Falsafah PSHT

Manusia dapat dihancurkan, Manusia dapat dimatikan,
tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu
masih Setia kepada dirinya sendiri atau ber-SH pada dirinya sendiri

Rabu, 12 April 2017

Persaudaraan Tunggal Banyu

Dalam tradisi masyarakat Jawa, kita mengenal beberapa istilah SEDULUR (Saudara), antara lain :

- Sedulur tunggal ibu bapak (saudara kandung).
- Keponakan (kemenakan).
- Sedulur temu gedhe.
- Sedulur ipe (ipar).
- Sedulur kadhang katut (saudara ipar dari adik/kakak), dan sebagainya.

Konsep PASEDULURAN (Persaudaraan) ini pada dasarnya terangkai dalam sistem, hukum & aturan yg berbeda22.
Sedangkan ditinjau dari sudut ETIMOLOGI ; kata “PERSAUDARAAN” berasal dari bahasa Sankrit. “Sa-udara” mendapat imbuhan “per-an”, berarti perihal bersaudara atau tentang tata cara menggolongkan ikatan yg kokoh sebagai jelmaan “sa (satu)”,” udara (perut kandungan)”. Ibarat manusia dilahirkan dari satu kandungan (perut), maka mereka harus dapat bersatu padu secara TULUS dan selalu ingat akan awal mulanya, (eling marang dalane).
Sementara jika ditinjau dari susunan kata, kata persaudaraan terdiri atas kata dasar “saudara” yang mendapat imbuhan prefik “per” dan sufik “an”. Dan jika ditinjau dari segi nosi, konflik “per-an” pd kata “persaudaraan” berarti membentuk kata tersebut menjadi sebuah kata benda “ABSTRAK”.
Artinya, persaudaraan itu sendiri adalah abstrak adanya dan hanya dapat dirasakan oleh orang yang menjalaninya. Selebihnya hanya dapat dilihat dari sikap yang ditampilkan seseorang terhadap orang lain.
Bagaimana sistem persaudaraan di SH TERATE ?
Persaudaraan di SH TERATE menganut sistem “PASEDULURAN TUNGGAL BANYU”, artinya utuh & menyatu. Banyu atau air itu ibarat selalu menyatu dan tak terpisahkan, sekalipun dibelah oleh pedang, ia akan menyatu kembali.
Meminjam dlm istilah Jawa : “Datan pinisah senadyan tinebas pedang ligan” (Tak akan terbelah walau ditebas oleh pedang).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar