Falsafah PSHT

Manusia dapat dihancurkan, Manusia dapat dimatikan,
tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu
masih Setia kepada dirinya sendiri atau ber-SH pada dirinya sendiri

Senin, 25 Desember 2017

BOLEHKAH UMAT ISLAM MENGUCAPKAN SELAMAT NATAL

Diriwayatkan Ibnu Ishak, suatu hari orang-orang arab quraisy mendatangi Nabi Muhammad & berkata, "Wahai Muhammad, bagaimana bila kita bekerja-sama dalam ibadah? Kami akan menyembah yang kau sembah, tapi kau juga menyembah yang kami sembah."

Turunlah firman Allah, لَكُم دينُكُم وَلِيَ دينِ , "Untukmu Agamamu dan Untukku Agamaku" (Al-Quran, surat Al-Kafirun, ayat 6).

Ini adalah Asbabun Nuzul (sebab turun ayat) Al-Kafirun, ditujukan kepada Arab Quraish yang mengajak "Menyatukan Agama".

Lalu, apakah mengucapkan "Selamat Natal" artinya kita menyatukan agama Islam & Kristiani?, Ucapan selamat tak lebih dari adab santun, tidak ada bedanya dengan ucapan "Selamat Ulang Tahun", atau "Selamat Menempuh Hidup Baru" bagi pasangan yang baru menikah, atau saat mendengar istri kawan baru hamil.

Masalahnya di mana?.
TIDAK ADA urusannya dengan Akidah, hanya adab berbagi bahagia, tidak kurang tidak lebih, karena kita manusia, bukan binatang. Menggunakan Al-Kafirun yang ditujukan kepada kaum Quraish (karena mereka mengajak menyatukan agama) untuk mengharamkan "Selamat Natal" jelas-jelas "Jaka Sembung Bawa Golok!"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar