
1. Mulai dengan prinsip
Pada dasarnya, prinsip ini mengatakan, untuk mendapatkan sifat yang anda
inginkan, mulai dengan berperilaku seakan anda sudah memilikinya. Jika anda
ingin lebih berani, coba bertindak seakan anda
mempunyai keberanian yang besar. Begitu juga halnya jika anda ingin lebih
percaya kepada diri sendiri. Mulai dengan bertindak seakan anda adalah orang
yang luar biasa percaya pada diri sendiri
2.
Terima tanggung jawab
Satu unsur penting untuk
mengembangkan rasa percaya diri yang dinamik adalah mempunyai kemampuan
menerima tanggung jawab untuk hidup anda dan tindakan-tindakan anda. Menurut
para konsultan bisnis, rasa tanggung jawab mempunyai hubungan kuat dengan rasa
percaya pada diri sendiri yang bisa menciptakan sukses.
3.
Jangan membiarkan
kata-kata anda melemahkan anda
Lepas dari semua usaha
dan niat-niat baik, sebagian orang meruntuhkan rasa percaya pada diri sendiri
dengan cara mereka berbincang tentang diri mereka dan impian-impian mereka.
Jalan menuju rasa percaya diri yang dinamik akan bergerak lebih cepat jika anda
mengembangkan keyakinan positif dalam diri anda. Caranya, menurut ahli
psikologi Robert Anthony, Ph. D., adalah dengan
menghilangkan ungkapan-ungkapan mematikan dan menggantinya dengan
ungkapan-ungkapan kreatif. Ia menganjurkan membuat transisi bahasa yang
sederhana tapi efektif, dari pernyataan negatif menjadi positif. Daripada
berkata. ’saya harus…’. ganti dengan, ’Saya ingin….’. Hilangkan kata-kata ’Saya
tak bisa’ dan katakan pada diri anda, ’Saya bisa’. Tinggalkan kata ’sulit’ dan
gunakan kata ’menantang’. Bayangkan di dalam hati dari melihat ’masalah’ menjadi
’melihat ’peluang’. Daripada berkata, ’Pada akhirnya saya harus’, lebih baik
buat komitmen kuat dengan berkata, ’Sekarang saya akan!’
4.
Terima tantangan
Daripada menyerah pada
rasa takut anda, coba ambil risiko yang masuk akal. Terima tantangan kendatipun
menakutkan dan usahakan untuk tidak banyak minta bantuan dari orang lain.
Melakukan hal ini memberi anda peluang yang tak ternilai harganya untuk
mengatasi situasi, bertemu langsung dengan tantangan dan menaklukkannya.
Menerima tantangan dalam hidup selalu merupakan pembangkit rasa percaya pada
diri sendiri.
5.
Tolak saran negative
Coba cermati orang-orang
di sekitar anda. Apakah mereka positif, supportive, dan membersarkan hati anda?
Atau kebanyakan dari mereka adalah orang-orang yang berpikiran negatif, yang
menghancurkan rasa percaya diri anda dengan mempertanyakan kemampuan,
pengalaman dan aspirasi-aspirasi anda? Jika anda merasa teman-teman, rekan
sekerja dan bahkan anggota keluarga anda terlalu pencela dan negatif,
pertimbangkan untuk menjauhkan diri dari kenalan yang deskruktif secara
emosional. Hindari tipe negatif dan tipe yang mengatakan ’tidak setuju’
6.
Ikuti suara-suara
positif
Sambil menyisihkan
pengaruh-pengaruh negatif, coba terbuka terhadap semua pengaruh poisitif di
dalam hidup anda. Rasa percaya diri itu bersifat menular. Jika anda dikelilingi
orang-orang yang positif, bersemangat, percaya pada diri sendiri, kepribadian
anda cenderung melakukan sifat-sifat yang sama. Itu sebabnya, penulis
terkemuka, Robert Schuller menganjurkan orang-orang untuk melakukan apa saja
yang bisa mereka lakukan untuk memastikan, lingkungan mereka dipenuhi
orang-orang yang menguatkan dan berpengalaman positif. Cari teman, kenalan,
literatur, buku, acara tv dan film yang menghibur, lucu, membangkitkan semangat,
memberikan inspirasi, mendidik, memotivasi dan menantang anda menjadi orang
yang lebih baik dan lebih produktif, tulisnya dalam buku Tough Minded Faith for
Tender Hearted People.
7.
Jadikan keresahan
sebagai sekutu
Mencari
promosi, minta bos menaikkan gaji, atau tampail sebagai pembicara di depan
umum, merupakan beberapa kejadian dalam hidup yang menciptakan krisis percaya
diri sambil menaikkan tingkat keresahan sebenarnya adalah sekutu. Di dalam rasa cemas atau
resah selalu ada alat untuk membentuk dan mengalahkannya. Misalnya: energi yang
meningkat, kesadaran yang lebih tinggi, pikiran yang lebih tajam,
pemikiran-pemikiran yang menyentak. Daripada menghabiskan dengan sia-sia energi
panik tersebut dalam kecemasan, manfaatkan untuk menghadapi tantangan secara
efektif dan secara tegas.