Pada setiap Hari Raya Idul Fitri,
setiap orang Islam, Laki-laki dan Perempuan, besar kecil, merdeka atau hamba,
diwajibkan membayar zakat fitrah sebanyak satu Sho’ atau setara dengan 3,5
liter dari makanan yang mengenyangkan menurut tiap-tiap tempat (negeri)
عَنِ ابْنِ عُمَرَ قَالَ: فَرَضَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكاَةَالْفِطْرِ مِنْ رَمَضَانَ عَلَى النَّاسِ صَاعًا
مِنْ تَمْرٍ اَوْ صَاعًا مِنْ شَعِيْرٍ عَلٰى كُلِّ حُرٍّاَوْعَبْدٍ ذَكَرٍ اَوْ
اُنْثٰى مِنَ الْمُسْلِمِيْنَ
Dari Ibnu Umar ia berkata, Rosululloh SAW mewajibkan zakat fitri pada bulan
Romadhon sebanyak satu sho’ kurma atau satu sho’ gamdum atas semua orang muslim
merdeka atau hamba, laki-laki atau perempuan.
Berdasarkan hadits di atas jelaslah bahwa yang dimaksudkan Rosululloh SAW
banyaknya zakat fitrah itu ialah satu sho’. Menurut arti bahasa arab sho’
adalah nama ukuran sukatan (takaran). Jadi ukuran zakat fitrah ini adalah
ukuran takaran bukan ukuran timbangan.
Syarat-syarat wajib zakat fitrah:
1. Islam. Orang yang tidak beragama
islam tidak wajib membayar zakat
2. Lahir sebelum terbenam matahari pada
hari penghabisan atau akhir bulan Romadhon,
3. Mempunyai kelebihan harta dari
keperluan makanan untuk dirinya sendiri dan untuk yang wajib dinafkahinya,
Hukum Waktu membayar zakat:
1. Waktu yang diperbolehkan, yaitu awal
Romadhon sampai hari penghabisan Romadhon,
2. Waktu Wajib, yaitu mulai terbenam
matahari pada penghabisan Romadhon,
3. Waktu yang lebih baik (sunah) yaitu
dibayar sesudah sholat shubuh sebelum pergi sholat hari raya,
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ
قَالَ: فَرَضَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ زَكاَةَالْفِطْرِ
طُهْرَةً لِّلصَّائِمِ وَطُعْمَةً لِّلْمَسَاكِيْنِ. فَمَنْ اَدَّاهَا قَبْلَ الصَّلَاةِ فَهِيَ زَكَاةٌ
مَقْبُوْلَةٌ وَّمَنْ اَدَّاهَا بَعْدَ الصَّلَاةِ فَهِيَ صَدَقَةٌ مِّنَ
الصَّدَقَاتِ (رواه أبو داود وابن ماجه)
Dari Ibnu Abbas r.a ia berkata, Telah diwajibkan oleh
Rosululloh SAW zakat fitrah sebagai pembersih bagi orang yang berpuasa dan
memberi makan bagi orang miskin. Barang siapa yang menunaikannya sebelum sholat
hari raya maka zakat itu diterima, dan barang siapa yang menunaikannya sesudah
sholat hari raya maka zakat itu sebagai sedekah biasa (HR. Abu Dawud dan Ibnu
Majah)
4. Waktu makruh, yaitu membayar fitrah
sesudah sholat hari raya, tetapi sebelum terbenam matahari pada hari raya,
5. Waktu haram, lebih telah lagi yaitu
dibayar sesudah terbenam matahari pada hari raya.
Orang-orang yang berhak (Mustahiq) menerima Zakat adalah:
اِنَّمَاالصَّدَقٰتُ لِلْفُقَرَاءِ وَالْمَسٰكِيْنِ وَالْعٰمِلِيْنَ
عَلَيْهَا وَالْمُؤَلَّفَةِ قُلُوْبُهُمْ وَفِى الرِّقَابِ وَالْغٰرِمِيْنَ وَفِى
سَبِيْلِ اللهِ وَابْنِ السَّبِيْلِ فَرِيْضَةً مِّنَ اللهِ وَاللهُ عَلِيْمٌ
حَكِيْمٌ
Sesungguhnya zakat itu
hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat
(amil), orang yang dilunakkan hatinya (muallaf), untuk memerdekakan hamba sahaya, untuk
membebaskan orang yang berhutang, untuk orang yang berjuang di jalan Allah dan
orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu kewajiban dari Allah.
Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana (QS. At Taubah: 60)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar