Falsafah PSHT

Manusia dapat dihancurkan, Manusia dapat dimatikan,
tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu
masih Setia kepada dirinya sendiri atau ber-SH pada dirinya sendiri

Selasa, 25 Desember 2018

Jalan Tol Menurut Sultan Jogja

Ternyata pembangunan infrastruktur dlm bntk jln tol yg sedang digagas pak Joko tdk berarti apa-apa di mata sultan Jogja.

BIARKAN YOGYAKARTA TANPA JALAN TOL KARENA HANYA MENGUNTUNGKAN SI PEMBUAT TOL

Keren... Sultan Jogja Tolak Tol. Kenapa?

Jalan itu tanggung jawab pemerintah, yang musti bisa dinikmati oleh rakyat secara gratis (bukannya dibangun oleh  swasta, lalu rakyat yg lewat jalan itu kmd harus bayar mahal.....).

Lalu, apa gunanya ada pemerintah?

"Di Yogya: tak ada jalan tol. Pemerintah Pusat juga sepakat, Saya (Sultan Jogja) tidak setuju adanya jalan tol,  karena rakyat tidak akan mendapatkan apa-apa.

Kalau Jalan mau diperlebar itu Silakan saja, tetapi jangan dibikin tol.

Keberadaan Tol iku, sing diuntungke mung pihak yang membuat tol saja, tetapi rakyat di skelilingnya ga dapat apa2, karena jalan tol itu ditutup, orang di kiri kanan tol tak memiliki akses ke jalan itu kecuali harus BAYAR dan seringkali harus mutar2 dulu dan jauh pula.

Kalau wilayah di luar Yogya, mau bikin tol, ya silakan saja, seperti di Bawen sampai Salatiga (karena geografisnya jurang)," tambah Sultan.

Mantap pak sultan Yogyakarta, jalan TOL itu dipandangnya sbg salah satu bentuk Penjajahan Ekonomi Rakyat.

Bagaimana tidak? Masa sih, melewati jalan di tanah airnya sendiri kok harus bayar.

TOL itu selama ini  diselenggarakan oleh pihak swasta dan nantinya orang yg lewat jalan TOL di kenai tarif bayar yg tidak murah.....

Lah, berarti, selama ini, pemerintah bangun apa dong? kan semua kendaraan juga sudah dikenai pajak, dan pajak kendaraan itu juga gak kecil, kan? masa lewat jalan (tol) masih juga disuruh bayar pula?
Lah uang pajak khusus kendaraan itu dikemanain?
=============
Jogja, memang selalu Istimewa.......

Rabu, 19 Desember 2018

Sugesti, Ilusi dan Delusi

Sugesti adalah dorongan atau pengaruh yang bisa menggerakkan hati seseorang,,,

Ilusi adalah sesuatu yang hanya ada di dalam angan-angan/ hayalan,,,

Delusi adalah pikiran, pandangan atau sebuah keyakinan tentang sesuatu yang tidak berdasarkan dengan kenyataan (tidak rasional)...

Kira-kira begitu, maaf jika pendapat saya keliru...

Senin, 17 Desember 2018

Definisi Pencak dan Silat

Pengertian Pencak Silat di
Indonesia
============

Berikut ini ada beberapa pendapat
yang berbeda-beda oleh para ahli
dalam mendefinisikan pencak silat:

1. Abdus Sjukur
Abdul Sjukur merupakan tokoh
perguruan tinggi pencak silat
bawean.
Beliau mendefinisikan pengertian
pencak silat sebagai berikut :
"Pencak adalah gerakan langkah
keindahan dengan menghindar yang
disertakan gerakan berunsur komedi.
Pencak dapat dipertontonkan sebagai
sarana hiburan.
Silat adalah unsur
teknik bela diri menangkis,
menyerang dan yang tidak dapat
diperagakan di depan umum."

2. Hasan Habudin
Hasan Habudin adalah merupakan
tokoh pencak silat pamur di madura.
Beliau mendefinisikan pengertian
pencak silat sebagai berikut:
"Pencak adalah seni bela diri yang
diperagakan dengan diatur, padahal
silat sebagai inti sari dari pecak
tidak dapat diperagakan. Di
kalangan suku Madura pencak
dianggap berakar dari bahasa
Madura "apengkarepeng laju
aloncak", yaitu bergerak tanpa
aturan sambil meloncat.
Silat "se amaen alat mancelat" yaitu
sang pemain berloncat kian kemari
seperti kilat."

3. Boechori Ahmad
Boechori Ahmad merupakan tokoh
pencak silat  Tapak Suci di Jember
Beliau mendefinisikan pengertian
pencak silat sebagai berikut:
Istilah "pencak" bersal dari Madura
akar dari kata "pecak" sebetulnya lain,
yaitu "acak mancak" yang berarti
melompat ke kiri ke kanan dengan
menggerakkan tangan dan kaki.
Pencak adalah fitrah manusia untuk
membela diri sedangkan silat sebagai
unsur yang menghubungkan gerakan
dan pikiran."

3. alm. Imam Koesepangat
alm. Imam Koesepangat merupakan
Guru Besar Setia Hati Terate
Madiun:
Beliau mendefinisikan pengertian
pencak silat sebagai berikut:
Pencak adalah gerak bela diri tanpa
lawan.
Silat adalah bela diri yang tidak
boleh dipertandingkan.

4. Holidin
Holidin merupakan tokoh Panglipur
yang terletak di Bandung.
Beliau mendefinisikan pengertian
pencak silat sebagai berikut :
"Pencak adalah akal pengetahuan,
pengucap dan hak guna pakai
Silat adalah silaturrahim".

5. Soetardjonegoro
Soetardjonegoro merupakan tokoh
Phasadja Mataram yang berada di
yogyakarta.
Beliau mendefinisikan pengertian
pencak silat sebagai berikut :
"Pencak adalah gerak bela serang
yang teratur menurut sistem, waktu,
tempat dan iklim dengan selalu
menjaga kehormatan masing-masing
secara kesatria, tidak melukai
perasaan.
Silat adalah gerak bela serang yang
erat hubungannya dengan rohani,
sehingga menghidup suburkan
naluri, menggerakan hati nurani
manusia, langsung menyerang kepada
Tuhan Yang Maha Esa."

6. Mr. Wongsonegoro, tokoh
dari IPSI.
Pencak adalah gerakan serang bela
yang berupa tari dan berirama
dengan peraturan adat kesopanan
tertentu, yang biasa dipertunjukkan
di depan umum.
Silat adalah inti sari dari pecak, ilmu
yang memperkelahian atau membela
diri mati-matian yang tidak dapat
dipertunjukan di depan umum."

7. Abdurrahman.
Abdurrahman adalah salah seorang Warga Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT) Rayon Pandansari Ranting Kintap Cabang Tanah Laut.
Pencak adalah gerakan fisik/ lahir yang dapat dilihat dan dilakukan oleh semua orang dengan gerakan-gerakan tertentu seperti menyerang, menangkis dan menghindar yang mengandung seni dan keindahan serta dapat dipertontonkan sebagai sebuah pertunjukan ataupun dalam sebuah pertandingan...
Sedangkan silat adalah intisari dari pencak yang merupakan penyatuan antara gerak dan pikiran, juga bisa didefinisikan sebagai gerakan batin yang tidak semua orang mampu melihat dan melakukannya, dan juga tidak boleh dipertontonkan  apalagi dipertandingkan...
Kalo boleh (mungkin) bisa diklasifikasikan bahwa Pencak adalah ilmu Kanuragan, sedangkan Silat adalah ilmu Kadigdayan...

Itulah tadi beberapa definisi
pengertian pencak silat baik secara
umum maupun secara khusus yang disampaikan oleh beberapa pendapat
dari para ahli.

Rabu, 28 November 2018

Do'a untuk Pengantin

ﺑَﺎﺭَﻙَ ﺍﻟﻠّﻪُ ﻟَﻚَ ﻭَﺑَﺎﺭَﻙَ ﻋَﻠَﻴْﻚَ ﻭَﺟَﻤَﻊَ ﺑَﻴْﻨَﻜُﻤَﺎ ﻓِﻲْ ﺧَﻴْﺮٍ
Semoga Allah memberi berkah kepadamu dan atasmu serta mengumpulkan kamu berdua (pengantin laki-laki dan perempuan) dalam kebaikan, Aamiin...

Kamis, 15 November 2018

NASIHAT PERNIKAHAN

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ
اَلسَّلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَا تُهُ

1. KETIKA AKAN MENIKAH
Janganlah sekadar mencari istri, tapi carilah ibu bagi anak-anak kita. Janganlah sekadar mencari suami, tapi carilah ayah bagi anak-anak kita.

2. KETIKA MELAMAR
Anda bukan sedang meminta kepada orang tua/wali si gadis, tetapi meminta kepada Allah melalui orang tua/wali si gadis.

3. KETIKA AKAD NIKAH
Anda berdua bukan menikah di hadapan penghulu, tetapi menikah di hadapan Allah SWT.

4. KETIKA RESEPSI PERNIKAHAN
Catat dan hitung semua tamu yang datang untuk mendo'akan Anda, karena Anda harus berpikir untuk mengundang mereka semua dan meminta maaf apabila Anda berfikir untuk BERCERAI karena menyianyiakan do'a mereka.

5. SEJAK MALAM PERTAMA
Bersyukur dan bersabarlah. Anda adalah sepasang anak manusia dan bukan sepasang malaikat.

6. SELAMA MENEMPUH HIDUP BERKELUARGA
Sadarilah bahwa jalan yang akan dilalui tidak melalui jalan bertabur bunga, tapi juga semak belukar yang penuh onak dan duri.

7. KETIKA BIDUK RUMAH TANGGA OLENG
Jangan saling berlepas tangan, tapi sebaliknya justru semakin erat berpegang tangan.

8. KETIKA BELUM MEMILIKI ANAK
Cintailah istri atau suami Anda 100%.

9. KETIKA TELAH MEMIKI ANAK
Jangan bagi cinta anda kepada suami/istri dan anak Anda, tetapi cintailah istri atau suami Anda 100% dan cintai anak-anak Anda masing-masing 100%.

10. KETIKA EKONOMI KELUARGA BELUM MEMBAIK
Yakinlah bahwa pintu rizki akan terbuka lebar berbanding lurus dengan tingkat ketaatan suami dan isteri.

11. KETIKA EKONOMI MEMBAIK
Jangan lupa akan jasa pasangan hidup yang setia mendampingi kita semasa menderita.

12. KETIKA ANDA ADALAH SUAMI
Boleh bermanja-manja kepada istri tetapi jangan lupa untuk bangkit secara bertanggung jawab apabila istri membutuhkan pertolongan Anda.

13. KETIKA ANDA ADALAH ISTRI
Tetaplah berjalan dengan gemulai dan lemah lembut, tetapi selalu berhasil menyelesaikan semua pekerjaan.

14. KETIKA MENDIDIK ANAK
Jangan pernah berpikir bahwa orang tua yang baik adalah orang tua yang tidak pernah marah kepada anak, karena orang tua yang baik adalah orang tua yang jujur kepada anak.

15. KETIKA ANAK BERMASALAH
Yakinilah bahwa tidak ada seorang anak pun yang tidak mau bekerjasama dengan orangtua, yang ada adalah anak yang merasa tidak didengar oleh orang tuanya.

16. KETIKA ADA PRIA IDAMAN LAIN
Jangan diminum, cukuplah suami sebagai obat.

17. KETIKA ADA WANITA IDAMAN LAIN
Jangan dituruti, cukuplah istri sebagai pelabuhan hati.

18. KETIKA MEMILIH POTRET KELUARGA
Pilihlah potret keluarga sekolah yang berada dalam proses pertumbuhan menuju potret keluarga bahagia.

19. KETIKA INGIN LANGGENG DAN HARMONIS
Gunakanlah formula 7 K:
1. Ketakwaan
2. Kasih sayang
3. Kesetiaan
4. Komunikasi dialogis
5. Keterbukaan
6. Kejujuran
7. Kesabaran

Barakallahufiikum

"Ya Robb, berikanlah kepadaku istri yang terbaik dari sisi-Mu, istri yang aku lamar dan nikahi dan istri yang menjadi sahabatku dalam urusan agama, urusan dunia dan akhirat."

Aamiin Ya Robbal 'Alamiin.

Surat Terbuka Syaikh Abdullah Saleh Al Katiry

TERUNTUK SAUDARA KU DI NU

Wahai Saudara-saudaraku di Nahdhatul Ulama…” Cukuplah sejarah membuktikan dan jangan pernah tertipu lagi.

Ingatkah antum wahai saudaraku, ketika ada seorang tokoh nasional mengeluarkan ide ngawurnya dengan menggabungkan tiga pemahaman yang saling bertolak belakang dalam satu wadah yaitu NASAKOM (Nasionalisme, Agama, Komunisme), kemudian antum menjadi pendukung ide tersebut. Dan akhirnya antum menjadi korban dari langkah antum….

Ingatkah antum ketika NU mulai sadar dari jeratan tipu muslihat orang-orang Kafir dan Munafik dan persis 13 hari paska pengkhianatan Komunis, tepatnya:

Tanggal 13 Oktober 1965 : Ormas Anshar NU gelar Aksi unjuk rasa Anti PKI di Seluruh Jawa.

Namun apa jawaban dari orang-orang pengikut Ajaran Mao Tze Tung ini?

Tanggal 18 Oktober 1965 : PKI menyamar sebagai Anshar Desa Karangasem (kini Desa Yosomulyo) Kecamatan Gambiran, lalu mengundang Anshar Kecamatan Muncar untuk Pengajian. Saat Pemuda Anshar Muncar datang, mereka disambut oleh Gerwani yang menyamar sebagai Fatayat NU, lalu mereka diracuni, setelah Keracunan mereka di Bantai oleh PKI dan Jenazahnya dibuang ke Lubang Buaya di Dusun Cemetuk Desa/Kecamatan Cluring Kabupaten Banyuwangi.

Sebanyak 62 (enam puluh dua) orang Pemuda Anshar yang dibantai, dan ada beberapa pemuda yang selamat dan melarikan diri, sehingga menjadi Saksi Mata peristiwa. Peristiwa Tragis itu disebut “Tragedi Cemetuk,” dan kini oleh masyarakat secara swadaya dibangun Monumen Pancasila Jaya.

Tanggal 19 Oktober 1965 : Anshar NU dan PKI mulai bentrok di berbaga daerah di Jawa.

Para antek komunis rupanya masih menyimpan dendam dengan NU. Ketika antek-antek komunis bersembunyi di Blitar Selatan, masih ingatkah, apa yg mereka lakukan kpd antum wahai saudaraku?

Bulan Maret 1968 : Kaum Tani PKI di Blitar Selatan menyerang para Pemimpin dan Kader NU, sehingga 60 (enam puluh) Orang NU tewas dibunuh.

Dan masih banyak sayatan-sayatan yang mereka lakukan ke tubuh antum wahai saudaraku…..

Sekarang, mereka akan menipu antum dengan isu-isu yang sudah sangat difahami oleh umat Islam ttng Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI?

Jangan….jangan….. tertipu lagi wahai Saudaraku.
Mereka memfitnah Umat Islam yang faham dengan Bhinneka Tunggal Ika dan NKRI dengan fitnahan sebagai Radikal dan Intoleran…..

Sungguh Biadab! Cukuplah Sejarah Negeri ini yang membuktikan siapakah yang telah melakukan pembantaian terhadap Umat Islam yang menghancurkan masjid dan musholla, membakar Al-Qur’an, menyiksa para remaja masjid dan melecehkan wanita muslimah.

Dan tinta itu masih tertulis jelas di sejarah negeri ini.

Merekalah Para Budak Mao Tze Tung.

“Bergabunglah dengan shaf Umat Islam Wahai Saudaraku….. Bersatulah…..Wa laa Tafarroqu….. (dan janganlah berpisah dr Shaf Muslimin).

Ya Allah, persatukanlah Umat Islam di negeri ini dalam menghadapi fitnahan para pendusta…”. [mr]

*Syaikh Abdullah Saleh Al Katiry*

Rabu, 07 November 2018

Hari Rabu Terakhir

Hari Rabu terakhir dalam bulan Shafar diyakini sebagai hari nahas. Karena itu, terdapat bermacam riwayat yang menganjurkan dilakukan shalat dua rakaat demi menghindarkan diri dari kenahasaanya, bersedekah dan membaca sejumlah do'a khusus.
Dalam sebuah riwayat disebutkan, Nabi bersabda, waspadailah hari Rabu karena ia hari sial. Diriwayatkan pula, setiap tahun 320.000 bencana turun pada rabu terakhir bulan Shafar. Dianjurkan untuk melakukan shalat dua rakaat dua kali (empat rakaat). Pada setiap rakaat membaca al-fatihah dan surah al-kautsar 17 kali, al-ikhlas 5 kali dan al-nas dan al-falaq masing-masing 1 kali.
Usai shalat, dianjurkan membaca do'a sebagai berikut:

{يَا شَدِيْدَ الْقُوَى وَ يَا شَدِيْدَ الْمِحَالِ يَا عَزِيْزُ يَا عَزِيْزُ يَا عَزِيْزُ، ذَلَّتْ بِعَظَمَتِكَ جَمِيْعُ خَلْقِكَ، فَاكْفِنِيْ شَرَّ خَلْقِكَ يَا مُحْسِنُ يَا مُجْمِلُ يَا مُنْعِمُ يَا مُفْضِلُ يَا لاَ إِلٰهَ إِلاَّ أَنْتَ، سُبْحَانَكَ إِنِّيْ كُنْتُ مِنَ الظَّالِمِيْنَ، فَاسْتَجَبْنَا لَهُ وَ نَجَّيْنَاهُ مِنَ الْغَمِّ وَ كَذَلِكَ نُنْجِي الْمُؤْمِنِيْنَ، وَ صَلَّى اللهُ عَلَى مُحَمَّدٍ وَ اٰلِهِ الطَّيِّبِيْنَ الطَّاهِرِيْنَ
(Allaahumma yaa syadiidal quwa wa yaa syadidal mihal, ya 'aziz dzallat liadhamatika jami'u khalqika ikfini min jami'i khalqika, ya muhsinu, ya mujmilu, ya mufdhilu, ya mun'imu, yaa mukrimu ya man la ilaha illa anta, bi rahmatika ya arhamar rahimin wa shallalhu ala Muhammadin wa alihiththahirin)

Wahai Zat Yang Maha kuat, wahai Zat Yang Maha perkasa, wahai Zat Yang Maha mulia, sungguh rendah semua makhluk-Mu di hadapan keagungan-Mu, maka jauhkanlah kejahatan dariku makhluk-Mu, wahai Zat Yang Mahaindah, Pemberi karunia dan anugerah, tiada tuhan selain Engkau! Mahasuci Engkau, sesungguhnya aku termasuk orang-orang zalim, kami terima untuknya, kami selamatkan ia dari kejenuhan dan kami selamatkan kaum mukminin, anugerahkanlah shalawat kepada Muhammad dan keluarganya yang suci.

Secara etimologis, kalimat Rebo Wekasan berasal dari dua suku kata, yaitu rebo yang berarti hari rabu, dan wekasan yang berarti pamungkas, ujung, terakhir. Sedangkan secara terminologi, rebo wekasan dapat didefinisikan sebagai bentuk ungkapan yang menjelaskan satu posisi penting pada hari rabu di akhir bulan khususnya pada akhir bulan shafar, untuk kemudian dilakukan berbagai ritual seperti shalat, dzikir, pembuatan wafaq untuk keselamatan, dan sebagainya, supaya terhindar dari berbagai musibah yang akan turun pada hari rabu akhir bulan shafar itu.

Pemahaman ini bersumber pada penafsiran Al-Qur'an surat Al-Qomar ayat 19 "Sesungguhnya Kami telah menghembuskan kepada mereka angin yang sangat kencang pada hari nahas yang terus menerus". (Q.S. Al-Qomar : 19)

Kalimat Yaumu Naĥsin di sana difahami oleh sebagian 'Ulamà sebagai hari rabu sebagaimana yang telah dikatakan Ibnu 'Abbas, "Tidaklah suatu kaum mendapatkan siksa melainkan pada hari rabu". dan diperkuat dengan perkataan Al-Qozwiny yaitu "Hari rabu merupakan hari yang terdapat sedikit kebajikan, dan hari rabu pada akhir bulan merupakan hari sial yang terus menerus".

Istilah Rebo Wekasan mulai dipopulerkan di Indonesia pada sekitar tahun 1987 Masehi. Kemungkinan besar istilah ini mulai disebarkan oleh para murid dan anak angkat dari Syeikh Shoghir/Ni'mat yang pada waktu itu beliau satu-satunya Hakim Mahkamah Syar'i di Mekah yang berasal dari kalangan melayu, selain itu beliau juga terkenal sebagai syeikh haji yang sangat masyhur pada zamannya. Pada tahun 1987 ini, kitab besar karya Syeikh Ni'mat yang berjudul al Bahjatu al Marďiyyaħ fī Fawāidi al Ukhrawiyyaħ, tertanggal 20 Sya'ban 1296 H/1878 M di Makkaħ al Musyarrafaħ mulai banyak diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa, salah satunya adalah bahasa sunda. Namun tidak tahu persis siapa sebenarnya yang pertama kali menerjemahkannya ke dalam bahasa Sunda.

Selasa, 06 November 2018

Arba Mustamir

Besok Hari RABU LEGI tanggal 7 Nopember 2018, adalah hari Rabu terakhir di bulan Shofar yang biasa kita sebut sebagai hari Arba' Mustamir.
AMALAN ARBA' MUSTAMIR di dalam kitab Kanzun Najah wasSurur.

1. Pada hari arba' mustamir hendaknya melakukan sholat sunnat 4 roka'at dengan 2× salam. Dimana pada tiap-tiap roka'at setelah membaca Al Fatihah kita membaca :
1- Innaa a'thoinaa (Al Kautsar) 17x
2- Qul huwallahu ahad (Al Ikhlas) 5x
3- Qul A'udzu Birabbil Falaq (Al Falaq) 1x
4- Qul A'udzu Birabbin Naas (An Naas) 1x

Setelah sholat lalu membaca doa :

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيْمِ وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ   اَللَّهُمَّ يَا شَدِيْدَ الْقُوَى . وَيَا شَدِيْدَ الْمِحَالِ . يَا عَزِيْزُ ذَلَّتْ لِعِزَّتِكَ جَمِيْعُ خَلْقِكَ . اِكْفِنِيْ مِنْ جَمِيْعِ خَلْقِكَ . يَا مُحْسِنُ يَا مُجَمِّلُ يَا مُتَفَضِّلُ يَا مُنْعِمُ يَا مُكْرِمُ . يَا مَنْ لَا اِلَهَ اِلَّا أَنْتَ . بِرَحْمَتِكَ يَا أَرْحَمَ الرَّاحِمِيْنَ . اَللَّهُمَّ بِسِرِّ الْحَسَنِ وَأَخِيْهِ . وَجَدِّهِ وَأَبِيْهِ . اِكْفِنِيْ شَرَّ هَذَا الْيَوْمَ وَمَا يَنْزِلُ فِيْهِ يَا كَافِيُ . فَسَيَكْفِيْكَهُمُ اللهُ وَهُوَ السَّمِيْعُ الْعَلِيْمُ . وَحَسْبُنَا اللهُ وَنِعْمَ الْوَكِيْلُ . وَلَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ اِلَّا بِاللهِ الْعَلِيِّ الْعَظِيْمِ . وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ .

2. Membaca Surat Yasin sekali. Ketika sampai pada ayat :
سلام قولا من رب رحيم 
maka ulangi 313 kali. Lalu teruskan surah yasinnya sampai selesai kemudian membaca doa :
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ صَلَاةً تُنْجِيْنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ الْأَهْوَالِ وَالْآفَاتِ . وَتَقْضِي لَنَا بِهَا جَمِيْعَ الْحَاجَاتِ . وَتُطَهِّرُنَا بِهَا مِنْ جَمِيْعِ السَّيِّئَاتِ . وَتَرْفَعُنَا بِهَا أَعْلَى الدَّرَجَاتِ . وَتُبَلِّغُنَا بِهَا أَقْصَى الْغَايَاتِ . مِنْ جَمِيْعِ الْخَيْرَاتِ فِي الْحَيَاةِ وَبَعْدَ الْمَمَاتِ . اَللَّهُمَّ اصْرِفْ عَنَّا شَرَّ مَا يَنْزِلُ مِنَ السَّمَاءِ . وَمَا يَخْرُجُ مِنَ الْأَرْضِ . إِنَّكَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيْرٌ . وَصَلَّى اللهُ تَعَالَى عَلَى سَيِّدِنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَسَلَّمَ .

Lalu berdo'alah dengan hal yang penting dari urusan dunia dan akhirat serta mintalah juga kepada Allah keselamatan dan kesejahteraan.

Dan kata almarhum Guru Sekumpul perbanyaklah membaca do'a ini..

(اللهم يكافي البلاء اكفنا البلاء قبل نزوله من السماء. ( يا الله7

Mudahan kita semua terhindar dari semua bala.
Mudah-mudahan berkat almarhum Guru Sekumpul dan wali-wali, kita semua selamat dunia akhirat, Aamiin.....

Rabu, 31 Oktober 2018

Apa Itu Khilafah?

Khilafah adalah kepemimpinan umum bagi seluruh kaum Muslim di dunia. Khilafah bertanggung jawab menerapkan hukum Islam, dan menyampaikan risalah Islam ke seluruh muka bumi. Khilafah terkadang juga disebut Imamah; dua kata ini mengandung pengertian yang sama dan banyak digunakan dalam hadits-hadits shahih.

Sistem pemerintahan Khilafah tidak sama dengan sistem manapun yang sekarang ada di Dunia Islam. Meskipun banyak pengamat dan sejarawan berupaya menginterpretasikan Khilafah menurut kerangka politik yang ada sekarang, tetap saja hal itu tidak berhasil, karena memang Khilafah adalah sistem politik yang khas.
Khalifah adalah kepala negara dalam sistem Khilafah. Dia bukanlah raja atau diktator, melainkan seorang pemimpin terpilih yang mendapat otoritas kepemimpinan dari kaum Muslim, yang secara ikhlas memberikannya berdasarkan kontrak politik yang khas, yaitu bai'at. Tanpa bai'at, seseorang tidak bisa menjadi kepala negara. Ini sangat berbeda dengan konsep raja atau dictator, yang menerapkan kekuasaan dengan cara paksa dan kekerasan. Contohnya bisa dilihat pada para raja dan diktator di Dunia Islam saat ini, yang menahan dan menyiksa kaum Muslim, serta menjarah kekayaan dan sumber daya milik umat.

Kontrak bai'at mengharuskan Khalifah untuk bertindak adil dan memerintah rakyatnya berdasarkan syariat Islam. Dia tidak memiliki kedaulatan dan tidak dapat melegislasi hukum dari pendapatnya sendiri yang sesuai dengan kepentingan pribadi dan keluarganya. Setiap undang-undang yang hendak dia tetapkan haruslah berasal dari sumber hukum Islam, yang digali dengan metodologi yang terperinci, yaitu ijtihad.

Apabila Khalifah menetapkan aturan yang bertentangan dengan sumber hukum Islam, atau melakukan tindakan opresif terhadap rakyatnya, maka pengadilan tertinggi dan paling berkuasa dalam sistem Negara Khilafah, yaitu Mahkamah Mazhalim dapat memberikan impeachment kepada Khalifah dan menggantinya.

Sebagian kalangan menyamakan Khalifah dengan Paus, seolah-olah Khalifah adalah Pemimpin Spiritual kaum Muslim yang sempurna dan ditunjuk oleh Tuhan. Ini tidak tepat, karena Khalifah bukanlah pendeta. Jabatan yang diembannya merupakan jabatan eksekutif dalam pemerintahan Islam. Dia tidak sempurna dan tetap berpotensi melakukan kesalahan. Itu sebabnya dalam sistem Islam banyak sarana check and balance untuk memastikan agar Khalifah dan jajaran pemerintahannya tetap akuntabel.

Khalifah tidak ditunjuk oleh Allah, tetapi dipilih oleh kaum Muslim, dan memperoleh kekuasaannya melalui akad bai'at. Sistem Khilafah bukanlah sistem teokrasi. Konstitusinya tidak terbatas pada masalah religi dan moral sehingga mengabaikan masalah-masalah sosial, ekonomi, kebijakan luar negeri dan peradilan. Kemajuan ekonomi, penghapusan kemiskinan, dan peningkatan standar hidup masyarakat adalah tujuan-tujuan yang hendak direalisasikan oleh Khilafah. Ini sangat berbeda dengan sistem teokrasi kuno di zaman pertengahan Eropa dimana kaum miskin dipaksa bekerja dan hidup dalam kondisi memprihatinkan dengan imbalan berupa janji-janji surgawi.
Secara histories, Khilafah terbukti sebagai negara yang kaya raya, sejahtera, dengan perekonomian yang makmur, standar hidup yang tinggi, dan menjadi pemimpin dunia dalam bidang industri serta riset ilmiah selama berabad-abad.

Khilafah bukanlah kerajaan yang mementingkan satu wilayah dengan mengorbankan wilayah lain. Nasionalisme dan rasisme tidak memiliki tempat dalam Islam, dan hal itu diharamkan. Seorang Khalifah bisa berasal dari kalangan mana saja, ras apapun, warna kulit apapun, dan dari madzhab manapun, yang penting dia adalah Muslim. Khilafah memang memiliki karakter ekspansionis, tapi Khilafah tidak melakukan penaklukkan wilayah baru untuk tujuan menjarah kekayaan dan sumber daya alam wilayah lain. Khilafah memperluas kekuasaannya sebagai bagian dari kebijakan luar negerinya, yaitu menyebarkan risalah Islam.

Khilafah sama sekali berbeda dengan sistem Republik yang kini secara luas dipraktekkan di Dunia Islam. Sistem Republik didasarkan pada demokrasi, dimana kedaulatan berada pada tangan rakyat. Ini berarti, rakyat memiliki hak untuk membuat hukum dan konstitusi. Di dalam Islam, kedaulatan berada di tangan syariat. Tidak ada satu orang pun dalam sistem Khilafah, bahkan termasuk Khalifahnya sendiri, yang boleh melegislasi hukum yang bersumber dari pikirannya sendiri.

Khilafah bukanlah negara totaliter. Khilafah tidak boleh memata-matai rakyatnya sendiri, baik itu yang Muslim maupun yang non Muslim. Setiap orang dalam Negara Khilafah berhak menyampaikan ketidaksetujuannya terhadap kebijakan-kebijakan negara tanpa harus merasa takut akan ditahan atau dipenjara. Penahanan dan penyiksaan tanpa melalui proses peradilan adalah hal yang terlarang.

Khilafah tidak boleh menindas kaum minoritas. Orang-orang non Muslim dilindungi oleh negara dan tidak dipaksa meninggalkan keyakinannya untuk kemudian memeluk agama Islam. Rumah, nyawa, dan harta mereka, tetap mendapat perlindungan dari negara dan tidak seorangpun boleh melanggar aturan ini.

Imam Qarafi, seorang ulama salaf merangkum tanggung jawab Khalifah terhadap kaum dzimmi: "Adalah kewajiban seluruh kaum Muslim terhadap orang-orang dzimmi untuk melindungi mereka yang lemah, memenuhi kebutuhan mereka yang miskin, memberi makan yang lapar, memberikan pakaian, menegur mereka dengan santun, dan bahkan menoleransi kesalahan mereka bahkan jika itu berasal dari tetangganya, walaupun tangan kaum Muslim sebetulnya berada di atas (karena faktanya itu adalah Negara Islam). Kaum Muslim juga harus menasehati mereka dalam urusannya dan melindungi mereka dari ancaman siapa saja yang berupaya menyakiti mereka atau keluarganya, mencuri harta kekayaannya, atau melanggar hak-haknya".

Dalam sistem Khilafah, wanita tidak berada pada posisi inferior atau menjadi warga kelas dua. Islam memberikan hak bagi wanita untuk memiliki kekayaan, hak pernikahan dan perceraian, sekaligus memegang jabatan di masyarakat. Islam menetapkan aturan berpakaian yang khas bagi wanita (yaitu khimar dan jilbab), dalam rangka membentuk masyarakat yang produktif serta bebas dari pola hubungan yang negatif dan merusak, seperti yang terjadi di Barat.

Menegakkan Khilafah dan menunjuk seorang Khalifah adalah kewajiban bagi setiap Muslim di seluruh dunia, lelaki dan perempuan. Melaksanakan kewajiban ini sama saja seperti menjalankan kewajiban lain yang telah Allah Swt perintahkan kepada kita, tanpa boleh merasa puas kepada diri sendiri. Khilafah adalah persoalan vital bagi kaum Muslim.

Khilafah yang akan datang akan melahirkan era baru yang penuh kedamaian, stabilitas dan kemakmuran bagi Dunia Islam, mengakhiri tahun-tahun penindasan oleh para tiran paling kejam yang pernah ada dalam sejarah. Masa-masa kolonialisme dan eksploitasi Dunia Islam pada akhirnya akan berakhir, dan Khilafah akan menggunakan seluruh sumber daya untuk melindungi kepentingan Islam dan kaum Muslim, sekaligus menjadi alternatif pilihan rakyat terhadap sistem Kapitalisme.

Sabtu, 27 Oktober 2018

Makna Tauhid

Aksi Bela Tauhid Itu Wajib dengan Cara Mempelajari Maknanya

Tauhid secara bahasa arab merupakan bentuk masdar dari fi’il wahhada-yuwahhidu (dengan huruf ha di tasydid), yang artinya menjadikan sesuatu satu saja. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata: “Makna ini tidak tepat kecuali diikuti dengan penafian. Yaitu menafikan segala sesuatu selain sesuatu yang kita jadikan satu saja, kemudian baru menetapkannya” (Syarh Tsalatsatil Ushul, 39).

Secara istilah syar’i, makna tauhid adalah menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan yang benar dengan segala kekhususannya (Syarh Tsalatsatil Ushul, 39). Dari makna ini sesungguhnya dapat dipahami bahwa banyak hal yang dijadikan sesembahan oleh manusia, bisa jadi berupa Malaikat, para Nabi, orang-orang shalih atau bahkan makhluk Allah yang lain, namun seorang yang bertauhid hanya menjadikan Allah sebagai satu-satunya sesembahan saja.

Pembagian Tauhid

Dari hasil pengkajian terhadap dalil-dalil tauhid yang dilakukan para ulama sejak dahulu hingga sekarang, mereka menyimpulkan bahwa ada tauhid terbagi menjadi tiga: Tauhid Rububiyah, Tauhid Uluhiyah dan Tauhid Al Asma Was Shifat.

Yang dimaksud dengan Tauhid Rububiyyah adalah mentauhidkan Allah dalam kejadian-kejadian yang hanya bisa dilakukan oleh Allah, serta menyatakan dengan tegas bahwa Allah Ta’ala adalah Rabb, Raja, dan Pencipta semua makhluk, dan Allahlah yang mengatur dan mengubah keadaan mereka. (Al Jadid Syarh Kitab Tauhid, 17). Meyakini rububiyah yaitu meyakini kekuasaan Allah dalam mencipta dan mengatur alam semesta, misalnya meyakini bumi dan langit serta isinya diciptakan oleh Allah, Allahlah yang memberikan rizqi, Allah yang mendatangkan badai dan hujan, Allah menggerakan bintang-bintang, dll. Di nyatakan dalam Al Qur’an:

الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَجَعَلَ الظُّلُمَاتِ وَالنُّورَ

“Segala puji bagi Allah yang telah menciptakan langit dan bumi dan Mengadakan gelap dan terang” (QS. Al An’am: 1)

Dan perhatikanlah baik-baik, tauhid rububiyyah ini diyakini semua orang baik mukmin, maupun kafir, sejak dahulu hingga sekarang. Bahkan mereka menyembah dan beribadah kepada Allah. Hal ini dikhabarkan dalam Al Qur’an:

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَهُمْ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ

“Sungguh jika kamu bertanya kepada mereka (orang-orang kafir jahiliyah), ’Siapa yang telah menciptakan mereka?’, niscaya mereka akan menjawab ‘Allah’ ”. (QS. Az Zukhruf: 87)

وَلَئِنْ سَأَلْتَهُمْ مَنْ خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لَيَقُولُنَّ اللَّهُ

“Sungguh jika kamu bertanya kepada mereka (orang-orang kafir jahiliyah), ’Siapa yang telah menciptakan langit dan bumi serta menjalankan matahari juga bulan?’, niscaya mereka akan menjawab ‘Allah’ ”. (QS. Al Ankabut 61)

Oleh karena itu kita dapati ayahanda dari Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam bernama Abdullah, yang artinya hamba Allah. Padahal ketika Abdullah diberi nama demikian, Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam tentunya belum lahir.

Adapun yang tidak mengimani rububiyah Allah adalah kaum komunis atheis. Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu berkata: “Orang-orang komunis tidak mengakui adanya Tuhan. Dengan keyakinan mereka yang demikian, berarti mereka lebih kufur daripada orang-orang kafir jahiliyah” (Lihat Minhaj Firqotin Najiyyah)

Pertanyaan, jika orang kafir jahiliyyah sudah menyembah dan beribadah kepada Allah sejak dahulu, lalu apa yang diperjuangkan oleh Rasulullah dan para sahabat? Mengapa mereka berlelah-lelah penuh penderitaan dan mendapat banyak perlawanan dari kaum kafirin? Jawabannya, meski orang kafir jahilyyah beribadah kepada Allah mereka tidak bertauhid uluhiyyah kepada Allah, dan inilah yang diperjuangkan oleh Rasulullah dan para sahabat.

Tauhid Uluhiyyah adalah mentauhidkan Allah dalam segala bentuk peribadahan baik yang zhahir maupun batin (Al Jadid Syarh Kitab Tauhid, 17). Dalilnya:

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ

“Hanya Engkaulah yang Kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah Kami meminta pertolongan” (Al Fatihah: 5)

Sedangkan makna ibadah adalah semua hal yang dicintai oleh Allah baik berupa perkataan maupun perbuatan. Apa maksud ‘yang dicintai Allah’? Yaitu segala sesuatu yang telah diperintahkan oleh Allah dan Rasul-Nya, segala sesuatu yang dijanjikan balasan kebaikan bila melakukannya. Seperti shalat, puasa, bershodaqoh, menyembelih. Termasuk ibadah juga berdoa, cinta, bertawakkal, istighotsah dan isti’anah. Maka seorang yang bertauhid uluhiyah hanya meyerahkan semua ibadah ini kepada Allah semata, dan tidak kepada yang lain. Sedangkan orang kafir jahiliyyah selain beribadah kepada Allah mereka juga memohon, berdoa, beristighotsah kepada selain Allah. Dan inilah yang diperangi Rasulullah, ini juga inti dari ajaran para Nabi dan Rasul seluruhnya, mendakwahkan tauhid uluhiyyah. Allah Ta’ala berfirman:

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولًا أَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

“Sungguh telah kami utus Rasul untuk setiap uumat dengan tujuan untuk mengatakan: ‘Sembahlah Allah saja dan jauhilah thagut‘” (QS. An Nahl: 36)

Syaikh DR. Shalih Al Fauzan berkata: “Dari tiga bagian tauhid ini yang paling ditekankan adalah tauhid uluhiyah. Karena ini adalah misi dakwah para rasul, dan alasan diturunkannya kitab-kitab suci, dan alasan ditegakkannya jihad di jalan Allah. Semua itu adalah agar hanya Allah saja yang disembah, dan agar penghambaan kepada selainNya ditinggalkan” (Lihat Syarh Aqidah Ath Thahawiyah).

Perhatikanlah, sungguh aneh jika ada sekelompok ummat Islam yang sangat bersemangat menegakkan syariat, berjihad dan memerangi orang kafir, namun mereka tidak memiliki perhatian serius terhadap tauhid uluhiyyah. Padahal tujuan ditegakkan syariat, jihad adalah untuk ditegakkan tauhid uluhiyyah. Mereka memerangi orang kafir karena orang kafir tersebut tidak bertauhid uluhiyyah, sedangkan mereka sendiri tidak perhatian terhadap tauhid uluhiyyah??

Sedangkan Tauhid Al Asma’ was Sifat adalah mentauhidkan Allah Ta’ala dalam penetapan nama dan sifat Allah, yaitu sesuai dengan yang Ia tetapkan bagi diri-Nya dalam Al Qur’an dan Hadits Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam. Cara bertauhid asma wa sifat Allah ialah dengan menetapkan nama dan sifat Allah sesuai yang Allah tetapkan bagi diriNya dan menafikan nama dan sifat yang Allah nafikan dari diriNya, dengan tanpa tahrif, tanpa ta’thil dan tanpa takyif (Lihat Syarh Tsalatsatil Ushul). Allah Ta’ala berfirman yang artinya:

وَلِلَّهِ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى فَادْعُوهُ بِهَا

“Hanya milik Allah nama-nama yang husna, maka memohonlah kepada-Nya dengan menyebut nama-nama-Nya” (QS. Al A’raf: 180)

Tahrif adalah memalingkan makna ayat atau hadits tentang nama atau sifat Allah dari makna zhahir-nya menjadi makna lain yang batil. Sebagai misalnya kata ‘istiwa’ yang artinya ‘bersemayam’ dipalingkan menjadi ‘menguasai’.

Ta’thil adalah mengingkari dan menolak sebagian sifat-sifat Allah. Sebagaimana sebagian orang yang menolak bahwa Allah berada di atas langit dan mereka berkata Allah berada di mana-mana.

Takyif adalah menggambarkan hakikat wujud Allah. Padahal Allah sama sekali tidak serupa dengan makhluknya, sehingga tidak ada makhluk yang mampu menggambarkan hakikat wujudnya. Misalnya sebagian orang berusaha menggambarkan bentuk tangan Allah,bentuk wajah Allah, dan lain-lain.

Adapun penyimpangan lain dalam tauhid asma wa sifat Allah adalah tasybih dan tafwidh.

Tasybih adalah menyerupakan sifat-sifat Allah dengan sifat makhluk-Nya. Padahal Allah berfirman yang artinya:

لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ

“Tidak ada sesuatupun yang menyerupai Allah. Sesungguhnya Dia Maha Mendengar Lagi Maha Melihat” (QS. Asy Syura: 11)

Kemudian tafwidh, yaitu tidak menolak nama atau sifat Allah namun enggan menetapkan maknanya. Misalnya sebagian orang yang berkata ‘Allah Ta’ala memang ber-istiwa di atas ‘Arsy namun kita tidak tahu maknanya. Makna istiwa kita serahkan kepada Allah’. Pemahaman ini tidak benar karena Allah Ta’ala telah mengabarkan sifat-sifatNya dalam Qur’an dan Sunnah agar hamba-hambaNya mengetahui. Dan Allah telah mengabarkannya dengan bahasa Arab yang jelas dipahami. Maka jika kita berpemahaman tafwidh maka sama dengan menganggap perbuatan Allah mengabarkan sifat-sifatNya dalam Al Qur’an adalah sia-sia karena tidak dapat dipahami oleh hamba-Nya.

Pentingnya mempelajari tauhid

Banyak orang yang mengaku Islam. Namun jika kita tanyakan kepada mereka, apa itu tauhid, bagaimana tauhid yang benar, maka sedikit sekali orang yang dapat menjawabnya. Sungguh ironis melihat realita orang-orang yang mengidolakan artis-artis atau pemain sepakbola saja begitu hafal dengan nama, hobi, alamat, sifat, bahkan keadaan mereka sehari-hari. Di sisi lain seseorang mengaku menyembah Allah namun ia tidak mengenal Allah yang disembahnya. Ia tidak tahu bagaimana sifat-sifat Allah, tidak tahu nama-nama Allah, tidak mengetahui apa hak-hak Allah yang wajib dipenuhinya. Yang akibatnya, ia tidak mentauhidkan Allah dengan benar dan terjerumus dalam perbuatan syirik. Wal’iyydzubillah. Maka sangat penting dan urgen bagi setiap muslim mempelajari tauhid yang benar, bahkan inilah ilmu yang paling utama. Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin berkata: “Sesungguhnya ilmu tauhid adalah ilmu yang paling mulia dan paling agung kedudukannya. Setiap muslim wajib mempelajari, mengetahui, dan memahami ilmu tersebut, karena merupakan ilmu tentang Allah Subhanahu wa Ta’ala, tentang nama-nama-Nya, sifat-sifat-Nya, dan hak-hak-Nya atas hamba-Nya” (Syarh Ushulil Iman, 4).

Penulis: Yulian Purnama

Artikel www.muslim.or.id

Rabu, 24 Oktober 2018

Pengertian Surat Resmi Lengkap, Fungsi, Jenis dan Ciri-ciri

Jika kalian ingin membuat sebuah surat entah itu untuk saudara, ayah, ibu, bahkan untuk instansi/perusahaan tertentu. Maka sangat disarankan terlebih dulu memahami bagaimana pengertiannya.

Kenapa harus seperti itu? Tentu saja agar kita tidak membuat surat secara asal-asalan, sehingga menghindari kesan tidak baik dan tidak profesional.

Pengertian ini merupakan dasar dari bagaimana membuat surat yang benar, jadi kita harus mempelajarinya terlebih dahulu. Suatu ilmu akan bisa kita kuasai dan kita praktekkan dengan baik apabila kita sudah paham dulu bagaimana dasar-dasarnya.
Banyak para pelajar baik SD, SMP, bahkan SMA masih saja tidak bisa membuat surat dengan benar, itu karena mereka membuatnya hanya berdasarkan
contek sana contek sini dari yang sudah dibuat sebelumnya.
Sangat memalukan memang, jadi mari kita pelajari terlebih dulu mulai dari awal, saya akan menerangkan definisi surat resmi dan apa saja jenis-jenis nya. Untuk yang tidak resmi akan saya bahas pada postingan lain.

Surat
Yaitu sebuah media untuk berkomunikasi antar satu orang dengan orang lainnya tanpa harus bertatap muka, dibuat dalam bentuk tulisan yang mana isi utamanya adalah menyampaikan informasi, permintaan, pemberitahuan dll.
Di dalamnya terdapat beberapa bagian terkait seperti isi, kop, penutup, dll. dan disampaikan dengan cara dikirim dari satu tempat ke temat lainnya.
Sebenarnya surat sudah digunakan sejak berabad-abad lalu bahkan sebelum terjadinya penjajahan di Indonesia, kerajaan majapahit sudah menggunakannya untuk mengirim informasi, lalu penggunaannya semakin popular sejak belanda datang ke Indonesia, lalu pengiriman berkembang dan dikirimkan melalui kotak pos.
Sejak saat itu, semakin lama semakin berkembang dan akhirnya terbentuklah 2 jenis yang pokok yaitu resmi dan tidak resmi.

Pengertian Surat Resmi
Disebut juga dengan surat dinas, yaitu media komunikasi dalam bentuk tulisan yang digunakan dalam situasi formal/ resmi dan dibuat sesuai dengan aturan-aturan tertentu yang sudah ada. Digunakan oleh perusahaan, perorangan, organisasi, maupun instansi baik itu perusahaan milik pemerintah maupun swasta.

Penggunaannya tidak digunakan semata-mata untuk kepentingan pribadi (individu), tetapi untuk kepentingan dari sebuah organisasi maupun instansi.
Lalu kenapa perorangan bisa menggunakannya?
Itu disebabkan karena dibuat tidak secara asal-asalan serta mengikuti aturan-aturan tertentu.
Contohnya adalah undangan pernikahan.
Setelah kalian bisa memahami penjelasan di atas maka setelah ini akan saya uraikan bagaimana fungsi, ciri-ciri, dan terakhir jenis-jenisnya.

Fungsi
Merupakan sebuah sarana pemberitahuan, seperti yang saya sampaikan di atas, bisa digunakan untuk menyampaikan hal-hal tertentu seperti pemikiran dan gagasan.
Sebagai bukti tertulis, dalam hal ini digunakan sebagai bukti otentik dalam bentuk dokumen yang isinya bisa dipertanggungjawabkan (bisa dipercaya).

Pedoman kerja, maksudnya adalah untuk menyampaikan langkah-langkah kerja dan digunakan sebagai pedoman dalam melakukan pekerjaan tertentu.
Alat pengingat, yaitu digunakan sebagai kumpulan data yang bisa mengingatkan penerima mengenai suatu hal, dalam hal ini surat disimpan dan sewaktu-waktu akan dibutuhkan lagi untuk mengingatkan penerimanya.
Sebagai bukti historis, merupakan bukti kronologis (perjalanan) yang jelas.

Mungkin kalian betanya-tanya. Kenapa surat masih digunakan padahal sudah ada e-mail dan SMS?
Hal ini karena berbeda dengan e-mail maupun SMS, jika e-mail maupun SMS dirasa kurang sopan, selain itu surat tidak tergantikan bagi perusahaan pemerintah sekalipun karena berbentuk dan merupakan dokumen bagi kegiatan-kegiatan bisnis, perniagaan, maupun pemberitahuan.

Ciri-Ciri Surat Resmi
Mungkin kalian masih bingung membedakan mana yang resmi/ dinas dan mana yang tidak resmi (pribadi).

Berikut saya jelaskan dengan detail :
1. Menggunakan bahasa efektif, singkat, padat, namun jelas bagaimana maksudnya.
2. Menggunakan bahasa baku sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia dan ejaan yang disempurnakan (EYD) baik frasa, kosakata, dan tata bahasanya.
3. Menggunakan bahasa eksplisit bukan implisit.
4. Disajikan dalam bentuk full block atau bisa juga semi block/indented block
5. Memiliki kop surat apabila dikeluarkan oleh lembaga resmi (instansi).
6. Terdapat nomor, lampiran, perihal, Tanggal, alamat tujuan.
7. Pada kondisi tertentu disertai stempel atau cap khusus.
8. Dibuat dalam bentuk sistematis dan sesuai dengan aturan baku.

Advertisement
Penjelasan poin pertama: Dalam kalimatnya hanya memiliki satu pokok pikiran, menggunakan struktur SPOK (subjek, predikat, objek, keterangan) yang baik dalam isi, serta cermat dalam pemilihan kata ataupun frasanya, tidak berbelit-belit apalagi membingungkan.

Untuk penjelasan mengenai poin kedua: adalah bahasa yang sesuai aturan Kamus Besar Bahasa Indonesia.

Poin Ketiga: Eksplisit berarti gamblang atau jelas, bisa dengan mudah dipahami karena merupakan kata yang sebenarnya, kebalikan dari ekplisit adalah implisit.

Untuk nomor 4-8 saya rasa bisa dilihat pada bagian-bagian surat resmi.

Jenis-Jenis Surat Resmi
1. Surat Permohonan
Digunakan untuk memohon sesuatu pada orang lain, biasanya kepada atasan maupun pengadilan, karena memohon maka sifatnya menginginkan sesuatu.
Seperti: Permohonan perceraian, penelitian skripsi, bantuan dana masjid, bantuan dana pembangunan gapura dll.

2. Surat Keputusan
Berisi keputusan dari atasan berkenaan dengan hal-hal yang belum jelas, biasanya berkaitan dengan lembaga atau instansi.
Contoh: Keputusan pengangkatan pegawai, SK Panitia dari kepala sekolah, Pengangkatan Pengurus dan Tenaga Pengajar Pendidikan PAUD, dll.

3. Surat Panggilan/undangan
Digunakan untuk memanggil atau mengundang seseorang dalam kepentingan tertentu.
Kita pasti sudah sering membaca undangan seperti undangan pernikahan, pesta ulang tahun, khitanan dll. ataupun panggilan polisi, kerja, interview, pegawai, dan lainnya.

4. Surat Perintah
Seperti namanya, berfungsi sebagai perantara pesan untuk memerintah atau menginstruksikan bawahan/ pegawai. Seperti: Perintah lembur, tugas siskamling, perjalanan dinas (SPPD), tugas menjaga keamanan.

5. Surat Kuasa
Pemberian kuasa atau wewenang dari pemilik pada seseorang.
Misal: pemberian kuasa atas pengambilan uang di bank, pengambilan ijazah, pembayaran pajak, penerimaan kartu kredit dll.

6. Surat Edaran
Pesan tertulis yang ditujukan pada kelompok atau kalangan tertentu dengan memberitahukan suatu hal/ kegiatan. Contoh: Surat Edaran Pembentukan KPPS pada Pemilu, Pengumuman Libur karena Ujian Sekolah.

Itulah pembahasan saya mengenai Pengertian Surat Resmi semoga bermanfaat bagi anda yang sudah membacanya. Pahamilah setiap yang saya katakan di atas agar kalian tidak salah paham.

Terima Kasih.

Arti cq dan up pada Surat Resmi

Seringkali kita menemukan sebuah surat dengan format seperti contoh

Kepada Yth.
PT. MULTI MEDIA In.
Up. Bagian Keuangan
di tempat.

atau

Kepada Yth:
Menteri Kehakiman dan HAM RI
c.q. Direktur Jendral Lembaga Pemasyarakatan
Jakarta

Pada format yang pertama, u.p adalah Untuk Perhatian. Artinya, surat itu untuk bagian keuangan di PT. Multi Media itu.
u.p digunakan untuk mengkhususkan surat kepada seseorang yang dimaksud. misalnya di suatu perusahaan terdapat bagian personalia, bagian keuangan, bagian operasional atau yang lain. jadi bila kita ingin mengkhususkan kepada bagian yang kita tuju maka kita meletakkan kata up.

Pada format yang kedua, c.q. adalah kependekan dari "casu quo". Casu quo menyiratkan makna "dalam hal ini" (in which case), misalnya pada kalimat "Ik drink soms alcohol c.q. jenever. (Saya kadang-kadang minum alkohol, dalam hal ini jenewer).

Dalam wacana Indonesia, singkatan "c.q." yang merupakan singkatan warisan Belanda ini masih sering dipakai dalam surat-surat resmi. "c.q" pada contoh di atas bisa diartikan "melalui".
Jadi surat di atas ditujukan untuk Menteri Kehakiman dan Ham melalui Dirjen Lembaga Pemasyarakatan, yang menerima adalah Dirjen Lembaga pemasyarakatan yang merupakan institusi di bawah Kementerian Hukum dan Ham.

Bolehkah Menulis Huruf Al Quran dengan terputus-putus

Pertanyaan:
Apakah tulisan ayat dengan cara begitu termasuk penyelewengan dalam Al-Qur’an
" ﺇﻥ ﺍﻟﻠـ ﻫـ ﻻ ﻳﻐﻴّﺮ ﻣﺎ ﺑﻘﻮﻡٍ ﺣﺘﻰ ﻳﻐﻴّﺮﻭﺍ ﻣﺎ ﺑـ ﺃﻧﻔﺴﻬـــ ﻡ "

Karena cara ini sering terdapat dalam beberapa milist?

Jawaban:
Alhamdulillah
Penulisan ayat-ayat Al-Qur'an sesuai dengan kaidah imla (penulisan) modern yang tidak sesuai dengan tulisan Utsmany, ada dua sisi:

Pertama, Penulisan Al-Qur'an secara lengkap dalam sebuah mushaf
Kedua, menulis sebagian ayat-ayat Al-Qur'an pada kitab, milis dan kolom tulisan.

Pada sisi kedua dibolehkan melakukan penulisan satu dua ayat dalam kitab agama sesuai dengan kaidah imla modern. Akan tetapi pada sisi pertama yaitu penulisan mushaf lengkap, tidak dibolehkan dan tidak boleh dianggap remeh. Hal itu untuk menutup jalan bagi orang-orang yang bermain-main yang mungkin dapat mengumpulkan Al-Qur'an dengan penampilan yang berbeda engan tulisan (selain tulisan utsmani) sehingga ketika waktu telah berjalan lama, orang-orang akan melihat (adanya) perbedaan di antara naskah mushaf di dunia.

Karena itu, telah ada keputusan Al-Mujma Al-Fiqhi di Mekkah Al-Mukarromah menguatkan apa yang telah ditetapkan oleh para tokoh ulama Kerajaan Saudi Arabia dalam melarang penulisan mushaf selain dengan tulisan utsamani.

Berikut teks keputusan Al-Majma' Al-Fiqhi:
"… Sesungguhnya "Majlis Al-Majma' Al-Fiqhi Al-Islami" telah melihat surat Syekh Hasyim Wahbah Abdul Al dari Jeddah di mana disebutkan masalah merubah tulisan mushaf ustmani menjadi tulisan dengan standar imla. Setelah didiskusikan masalah ini oleh dewan (majlis) dan melihat keputusan Hai'ah Kibar Ulama' di Riyadh no. (71) tanggal 21/10/1399 H. Yang dikeluarkan terkait masalah ini, dan sebab-sebab yang mengandung penetapan tulisan mushaf dengan tulisan utsmani yaitu:

1.Telah ada ketetapan bahwa penulisan mushaf dengan nama Utsmani, dahulu terjadi pada masa Utsman radhiallahu anhu, bahwa beliau memerintahkan para penulis mushaf agar menulisanya dengan tulisan tertentu. Para shahabat menyetujuinya, begitu juga para tabiin dan generasi setelahnya sampai sekarang. Dan telah ada ketetapan dari Nabi sallallahu 'alaihi wa sallam beliau bersabda, "Hendaknya anda semua mengambil sunahku dan sunnah para khulafaur rosyidin setelahku." Maka menjaga tulisan mushaf dengan tulisan ini adalah suatu keniscayaan. Karena mencontoh Utsman, Ali dan para shahabat serta mengamalkan ijmak mereka.

2. Sesungguhnya merubah dari tulisan Ustamani ke tulisan imla yang ada sekarang dengan tujuan memudahkan untuk membaca, akan berdampak kepada perubahan lain jika ada perubahan istilah dalam penulisan. Karena tulisan imla termasuk salah satu bentuk istilah, masih memungkinkan berubah dengan istilah lainnya. Hal ini mengakibatkan kemunginan adanya penyelewengan dalam Al-Qur'an, misalnya dengan mengganti sebagian huruf, menambah atau menguranginya. Sehingga terjadi perbedaan di antara mushaf setelah berlalu sekian tahun. Berikutnya musuh-musuh Islam mendapatkan kesempatan untuk merusak Al-Qur'an Al-Karim. Sementara Islam ada untuk menutup pintu keburukan dan mencegah sebab-sebab (terjadinya) fitnah.

3. Dikhawatirkan kalau tidak konsisten dengan tulisan Utsmani dalam penulisan Al-Qur'an, menjadikan Kitabullah mainan di tangan orang-orang. Setiap kali orang mempunyai perhatian dengan pemikiran untuk penulisannya, memberikan usulan untuk merealisasikannya. Sebagian lagi mengusulkan ditulis dengan huruf latin atau lainnya. Dan hal ini sangat berbahaya. Padahal mencegah terjadinya mafsadah (kerusakan) lebih diutamakan dari pada mendatangkan kemaslahatan.
Setelah meneliti itu semua, maka "Majlis Al-Majma' AL-Fiqhi Al-Islami" menetapkan dengan ijma' (kesepakatan bersama) menguatkan apa yang telah ada dalam ketetapan "Majlis Hai'ah Kibarul Ulama" di Saudi Arabia. Yaitu tidak membolehkan merubah tulisan mushaf Utsmani. Tulisan mushaf Utsmani harus disiarkan seperti yang ada sekarang, agar menjadi hujjah selamanya dan tidak terjadi infiltrasi dari perubahan apa saja atau perubahan dalam teks Qur'an. Juga sebagai upaya mengikuti perbuatan para shahabat dan para imam ulama salaf radhiallahu anhum ajma'in.

Adapun tuntutan dalam pengajaran Al-Qur'an dan memudahkan untuk membacanya bagi para pemula yang terbiasa dengan tulisan imla, maka hal itu dapat diwujudkan lewat talqin (penyampaian langsung) oleh para guru. Karena pengajaran membaca Al-Qur'an dalam semua tingkatan harus dengan bimbingan seorang guru. Maka sang guru dapat mengajarkan para pemula untuk membaca kata-kata yang berbeda tulisannya dengan kaidah imla yang ada. Apalagi kalau dipehatikan bahwa kata-kata itu bilangannya hanya sedikit. Sementara pengulangan dalam Al-Qur'an sering sekali seperti kata ( ﺍﻟﺼﻠﻮﺓ ‏) ﻭ ‏( ﺍﻟﺴﻤﻮﺍﺕ ) atau semisal itu. Setiap kali pemula belajar kata dengan tulisan ustmani, maka akan mudah membacanya pada setiap kali mendapatkannya dalam mushaf. Hal itu sama persis pada tulisan kata ﻫﺬﺍ dan ﺫﻟﻚ yang juga terdapat dalam kaidah imla.

Ketua Majlis Al-Majma' Al-Fiqhi: Syekh Abdul Aziz bin Baz
Waki Ketua : Dr. Abdulah Umar Nasif
Fatawa Islamiyah, (4/ 34, 35)

Berdasarkan hal tersebut kami katakan, tidak dibolehkan penulisan ayat-ayat (Al-Qur'an) dengan metode seperti apa yang ada dalam pertanyaan, karena ada dua sebab:

Pertama, tulisan tersebut tidak termasuk tulisan yang dibolehkan dalam penuliasan Al-Qur'an, baik berdasarkan tulisan Utsmani atau tulisan imla. Tidak ada metode dari keduanya.

Kedua, metode penulisan seperti ini ada kemiripan dengan tulisan sihir. Dimana mereka menulisanya dengan memotong-motong hurufnya dan merubah tempatnya.

Oleh karena itu kami berpendapat tidak dibolehkan menulis ayat-ayat Al-Qur'an dengan cara memotong-motong hurufnya. Kami lihat cukup dengan tulisan Ustmani untuk menulis mushaf secara lengkap atau dengan cara modern sesuai dengan kaidah imla kalau anda ingin menulis ayat-ayat di tulisan atau kolom. Meskipun yang lebih utama (dalam kondisi ini juga) anda menulis (mengkopi) dari mushaf dengan tulisan Utsmani.

Wallahua'lam.
Semoga Bermanfaat

Selasa, 23 Oktober 2018

Membakar Bendera Tauhid

Bagaimana hukumnya membakar bendera yang di situ bertuliskan kalimat tauhid? Apakah hukuman bagi pelaku pembakaran sesuai syariat Islam?

Jawab:

Bismillah was shalatu was salamu 'ala Rasulillah, wa ba'du,

Allahumma yassir wa a'in

Kami memohon kepada Allah agar diberi petunjuk untuk bersikap yang benar…

Ada beberapa catatan yang kami pahami menyikapi kejadian seperti yang ditanyakan di atas.

Pertama, perlu kita bedakan antara kalimat tauhid dengan bendera kalimat tauhid. Menolak kalimat tauhid adalah kekufuran. Allah berfirman menceritakan kelakuan penduduk neraka,

إِنَّهُمْ كَانُوا إِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ يَسْتَكْبِرُونَ

Sesungguhnya mereka dahulu apabila dikatakan kepada mereka: "Laa ilaaha illallah" (Tiada Tuhan yang berhak disembah melainkan Allah) mereka menyombongkan diri. (QS. as-Shaffat: 35)

Mereka menyombongkan diri dalam arti tidak mau menerimanya.

Kedua, ada kalimat tauhid dan ada bendera bertuliskan tauhid

Bendera itu adalah simbol bagi pemiliknya. Bendera merah putih, simbol bagi bangsa Indonesia. Sehingga melecehkan bendera, adalah melecehkan pemiliknya.

Kalaupun yang dilakukan Banser bukan melecehkan laa ilaaha illallah… lantas bolehkah Banser melecehkan bendera yang bertuliskan laa ilaaha illallah?

Kami memahami, ada 2 keadaan dalam hal ini:

[Pertama] Membenci setiap bendera bertuliskan laa ilaaha illallaah..

Kebencian semacam ini jelas kesalahan besar. Apa salahnya orang cinta kepada laa ilaaha illallah kemudian dia tuliskan dalam sebuah kain untuk dia muliakan?

Membenci setiap bendera yang bertuliskan laa ilaaha illallah, apa alasannya?

Allah menceritakan dalam al-Quran, orang kafir memusuhi setiap orang yang mengagungkan tauhid,

Allah berfirman,

وَقَالَ رَجُلٌ مُؤْمِنٌ مِنْ آلِ فِرْعَوْنَ يَكْتُمُ إِيمَانَهُ أَتَقْتُلُونَ رَجُلًا أَنْ يَقُولَ رَبِّيَ اللَّهُ وَقَدْ جَاءَكُمْ بِالْبَيِّنَاتِ مِنْ رَبِّكُمْ

Dan seorang laki-laki yang beriman di antara pengikut-pengikut Fir'aun yang menyembunyikan imannya berkata: "Apakah kamu akan membunuh seorang laki-laki karena dia menyatakan: "Tuhanku ialah Allah padahal dia telah datang kepadamu dengan membawa keterangan-keterangan dari Tuhanmu. (QS. Ghafir: 28).

[Kedua] Membenci bendera HTI yang bertuliskan laa ilaaha illallaah

Terlepas dari hubungan antara NU dengan HTI, kami memahami membenci suatu kaum yang menyebabkan madharat yang lebih besar, jelas bermasalah.

Allah melarang para sahabat menghina berhala yang disembah orang kafir karena orang kafir bisa membalas dengan menghina Allah.

Allah berfirman,

وَلَا تَسُبُّوا الَّذِينَ يَدْعُونَ مِنْ دُونِ اللَّهِ فَيَسُبُّوا اللَّهَ عَدْوًا بِغَيْرِ عِلْمٍ

"Janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan." (QS. al-An'am: 108).

Apa yang dilakukan banser dengan membakar bendera itu, jelas memicu kemarahan kaum muslimin dan menimbulkan ketegangan di antara bangsa Indonesia. Terlebih yang dia bakar ada nama Allah. Kebencian pada sekelompok masyarakat, jangan sampai melanggar aturan syariat.

Terlebih, bendera yang dibakar itu bukan bendera HTI. Tidak mungkin ada HTI yang datang ke acara mereka. Lebih tepatnya, bendera itu dibawa sendiri oleh Banser dan dipersiapkan oleh mereka untuk dibakar.

Ketiga, antara alasan dan perbuatan

GP Anshor memberikan alasan bahwa membakar bendera yang bertuliskan kalimat tauhid itu dalam rangka untuk memuliakan kalimat tauhid.

Kita mengakui bahwa menurut Syafi'iyah dan Malikiyah, salah satu di antara cara untuk mengamankan nama Allah yang tercecer adalah dengan membakarnya, kemudian abunya dikubur di tempat yang aman.

Tindakan ini meniru yang dilakukan oleh Khalifah Utsman radhiyallahu 'anhu, setelah beliau menerbitkan mushaf induk "Al-Imam", beliau memerintahkan untuk membakar semua catatan mushaf yang dimiliki semua sahabat. Semua ini dilakukan Utsman untuk menghindari perpecahan di kalangan umat islam yang tidak memahami perbedaan cara bacaan Alquran.

Salah satu saksi sejarah, Mus'ab bin Sa'd mengatakan,

أدركت الناس متوافرين حين حرق عثمان المصاحف ، فأعجبهم ذلك ، لم ينكر ذلك منهم أحد

"Ketika Utsman membakar mushaf, saya menjumpai banyak sahabat dan sikap Utsman membuat mereka heran. Namun tidak ada seorangpun yang mengingkarinya." (HR. Abu Bakr bin Abi Daud, dalam al-Mashahif, hlm. 41).

Di antara tujuan membakar Alquran yang sudah usang adalah untuk mengamankan firman Allah dan nama Dzat Yang Maha Agung dari sikap yang tidak selayaknya dilakukan, seperti diinjak, dibuang di tempat sampah atau yang lainnya.

وفى أمر عثمان بتحريق الصحف والمصاحف حين جمع القرآن جواز تحريق الكتب التي فيها أسماء الله تعالى ، وأن ذلك إكرام لها ، وصيانة من الوطء بالأقدام ، وطرحها في ضياع من الأرض

Perintah Utsman untuk membakar kertas mushaf ketika beliau mengumpulkan Alquran, menunjukkan bolehnya membakar kitab yang di situ tertulis nama-nama Allah ta'ala. Dan itu sebagai bentuk memuliakan nama Allah dan menjaganya agar tidak terinjak kaki atau terbuang sia-sia di tanah (Syarh Shahih Bukhari, 10/226)

As-Suyuti menjelaskan,

وإن أحرقها بالنار فلا بأس ، أحرق عثمان مصاحف كان فيها آيات وقراءات منسوخة ولم ينكر عليه

"…jika dibakar dengan api, hukumnya boleh. Utsman membakar mushaf yang ada tulisan ayat Alquran dan ayat yang telah dinasakh (dihapus), dan tidak ada yang mengingkari beliau (al-Itqan fi Ulum Alquran, 2:459).

Namun semua masyarakat bisa menilai, beda alasan dengan perbuatan.

Siapapun yang melihat rekaman video kejadian itu bisa menilai, yang dilakukan Banser itu lebih dekat kepada memuliakan ataukah melecehkan? Mereka membakar sambil bernyanyi dan menari riang…

Orang bisa saja beralasan, tapi tidak semua yang keluar dari lisannya bisa diterima.

Dulu orang munafik dinasehati, jangan maksiat, karena itu perbuatan yang merusak muka bumi. Jawaban mereka, kami ini memperbaiki, bukan merusak.

Allah berfirman,

وَإِذَا قِيلَ لَهُمْ لَا تُفْسِدُوا فِي الْأَرْضِ قَالُوا إِنَّمَا نَحْنُ مُصْلِحُونَ

Dan bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". Mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan." (QS. al-Baqarah: 11)

Kami memohon kepada Allah agar dilindungi dari sifat kekufuran, baik yang dilakukan secara diam-diam maupun terang-terangan.

Allahu a'lam.

Rabu, 17 Oktober 2018

TASHAWWUF ITU ILMU AKHLAK

Bismillah...

TASHAWWUF ITU ILMU AKHLAK

Tolong bacalah dengan hati yang bersih bukan dengan hati yang kotor.

BENIH TASHAWWUF BERASAL DARI PRILAKU NABI.

Perikehidupan (sirah) nabi Muhammad SAW juga merupakan benih-benih tashawuf yaitu pribadi nabi SAW yang sederhana, zuhud, dan tidak pernah terpesona dengan kemewahan dunia.

Dalam salah satu Doanya ia memohon: "Wahai Allah, Hidupkanlah aku dalam kemiskinan dan matikanlah aku selaku orang miskin" (HR.at-Tirmizi, Ibnu Majah dan al-Hakim).

"Pada suatu waktu Nabi SAW datang ke rumah istrinya, Aisyah binti Abu Bakar as-Siddiq. Ternyata di rumahnya tidak ada makanan. Keadaan ini diterimanya dengan sabar, lalu ia menahan lapar dengan berpuasa" (HR.Abu Dawud, at-Tirmizi dan an-Nasa-i) .

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Ahzab ayat 21 yang artinya: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah".

Peristiwa dan Perilaku Hidup Nabi. Sebelum diangkat menjadi Rasul, berhari-hari beliau berkhalawat (mengasingkan diri) di Gua Hira, terutama pada bulan Ramadhan disana nabi banyak berzikir dan bertafakur dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Pengasingan diri Nabi SAW di gua Hira ini merupakan acuan utama para shufi dalam melakukan khalawat, ini contoh tashawuf Rasulullah.

Tashawuf itu mengajarkan pola hidup sederhana, qonaah, tawakal, zuhud, wara', senatiasa berzikir, Bukannya NGAJARKAN KESOMBONGAN...

Lihatlah pola hidup Rasulullah dan para sahabat..

LIHATLAH POLA TASHAWUF ABU BAKAR.

Abu Bakar hanya memiliki sehelai pakaian. Ia berkata: "Jika seorang hamba begitu dipesonakan oleh hiasan dunia, Allah membencinya sampai ia meninggalkan perhiasan itu."

Oleh karena itu Abu Bakar memilih taqwa sebagai "pakaiannya" Ia menghiasi dirinya dengan sifat-sifat rendah hati, santun, sabar, dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan ibadah dan dzikir.

Abu bakar adalah salah seorang Quraisy yang kaya. Setelah masuk islam, ia menjadi orang yang sangat sederhana. Ketika menghadapi perang Tabuk, Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat, Siapa yang bersedia memberikan harta bendanya di jalan Allah SWT.

Abu Bakar lah yang pertama menjawab: "Saya ya Rasulullah". Akhirnya Abu Bakar memberikan seluruh harta bendanya untuk jalan Allah SWT. Melihat demikian, Nabi SAW bertanya kepada: "Apalagi yang tinggal untukmu wahai Abu Bakar?" ia menjawab: "Cukup bagiku Allah dan Rasul-Nya".

Diriwayatkan bahwa selama enam hari dalam seminggu Abu Bakar selalu dalam keadaan lapar. Pada suatu hari Rasulullah SAW pergi ke masjid. Di sana Nabi SAW bertemu Abu Bakar dan Umar bin Khattab, kemudian ia bertanya: "Kenapa anda berdua sudah ada di mesjid?", Kedua sahabat itu menjawab: "Karena menghibur lapar"

LIHATLAH POLA TASHAWUF UMAR BIN KHATTAB

Umar bin Khattab yang terkenal dengan keheningan jiwa dan kebersihan qalbunya, sehingga Rasulullah SAW berkata: " Allah telah menjadikan kebenaran pada lidah dan hati Umar". Ia terkenal dengan kezuhudan dan kesederhanaannya. Diriwayatkan, pada suatu ketika setelah ia menjabat sebagai khalifah, ia berpidato dengan memakai baju bertambal dua belas sobekan.
Diceritakan, Abdullah bin Umar, putra Umar bin Khatab, ketika masih kecil bermain dengan anak-anak yang lain. Anak-anak itu semua mengejek Abdullah karena pakaian yang dipakainya penuh dengan tambalan.

LIHAT POLA TASHAWUF USMAN BIN AFFAN

Usman bin Affan yang menjadi teladan para shufi dalam banyak hal. Usman adalah seorang yang zuhud, tawadu' (merendahkan diri dihadapan Allah SWT), banyak mengingat Allah SWT, banyak membaca ayat-ayat Allah SWT, dan memiliki akhlak yang terpuji.
Diriwayatkan ketika menghadapi Perang Tabuk, sementara kaum muslimin sedang menghadapi paceklik, Usman memberikan bantuan yang besar berupa kendaraan dan perbekalan tentara.
Diriwayatkan bahwa Usman terbunuh ketika sedang membaca Al-Qur'an.

Tebasan pedang para pemberontak mengenainya ketika sedang membaca surah Al-Baqarah ayat 137 yang artinya: "...maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." ketika itu ia tidak sedikitpun beranjak dari tempatnya, bahkan tidak mengijinkan orang mendekatinya. Ketika ia rebah berlumur darah, mushaf (kumpulan lembaran) Al-Qur'an itu masih tetap berada di tangannya.

LIHATLAH POLA TASHAWUF ALI BIN ABI THALIB

Ali bin Abi Thalib yang tidak kurang pula keteladanannya dalam dunia kerohanian. Ia mendapat tempat khusus di kalangan para shufi. Bagi mereka Ali merupakan guru kerohanian yang utama. Ali mendapat warisan khusus tentang ini dari Nabi SAW. Abu Ali ar-Ruzbari, seorang tokoh shufi, mengatakan bahwa Ali dianugerahi Ilmu Laduni. Ilmu itu, (sebelumnya) secara khusus diberikan Allah SWT kepada Nabi Khaidir AS, seperti firmannya yang artinya: "…dan telah Kami ajarkan padanya ilmu dari sisi Kami." (QS. Al Kahfi:65).

Kezuhudan dan kerendahan hati Ali terlihat pada kehidupannya yang sederhana. Ia tidak malu memakai pakaian yang bertambal, bahkan ia sendiri yang menambal pakaiannya yang robek.

Suatu waktu ia tengah menjinjing daging di Pasar, lalu orang menyapanya: "Apakah tuan tidak malu membawa daging itu ya Amirul mu'minin (Khalifah)?" Kemudian dijawabnya: "Yang saya bawa ini adalah barang halal, kenapa saya harus malu?",
Nabi dan para sahabat adalah Contoh perilaku Tashawuf yang tidak bisa diingkari siapapun yang memang Islam sejati.

Hakikat Tawadu' adalah ajaran tashawuf

Hakikat Qonaah adalah ajaran Tashawuf

Hakikat wara' adalah ajaran tashawuf

Hakikat Zuhud adalah ajaran Tashawuf...

Dan Jika anda membenci tashawuf maka anda sama dengan membenci cara Hidup Rasulullah dan para sahabat.
karna itulah imam syafi'i mengatakan :

ﻓﻘﻴﻬﺎ ﻭ ﺻﻮﻓﻴﺎ ﻓﻜﻦ ﻟﻴﺲ ﻭﺍﺣﺪﺍ * ﻓﺈﻧﻲ ﻭ ﺣـــﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻳـــﺎﻙ ﺃﻧــــﺼﺢ
ﻓﺬﺍﻟﻚ ﻗﺎﺱ ﻟﻢ ﻳـــﺬﻕ ﻗـﻠــﺒﻪ ﺗﻘﻰ * ﻭﻫﺬﺍ ﺟﻬﻮﻝ ﻛﻴﻒ ﺫﻭﺍﻟﺠﻬﻞ ﻳﺼﻠﺢ

Berusahalah engkau menjadi seorang yang mempelajari ilmu fiqih dan juga menjalani tashawuf, dan janganlah kau hanya mengambil salah satunya. Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu.

Orang yang hanya mempelajari ilmu fiqih tapi tidak mau menjalani tashawuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelezatan taqwa. Sedangkan orang yang hanya menjalani tashawuf tapi tidak mau mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik? [Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, Dar el-mareefah, pp. 42].

Bagaimna Orang mau merasakan Nikmatnya Iman dan taqwa jika tidak mengerti tashawuf yang sebenarnya??

Lihatlah mereka mereka yang tidak suka dengan Tashawuf. Hidup tak pernah tenang, jiwa dikotori sifat-sifat makzumah, bahkan banyak yang tidak punya adab dan akhlak.

mereka bicara fiqih tapi mereka punya jiwa yang tidak sehati, lain perkataan lain priliaku bahkan hasad dan dengki, iri dan tamak. Bahkan tak pandai bagaimana bersyukur sebenarnya baik dalam keadaan cukup maupun dalam keadaan kurang.

Tashawuf itu inti utamanya mengajarkan Akhlak. mengajar pola hidup yang tenang dalam keadaan bagaimanapun.
lantas mengapa ada saja yang tidak suka??

Jika tidak suka bencilah tingkah laku para sahabat dan Rasulullah, maka yakinlah Islam kalian hanya batas tenggorokan saja.

Sunnah bukan mesti terucap tetapi juga perbutan Rasulullah dan para sahabat. jangan mengatakan sesuai sunnah nabi dan sunnah khulafa 'ur rasydin jika kalian malahan tidak bisa bersikap santun seperti Rasulullah dan sahabat!!.

itu artinya kalian hanya teori tanpa pelaksaan. Sudah tak berilmu ditambah juga tak beramal.

Apa itu sholeh dan sholehah ??

bagaimana adab orang yang sungguh-sungguh sholeh dan sholehah dalam artian sebenarnya??

Pahami Tashawuf dengan benar jika mau sholeh dan sholehah, Contohlah sikap hidup Rasulullah dan sahabat, bukan cuma pengakuan merasa sholeh dan sholehah.

Bagaimana mau sholeh dan sholehah jika tidak bertashawuf??

Sungguh lucu sekali ada orang ANTI TASHAWUF tetapi bicara istiqomah, wara, zhuhud, qonaah padahal itu ilmu-ilmu tashawuf.

PERHATIKAN PENDAPAT IMAM MADZHAB TENTANG TASHAWUF

1. Tashawwuf menurut Imam Madzhab Hanafiyah.
Imam Abu Hanifah (Pendiri Mazhab Hanafi) berkata: Jika tidak karena dua tahun, Nu'man telah celaka. Karena dua tahun saya bersama Sayyidina Imam Jafar as-Shodiq, maka saya mendapatkan ilmu spiritual yang membuat saya lebih mengetahui jalan yang benar.
(Kitab Durr al Mantsur)

2. Tashawwuf menurut Imam Madzhab Malikiyah.
Imam Maliki (Pendiri Mazhab Maliki) berkata: Barangsiapa mempelajari/mengamalkan tashawuf tanpa fiqih maka dia telah zindik, dan barang siapa mempelajari fiqih tanpa tashawuf dia tersesat, dan siapa yang mempelari tasawuf dengan disertai fiqih dia meraih kebenaran.
('Ali al-Adawi dalam kitab Ulama fiqih, vol. 2, hal. 195 yang meriwayatkan dari Imam Abul Hasan).

3. Tashawwuf menurut Imam Madzhab Syafi'iyah.
Imam Syafi'i (pendiri mazhab Syafi'i) berkata: Saya berkumpul bersama orang-orang shufi dan menerima 3 ilmu: Mereka mengajariku bagaimana berbicara, Mereka mengajariku bagaimana memperlakukan orang lain dengan kasih sayang dan kelembutan hati, Mereka membimbingku ke dalam jalan tashawuf.
(Riwayat dari kitab Kasyf al-Khafa dan Muzid al Albas, Imam 'Ajluni, vol. 1, hal. 341).

4. Tasawwuf menurut Imam Madzhab Hanabilah.
Imam Ahmad bin Hanbal (Pendiri mazhab Hambali) berkata: Anakku, kamu harus duduk bersama orang-orang shufi, karena mereka adalah mata air ilmu dan mereka selalu mengingat Allah dalam hati mereka. Mereka adalah orang-orang zuhud yang memiliki kekuatan spiritual yang tertinggi. Aku tidak melihat orang yang lebih baik dari mereka.
(Ghiza al Al-bab, vol. 1, hal. 120; Tanwir al Qulub, hal. 405, Syaikh Amin al Kurdi)

Imam Malik berkata: Fiqih tanpa Tashawwuf adalah munafiq
ﻣﻦ ﺗﺼﻮﻑ ﻭﻟﻢ ﻳﺘﻔﻘﻪ ﻓﻘﺪ ﺗﺰﻧﺪﻕ ﻭﻣﻦ ﺗﻔﻘﻪ ﻭﻟﻢ ﻳﺘﺼﻮﻑ ﻓﻘﺪ ﺗﻔﺴﻖ ﻭﻣﻦ ﺟﻤﻊ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ﻓﻘﺪ ﺗﺤﻘﻖ

Barang siapa belajar tashawuf tanpa belajar fiqih berarti ia zindiq. Barang siapa belajar fiqih tanpa tashawuf berarti ia munafiq. Dan barang siapa mengumpulkan tashawuf dan fiqih berarti ia adalah orang yang benar. (Iqozhul Himam. Hlm 6).

Kalam Imam Syafi'i berikut ini dalam bentuk bait syi'ir untuk membungkam hujjah mereka :
ﻓﻘﻴﻬﺎً ﻭﺻﻮﻓﻴﺎً ﻓﻜﻦ ﻟﻴﺲ ﻭﺍﺣﺪﺍ ﻓﺈﻧــﻲ ﻭﺣـﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻳـﺎﻙ ﺃﻧﺼﺢ , ﻓﺬﻟﻚ ﻗﺎﺱ ﻟﻢ ﻳﺬﻕ ﻗﻠﺒﻪ ﺗﻘــﻰ ﻭﻫﺬﺍ ﺟﻬﻮﻝ ﻛﻴﻒ ﺫﻭ ﺍﻟﺠﻬﻞ ﻳﺼﻠﺢ
Jadilah kamu seorang ahli fiqih yang bertashawwuf jangan jadi salah satunya, sungguh dengan haq Allah aku menasehatimu.

Jika kamu menjadi ahli fiqih saja, maka hatimu akan keras tak akan merasakan nikmatnya taqwa. Dan jka kamu menjadi yang kedua saja, maka sungguh dia orang teramat bodoh, maka orang bodoh tak akan menjadi baik.
(Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i halaman: 19)

Nasihat Imam Asy-Syafi'I Rohimalloh:
ﻓﻘﻴﻬﺎ ﻭ ﺻﻮﻓﻴﺎ ﻓﻜﻦ ﻟﻴﺲ ﻭﺍﺣﺪﺍ ﻓﺈﻧﻲ ﻭ ﺣـــﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻳـــﺎﻙ ﺃﻧــــﺼﺢ ﻓﺬﺍﻟﻚ ﻗﺎﺱ ﻟﻢ ﻳـــﺬﻕ ﻗـﻠــﺒﻪ ﺗﻘﻰ ﻭﻫﺬﺍ ﺟﻬﻮﻝ ﻛﻴﻒ ﺫﻭﺍﻟﺠﻬﻞ ﻳﺼﻠﺢ
Berusahalah engkau menjadi seorang yang mempelajari ilmu fiqih dan juga menjalani tasawwuf, dan janganlah kau hanya mengambil salah satunya.

Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu.
Orang yag hanya mempelajari ilmu fiqih tapi tidak mau menjalani tashawwuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelazatan taqwa.
Sedangkan orang yg hanya menjalani tashawwuf tapi tidak mau mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik.[Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, halaman 47]

MENJAWAB FITNAH WAHABI TERHADAP IMAM SAFI'I

Wahab berdusta atas nama imam Syafi'i untuk mencela ajaran tashawwuf yang mereka anggap sesat.

Hanya bermodalkan taqlid buta pada orang-orang yang mereka anggap paling benar dan bermodalkan ilmu yang pas-pasan.

Mereka mencela ajaran tashawwuf dengan mencomot kalam imam Syafi'i yang mereka anggap bahwa imam Syafi'i juga mencela ajaran tashawwuf dan para penganutnya, tanpa mau mempelajari makna yang sebenarnya.

Mereka membawakan kalam imam Syafi'i sebagai berikut:
Pertama:
ﺭﻭﻯ ﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ ﻓﻲ " ﻣﻨﺎﻗﺐ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ " ﻋﻦ ﻳﻮﻧﺲ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻷﻋﻠﻰ ﻳﻘﻮﻝ : ﺳﻤﻌﺖ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻳﻘﻮﻝ : ﻟﻮ ﺃﻥ ﺭﺟﻼً ﺗﺼﻮَّﻑ ﻣﻦ ﺃﻭﻝ ﺍﻟﻨﻬﺎﺭ ﻟﻢ ﻳﺄﺕ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﻈﻬﺮ ﺇﻻ ﻭﺟﺪﺗﻪ ﺃﺣﻤﻖ .
Al-Imam Al-Baihaqi rahimahullahu meriwayatkan di dalam kitabnya Manaqib asy-Syafi'i dari Yunus bin Abdul A'la, aku mendengar imam Syafi'i berkata: "Jika seorang belajar tashawuf di pagi hari, sebelum datang waktu dhuhur engkau akan dapati dia menjadi orang dungu.”

Kedua:
ﻭﻋﻨﻪ ﺃﻳﻀﺎ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ ﻣﺎ ﻟﺰﻡ ﺃﺣﺪ ﺍﻟﺼﻮﻓﻴﺔ ﺃﺭﺑﻌﻴﻦ ﻳﻮﻣﺎ ﻓﻌﺎﺩ ﻋﻘﻠﻪ ﺇﻟﻴﻪ ﺃﺑﺪﺍ

Dari imam Syafi'i juga, bahwasanya beliau berkata "Seorang yang telah bersama kaum shufiyah selama 40 hari, tidak mungkin kembali akalnya selama-lamanya."

Benarkah imam Syafi'i seperti apa yang mereka katakan??

SANGGAHAN

Pertama...
Khobar pertama di dalam sanadnya oleh para ulama masih diperselisihkan artinya tidak tsiqah. Dalam periwayatan lainnya menggunakan kalimat "Lau laa" (seandainya tidak)

Dalam kitab Hilyatul Aulia disebutkan sebagai berikut:
ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪُ ﺑْﻦُ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ، ﺣﺪَّﺛَﻨِﻲ ﺃَﺑُﻮ ﺍﻟْﺤَﺴَﻦِ ﺑْﻦُ ﺍﻟْﻘَﺘَّﺎﺕِ ، ﺛﻨﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪُ ﺑْﻦُ ﺃَﺑِﻲ ﻳَﺤْﻴَﻰ ، ﺛﻨﺎ ﻳُﻮﻧُﺲُ ﺑْﻦُ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻷَﻋْﻠَﻰ ، ﻗَﺎﻝَ : ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﺍﻟﺸَّﺎﻓِﻌِﻲَّ ، ﻳَﻘُﻮﻝُ : " ﻟَﻮْﻻ ﺃَﻥَّ ﺭَﺟُﻼ ﻋَﺎﻗِﻼ ﺗَﺼَﻮَّﻑَ ، ﻟَﻢْ ﻳَﺄْﺕِ ﺍﻟﻈُّﻬْﺮَ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺼِﻴﺮَ ﺃَﺣْﻤَﻖَ "
"Seandainya orang yang berakal tidak bertasawwuf, maka belum sampai dhuhur, ia akan menjadi dungu"

Sanad periwayatan ini muttasil dari pengarang kitab Hiltyatul Aulia hingga sampai pada imam Syafi'i dan lebih kuat karena menggunakan shighah tahdits/ sama' (lambing periwayatan yang didengarkan secara langsung secara estafet).

Kedua...
Mereka menukil ucapan imam Syafi'i tersebut dengan bodoh terhadap makna yang sebenarnya.
Benarkah itu sebuah celaan terhadap ajaran tashawwuf ??

Makna yang sesungguhnya adalah:

"Tidaklah seseorang belajar tashawwuf tanpa didahului ilmu fiqih, maka tidaklah datang waktu dhuhur maksudnya waktu sholat, kecuali dia dalam keadaan dungu yakni dalam keadaan bodoh, dia tidak mengerti bagaimana beribadah dengan Tuhannya".

Makna seperti ini sesuai dengan kalam para ulama lainnya seperti imam Sirri As-Saqothi yang berkata kepada imam Junaid dan disebutkan oleh al-Hafidz Abu Thalib Al-Makki dalam kitabnya Qutul Qulub sebagai berikut:

Imam Sirri as-Saqothi berkata pada imam Junaid "Jika kau berpisah dariku, siapakah yang kau duduk bersamanya? Imam Junaid menjawab "Al-Harist al-Muhasibi".

Imam Sirri berkata "Benar, ambillah ilmu dan adabnya, dan tinggalkan kalam lembutnya".

Imam Junaid berkata "Ketika aku hendak pergi aku mendengar beliau berkata:
ﺟﻌﻠﻚ ﺍﻟﻠّﻪ ﺻﺎﺣﺐ ﺣﺪﻳﺚ ﺻﻮﻓﻴﺎً ﻭﻻ ﺟﻌﻠﻚ ﺻﻮﻓﻴﺎً ﺻﺎﺣﺐ ﺣﺪﻳﺚ
Semoga Allah menjadikanmu ahli hadits yang bertashawuf dan tidak menjadikanmu ahli tashawuf yang pandai hadits".

Ketiga...
Mereka menukil ucapan imam Syafi'i tersebut dari imam Baihaqi dalam kitabnya Manaqib Asy-Syafi'i. Seandainya mereka mau jujur, maka mereka seharusnya juga menampilkan kalam imam Baihaqi terhadap kalam imam Syafi'i tersebut dan tidak membuangnya. Namun karena tujuan mereka untuk mengelabui umat dari makna yang sebenarnya, mereka tak lagi peduli pada kejujuran dan amanat. Walaa haula walaa quwwata illa billah.

Berikut komentar beliau setelah menampilkan kalam imam Syafi'i tersebut dalam kitab beliau Manaqib Asy-Syafi'i juz 2 halaman 207:
ﻗﻠﺖ : ﻭﺇﻧﻤﺎ ﺃﺭﺍﺩ ﺑﻪ ﻣﻦ ﺩﺧﻞ ﻓﻲ ﺍﻟﺼﻮﻓﻴﺔ ﻭﺍﻛﺘﻔﻰ ﺑﺎﻻﺳﻢ ﻋﻦ ﺍﻟﻤﻌﻨﻰ، ﻭﺑﺎﻟﺮﺳﻢ ﻋﻦ ﺍﻟﺤﻘﻴﻘﺔ، ﻭﻗﻌﺪ ﻋﻦ ﺍﻟﻜﺴﺐ، ﻭﺃﻟﻘﻰ ﻣﺆﻧﺘﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ، ﻭﻟﻢ ﻳﺒﺎﻝ ﺑﻬﻢ، ﻭﻟﻢ ﻳﺮﻉ ﺣﻘﻮﻗﻬﻢ ﻭﻟﻢ ﻳﺸﺘﻐﻞ ﺑﻌﻠﻢ ﻭﻻ ﻋﺒﺎﺩﺓ، ﻛﻤﺎ ﻭﺻﻔﻬﻢ ﻓﻲ ﻣﻮﺿﻊ ﺁﺧﺮ
"Aku katakan (Imam Al Baihaqi menjelaskan maksud perkataan Imam As Syafi'i tersebut): "Sesungguhnya yang imam Syafi'i maksud adalah orang yang masuk dalam shufi namun hanya cukup dengan nama bukan dengan makna (pengamalan), merasa cukup dengan simbol dan melupakan hakekat shufi, malas bekerja, membebankan nafkah pada kaum muslimin tapi tidak peduli dgn mereka, tidak menjaga haq-haq mereka, tidak menyibukkan diri dengan ilmu dan ibadah, sebagaimana beliau menyifai hal ini di tempat yang lainnya."
(Al Manaqib Al Imam As Syafi'i li Al Imam Al Baihaqi, 2/207)

Inilah yang dimaksud oleh imam Syafi'i, maka jelas bahwa beliau tidak mencela ajaran tashawwuf dan penganutnya.

Sungguh Firqoh Wahabi benar-benar pembawa Fitnah dari nejed.

Sangat jelas bahwa wahabi bukan ahlu sunnah sebab seorang ahli sunnah sejati tidak akan berani berdusta !!

Dan wahabi tidak bisa dipercaya sebagai pengikut salafus sholeh sebab adab, prilaku Rasulullah, sahabat, tabiin, tabiun.
Imam madzhab yang justru bertashawuf mereka tolak bahkan berani mengatakan tasyawuf adalah ajaran bidah dan lebih jauh lagi mereka berdusta atas nama imam madzhab untuk menipu umat.

BEGITUKAH AKHLAK AHLI SUNNAH KERJAANNYA HANYA MENCELA, MEMFITNAH ?

Wahabi kaum golongan zindiq dan munafik.

Bahkan pengikutnya yang merasa ahli agama sudah merasa paling sempurna dlm beragama, padahal mulutnya saja lancang tidak punya adab.

itu karena tidak kenal ilmu ilmu tashawuf

Tashawuf berasal dari istilah yang dikonotasikan dengan "ahlu shuffah" ( ﺍَﻫﻞ ﺍﻟﺼﻔﺔ ), yang berarti sekelompok orang pada masa Rasulullah SAW.

Hidupnya diisi dengan banyak berdiam diserambi-serambi masjid, dan mereka mengabdikan hidupnya untuk beribadah kepada Allah SWT.

Kedua, ada yang mengatakan tashawuf berasal dari kata shafa' ( ﺍﻟﺼﻔﺎﺀ ), yang berarti orang-orang yang mensucikan dirinya di hadapan Tuhan-Nya.

Ketiga, ada yang megatakan bahwa istilah tasawuf berasal dari kata "shaf" ( ﺻﻒ ), yang dinisbatkan kepada orang-orang yang ketika shalat berada di Shaf yang paling depan.

NAH SEBUTAN ITU SUDAH ADA DI MASA RASULULLAH.

RASULULLAH TIDAK PERNAH MENGATAKAN MEREKA SESAT PADA MEREKA.

LANTAS YANG NGECAP SESAT LEBIH MULIA DARI NABI?

Semoga tulisan ini menjadi renungan kita semua untuk hati-hati mengkaji persoalan agama, teliti itu penting agar tidak salah jalan dalam menjalankan syariat agama.

Tugas saya hanya membela diri dari segala tuduhan yang tidak punya dasar ilmu yang cukup.

Dan bukan hanya saya tetapi semua aswaja pada dasarnya membela diri dari kaum PENUDUH, KAUM AHLUL FITNAH Yang setiap hari hanya berilmu BIDAH, SYRIK, KAFIR.. MULUT LANCANG.