, dan ia senantiasa menjawab salam kami. Kemudian apabila kami kembali dari Najasy, kami mengucap salam (sebagaimana biasanya) kepadanya akan tetapi ia tidak menjawab oleh sebab itu kami berkata: Wahai rasulullah! kami biasa mengucap salam kepadamu dalam shalat dan engkau menjawab salam kami. Baginda menjawab: sesungguhnya shalat menghendaki seluruh perhatian seseorang. (HR.Muslim).
Catatan : najasy adalah gelaran untuk Raja Ethiopia dahulu. Sejumlah orang islam telah berpindah ke Ethiopia dibawah jaminan Najasy.
229- Abdullah r.a.meriwayatkan: Saya melihat Rasulullah SAW mengerjakan shalat, dan terdengar dari dadanya suara seperti putaran batu gilingan karena tangisannya. (Hr.Abu daud)
230- Ibnu Abbas r.anhuma meriwayatkan bahwa Rasulullah SAW bersabda: perumpamaan shalat fardhu adalah seperti sebuah timbangan, barangsiapa yang memberi sepenuhnya, akan mengambil sepenuhnya (barangsiapa mengerjakan shalat dengan sempurna dan dengan betul akan mendapat pahala penuh dari Nya). (baihaqi dan Targhib)

Bersambung pada postingan berikutnya (Khusyu dan Khudhu dalam Sholat Bagian 3)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar