Falsafah PSHT

Manusia dapat dihancurkan, Manusia dapat dimatikan,
tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu
masih Setia kepada dirinya sendiri atau ber-SH pada dirinya sendiri

Rabu, 11 Mei 2016

DATU BAKUMPAI








Tuan Qadhi Haji ‘Abdus Shamad Bakumpai adalah putra Tuan Mufti Jamaluddin bin Syekh Muhammad Arsyad al-Banjari yang lahir di Bakumpai, sekarang berada di Daerah administratif Kabupaten Barito Kuala Provinsi Kalimantan Selatan. Oleh karena itu, tokoh ini boleh pula disebut Datu Bakumpai, terutama karena wilayah pengabdian dan perjuangan hidup beliau adalah Tanah Bakumpai.
Tuan Qadhi lahir di Bakumpai pada 24 DzulQaidah 1237 H (12 Agustus 1822 M). Jadi, diperkirakan sezaman dengan Datu Taniran di Kandangan. Setelah mulai beranjak remaja beliau dikirim ke Martapura yang sudah menjadi pusat pendidikan Islam kala itu.
Sepulangnya dari Martapura, Tuan Qadhi pun membimbing masyarakat Bakumpai, dan hal itu terus beliau laksanakan sampai memiliki 4 orang anak, yaitu Zainal Abidin, Abdul Razak, Abu Thalhah dan Siti Aisyah. Setelah itu, beliau pergi ke Mekkah membawa anak yang kedua, Abdurrazzaq untuk mendalami ilmu agama hingga 8 tahun.
Tuan Qadhi Abdus Shamad belajar dan menimba ilmu, baik syariat maupun hakikat seperti dengan guru Allamah Syekh Khatib Sambas. Dalam ilmu hakikat, beliau belajar dengan Allamah Syekh Sulaiman al-Zuhdi al-Naqsyabandi dan belajar dengan Allamah Syekh Sulaiman bin Muhammad Sumbawa.
Tuan Qadhi ‘Abdus Shamad bermukim di Mekkah hanya sekitar delapan tahun, karena guru-gurunya menyuruh untuk kembali ke kampung halaman guna menyebarkan agama.
Sekembalinya ke Bakumpai, beliau pun aktif mendidik masyarakat setempat dan sekitarnya hingga meliputi pula berbagai suku di daerah aliran sungai Barito. Beliau pun diangkat sebagai Qadhi (Hakim/Urusan Yudikatif) Kerajaan Banjar untuk wilayah Bakumpai.
Beliau wafat dalam usia 80 tahun pada 13 Shafar 1317 H (22 Juni 1899 M). Demikianlah riwayat singkat Datu Bakumpai, yang mengukir tinta sejarah Islam Bakumpai. Jadi, bagi umat Islam yang berkunjung ke Marabahan atau Kabupaten Barito Kuala pada umumnya, sangatlah patut mengungkapkan rasa syukurnya dengan berziarah ke makam Datu Bakumpai, karena beliau termasuk pasak buminya Barito Kuala.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar