Dilingkungan Pesantren NU, terdapat banyak aliran silat baik aliran silat
jawa timur, jawa barat, jawa tengah, Banten, silat betawi, silat
minang, silat Mandar, Silat Mataram dan lain-lain, oleh karena itulah untuk
menyatukan semua aliran silat tersebut dibentuklah pagar nusa, sebagai
wadah perkumpulan pencak silat yang masih dalam naungan NU. Wadah ini
tetap membuka keragaman dan memberi keluasaan pada tiap-tiap perguruan
untuk mengembangkan diri, artinya walaupun ada perbedaan namun tetap satu
saudara.
Peran Besar Gus Maksum
Sebenarnya di kalangan NU banyak sekali Pendekar Silat, Kyai atau Ajeungan yang memiliki ilmu kanuragan, namun nama Gus Maksum tidak bisa
dipisahkan dari sejarah Pencak Silat Pagar Nusa. Kecintaan silat dan
rasa keprihatinan Gus Maksum bahwa banyak sekali aliran silat yang ada
di lingkungan NU tapi belum punya wadah yang mengikat sehingga menjadi
keluarga yang bersama sama mengembangkan serta mempertahankan tradisi
silat yang turun temurun dari Wali songo mengalir ke tokoh tokoh
pesantren
Hal inilah yang menginpirasi beliau mendirikan sebuah perguruan
silat,ide pendirian silat ini rencananya diberi nama GASMI (Gabungan
Aksi Silat Muslimin Indonesia) pada tahun 1965 walaupun belum resmi
berdiri, beliau sudah mulai melakukan pelatihan silat. Pada waktu itu
pelatihan diadakan di komplek pesantren Lirboyo Kediri, selain bertujuan
mengembangkan budaya silat di pesantren juga salah satu counter atas
LEKRA (lembaga kesenian rakyat) lembaga di bawah naungan partai
komunis indonesia PKI. Sebab LEKRA adalah otak di balik aksi
provokatif, sabotase, teror dan lain lain. Menghadapi aksi LEKRA ini, beliau
mengatakan “Ada aksi ada Reaksi” artinya LEKRA beraksi GASMI
bereaksi, Amar ma’ruf nahi mungkar selalu ditegakan.
Karena kesibukan beliau mengabdi pada umat, ngurusin santri dan
perjuangan melawan aksi-aksi PKI baru setelah situasi mulai kondusif
pada tanggal 14 januari 1970 GASMI secara resmi didirikan di kediaman
beliau, dihadiri para pendekar se eks-karisidenan Kediri dan Ponorogo.
GASMI inilah yang menginspirasi Gus Maksum untuk menyatukan silat yang
ada di NU. Dimulai dengan merangkul perguruan silat tradisional lokal
seperti Jiwa Suci milik pesantren Al ma'ruf bandar lor kediri, PORTUGAL
silat tradisional Blitar, Asta Dahana perguruan silat Kediri dan beberapa
perguruan silat lokal lainnya.
Pertemuan awal para pendekar PAGAR NUSA
Akhirnya dengan usaha dan pendekatan yang intensif kepada para pendekar
dan Kyai pimpinan pondok pesantren, tokoh silat dan tokoh masyarakat
membuahkan hasil berupa kesepakatan untuk mengadakan pertemuan pertama
pada tahun 1986 di Tebu Ireng Jombang Jawa Timur. Di hadiri ulama sepuh
dan kaum pendekar. Di antara kyai sepuh itu adalah KH. Syansuri Badawi.
Pertemuan bersejarah ini dihadiri beberapa pendekar antara lain, Gus
Maksum sendiri, KH. Abdurahman Ustman Jombang, KH.muhajir Kediri, H. Atoillah
Surabaya, Drs. Lamro Ponorogo, Timbul Jaya SH pendekar Lumajang dan
beberapa pendekar lainnya, tokoh-tokoh inilah yang berada di balik
berdirinya pagar nusa.
Pertemuan pertama ini menghasilkan kesepakatan yang sangat penting yaitu :
- Adanya Fatwa Ulama KH.Syansuri Badawi bahwa,”Mempelajari Silat Hukumnya boleh dipelajari dengan tujuan perjuangan.
- Di sepakati dibentuknya suatu ikatan bersama untuk mempersatukan berbagai aliran silat dibawah naungan NU.
Pertemuan Bersejarah ke 2 Pagar Nusa
Selanjutnya pada Tahun 1989 diadakan MUNAS Pagar Nusa yang ke1 yang
diselenggarakan di Pondok Pesantren Zainul
Hasan, Genggong, Kraksaan, Probolinggo. Di hadiri pendekar silat NU seluruh
Nusantara, Munas itu mengangkat Langsung KH. M. Abdullah Maksum Jauhari
sebagai Ketua Umum pertama Pagar Nusa, dan Prof. Dr. H. Suharbillah sebagai Ketua Harian dan H. Kuncoro ( H.Masyhur ) sebagai Sekretaris Jenderal
Sikap Jati diri Pagar Nusa
Jati diri Pagar Nusa sama dengan jati diri NU itu sendiri (baca posting
Jati diri NU ) yaitu Persaudaraan antar Pagar Nusa Artinya Persaudaraan
tanpa membedakan aliran dan perguruan silat,di Pagar Nusa makanya di
kenal dengan istilah “Bhineka Tunggal Ika” biarpun berbeda tapi tetap
satu juga” berbeda aliran tapi tetap dalam satu ikatan pagar nusa.
Pandangan Pagar Nusa pada aliran perguruan lain senatiasa menganggap
saudara, sahabat, bahkan keluarga karena langsung atau tidak langsung
semua aliran silat terutama di Nusantara masih punya pertalian ikatan
yang sama, apalagi jika kita menapak tilas sejarah kerajaan di Nusantara
kemudian ke Abad 14 adanya penyebar islam Wali songo yang banyak
mengajarkan tuntunan hidup dengan jalan damai diantaranya melalui seni
silat, jelas banyak pendekar di Nusantara adalah murid Wali Songo.
Kini saatnya Ikatan Pencak Silat Pagar Nusa Menjadi wadah Ikatan Para
Pendekar, Jawara, Pesilat dari berbagai aliran di bawah naungan NU. Aamiin.
VISI DAN MISI
Pagar Nusa ber-Aqidah ala Ahlussunnah wal Jama’ah dengan asas organisasi Pancasila. Pagar Nusa mengusahakan :
Berlakunya Ajaran Islam berhaluan Ahlussunnah wal Jama’ah di tengah-tengah kehidupan negar kesatuan Repubil Indonesia yang ber-Pancasila.
Pelestarian, pembinaan, dan pengembangan pencak silat baik seni, beladiri, mental spiritual, maupun olahraga / kesehatan khususnya di lingkungan NU maupun di lingkungan warga bangsa lain pada umumnya.
ANGGOTA
Keanggotaan diatur dalam Peraturan Dasar dengan kriteria mudah yaitu warga Nahdlatul Ulama’ :
Mulai kanak-kanak sampai sesepuh (batasan usia)
Dari yang belum mengenal pencak silat sampai yang mahir (batasan kemampuan)
Sistem penjenjangan anggota dll, disesuaikan dengan kemampuan, usia, dan kebutuhan
MATERI PENCAK SILAT
Materi Pencak Silat Pagar Nusa Bakudi susun oleh tim yang terdiri dari dewan dan sumber lain dari berbagai aliran asli dari seluruh Indonesia seperti Cimande, Cikaret, Cikampek, Cikalong, Minang, Mandar, Mataram, dll. secara sistematis dengan metode modern.
Penyusunan jurus baku, baik fisik maupun non fisik dilakukan secara bertahap, memakan waktu bertahun-tahun dan sampai kini masih dilakukan penggalian-penggalian untuk paket selanjutnya.
Materi baku telah dilengkapi Buku Panduan bergambar, Kaset, dan VCD, dapat dibeli di bagian perlengkapan pusat.
FISIK BAKU
Gerak Dasar
Paket Kanak – kanak ( setingkat TK )
Paket I A & B ( setingkat SD )
Paket II A & B ( setingkat SMP )
Paket III A & B ( setingkat SMU )
Paket Beladiri ( setingkat perguruan tinggi )
Pencapaian jurus fisik baku menjadi tolak ukur tingkatan sebagai jenjang latihan. Warna Dasar Badge pada sabuk tingkatan menyesuaikan dengan penjenjangan tersebut.
Pendalaman = Seni Festival, Lomba, dll.
= Beladiri Terapan, Keamanan, dll.
= Olahraga Pertandingan, Senam Massal, dll.
= Kesehatan Pijat, Pernafasan, Obat, dll.
= Dan Lain – Lain.
NON FISIK BAKU
Ijazah
Jurus Asma’ul Husna
Jurus Taqorrub
Pendalaman = Pengisian Badan Langsung / Instan
Pengisian Bertahap Sesuai Jurus
Pengisian Barang
Pengobatan Non Fisik
Atraksi
Do’a
dll.
MANFAAT
Bergabung dengan Pagar Nusa bermanfaat, baik sosio kultural, edukatif maupun personal.
PERANGKAT LPS NU PAGAR NUSA
DEWAN BESAR GURU KHOS
Yaitu Ulama – Ulama Sepuh yang sangat mumpuni baik lahir maupun batin yang menjadi rujukan terakhir bagi keputusan – keputusan penting dan merupakan back up utama LPSNU
Dewan Besar Guru Khos antara lain :
KH. ABDULLAH FAQIH KH. HABIB JAKFAR
KH. ABDULLAH ABBAS KH. M.A. FU’AD HASYIM
KH. HABIB LUTFI KH. MUSLIMIN IMAM PURO
KH. SUFYAN KH. KHOTIB UMAR
KH. MASDUQI MAHFUDZ
DEWAN GURU KHOS
Dewan ini terdiri dari Ulama-Ulama Sepuh yang sangat mumpuni baik lahir maupun batin yang menjadi sumber secara langsung dalam memberi masukan bagi kemajuan dan kesuksesan LPSNU Pagar Nusa.
Dewan Guru Khos antara lain :
KH. R. KHOLIL AS’AD KH. SYAIFUL ISLAM
KH. AGUS HALIM KH. SA’DAN MAFTUCH
KH. ALY MASHURI KH. ROFI’I
KH. ABDULLAH KH. SU’UD IBRAHIM
KH. AGUS BUSTOMI KH. NURKHOLIS
DEWAN KHOS
Dewan ini merupakan motor penggerak dan dapur organisasi yang menggali, menggodok dan merumuskan segala hal yang berkaitan dengan pencak silat dan beladiri untuk kemudian disosialisasikan di tingkat kepengurusan dan operasional.
Dewan ini juga merupakan back up langsung jembatan penghubung antara orang – orang khusus ( khos ) dengan kepengurusansecara operasional.
Dewan Khos antara lain :
PROF. DR. H. SUHAR BILLAH, SH.MBA KH. IMAM FAUZI
DRS. H. HUSNAN SANUSI DRS. SUNOTO
H. TIMBUL WIJAYA ZAINAL SUWARI
KH. KHOIRUL ANAM DRS. MAHSUN
KH. SU’UDI BAGIYONO
H. AFANDI MAS’UD MUJAHIDIN
PASUKAN KHOS
Adalah orang – orang khusus yang memiliki keahlian tertentu yang terjun langsung di lapangan.
PASUKAN INTI / PASTI
Pasukan ini dibentuk dengan kualifikasi tertentu guna memenuhi kebutuhan dalam kaitannya dengan keorganisasian dan kemasyarakatan
PERKEMBANGAN, POTENSI DAN PRESTASI
PERKEMBANGAN DAN POTENSI
Sejak LPSNU Pagar Nusa berdiri 3 Januari 1986, organisasi ini mengalami pasang surut dalam perjalanannya. Oraganisasi yang pertama kali berdiri berbentuk perguruan ini setelah beberapa kali melakukan Musyawarah Nasional dan Rakernas mengalami perubahan status sebagai Lembaga, lalu menjadi Badan Otonom kemudian kembali ke Lembaga lagi sesuai amanat Muktamar di masanya.
Perubahan dan perkembangan tersebut tidak mengurangi bahkan menambah potensi Pagar Nusa di NU yang memang sangat kaya akan budaya pencak silat dan yang berkaitan dengan itu.
Wilayah yang sudah terbentuk meliputi seluruh Indonesia sbb :
Batam : Sudah berdiri sebagai Komisariat atas Daerah Otorita
Sumatra : Seluruh Sumatra kecuali Aceh
Jawa : Seluruh Jawa, kecuali Jawa Barat tetapi di tingkat cabang seperti Cirebon, Bandung dll sudah ada
Bali : Seluruh daerah sudah ada
NTB : Seluruhnya
Kalimantan : Seluruh Kalimantan
Sulawesi : Baru di Sulawesi Utara dan SulawesiTenggara
Irian Jaya : Sudah beberapa daerah.
Wilayah lain yang belum terbentuk adalah Maluku dan NTT
PRESTASI
Disamping selalu melaksanakan kegiatan rutin dan khusus yang berkaitandengan tugas – tugas ke-NU-an maupun tugas keluar / kemasyarakatan organisasi pencak silat ini telah berhasil menempatkan putra terbaiknya di Organisasi Pencak Silat Induk Nasional / Internasional, Perguruan Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) dan Perserikatan Silat Antara Bangsa (PERSILAT) antara lain :
Pendamping Tim Pencak Silat di Selangor Malaysia
Beberapa Wasit Juri Nasional Pertandingan sampai sekarang
Beberapa Wasit Juri Nasional Bidang Pencak Silat Tradisi
Sebagai Dewan Pakar PB IPSI
LPSNU Pagar Nusa termasuk Lima Perguruan Besar di Indonesia yang berhak atas event Pencak Silat Internasional Bidang Tradisi.
Penampil sangat monumental pada Parade Pencak Silat Internasional di Denpasar, Bali.
SIMBOL DAN ARTI
LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi lima dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut :
Kurva segi lima merupakan simbolisasi dari Syari̢۪at Islam yang mempunyai lima rukun dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa dan negara yang berpancasila.
Simbolisasi ini berangkat dari dasar pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan :
Islam itu didirika atas lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika ditanya oleh Malakat Jibril.
Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan.
Firman Allah SWT :
Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ; kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4)
Bintang terbesar mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu keharusan.
Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama :
Barang siapa memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala
Bola Dunia / gambar bumi tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar Istikharahnya.
Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA BILLAH
Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa. Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi
LAA GHAALIBA ILLALLAH kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum ( am ) bagi segala bidang kehidupan.
Sedangkan secara khusus ( khas ) dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol
Firman Allah : Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu ( QS. Ali Imron : 160 )
Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS. Al-Baqarah : 249 )
Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah : 56 ).
Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur, makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu dapat disimbolkan dengan warna hijau.
Warna Putih merupakan warna wajah cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat.
Warna hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. :
Mereka itulah bagi mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31).
Dengan demikian kombinasi warna itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga kelak.
Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 21 )
Dewan ini merupakan motor penggerak dan dapur organisasi yang menggali, menggodok dan merumuskan segala hal yang berkaitan dengan pencak silat dan beladiri untuk kemudian disosialisasikan di tingkat kepengurusan dan operasional.
Dewan ini juga merupakan back up langsung jembatan penghubung antara orang – orang khusus ( khos ) dengan kepengurusansecara operasional.
Dewan Khos antara lain :
PROF. DR. H. SUHAR BILLAH, SH.MBA KH. IMAM FAUZI
DRS. H. HUSNAN SANUSI DRS. SUNOTO
H. TIMBUL WIJAYA ZAINAL SUWARI
KH. KHOIRUL ANAM DRS. MAHSUN
KH. SU’UDI BAGIYONO
H. AFANDI MAS’UD MUJAHIDIN
PASUKAN KHOS
Adalah orang – orang khusus yang memiliki keahlian tertentu yang terjun langsung di lapangan.
PASUKAN INTI / PASTI
Pasukan ini dibentuk dengan kualifikasi tertentu guna memenuhi kebutuhan dalam kaitannya dengan keorganisasian dan kemasyarakatan
PERKEMBANGAN, POTENSI DAN PRESTASI
PERKEMBANGAN DAN POTENSI
Sejak LPSNU Pagar Nusa berdiri 3 Januari 1986, organisasi ini mengalami pasang surut dalam perjalanannya. Oraganisasi yang pertama kali berdiri berbentuk perguruan ini setelah beberapa kali melakukan Musyawarah Nasional dan Rakernas mengalami perubahan status sebagai Lembaga, lalu menjadi Badan Otonom kemudian kembali ke Lembaga lagi sesuai amanat Muktamar di masanya.
Perubahan dan perkembangan tersebut tidak mengurangi bahkan menambah potensi Pagar Nusa di NU yang memang sangat kaya akan budaya pencak silat dan yang berkaitan dengan itu.
Wilayah yang sudah terbentuk meliputi seluruh Indonesia sbb :
Batam : Sudah berdiri sebagai Komisariat atas Daerah Otorita
Sumatra : Seluruh Sumatra kecuali Aceh
Jawa : Seluruh Jawa, kecuali Jawa Barat tetapi di tingkat cabang seperti Cirebon, Bandung dll sudah ada
Bali : Seluruh daerah sudah ada
NTB : Seluruhnya
Kalimantan : Seluruh Kalimantan
Sulawesi : Baru di Sulawesi Utara dan SulawesiTenggara
Irian Jaya : Sudah beberapa daerah.
Wilayah lain yang belum terbentuk adalah Maluku dan NTT
PRESTASI
Disamping selalu melaksanakan kegiatan rutin dan khusus yang berkaitandengan tugas – tugas ke-NU-an maupun tugas keluar / kemasyarakatan organisasi pencak silat ini telah berhasil menempatkan putra terbaiknya di Organisasi Pencak Silat Induk Nasional / Internasional, Perguruan Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) dan Perserikatan Silat Antara Bangsa (PERSILAT) antara lain :
Pendamping Tim Pencak Silat di Selangor Malaysia
Beberapa Wasit Juri Nasional Pertandingan sampai sekarang
Beberapa Wasit Juri Nasional Bidang Pencak Silat Tradisi
Sebagai Dewan Pakar PB IPSI
LPSNU Pagar Nusa termasuk Lima Perguruan Besar di Indonesia yang berhak atas event Pencak Silat Internasional Bidang Tradisi.
Penampil sangat monumental pada Parade Pencak Silat Internasional di Denpasar, Bali.
SIMBOL DAN ARTI
LAMBANG PAGAR NUSA Simbol LPS Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan LAA GHAALIBA ILLA BILLAH yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi lima dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut :
Kurva segi lima merupakan simbolisasi dari Syari̢۪at Islam yang mempunyai lima rukun dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada bangsa dan negara yang berpancasila.
Simbolisasi ini berangkat dari dasar pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan :
Islam itu didirika atas lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat, menunaikan zakat, berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika ditanya oleh Malakat Jibril.
Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah dengan pola melingkar di atas bola bumi dan pada bagian paling atas bintangnya tampak lebih besar ini merupakan ekspresi dari pola kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi dari suatu cita-cita yang bersifat maksimal karena selain bintang merupakan simbol kemuliaan juga jumlah sembilan merupakan angka tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi Yusuf tentang bintang sebagai isyarat akan mencapai kemuliaan.
Firman Allah SWT :
Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku sesungguhnya aku bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ; kulihat semuanya sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4)
Bintang terbesar mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu keharusan.
Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian atas tepat dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan historis bahwa senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas penyebarannya di bumi nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat anggota Ikatan Pencak Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan simbol tersebut supaya tidak tercerabut dari identitas persatuan beladiri asli Indonesia. Sebagaimana kita maklumi bersama :
Barang siapa memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala
Bola Dunia / gambar bumi tepat di tengah merupakan ciri khas dari organisasi underbow Nahdlatul Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan tampar sebagaimana di lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN ABDULLAH berdasar Istikharahnya.
Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA BILLAH
Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa. Kalimat ini pada awal pembentukannya berbunyi
LAA GHAALIBA ILLALLAH kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk diberi tambahan ba sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai dengan pola kalimat pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH yang bekonotasi umum ( am ) bagi segala bidang kehidupan.
Sedangkan secara khusus ( khas ) dengan mengambil tibar bahwa dalam Al-Quran kegiatan-kegiatan yang melibatkan beladiri secara fisik maupun non fisik banyak disebut dengan menggunakan kalimat yang berasal dari akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa menggunakan kalimat sebagaimana tercantum dalam simbol
Firman Allah : Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu ( QS. Ali Imron : 160 )
Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata : berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan yang banyak dengan izin Allah ( QS. Al-Baqarah : 249 )
Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan orang -orang yang beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut ( agama ) Allah itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah : 56 ).
Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur, makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu dapat disimbolkan dengan warna hijau.
Warna Putih merupakan warna wajah cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat.
Warna hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. :
Mereka itulah bagi mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31).
Dengan demikian kombinasi warna itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga kelak.
Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 21 )
SIMBOL DAN ARTI LAMBANG PAGAR NUSA
Simbol IPS NU Pagar Nusa berupa gambar Pita bertulisan :
LAA GHAALIBA ILLA BILLAH
Artinya tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan pertolongan Allah
Yang melingkupi bola dunia di dalam kurva segi lima dengan beberapa atribut dan perincian sebagai berikut :
Kurva segi lima merupakan simbolisasi dari Syariat Islam yang mempunyai
lima rukun dan merupakan simbolisasi pada adanya rasa kecintaan kepada
bangsa dan negara yang berpancasila.
Simbolisasi ini berangkat dari dasar pengertian rukun Islam yang Nabi SAW sampaikan :
Islam itu didirika atas lima : Bersaksi bahwa sesungguhnya tidak ada
tuhan selain Allah dan Muhammad adalah rasul Allah, mendirikan sholat,
menunaikan zakat, berhaji ke baitullah bagi yang mampu, dan puasa
Ramadhan ( HR Bukhory )
Tiga garis tepi yang sejajar dengan garis kurva merupakan lambang dari
tiga pola utama yang berjalan bersama dalam cara hidup warga Nahdlatul
Ulama yaitu Iman, Islam, Ihsan sebagaimana Hadits Nabi SAWÂ ketika
ditanya oleh Malakat Jibril.
Bintang sudut lima sebanyak sembilan buah dengan pola melingkar di atas
bola bumi dan pada bagian paling atas bintangnya tampak lebih besar ini
merupakan ekspresi dari pola kepemimpinan wali songo dan juga idealisasi
dari suatu cita-cita yang bersifat maksimal karena selain bintang
merupakan simbol kemuliaan juga jumlah sembilan merupakan angka
tertinggi. Ini sesuai dengan mimpi Nabi Yusuf tentang bintang sebagai
isyarat akan mencapai kemuliaan.
Firman Allah SWT :
Ketika Yusuf berkata kepada ayahnya : Wahai ayahku sesungguhnya aku
bemimpi melihat sebelas bintang, matahari, dan bulan ; kulihat semuanya
sujud kepadaku. ( QS.Yusuf : 4)
Bintang terbesar mengisyaratkan adanya pola kepemimpinan yang dalam Islam merupakan suatu keharusan.
Gambar cabang / trisula terletak ditengah bola dunia bagian atas tepat
dibawah bintang terbesar merupakan manifestasi kenyataan historis bahwa
senjata jenis inilah yang tertua dan lebih luas penyebarannya di bumi
nusantara. Sebagai kelompok beladiri pencak silat anggota Ikatan Pencak
Silat Indonesia ( IPSI ), Pagar Nusa memasukkan simbol tersebut supaya
tidak tercerabut dari identitas persatuan beladiri asli Indonesia.
Sebagaimana kita maklumi bersama :
Barang siapa memisahkan diri dari kelompok dimakan srigala
Bola Dunia / gambar bumi tepat di tengah merupakan ciri khas dari
organisasi underbow Nahdlatul Ulama yang simbol utamanya berupa bumi dan
tampar sebagaimana di lukiskan oleh tangan pertamanya KH. RIDWAN
ABDULLAH berdasar Istikharahnya.
Pita melingkupi bumi dengan tulisan LAA GHAALIBA ILLAA BILLAH
Yang berarti tidak ada yang menang ( mengalahkan ) kecuali dengan
pertolongan Allah merupakan tata nilai beladiri khas Pagar Nusa. Kalimat
ini pada awal pembentukannya berbunyi
LAA GHAALIBA ILLALLAH kemudian oleh K.H. Sansuri Badawi dianjurkan untuk
diberi tambahan ba sehingga berbunyi seperti sekarang. Hal ini sesuai
dengan pola kalimat pada kalimat LAA HAULA WALAA QUWWATA ILLAA BILLAH
yang bekonotasi umum ( am ) bagi segala bidang kehidupan.
Sedangkan secara khusus ( khas ) dengan mengambil tibar bahwa dalam
Al-Quran kegiatan-kegiatan yang melibatkan beladiri secara fisik maupun
non fisik banyak disebut dengan menggunakan kalimat yang berasal dari
akar kata ghalaba, maka Pagar Nusa menggunakan kalimat sebagaimana
tercantum dalam simbol
Firman Allah : Jika Allah menolong kamu, maka tak ada orang yang dapat mengalahkanmu ( QS. Ali Imron : 160 )
Orang orang yang meyakini bahwa mereka akan menemui Allah berkata :
berapa banyak terjadi golongan yang sedikit dapat mengalahkan golongan
yang banyak dengan izin Allah ( QS. Al-Baqarah : 249 )
Dan barang siapa mengambil Allah, Rasul-Nya, dan orang -orang yang
beriman menjadi penolongnya, maka sesungguhnya pengikut ( agama ) Allah
itulah yang pasti menang. ( QS. Al-Maa-idah : 56 ).
Warna Hijau dan putih merupakan dua warna yang secara universal
mengandung makna baik. Sebab segala yang bersih dan suci baik secara
materiil ( fisik ) maupun immateriil ( non fisik ) dapat disimbolkan
dengan warna putih. Sedangkan hal-hal yang bersifat sejuk, subur,
makmur, tenang, enak dipandang dan lain-lain yang membahagiakan selalu
dapat disimbolkan dengan warna hijau.
Warna Putih merupakan warna wajah cerah bagi orang-orang yang memperoleh kebahagiaan di akhirat.
Warna hijau merupakan warna ahli sorga yang merupakan tempat kebahagiaan manusia, sebagaimana digambarkan oleh Allah SWT. :
Mereka itulah bagi mereka surga , megalir sungai-sungai di bawahnya;
dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai
pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk
sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang
sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah. ( QS.Kahfi : 31).
Dengan demikian kombinasi warna itu merupakan kombinasi warna yang mengidolakan pemandangan di Surga kelak.
Mereka memakai pakaian sutra halus yang hijau dan sutra tebal dan
dipakaikan kepada mereka gelang terbuat dari perak, dan Tuhan memberikan
kepada mereka minuman yang bersih. ( QS Al-Insan 21 )
Gus Maksum dan Fenomena dirinya
Setiap orang pasti memiliki kelebihan pada dirinya,hal ini juga terdapat
pada figure seorang Gus Maksum,kisah-kisah berikut ini adalah
berdasarkan fakta yang diceritakan langsung oleh beberapa nara sumber
baik yang ikut bersama Gus Maksum maupun yang melihat langsung
kejadian-kejadian itu.Fenomena-fenomena keluarbiasaan ini disangkalnya
tatkala dikonfirmasi kepada beliau ketika masih hidup.Beliau selalu
mengatakan bahwa kejadian-kejadian yang dialaminya itu semata-mata
hanyalah atas izin dan pertolongan Allah tidak lebih dari itu
Keistimewaan sejak kecil
Keistimewaan-keistimewaan Gus Maksum sudah tampak sejak kecil.pada waktu
itu Gus Maksum kecil mampu melompat melayang dari satu tiang ketiang
yang lainnya di masjid Kanigoro,ia juga mampu berputar cepat diatas
piring tanpa pecah laksana Gangsing,padahal waktu itu ia belum mahir
ilmu silat.
Gus Maksum kecil juga pernah melempar seekor kuda seperti melempar
sandal.padahal waktu itu bobot angkatan beliau tidak lebih dari 20 Kg.
Dimasa remaja Gus Maksum pernah membantu salah seorang familinya untuk
memasang lembu bajakannya.ketika hendak memasang tiba-tiba lembu itu
mengamuk dan dengan cepat dan kuat menerjang kearah dada Gus
Maksum.dengan reflex beliau menangkis dan berbalik menerkam,dan apa yang
terjadi membuat semua orang yang melihatnya heran karena lembu itu
terpelanting beberapa meter jauhnya,menanggapi kejadian tersebut Gus
Maksum hanya berkata semua hanyalah kebetulan saja dan berkat
pertolongan Allah SWT.
Rambut tidak mempan dipotong / Kyai Gondrong
Penampilan Gus Maksum dengan rambut gondrongnya bukan sekedar gaya atau
hobi semata.Tetapi Rambut Gondrongnya itu merupakan sebuah ijazah yang
didapat dari guru beliau yaitu Habib Baharun Mrican Kediri,hasil dari
pengamalan itu sering terjadi keanehan keanehan terkait dengan rambut
beliau ini,seperti rambut beliau bisa berdiri,bisa mengeluarkan
api,serta tidak mempan dipotong.
Bukti daripada itu adalah,pada decade 1970-an beliau pernah terjaring
razia rambut panjang.namun terjadi keanehan,setiap kali aparat
menggunting rambutnya,rambut itu tidak terpotong bahkan setiap gunting
yang tajam beradu dengan rambut beliau selalu mengeluarkan percikan
api.Kejadian ini pernah dimuat di harian republika.
Menaklukan Jin
Berbicara tentang Gus Maksum orang awam biasanya akan langsung
berasosiasi tentang jin,tapi apakah benar Gus Maksum memelihara jin
seperti banyak diperbincangkan orang?
Anggapan ini tidaklah benar,yang benar Gus Maksum tidak pernah
memelihara jin,tapi kalau beliau sering menaklukan jin yang mengganggu
itu memang benar,Gus Maksum pernah menaklukan Patihnya jin namanya Jin
Dempul ketika Gus Maksum menolong orang yang kesurupan,orang tersebut
berhasil disembuhkan Gus Maksum setelah jin didalam tubuh orang itu
berhasil ditaklukan.
Menghadapi puluhan orang sendirian
Salah satu kisah yang menunjukan keberanian Gus Maksum adalah ketika
beliau harus bentrok dengan orang-orang PKI di alun-alun.Gus Maksum yang
waktu itu sangat muda usianya mampu mengalahkan mereka semua.
Dalam pertempuran itu Gus Maksum bukan hanya menggunakan olah kanuragan tapi juga dengan olah batinnya.
Peristiwa lain ketika Gus Maksum diundang menghadiri pertandingan silat
di Kediri Timur,saat itu beliau bertarung melawan pendekar silat,jago
duel dari berbagai macam aliran silat yang sudah berkumpul disitu.Karena
telah memiliki bekal dan kemampuan yang terlatih sejak kecil Gus Maksum
mengalahkan puluhan pesilat sendirian,Bahkan lawan terakhir berhasil
dikalahkan dengan sangat mudah peristiwa ini terjadi saat usia beliau 16
Tahun.
Dan itulah peristiwa paling dramatik membuat para pendekar lainnya harus mengakui kemampuan Gus Maksum di dunia persilatan
Ban bocor hanya dengan acungan jari
Saat NU masih menjadi partai massa NU sering bentrok dengan massa LDII
dulu bernama Darul Hadits waktu itu termasuk underbow dari GOLKAR,suatu
ketika massa LDII/Golkar berkonvoi melewati jalan depan Pesantren
Lirboyo,saat itu Gus Maksum sedang menerima tamu.
Ketika arak-arakan itu sampai depan ndalem Gus Maksum,beliau langsung
keluar karena mendengar bising suara knalpot dan klakson kendaraan yang
memekakan telinga.Melihat gelagat yang kurang baik ini secara reflek Gus
Maksum mengacungkan jari telunjuknya kearah mereka.keajaibanpun terjadi
dengan serta merta seluruh ban kendaraan yang mereka tumpangi bocor
secara serentak,karena bannya bocor rombongan konvoi itu tidak bisa
melanjutkan arak-arakan.Akhirnya terpaksa mereka pulang dengan mendorong
kendaraannya masing-masing.
Tidak mempan senjata tajam
Hal ini terbukti saat beliau melawan orang-orang PKI dahulu.Setiap
Bacokan dan tebasan senjata tidak pernah bisa mengenai tubuh
beliau,bahkan senjata lawan selalu berhenti jarak satu kilan dari
tubuhnya.kalaupun ada yang sampai mengenai tubuh beliau,senjata-senjat
tak ada satupun yang melukai beliau.
Keistimewaan ini juga terbukti ketika beliau di undang pengajian di
daerah Sragen Jawa Tengah pada tahun 1999,Waktu itu tanpa ada sebab yang
jelas tiba-tiba ada orang yang menikamnya Untungnya Gus Maksum tidak
terluka sedikitpun hanya pakaian yang dipakai robek kena tikaman,lalu
pakaian itupun beliau simpan karena pemberian dari salah seorang
sahabatnya.
Tidak mempan di santet
Kalau bicara santet,banyak sekali pengalaman yang beliau dapatkan,Hampir
semua aliran ilmu santet di kenalnya,dan sudah tidak terhitung
banyaknya dukun santet yang pernah dihadapi,sejak kecil Gus Maksum sudah
terbiasa menghadapi berbagai macam-macam aliran ilmu santet.Beliau juga
tidak segan-segan untuk menantang para dukun santet secara
terang-terangan.Hal itu dilakukan karena santet menurut Gus Maksum
termasuk kemungkaran yang harus dilawan.
Kekebalan Gus Maksum terhadap santet juga sudah pembawaan sejak
lahir,karena beliau juga masih keturunan Kiai Hasan Besari
(ponorogo).Menurut Gus Maksum sebagai muslim tidak perlu khawatir
terhadap santet,karena santet hanya bisa dilakukan oleh orang-orang
kufur atau murtad,yang penting seorang muslim haruslah selalu ingat
kepada Allah dan bertawakal kepadaNya.
Diantara pengalaman Gus Maksum mengenai santet diantaranya dialaminya
ketika menginap di desa Wilayu,Genteng,BanyuWangi,sekitar jam setengah
dua malam,saat beliau hendak istirahat,tiba-tiba dari arah kegelapan
muncul bola api sebesar telur terbang menuju kearah pahanya.Dengan
santai Gus Maksum membiarkan bola api itu mendekatinya.Ketika bola api
itu sampai ke paha,Beliau Cuma Tanya”Banyol tha (mau bercanda ya?)
seketika itu juga bola api itu melesat pergi ditengah kegelapan malam.
Satu lagi kejadian yang pernah dialaminya,ketika bermalam didesa
Kraton,Ranggeh saat Gus Maksum beristirahat,beliau di datangi kera
jadi-jadian yang berusaha mencekiknya,tapi usaha itu dibiarkannya
saja,setelah beberapa lama baru ditanya Gus Maksum “mau main-main ya?
Langsung saja kera itu lari menghindar dari Gus Maksum.
Surat sakti
Gus Maksum pernah kedatangan tamu dari semarang yang mengeluhkan
kelakuan putranya yang suka mabuk-mabukan dan sering pergi
kelokalisasi,bahkan putranya sering mengancam akan membunuh orang
tuanya.Karena sudah tak tahan melihat kelakuan putranya itu,ia pergi
kerumah Gus Maksum di Kediri,dengan harapan mendapat obat untuk
mengobati prilaku anaknya.Tapi yang diharapkan tidak dipenuhi Gus
Maksum,Beliau hanya membuatkan sepucuk surat untuk dibawa pulang agar
dibacakan kepada anaknya.
Walaupun orang tua itu bingung karena obat yang di harapkannya tidak
diberi,ia tetap melakukan apa yang diperintahkan Gus Maksum dengan
menyampaikan surat itu kepada anaknya,Dan begitulah setelah surat itu
dibacakan kepada anaknya,dalam waktu singkat kelakuan anaknya yang
sebelumnya tidak bisa dikendalikan perlahan berubah.Singkatnya kelakuan
anak itu tidak lagi nakal seperti dulu.
Demikian sebagian Fenomena Gus Maksum
Hobi dan kegemaran Gus Maksum
Senang berambut Gondrong
Menurut kakandanya ,Nyai Karomah,Gus Maksum memelihara rambut beliau itu
sejak masih belajar silat pada masa remajanya dulu,perihal rambutnya
yang tak bisa dipotong juga dibenarkan oleh keluarganya,Rambutnya bisa
dipotong jika beliau telah mengijinkannya.Gus Maksum biasanya akan
bilang “Saya rela rambut saya dipotong”
Rambut Gondrongnya Gus Maksum bukan untuk tampang saja atau sekedar
bergaya tapi gondrongnya Gus Maksum atas Izajah dari salah satu Guru
beliau yaitu Habib Baharun Mrican,sehingga selain rambut beliau tidak
mempan dipotong juga bisa mempercikan api jika beliau sedang marah
makanya beliau juga banyak dijuluki ” si Rambut Api.”
Namun perihal kehebatan Rambutnya,Beliau selalu mengatakan “ Semua itu
hanyalah pertolongan dari Allah SWT,tidak ada yang istimewa dari rambut
saya”
Menjalani Riyadlah sejak kecil
Lelaku batin sudah dijalaninya sejak kecil seperti ngrowot (latihan
rohani dengan tidak makan makanan tertentu) sejak usia 14 tahun selain
ngrowot Gus Maksum juga riyadloh hanya makan kunyit dan nasi
ketan.selain itu beliau juga sangat tekun mengamalkan wiridan
wiridan,semua bentuk wiridan yang di izajahkan gurunya
diamalkannya.Bahkan kalau kadung wiridan bisa sampai dua hari baru
selesai.
Berkat ketekunan dan keuletannya dalam dunia silat ditopang riadloh yang
kuat dan tak kenal lelah Gus Maksum berhasil menciptakan ilmu silat dan
kanuragan yang sempurna (perfect ) hingga menjadikan beliau seorang
pendekar sejati pilih tanding.Keberanian dalam melaksanakan Amar Ma’ruf
nahi mungkar bukanlah kemampuan yang dimiliki beliau semata,lebih dari
itu ,ia selalu bertawakal dengan menyerahkan sepenuhnya segala urusan
kepada Alloh SWT.
Beliau selalu mengajarkan pada santrinya,janganlah takut kepada siapapun
kecuali Allah,dan harus selalu menyadari bahwa semua daya kekuatan
semata hanyalah pertolongan Allah.Hal ini menyimpulkan rasa tawakal
selalu beliau pegang hingga ahir hayatnya.
Silat adalah Bagian hidupnya
Kegemaran beliau akan ilmu silat dimilikinya sejak kecil dan
dikembangkannya ketika beliau remaja,sejak remaja sampai usia senja
beliau mencurahkan sebagian besar hidupnya untuk silat,beliau menyelami
dan mendalami dunia silat secara total,namun dibalik kecintaannya
terhadap silat beliau sering menekankan pada para santrinya bahwa silat
bukanlah segala-segalanya,kewajiban seperti shalat,mengaji,sekolah,puasa
adalah sesuatu yang tidak boleh ditinggalkan.
Sebagaimana yang sering diwejangkan oleh beliau bahwa semua ilmu
hakikatnya adalah ilmu Allah,hingga apapun jenisnya harus dikuasai
secara proposional.Ngaji oke,sekolah iya,silat juga nggak masalah.
Demikian beberapa hobi Gus Maksum,selain itu Gus maksum sangat Hobi memelihara Hewan dan berkebun.
Sekilas Tentang Ki Sumarno Guru Besar Pagar Nusa
Silsilah Keturunan
Beliau adalah anak dari Ky. SALAMUN NOER Kyai Masjid Al-Murtadlo
Plalangan Jenangan Ponorogo. Kyai Salamun merupakan anak dari KH.NOER,
dan beliau merupakan anak dari KH. AL-MURTADHO AL-HAFIDZ bin Kyai ALI
UTSMAN atau terkenal dengan sebutan Kyai SERUT karena sebutan tersebut
diambil dari wafatnya di Dkh. Serut.
Kyai Serut sendiri merupakan anak dari Kyai UTSMAN (Beliau adalah Imam
sekaligus Kyai di Masjid Batoro Katong Setono). Jadi, jika dilihat dari
silsilahnya Mbah marno masih merupakan keturunan RADEN KATONG Ponorogo.
Mbah Marno sendiri lahir pada tanggal 19-04-1960 M. Anak pertama dari enam orang bersaudara, berikut keenam saudara itu:
1. Ki Sumarno
2. Agus Daryono (alm)
3. Zaenal Arifuddin (Kasun Krajan I Ds. Plalangan)
4. Zaenal Abidin
5. Marfi’ah Nurdingsih
6. Zahsanuddin
Latar Belakang pendidikan
Thn. 1968 M. Beliau tamat TK Bustanul Athfal, Thn. 1974 M. Beliau tamat
SDN Setono Jenangan, Thn. 1978 M. Beliau tamat PGAP 4 tahun Kota Lama,
Thn. 1980 M. Beliau tamat PGAN Ponorogo, Thn. 1985 M. Beliau
Menyelesaikan sarjana Mudadi di The Reog Sunan Giri University. Kemudian
1986M beliau diangkat sebagai guru agama di Kec. Ngrayun. Beliau
menyelesaikan Program sarjana pada tahun 2003 di Kampus Sunan Giri
University Ponorogo. Sampai sekarang beliau masih sebagai guru agama di
Kec. Ngrayun.
Latar Belakang Pencak Silat
Mulai belajar pencak silat tahun 1972M. Pada saat belajar pertama itu
beliau masih beerusia 12 tahun. Beliau berguru kepada Mas. Slamet setono
dari perguruan Bantaran Angin sampai tahun 1976M. Kemudian berguru lagi
pada Drs. Noer Aziz yang merupakan guru besar Batara Perkasa ponorogo
atau yang kita sebut dengan BP ataupun Batara sampai sekitar tahun
1988M. Kemudian melanjutkan belajarnya kepada tiga orang bersaudara pada
perguruan Cimande yaitu pada Mbah Kuslan, Mbah Kusin, dan mbah Kusmadi
murid dari Mbah Lurah Umri di Ds. Serag kec. Pulung Ponorogo.
Pada tahun yang sama (1988) juga berguru di perguruan Cimande kepada
Mbah Senin di Ds. Plalangan Kec. Jenangan ponorogo. Di tahun 1994M,
berguru pada Ki Jumanillah guru besar dari perguruan (ITS) Ikatan Tampar
Sakti Ponorogo. Pada tahun 1995M beliau berguru kepada KH. Anshor
Polorejo ponorogo dan mengakhiri petualangannya di tahun 2000M yang saat
itu berguru kepada Mbah Slamet Kencong caruban Madiun. Sekarang beliau
aktif dalam ke-NU-an sekaligus guru besar Pagar Nusa Saperti Plalangan
Jenangan ponorogo.
Bisa disimpulkan bahwa beliau sangat banyak pengalaman tentang olah
kanuragan atau pencak silat. Tentang olah tenaga dalam, magic atau
mistik, dan Jurus2 dalam pencak silat. Tidak diragukan lagi kalau
sekarang beliau banyak membuka perguruannya diberbagai daerah misalnya
satuan seni bela diri Pagar Nusa Ngebel, Pagar Nusa tritis, Pagar Nusa
Ngrayun, Tanjungsari sawoo, Wayang Pulung, Plalangan, dan tentunya masih
banyak lagi jika disebutkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar