Falsafah PSHT

Manusia dapat dihancurkan, Manusia dapat dimatikan,
tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu
masih Setia kepada dirinya sendiri atau ber-SH pada dirinya sendiri

Jumat, 08 Maret 2019

NIAT MANDI JUNUB KHUSUSNYA WANITA DAN TATA CARANYA

Mandi wajib atau Janabah (junub) adalah mandi yang dilakukan ketika kita mengalami mimpi basah, atau habis bersenggama. Nah, pada saat seperti inilah kita diwajibkan untuk mandi wajib. Namun tidak seperti mandi biasa. Mandi wajib ini harus diperhatikan Niat dan tata caranya.
adapun niat mandi junub itu seperti niat-niat dalam ibadah yang lain, yaitu di dalam hati.

1. Jika mandi junub atau mandi besar disebabkan (mimpi basah, keluar mani, dan senggama), maka niat mandinya adalah :

نويت الغسل لرفع الحدث الا كبر من الجنبت فرضا لله تعالى

NAWAITUL GHUSLALIRAF'IL HADATSIL AKBAR MINAL JANABATI FARDLON LILLAHI TA'ALA

2. Jika mandi junub atau mandi besar disebabkan haid, maka niat mandi besarnya adalah :

نويت الغسل لرفع الحدث الا كبر من الحيض فرضا لله تعالى

NAWAITUL GHUSLALIRAF'IL HADATSIL AKBAR MINAL HAIDI FARDLON LILLAHI TA'ALA

3. Jika mandi junub atau mandi besar disebabkan Nifas, maka niat mandi besarnya adalah :

نويت الغسل لرفع الحدث الاكبر من النفا س فرضا لله تعالى.

NAWAITUL GHUSLALIRAF'IL HADATSIL AKBAR MINAN NIFASI FARDLON LILLAHI TA'ALA

TATA CARA MANDI JUNUB.

1. Mandi junub harus diniatkan ikhlas semata karena Allah swt dalam rangka mentaati-Nya, dan beribadah kepada-Nya semata.

2. Dalam mandi junub, harus di pastikan bahwa air telah mengenai seluruh tubuh sampai kulit yang ada di balik rambut yang tumbuh dimanapun diseluruh tubuh kita. Karena itu siraman air itu harus pula dibantu dengan jari-jemari tangan, yang mengantarkan air itu ke bagian tubuh yang paling tersembunyi sekalipun.

3. Mandi junub dimulai dengan membasuh kedua telapak tangan sampai pergelangan tangan. Masing-masing 3 kali, dan cara membasuhnya dengan mengguyur kedua telapak tangan itu dengan air yang diambil dengan gayung, dan bukannya dengan mencelupkan kedua telapak tangan itu ke bak air.

4. Setelah itu mengambil air dengan telapak tangan untuk mencuci kemaluan dengan telapak tangan kiri sehingga bersih.

5. Kemudian telapak tangan kiri itu di gosokkan ke lantai atau tembok sebanyak 3 x. Dan setelah itu dicuci dengan air.

6. Setelah itu berwudhu sebagaimana cara berwudhu untuk shalat.

7. Kemudian mengguyurkan air dimulai dari pundak kanan terus ke kepala dan seluruh tubuh. Dan menyilang-nyilangkan air dengan jari, tangan ke sela-sela rambut kepala dan rambut jenggot, dan kumis serta rambut mana saja di tumbuh kita, sehingga air itu rata mengenai seluruh tubuh.

8. Kemudian bila di yakini bahwa air telah mengenai seluruh tubuh, maka mandi itu diakhiri dengan membasuh kedua telapak kaki sampai mata kaki.

9. Disunnahkan untuk tidak mengeringkan badan dengan kain handuk atau kain apa saja untuk mengeringkan badan itu.

10. Disunnahkan untuk melaksanakan mandi junub itu dengan tertib seperti yang dicontohkan oleh Nabi SAW.

RASULULLAH BERSABDA :
"Barang siapa yang meninggalkan bagian tubuh yang harus di aliri air dalam mandi junub. Walaupun satu urat rambut untuk tidak dibasuh dengan air mandi itu, maka akan diperlakukan kepadanya demikian dari api Neraka.

DOA MANDI JUNUB.

اشهد ان لا اله الاالله وحده لا شريك له
واشهد ان محمداعبده ورسوله . اللهم اجعلني من التوابين
وجعلني من المتطهر وجعلني من عبا دكا الصالحين

Aku mengaku bahwa tidak ada Tuhan selain Allah yang maha Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Dan aku mengaku bahwa Nabi SAW itu adalah hamba dan utusan Allah. Yaa Allah, jadikanlah aku dari golongan orang-orang yang bertaubat, dan jadikanlah aku dari golongan orang orang yang bersuci....

Aamiin Yaa Robbal Aalamiin

Semoga bermanfaat

SHARE AJA….

Boleh di share biar lebih bermanfaat buat orang banyak, kalo pelit di simpen sendiri juga gak apa apa =D
Rasulullah S.A.W bersabda :"Barang siapa yang menyampaikan 1 (satu) ilmu saja dan ada orang yang mengamalkannya,maka walaupun yang menyampaikan sudah tiada (meninggal dunia), dia akan tetap memperoleh pahala." (HR. Al-Bukhari)
Silahkan Klik Like dan Bagikan di halamanmu agar kamu dan teman-temanmu senantiasa istiqomah dan bisa meningkatkan ketakwaannya kepada ALLAH SWT.
Ya ALLAH...
✔ Muliakanlah orang yang membaca dan membagikan status ini
✔ Entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
✔ Lapangkanlah hatinya
✔ Bahagiakanlah keluarganya
✔ Luaskan rezekinya seluas lautan
✔ Mudahkan segala urusannya
✔ Kabulkan cita-citanya
✔ Jauhkan dari segala Musibah
✔ Jauhkan dari segala Penyakit,Fitnah,Prasangka Keji,Berkata Kasar dan Mungkar.
✔ Dan dekatkanlah jodohnya untuk orang yang
membaca dan membagikan status ini.
Aamiin ya Rabbal'alamin

NB: JIKA ANDA MENDUKUNG PERJUANGAN DAKWAH FANSPAGE INI, KAMI MINTA DO'ANYA & BANTU SHARE POSTINGAN INI BIAR SEMAKIN BANYAK YANG BISA MEMETIK MANFAAT... DAN SEMOGA BEKAL AMAL JARIYAH BAGI ANDA... AAMIIN…!!!
-
-
-
SHARE = DAKWAH = PAHALA
-
-
::LOWONGAN KERJA::
TERBUKTI: Modal CUMA 50rb, penghasilan sampai 6jt/bln.
Segera daftar, info lebih lanjut klik disini : http://www.Amanahprofit.com/?id=sukses2
(y)
.

Invite Pin: D2274C19 Ustadzah Husnul Khatimah

Kamis, 07 Maret 2019

Makna di balik Lagu Lir Ilir

Lirik Lagu Lir Ilir ***

Lir ilir lir ilir tandure wus sumilir
Tak ijo royo-royo
Tak sengguh temanten anyar
Cah angon, cah angon penekno blimbing kuwi
Lunyu-lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro...

Dodotiro, dodotiro kumintir bedah ing pinggir
Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore
Mumpung padang rembulane
Mumpung jembar kalangane
Yo surak'o surak iyo

Makna yang terkandung lagu di atas adalah sebagai berikut:

Lir-ilir, Lir-ilir (Bangunlah, bangunlah)
Tandure wus sumilir (Tanaman sudah bersemi)
Tak ijo royo-royo (Demikian menghijau)
Tak sengguh temanten anyar (Bagaikan pengantin baru)

Makna: Sebagai umat Islam kita diminta bangun. Bangun dari keterpurukan, bangun dari sifat malas untuk lebih mempertebal keimanan yang telah ditanamkan oleh Allah dalam diri kita, yang dalam hal ini dilambangkan dengan Tanaman yang mulai bersemi dan demikian menghijau. Terserah kepada kita, mau tetap tidur dan membiarkan tanaman iman kita mati atau bangun dan berjuang untuk menumbuhkan tanaman tersebut hingga besar dan mendapatkan kebahagiaan seperti bahagianya pengantin baru.

Cah angon, cah angon (Anak gembala, anak gembala)
Penekno Blimbing kuwi (Panjatlah (pohon) belimbing itu)
Lunyu-lunyu penekno (Biar licin dan susah tetaplah kau panjat)
Kanggo mbasuh dodotiro (untuk membasuh pakaianmu)

Makna: Di sini disebut anak gembala karena oleh Allah, kita telah diberikan sesuatu untuk digembalakan yaitu HATI. Bisakah kita menggembalakan hati kita dari dorongan hawa nafsu yang demikian kuatnya? Si anak gembala diminta memanjat pohon belimbing yang notabene buah belimbing bergerigi lima buah. Buah belimbing disini menggambarkan lima rukun Islam. Jadi meskipun licin, meskipun susah kita harus tetap memanjat pohon belimbing tersebut dalam arti sekuat tenaga kita tetap berusaha menjalankan Rukun Islam apapun halangan dan resikonya. Lalu apa gunanya? Gunanya adalah untuk mencuci pakaian kita yaitu pakaian taqwa.

Dodotiro, dodotiro (Pakaianmu, pakaianmu)
Kumitir bedah ing pinggir (terkoyak-koyak di bagian samping)
Dondomono, Jlumatono (Jahitlah, Benahilah!!)
Kanggo sebo mengko sore (untuk menghadap (Allah) nanti sore)

Makna: Pakaian taqwa kita sebagai manusia biasa pasti terkoyak dan berlubang di sana sini, untuk itu kita diminta untuk selalu memperbaiki dan membenahinya agar kelak kita sudah siap ketika dipanggil menghadap kehadirat Allah SWT.

Mumpung padhang rembulane (Mumpung bulan bersinar terang)
Mumpung jembar kalangane (mumpung banyak waktu luang)
Yo surako surak iyo!!! (Bersoraklah dengan sorakan iya!!!)

Makna: Kita diharapkan melakukan hal-hal di atas ketika kita masih sehat (dilambangkan dengan terangnya bulan) dan masih mempunyai banyak waktu luang dan jika ada yang mengingatkan maka jawablah dengan iya!!!……

Lir ilir, judul dari tembang di atas. Bukan sekedar tembang dolanan biasa, tapi tembang di atas mengandung makna yang sangat mendalam. Tembang karya Kanjeng Sunan ini memberikan hakikat kehidupan dalam bentuk syair yang indah.

Apakah makna mendalam dari tembang ini? Mari kita coba mengupas maknanya
Lir-ilir, lir-ilir tembang ini diawalii dengan ilir-ilir yang artinya bangun-bangun atau bisa diartikan hiduplah (karena sejatinya tidur itu mati) bisa juga diartikan sebagai sadarlah. Tetapi yang perlu dikaji lagi, apa yang perlu untuk dibangunkan?Apa yang perlu dihidupkan? hidupnya Apa ? Ruh? kesadaran ? Pikiran? terserah kita yang penting ada sesuatu yang dihidupkan, dan jangan lupa disini ada unsur angin, berarti cara menghidupkannya ada gerak, (kita fikirkan ini) gerak menghasilkan udara. ini adalah ajakan untuk berdzikir. Dengan berdzikir, maka ada sesuatu yang dihidupkan.
tandure wus sumilir, Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar. Bait ini mengandung makna kalau sudah berdzikir maka disitu akan didapatkan manfaat yang dapat menghidupkan pohon yang hijau dan indah. Pohon di sini artinya adalah sesuatu yang memiliki banyak manfaat bagi kita. Pengantin baru ada yang mengartikan sebagai Raja-Raja Jawa yang baru memeluk agama Islam. Sedemikian maraknya perkembangan masyarakat untuk masuk ke agama Islam, namun taraf penyerapan dan implementasinya masih level pemula, layaknya penganten baru dalam jenjang kehidupan pernikahannya.
Cah angon cah angon penekno blimbing kuwi. Mengapa kok "Cah angon"? Bukan "Pak Jendral", "Pak Presiden" atau yang lain? Mengapa dipilih "Cah angon"? Cah angon maksudnya adalah seorang yang mampu membawa makmumnya, seorang yang mampu "menggembalakan" makmumnya dalam jalan yang benar. Lalu, kenapa "Blimbing"? Ingat sekali lagi, bahwa blimbing berwarna hijau (ciri khas Islam) dan memiliki 5 sisi. Jadi blimbing itu adalah isyarat dari agama Islam, yang dicerminkan dari 5 sisi buah blimbing yang menggambarkan rukun Islam yang merupakan Dasar dari agama Islam. Kenapa "Penekno"? ini adalah ajakan para wali kepada Raja-Raja tanah Jawa untuk mengambil Islam dan mengajak masyarakat untuk mengikuti jejak para Raja itu dalam melaksanakan Islam.
Lunyu-lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro. Walaupun dengan bersusah payah, walupun penuh rintangan, tetaplah ambil untuk membersihkan pakaian kita. Yang dimaksud pakaian adalah taqwa. Pakaian taqwa ini yang harus dibersihkan.
Dodotiro dodotiro, kumitir bedah ing pinggir. Pakaian taqwa harus kita bersihkan, yang jelek jelek kita singkirkan, kita tinggalkan, perbaiki, rajutlah hingga menjadi pakain yang indah "sebaik-baik pakaian adalah pakaian taqwa".
dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore. Pesan dari para Wali bahwa suatu ketika kamu akan mati dan akan menemui Sang Maha Pencipta untuk mempertanggungjawabkan segala perbuatanmu. Maka benahilah dan sempurnakanlah ke-Islamanmu agar kamu selamat pada hari pertanggungjawaban kelak.
Mumpung padhang rembulane, mumpung jembar kalangane. Para wali mengingatkan agar para penganut Islam melaksanakan hal tersebut ketika pintu hidayah masih terbuka lebar, ketika kesempatan itu masih ada di depan mata, ketika usia masih menempel pada hayat kita.
Yo surako surak hiyo. Sambutlah seruan ini dengan sorak sorai "mari kita terapkan syariat Islam" sebagai tanda kebahagiaan.

Hai orang-orang yang beriman, penuhilah seruan Allah dan seruan Rasul apabila Rasul menyeru kamu kepada suatu yang memberi kehidupan kepada kamu (Al-Anfal :25).

Wallahu A'lam...
Semoga bermanfaat

Rabu, 06 Maret 2019

Lirik Kidung Wahyu Kolosebo

Rumekso ingsun laku nisto ngoyo woro.
Kelawan mekak howo, howo kang dur angkoro.
Senajan setan gentayangan, tansah nggawe rubedo, hinggo pupusing jaman.

Hameteg ingsun nyirep geni wiso murko.
Maper hardaning ponco saben ulesing netro.
Linambaran sih kawelasan ingkang paring kamulyan, sang hyang jati pengeran.

Jiwanggo kalbu samudro peputoning laku,
tumuju dateng Gusti Dzat Kang Amurbo Dumadi, (manunggaling kawulo Gusti krenteg ati bakal dumadi, mukti, ingsun, tanpo piranti).

Sumebyar ing sukmo madu sarining perwito,
maneko warno prodo mbangun projo sampurno.
Sengkolo tido mukso kolobendu nyoto sirno
tiyasing roso mardiko.

Mugiyo den sedyo pusoko kalimusodo,
yekti dadi mustiko sakjroning jiwo rogo.
Bejo mulyo waskito digdoyo bowo leksono,
byar manjing sigro-sigro.

Ampuh, sepuh wutuh, tan keno iso paneluh,
gagah, bungah sumringah, ndadar ing wayah-wayah.
Satriyo toto sembodo, wirotomo, katon sewu kartiko, kataman, wahyu, kolosebo.
("Kidung, Wahyu, Kolosebo" 2x)

Memuji ingsun kanti suwito linuhung,
segoro gondo arum suh rep dupo kumelun.
Ginulah niat ingsun hangidung sabdo kang luhur, titahing sang hyang agung.

Rembesing tresno tondo luhing netro roso,
roso rasaning ati kadyo tirto kang suci.
Kawistoro jopo montro kondang dadi pepadang, palilahing sang hyang wenang.

Nowo dewo jawoto talisantiko bawono,
prasido sidikoro ing sasono asmoro loyo.
Sri narendro kolosebo winisudo ing gegono,
datan, gingsir, sewu warso.

Arti Lirik Dan Terjemahan Lagu Kidung Wahyu Kolosebo

Sejak dibawakan oleh Irenne Ghea Monderela pada bulan September lalu, belakangan "Kidung Wahyu Kolosebo" jadi naik daun. Tembang yang liriknya menceritakan tentang saat di mana seseorang menghadap kepada Tuhan ini secara pribadi memang mampu membuat saya terbius dan seolah larut di dalam barisan kata-katanya.
Mungkin teman-teman yang lain juga merasakan hal yang sama. Menghadap Tuhan di sini dalam artian beribadah atau berdoa kepada-Nya ya, bukan berarti momen di saat kita meninggal dunia.

"Kolosebo" merupakan gabungan dari dua kata, yaitu "Kolo" dan "Sebo". Kolo berarti masa atau waktu, sedang Sebo berarti menghadap. Dengan demikian, jika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia, judul "Kidung Wahyu Kolosebo" sendiri berarti "Tembang Petunjuk Saat MenghadapNya".

Nah, dari sekian banyak penyanyi yang telah mengcovernya, ada dua versi yang saya suka: Nella Kharisma dan Eny Sagita. Yang pertama karena mampu membuat lagu ini terasa anggun, sedang yang kedua feel-nya benar-benar terasa. Kalau harus memilih, yang disebut belakangan juara di hati saya. Setidaknya karena video klipnya diproduksi paling niat. Ada penampakan genderuwonya segala pula, hehehe.

Terjemahan Lirik Lagu "Kidung Wahyu Kolosebo"

Berikut ini lirik lagu "Kidung Wahyu Kolosebo" yang diciptakan oleh Sri Narendra Kalaseba serta terjemahannya dalam bahasa Indonesia.

Versi teks yang digunakan adalah versi Eny Sagita. Beberapa bagian lirik mungkin mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan makna lagu yang bersangkutan. Beberapa versi video klip (jika ada) dapat disimak di bagian akhir artikel.

Selamat bernyanyi!
Video klip versi Nella Kharisma:
Versi Niken Salindry:
Versi Irenne Ghea Monderela:
Versi Eny Sagita:
Oke, kami tidak menyediakan link download MP3-nya ya. Silahkan cari di Google atau di situs-situs sebelah 🙂
Salam melipir! Home Musik
Lirik Dan Terjemahan Lagu Kidung Wahyu Kolosebo
Arti Lirik Dan Terjemahan Lagu "Kidung Wahyu Kolosebo"

Rumekso ingsun laku nisto ngoyo woro
(kujaga diriku dari berbuat nista sekehendak hati).
Kelawan mekak howo, howo kang dur angkoro.
(melawan/ mengendalikan hawa, hawa (nafsu) yang diliputi angkara).
Senadyan setan gentayangan, tansah gawe rubedo.
(meskipun setan gentayangan masih saja/ selalu membuat gangguan).
Hinggo pupusing jaman.
(hingga akhir jaman).

Hameteg ingsun nyirep geni wiso murko.
(sekuat tenaga diriku memadamkan api, bisa (racun), murka).
Meper hardening ponco, saben ulesing netro.
(mengendalikan panca indera (dalam) setiap kedipan mata).
Linambaran sih kawelasan, ingkang paring kamulyan.
(dilandasi belas kasih Sang Pemberi Kemulyaan).
Sang Hyang Jati Pengeran.
(Sang Maha Penguasa Sejati).

Jiwanggo kalbu, samudro pepuntoning laku.
(bertahta di kalbu, samudera pemandu laku.
Tumuju dateng Gusti, Dzat Kang Amurbo Dumadi.
(menuju Tuhan, Dzat pemelihara makhluk)
Manunggaling kawulo Gusti, kreteg ati bakal dumadi.
(bersatu (khusyuk) dengan Tuhan, kehendak hati akan terlaksana).
Mukti ingsun tanpo piranti.
(kejayaanku tanpa syarat).
Sumebyar ing sukmo madu sarining perwito.
(menyebar di sukma madu sari perwita).
Maneko warno prodo, mbangun projo sampurno.
(beraneka warna prada, membangun diri yang sempurna).
Sengkolo tido mukso, kolobendu nyoto sirno.
(sengkala pasti musnah, malapetaka nyata hilang).
Tyasing roso mardiko.
(menimbulkan rasa merdeka).
Mugiyo den sedyo pusoko Kalimosodo.
(semoga karena ucapan pusaka kalimat syahadat).
Yekti dadi mustiko, sajeroning jiwo rogo.
(benar-benar jadi mustika di dalam jiwa raga).
Bejo mulyo waskito, digdoyo bowo leksono.
(keberuntungan, kemulyaan, kewaskitaan, kesaktian serta kewibawaan).
Byar manjing sigro-sigro.
(byar terwujud dengan segera).
Ampuh sepuh wutuh, tan keno iso paneluh
(ampuh, sepuh, utuh, tidak mempan diteluh).
Gagah bungah sumringah, ndadar ing wayah-wayah.
(gagah riang gembira merekah di setiap waktu).
Satriyo toto sembodo, Wirotomo katon sewu kartiko.
(satria tata sembada, wiratama bagaikan seribu bintang).
Kataman wahyu Kolosebo.
(ditimpakan wahyu kolosebo).

Memuji ingsun kanthi suwito linuhung.
(aku memuji dengan menghadap Maha Tinggi).
Segoro gando arum, suh rep dupo kumelun.
(lautan bau harum bagai asap dupa berarak).
Ginulah niat ingsun, hangidung sabdo kang luhur.
(mengolah niatku yang mengkidung kata-kata luhur).
Titahing Sang Hyang Agung.
(makhluk Sang Maha Agung).
Rembesing tresno, tondho luhing netro roso.
(rembesan kasih sayang tanda air mata rasa).
Roso rasaning ati, kadyo tirto kang suci.
(rasa perasaan di hati ibarat air yang suci).
Kawistoro jopo montro, kondang dadi pepadang.
(diwujutkan japa mantra, terkenal jadi penerang).
Palilahing Sang Hyang Wenang.
(dengan kuasa Sang Maha Kuasa).
Nowo dewo jawoto, tali santiko bawono.
(sembilan perwujudan dewa, tali kekuatan semesta).
Prasido sidhikoro, ing sasono asmoroloyo.
(abadi memuji di surga).
Sri Narendro Kolosebo, winisudo ing gegono.
(Sang Raja Kolosebo, diwisuda di angkasa).
Datan gingsir sewu warso.
(tidak akan lengser seribu tahun).

Selasa, 05 Maret 2019

Kidung Wahyu Kolosebo

Rumekso ingsun laku nisto ngoyo woro
(kujaga diriku dari berbuat nista sekehendak hati).
Kelawan mekak howo, howo kang dur angkoro.
(melawan/ mengendalikan hawa, hawa (nafsu) yang diliputi angkara).
Senadyan setan gentayangan, tansah gawe rubedo.
(meskipun setan gentayangan masih saja/ selalu membuat gangguan).
Hinggo pupusing jaman.
(hingga akhir jaman).

Hameteg ingsun nyirep geni wiso murko.
(sekuat tenaga diriku memadamkan api, bisa (racun), murka).
Meper hardening ponco, saben ulesing netro.
(mengendalikan panca indera (dalam) setiap kedipan mata).
Linambaran sih kawelasan, ingkang paring kamulyan.
(dilandasi belas kasih Sang Pemberi Kemulyaan).
Sang Hyang Jati Pengeran.
(Sang Maha Penguasa Sejati).

Jiwanggo kalbu, samudro pepuntoning laku.
(bertahta di kalbu, samudera pemandu laku.
Tumuju dateng Gusti, Dzat Kang Amurbo Dumadi.
(menuju Tuhan, Dzat pemelihara makhluk)
Manunggaling kawulo Gusti, kreteg ati bakal dumadi.
(bersatu (khusyuk) dengan Tuhan, kehendak hati akan terlaksana).
Mukti ingsun tanpo piranti.
(kejayaanku tanpa syarat).

Sumebyar ing sukmo madu sarining perwito.
(menyebar di sukma madu sari perwita).
Maneko warno prodo, mbangun projo sampurno.
(beraneka warna prada, membangun diri yang sempurna).
Sengkolo tido mukso, kolobendu nyoto sirno.
(sengkala pasti musnah, malapetaka nyata hilang).
Tyasing roso mardiko.
(menimbulkan rasa merdeka).

Mugiyo den sedyo pusoko Kalimosodo.
(semoga karena ucapan pusaka kalimat syahadat).
Yekti dadi mustiko, sajeroning jiwo rogo.
(benar-benar jadi mustika di dalam jiwa raga).
Bejo mulyo waskito, digdoyo bowo leksono.
(keberuntungan, kemulyaan, kewaskitaan, kesaktian serta kewibawaan).
Byar manjing sigro-sigro.
(byar terwujud dengan segera).
Ampuh sepuh wutuh, tan keno iso paneluh
(ampuh, sepuh, utuh, tidak mempan diteluh).
Gagah bungah sumringah, ndadar ing wayah-wayah.
(gagah riang gembira merekah di setiap waktu).
Satriyo toto sembodo, Wirotomo katon sewu kartiko.
(satria tata sembada, wiratama bagaikan seribu bintang).
Kataman wahyu Kolosebo.
(ditimpakan wahyu kolosebo).

Memuji ingsun kanthi suwito linuhung.
(aku memuji dengan menghadap Maha Tinggi).
Segoro gando arum, suh rep dupo kumelun.
(lautan bau harum bagai asap dupa berarak).
Ginulah niat ingsun, hangidung sabdo kang luhur.
(mengolah niatku yang mengkidung kata-kata luhur).
Titahing Sang Hyang Agung.
(makhluk Sang Maha Agung).
Rembesing tresno, tondho luhing netro roso.
(rembesan kasih sayang tanda air mata rasa).
Roso rasaning ati, kadyo tirto kang suci.
(rasa perasaan di hati ibarat air yang suci).
Kawistoro jopo montro, kondang dadi pepadang.
(diwujutkan japa mantra, terkenal jadi penerang).
Palilahing Sang Hyang Wenang.
(dengan kuasa Sang Maha Kuasa).
Nowo dewo jawoto, tali santiko bawono.
(sembilan perwujudan dewa, tali kekuatan semesta).
Prasido sidhikoro, ing sasono asmoroloyo.
(abadi memuji di surga).
Sri Narendro Kolosebo, winisudo ing gegono.
(Sang Raja Kolosebo, diwisuda di angkasa).
Datan gingsir sewu warso.
(tidak akan lengser seribu tahun).