Falsafah PSHT

Manusia dapat dihancurkan, Manusia dapat dimatikan,
tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu
masih Setia kepada dirinya sendiri atau ber-SH pada dirinya sendiri

Rabu, 18 Desember 2013

Kiat mewujudkan kebersihan jiwa

Assalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Kebersihan jiwa seseorang sangatlah diutamakan dalam kehidupan sebagai seorang mu'min. Upaya dalam mewujudkan kebersihan jiwa di antaranya adalah sebagai berikut:

1. Ikhlas
Shahabat Zaid bin Tsabit r.a meriwayatkan bahwa Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Ada tiga hal yang tidak akan menjadikan hati seorang mukmin dengki: Ikhlas dalam beramal, menasehati para pemimpin, dan berpegang pada jama'ah kaum muslimin …(H.R Ahmad dan Ibnu Majah)
Sudah sewajarnya orang yang mengikhlaskan agama-Nya untuk Allah, tidak akan muncul dalam dirinya melainkan rasa cinta yang murni pada kaum muslimin. Jika kaum muslimin mendapatkan kebaikan baik dalam hal duniawi maupun ukhrowi maka ia akan bahagia dan sebaliknya jika mereka ditimpa musibah, maka ia akan bersedih.
2. Keridhaan seorang hamba pada Tuhannya
Imam Ibnul Qayyim rahimahullah berkata tentang masalah ridha: "Keridhaan membuka pintu keselamatan pada seorang hamba". Hatinya akan terbebas dari sikap menipu, dan iri dengki. Tidak akan selamat dari adzab Allah kecuali siapa yang datang pada Allah dengan hati yang selamat. Adalah hal yang mustahil selamatnya hati jika masih ternodai oleh rasa marah dan tidak ridha. Setiap kali keridhaan seorang hamba meningkat, maka hatinya akan lebih selamat. Kekejian, iri dengki dan menipu adalah senada dengan sifat tidak ridha. Sedang hati yang selamat, kebaikan dan nasehatnya adalah sejalan dengan ridha. Demikian pula hasad yang merupakan buah dari kemarahan. Selamatnya hati dari rasa hasad adalah buah dari keridhaan.
3. Membaca Al-Qur'an dan mentadabburinya
Al Qur'an adalah obat segala penyakit. Orang yang diharamkan (kebaikan darinya) adalah siapa yang tidak berobat dengan Al-Qur'an. Allah berfirman:

قُلْ هُوَ لِلَّذِينَ آمَنُوا هُدًى وَشِفَاء
"Al-Qur'an itu adalah petunjuk dan penawar bagi orang-orang yang beriman" (Q.S Fushshilat: 44)

وَنُنَزِّلُ مِنَ الْقُرْآنِ مَا هُوَ شِفَاء وَرَحْمَةٌ لِّلْمُؤْمِنِينَ وَلاَ يَزِيدُ الظَّالِمِينَ إَلاَّ خَسَاراً
"Dan Kami turunkan dari Al-Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al-Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang zalim selain kerugian" (Q.S Al-Israa': 82)
Ibnul Qayyim berkata: "Pendapat yang benar adalah bahwa مِنْ disini adalah untuk menjelaskan keseluruhan dari Al-Qur'an dan bukan sebagiannya. Allah juga berfirman:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ قَدْ جَاءتْكُم مَّوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّكُمْ وَشِفَاء لِّمَا فِي الصُّدُورِ
"Hai manusia,, sesungguhnya telah datang kepadamu pelajaran dari Tuhanmu dan penyembuh bagi penyakit-penyakit (yang berada) dalam dada" (Q.S Yunus: 57)
Al-Qur'an adalah obat yang sempurna dari segala penyakit hati dan badan serta penyakit duniawi maupun ukhrawi. 4. Mengingat Hari Perhitungan dan pembalasan
Mereka yang menyakiti kaum muslimin dengan kekejian pada dirinya dan keburukan niatnya berupa rasa iri dengki, menggunjing, adu domba dan melecehkan dan lain-lain.
5. Doa
Seorang hamba senantiasa berdoa pada Allah agar dijadikan hatinya sebagai hati yang selamat terhadap kaum muslimin dan juga mendoakan mereka. Inilah kebiasaan orang-orang yang sholeh. Allah berfirman:

وَالَّذِينَ جَاؤُوا مِن بَعْدِهِمْ يَقُولُونَ رَبَّنَا اغْفِرْ لَنَا وَلِإِخْوَانِنَا الَّذِينَ سَبَقُونَا بِالْإِيمَانِ وَلَا تَجْعَلْ فِي قُلُوبِنَا غِلّاً لِّلَّذِينَ آمَنُوا رَبَّنَا إِنَّكَ رَؤُوفٌ رَّحِيمٌ
"Dan orang-orang yang datang sesudah mereka (Muhajirin dan Anshar), mereka berdoa: "Ya Tuhan kami, beri ampunlah kami dan saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari Kami, dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian dalam hati Kami terhadap orang-orang yang beriman. Ya Tuhan kami, sesungguhnya Engkau Maha Penyantun lagi Maha Penyayang" (Q.S Al Hasyr: 10)
6. Bersedekah
Sedekah dapat mensucikan hati dan membersihkan jiwa. Karena itulah Allah berfirman tentang nabi-Nya:

خُذْ مِنْ أَمْوَالِهِمْ صَدَقَةً تُطَهِّرُهُمْ وَتُزَكِّيهِم بِهَا
"Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka" (Q.S At Taubah:103)
Nabi bersabda: "Obatilah orang-orang yang sakit diantara kalian dengan bersedekah" (Shahih Al-Jami').
Orang sakit yang paling layak untuk diobati adalah orang yang sakit hatinya. Dan hati yang paling layak untuk diobati adalah hati yang ada pada diri anda.
7. Ingatlah bahwa mereka yang akan terkena racun dan panahmu adalah seorang muslim, bukan orang yahudi atau nasrani. Yang itu diikat oleh ikatan Islam. Kalau demikian halnya, mengapa engkau menyakitinya.
8. Menyebarkan salam
Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu'alaihi wasallam bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku ada di tangan-Nya, kalian tidak akan masuk surga sampai kalian beriman, dan kalian tidak akan beriman hingga kalian saling mencintai. Maukah kalian aku tunjukkan suatu hal yang jika kalian melakukannya, kalian akan saling mencintai? Sebarkanlah salam di antara kalian" (H.R Muslim).
Ibnu 'Abdil Barr berkata: "Dalam hadits ini terdapat keutaman salam, karena dengan hal itu akan menghilangkan kebencian dan melahirkan rasa cinta".
9. Tidak banyak bertanya dan suka menyelidiki hal ihwal orang lain
Nabi bersabda: "Termasuk kebagusan keislaman seseorang, yaitu bila ia meninggalkan perkara yang bukan urusannya" (H.R Tirmidzi)
10. Menyukai kebaikan yang ada pada kaum muslimin
Nabi bersabda: "Demi Dzat yang jiwaku ada di Tangan-Nya, seorang hamba tidak akan beriman hingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri" (H.R Bukhari dan Muslim)
11. Tidak mendengarkan gunjingan dan adu domba.
Dengan demikian hati seseorang akan terjaga kesehatannya. Nabi shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Janganlah seseorang menyampaikan sesuatu padaku tentang salah satu dari shahabatku, karena aku ingin menemui kalian dengan hati bersih" (H.R Ahmad). Banyak orang yang mengatakan sepatah dua patah kata yang membikin hati terluka, terutama di kalangan wanita, ibu rumah tangga, dan lain-lain. 
12. Senantiasa memperbaiki hati
Nabi bersabda: "Ketauhilah bahwa dalam tubuh terdapat sepotong daging yang jika baik, akan baiklah seluruh jasad. Dan jika rusak, maka akan rusaklah seluruh tubuh. Ketauhilah bahwa ia adalah hati". (H.R Bukhari dan Muslim).
13. Mendamaikan orang yang bersengketa
Allah berfirman:

فَاتَّقُواْ اللّهَ وَأَصْلِحُواْ ذَاتَ بِيْنِكُمْ
"Sebab itu bertakwalah kepada Allah dan perbaikilah hubungan di antara sesamamu (H.R Al-Anfal: 1) Ibnu 'Abbas berkata: "Ini adalah pengharaman dari Allah dan Rasul-Nya agar mereka bertakwa dan mendamaikan orang yang bersengketa".
Nabi shallallahu'alaihiwasallam bersabda: "Maukah kalian aku tunjukkan amalan yang lebih baik dari puasa, shalat dan sedekah? Para shahabat menjawab: "Tentu" Maka beliau bersabda: "Mendamaikan orang yang bersengketa". (H.R Abu Dawud)
Semoga Allah menjadikan hati kita sebagai hati yang selamat, yang tidak menyimpan rasa iri, dengki pada kaum muslimin. Semoga shalawat dan salam tetap tercurah pada nabi kita Muhammad, keluarga serta para shahabat beliau, Aamiin
Wallahu A'lamu Bishshowab
Semoga bermanfaat.
Wassalam

Rabu, 11 Desember 2013

Budi Daya Gaharu

Gaharu mati setelah setahun disuntik cendawan. Ia memang tak bersalah, tapi terpaksa disakiti agar gubal yang harum segera muncul. Batang gaharu Aquilaria malaccensis berumur minimal 5 tahun dibor secara spiral. Artinya, setiap ujung bidang gergaji pertama akan bersambungan dengan bidang gergaji kedua. Begitu selanjutnya. Bidang gergajian itulah yang diberi cendawan. Setahun pasca penyuntikkan gubal sudah dapat dituai. Teknik sebelumnya, antar bidang gergaji tidak saling berhubungan. Interval antar bidang sekitar 10 cm dan perlu 2-3 tahun menuai gubal. Modifikasi teknologi pemberian cendawan itu dikembangkan oleh Drs Yana Sumarna MSi, periset Pusat Penelitian dan Pengembangan Hutan dan Konservasi Alam, Bogor. Ia memberikan cendawan Fusarium spp pada setiap batang gaharu. Setahun berselang, ia bisa memanen 10 kg gubal gaharu dari pohon umur 6 tahun. Cara ini lebih efektif dibandingkan teknik lama lantaran teknik spiral mampu menahan pohon tetap berdiri kokoh walau ditiup angin kencang. Siapkan alat yang diperlukan: bor kayu dengan mata bor berdiameter 13 mm untuk melubangi batang, gergaji, spidol sebagai penanda tempat pelubangan, alat ukur, kapas, spatula, pinset, alkohol 70%, lilin lunak dan bibit gubal berupa cendawan. Proses pengerjaannya sederhana.

Pertama: Inokulan berupa cendawan untuk membantu proses terbentuknya gubal. Beberapa contoh cendawan padat adalah Diplodia sp, Phytium sp, Fusarium sp, Aspergillus sp, Lasiodiplodia sp, Libertela sp, Trichoderma sp, Scytalidium sp, dan Thielaviopsis sp. Cendawan itu diperbanyak dengan mencampur satu sendok cendawan dan 100 gram limbah serbuk kayu gaharu. Simpan satu bulan di botol tertutup rapat.

Kedua: Buat tanda di lapisan kulit pohon berdiameter 10 cm dengan spidol untuk menentukan bidang pengeboran. Titik pengeboran terbawah, 20 cm dari permukaan tanah. Buat lagi titik pengeboran di atasnya dengan menggeser ke arah horizontal sejauh 10 cm dan ke vertikal 10 cm. Dengan cara sama buatlah beberapa titik berikutnya hingga setelah dihubungkan membentuk garis spiral.

Ketiga: Gunakan genset untuk menggerakkan mata bor. Buat lubang sedalam 1/3 diameter batang mengikuti garis spiral bidang pengeboran.

Keempat: Bersihkan lubang bor dengan kapas yang dibasuh alkohol 70% untuk mencegah infeksi mikroba lain.

Kelima: Masukkan cendawan ke dalam lubang dengan menggunakan sudip. Pengisian dilakukan hingga memenuhi lubang sampai permukaan kulit.

Keenam: Tutup lubang yang telah diisi penuh cendawan dengan lilin agar tak ada kontaminan. Untuk mencegah air merembes, permukaan lilin juga ditutup plester plastik.

Ketujuh: Cek keberhasilan penyuntikan setelah satu bulan. Buka plester dan lilin. Inokulasi cendawan sukses jika batang berwarna hitam. Setelah itu buat sayatan ke atas agar kulit bawah terkelupas. Ini memudahkan untuk membuka dan menutup saat pengecekan selanjutnya.

Kedelapan: Satu tahun kemudian gaharu dipanen. Untuk meningkatkan keberhasilan, pekebun menambahkan senyawa pemicu stres. Dengan begitu daya tahan gaharu melemah, cendawan mudah berkembang biak, dan gubal pun lebih cepat terbentuk.  


G A H A R U



1.    Ruang lingkup
Standar ini meliputi definisi, lambang dan singkatan, istilah, spesifikasi, klasifikasi, cara pemungutan, syarat mutu, pengambilan contoh, cara uji, syarat lulus uji, syarat penandaan, sebagai pedoman pengujian gaharu yang diproduksi di Indonesia.


2.    Definisi
Gaharu adalah sejenis kayu dengan berbagai bentuk dan warna yang khas, serta memiliki kandungan kadar damar wangi, berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu yang tumbuh secara alami dan telah mati, sebagai akibat dari proses infeksi yang terjadi baik secara alami atau buatan pada pohon tersebut, dan pada umumnya terjadi pada pohon Aguilaria sp. (Nama daerah : Karas, Alim, Garu dan lain-lain).


3.    Lambang dan Singkatan
3.1.  U   = Mutu utama             3.12. t    = Tebal    
3.2.  I   = Mutu pertama           3.13. TGA  = Tanggung A
3.3.  II  = Mutu kedua             3.14. TAB  = Tanggung AB
3.4.  III = Mutu ketiga            3.15. TGC  = Tanggung C
3.5.  IV  = Mutu keempat           3.16. TK 1 = Tanggung kemedangan 1
3.6.  V   = Mutu kelima            3.17. SB 1 = Sabah 1            
3.7.  VI  = Mutu Keenam            3.18. M 1  = Kemedangan 1
3.8.  VII = Mutu ketujuh           3.19. M 2  = Kemedangan 2
3.9.  -   = Tidak dipersyaratkan   3.20. M 3  = Kemedangan 3
3.10. p   = Panjang                3.21. kg   = kilogram
3.11. l   = Lebar                  3.22. gr   = gram


4.    Istilah
4.1.    Abu gaharu adalah serbuk kayu gaharu yang dihasilkan dari proses penggilingan atau penghancuran kayu gaharu sisa pembersihan atau pengerokan.
4.2.    Damar gaharu adalah sejenis getah padat dan lunak, yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu, dengan aroma yang kuat, dan ditandai oleh warnanya yang hitam kecoklatan.
4.3.    Gubal gaharu adalah kayu yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu, memiliki kandungan damar wangi dengan aroma yang agak kuat, ditandai oleh warnanya yang hitam atau kehitam-hitaman berseling coklat.
4.4.    Kemedangan adalah kayu yang berasal dari pohon atau bagian pohon penghasil gaharu, memiliki kandungan damar wangi dengan aroma yang lemah, ditandai oleh warnanya yang putih keabu-abuan sampai kecoklat-coklatan, berserat kasar, dan kayunya yang lunak.


5.    Spesifikasi
Gaharu dikelompokkan menjadi 3 (tiga) sortimen, yaitu gubal gaharu, kemedangan dan abu gaharu.


6.    Klasifikasi
6.1.    Gubal gaharu dibagi dalam tanda mutu, yaitu :
  1. Mutu utama, dengan tanda mutu U, setara mutu super.
  2. Mutu pertama, dengan tanda mutu I, setara mutu AB.
  3. Mutu kedua, dengan tanda mutu II, setara mutu sabah super.
6.2.    Kemedangan dibagi dalam 7 (tujuh) kelas mutu, yaitu :
  1. Mutu pertama, dengan tanda mutu I, setara mutu TGA atau TK I.
  2. Mutu kedua, dengan tanda mutu II, setara mutu SB I.
  3. Mutu ketiga, dengan tanda mutu III, setara mutu TAB.
  4. Mutu keempat, dengan tanda mutu IV, setara mutu TGC.
  5. Mutu kelima, dengan tanda mutu V, setara mutu M 1.
  6. Mutu keenam, dengan tanda mutu VI, setara mutu M 2.
  7. Mutu ketujuh, dengan tanda mutu VII, setara mutu M 3.
6.3.    Abu gaharu dibagi dalam 3 (tiga) kelas mutu, yaitu :
  1. Mutu Utama, dengan tanda mutu U.
  2. Mutu pertama, dengan tanda mutu I.
  3. Mutu kedua, dengan tanda mutu II.

7.    Cara Pemungutan
7.1.    Gubal gaharu dan kemedangan diperoleh dengan cara menebang pohon penghasil gaharu yang telah mati, sebagai akibat terjadinya akumulasi damar wangi yang disebabkan oleh infeksi pada pohon tersebut.
7.2.    Pohon yang telah ditebang lalu dibersihkan dan dipotong-potong atau dibelah-belah, kemudian dipilih bagian-bagian kayunya yang telah mengandung akumulasi damar wangi, dan selanjutnya disebut sebagai kayu gaharu.
7.3.    Potongan-potongan kayu gaharu tersebut dipilah-pilah sesuai dengan kandungan damarnya, warnanya dan bentuknya.
7.4.    Agar warna dari potongan-potongan kayu gaharu lebih tampak, maka potongan-potongan kayu gaharu tersebut dibersihkan dengan cara dikerok.
7.5.    Serpihan-serpihan kayu gaharu sisa pemotongan dan pembersihan atau pengerokan, dikumpulkan kembali untuk dijadikan bahan pembuat abu gaharu.


8.    Syarat Mutu
8.1.    Persyaratan umum
Baik gubal gaharu maupun kemedangan tidak diperkenankan memiliki cacat-cacat lapuk dan busuk.
8.2.    Persyaratan khusus
Persyaratan khusus mutu gaharu, dapat dilihat berturut-turut pada Tabel 1, 2 dan 3.
Tabel 1. Persyaratan Mutu Gubal Gaharu
No. Karakteristik M u t u
U I II
1. Bentuk - - -
2. Ukuran :
p
l
t
4 – 15 cm
2 – 3 cm
> 0,5 cm
4 – 15 cm
2 – 3 cm
> 0,5 cm
>15 cm
-
-
3. Warna Hitam merata Hitam kecoklatan Hitam kecoklatan
4. Kandungan damar wangi Tinggi Cukup Sedang
5. Serat Padat Padat Padat
6. Bobot Berat Agak berat Sedang
7. Aroma (dibakar) Kuat Kuat Agak kuat
Tabel 2. Persyaratan Mutu Kemedangan
No. Karakteristik M u t u
I II III IV V VI VII
1. Warna Coklat kehitaman Coklat bergaris hitam Coklat bergaris putih tipis Kecoklatan bergaris putih tipis Kecoklatan bergaris putih lebar Putih keabu-abuan garis hitam tipis Putih keabu-abuan
2. Kandungan damar wangi Tinggi Cukup Sedang Sedang Sedang Kurang Kurang
3. Serat Agak padat Agak padat Agak padat Kurang padat Kurang padat Jarang Jarang
4. Bobot Agak berat Agak berat Agak berat Agak berat Ringan Ringan Ringan
5. Aroma (dibakar) Agak kuat Agak kuat Agak kuat Agak kuat Kurang kuat Kurang kuat Kurang kuat
Tabel 3. Persyaratan Mutu Abu Gaharu
No. Karakteristik M u t u
U I II
1. Warna Hitam Coklat kehitaman Putih kecoklatan/kekuningan
2. Kandungan damar wangi Tinggi Sedang Kurang
3. Aroma (dibakar) Kuat Sedang Kurang


9.    Pengambilan Contoh
Pengambilan contoh kayu atau abu gaharu untuk keperluan pemeriksaan dilakukan secara acak, dengan jumlah contoh uji seperti tercantum pada Tabel 4.
Tabel 4. Jumlah Gaharu Contoh Uji
No. Jumlah Populasi Jumlah Contoh Uji
1.
2.
3.
<100 kg
100 – 1.000 kg
> 1.000 kg
15 gr
100 gr
200 gr


10.   Cara Uji
10.1.   Prinsip : Pengujian dilakukan secara kasat mata (visual) dengan mengutamakan kesan warna dan kesan bau (aroma) apabila dibakar.
10.2.   Peralatan yang digunakan meliputi meteran, pisau, bara api, kaca pembesar (loupe) ukuran pembesaran > 10 (sepuluh) kali, dan timbangan.
10.3.   Syarat pengujian
10.3.1.   Kayu gaharu yang akan diuji harus dikelompokkan menurut sortimen yang sama. Khusus untuk abu gaharu dikelompokkan menurut warna yang sama.
10.3.2.   Pengujian dilaksanakan ditempat yang terang (dengan pencahayaan yang cukup), sehingga dapat mengamati semua kelainan yang terdapat pada kayu atau abu gaharu.
10.4.   Pelaksanaan pengujian
10.4.1.   Penetapan jenis kayu
Penetapan jenis kayu gaharu dapat dilaksanakan dengan memeriksa ciri umum kayu gaharu.
10.4.2.   Penetapan ukuran
Penetapan ukuran panjang, lebar dan tebal kayu gaharu hanya berlaku untuk jenis gubal gaharu.
10.4.3.   Penetapan berat
Penetapan berat dilakukan dengan cara penimbangan, menggunakan satuan kilogram (kg).
10.4.4.   Penetapan mutu
Penetapan mutu kayu gaharu adalah dengan penilaian terhadap ukuran, warna, bentuk, keadaan serat, bobot kayu, dan aroma dari kayu gaharu yang diuji. Sedangkan untuk abu gaharu dengan cara menilai warna dan aroma.
  1. Penilaian terhadap ukuran kayu gaharu, adalah dengan cara mengukur panjang, lebar dan tebal, sesuai dengan syarat mutu pada Tabel 2.
  2. Penilaian terhadap warna kayu dan abu gaharu adalah dengan menilai ketuaan warna, lebih tua warna kayu, menandakan kandungan damar semakin tinggi.
  3. Penilaian terhadap kandungan damar wangi dan aromanya adalah dengan cara memotong sebagian kecil dari kayu gaharu atau mengambil sejumput abu gaharu, kemudian membakarnya. Kandungan damar wangi yang tinggi dapat dilihat dari hasil pembakaran, yaitu kayu atau abu gaharu tersebut meleleh dan mengeluarkan aroma yang wangi dan kuat.
  4. Penilaian terhadap serat kayu gaharu, adalah menilai kerapatan dan kepadatan serat kayu. Serat kayu yang rapat, padat, halus dan licin, bermutu lebih tinggi dari pada serat yang jarang dan kasar.
10.4.5.   Penetapan mutu akhir
Penetapan mutu akhir didasarkan pada mutu terendah menurut salah satu persyaratan mutu berdasarkan karakteristik kayu gaharu.


11.   Syarat Lulus Uji
Kayu gaharu atau abu gaharu yang telah diuji atau diperiksa, dinyatakan lulus uji apabila memenuhi persyaratan mutu yang telah ditetapkan.


12.   Syarat Penandaan
Pada kemasan kayu atau abu gaharu yang telah selesai dilakukan pengujian harus diterakan:
- Nomor kemasan
- Berat kemasan
- Sortimen
- Mutu
- Nomor SNI
- Tanda Pengenal Perusahaan (TPP)

Budidaya Gaharu, Satu Pohoh Hasilkan Puluhan Juta

Mahalnya harga jual getah dan pohon gaharu saat ini membuat banyak petani Kotabaru mulai tertarik untuk mengembangkan dan membudidayakan pohon gaharu. Selain memiliki harga ekonomis yang tinggi, pohon gaharu juga dapat tumbuh di kawasan hutan tropis. Pengembangan pohon gaharu saat ini tak terlalu banyak dikenal orang. Hanya orang-orang tertentu saja yang sudah mengembangkan dan menanam pohon ini. Padahal, keuntungan dari bisnis pohon gaharu dapat mengubah tingkat kesejahteraan warga hanya dalam waktu beberapa tahun.
Selain dapat tumbuh di kawasan hutan, pohon gaharu juga dapat tumbuh di pekarangan warga. Karena itu sebenarnya warga memiliki banyak kesempatan untuk menanam pohon yang menghasilkan getah wangi ini. Banyaknya getah yang dihasilkan dari pohon gaharu tergantung dari masa tanam dan panen pohon tersebut. Misalnya untuk usia tanam selama 9 sampai 10 tahun, setiap batang pohon mampu menghasilkan sekitar 2 kilogram getah gaharu.
Sementara harga getah gaharu mencapai Rp5-20 juta per kilogram. Harga itu tergantung dari jenis dan kualitas getah gaharu. Untuk getah gaharu yang memiliki kualitas rendah dan berwarna kuning laku dijual Rp5 juta per Kg, sedangkan untuk getah pohon gaharu yang berwarga hitam atau dengan kualitas baik laku dijual Rp15-20 juta per Kg.
Salah seorang petani Kotabaru yang sudah mengembangkan pohon gaharu ini adalah Miran, warga Desa Langkang, Kecamatan Pulau Laut Timur. Menurutnya, untuk menanam pohon gaharu dan menghasilkan banyak getah diperlukan perawatan khusus.
Saat pohon gaharu berumur sekitar 5-8 tahun, pohon yang tumbuh seperti pohon hutan alam itu perlu disuntik dengan obat pemuncul getah. Setiap pohon diperlukan satu ampul dengan harga Rp300 ribu. Miran mengaku, ia sudah menjual sekitar 50 batang pohon gaharu yang masih berumur sekitar 1-3 tahun dengan nilai Rp19 juta. Ia juga telah menanam 500 batang pohon gaharu dengan umur satu tahun lebih dan tinggi sekitar 50 cm.
Karena memiliki sifat tumbuh yang tidak jauh beda dengan tanaman hutan lainnya, setiap hektar lahan dapat ditanam sekitar 500 pohon gaharu dengan jarak tanam sekitar 3-4 kali 6 meter.
Bibit pohon gaharu tersebut ia peroleh dari Samarinda, Kalimantan Timur, yang sebelumnya dikembangkan dari Nusa Tenggara Timur (NTT). Harga bibit dari Rp7.500 sampai Rp10.000 per pohon.
Untuk pemasaran tidak perlu repot, karena banyak pembeli yang siap mendatangi mereka yang memiliki getah gaharu. Pengusaha transportasi itu juga berharap usaha yang ia rintis dapat diikuti masyarakat dan petani lain di Kotabaru. Apalagi bila mengingat masih banyak lahan tidur dibiarkan terbengkalai mubazir.
“Jika lahan tidur di wilayah kita dikembangkan dengan menanam gaharu, maka 10-15 tahun kemudian akan menghasilkan uang ratusan juta,” terang Miran. Sebelumnya, Miran sudah mencoba beberapa tanaman kebun, namun hasilnya tidak seperti menanam pohon gaharu. Dalam satu pohon usia dewasa dapat menghasilkan uang puluhan juta rupiah,
Selain Miran banyak petani lain di Desa Betung, Langkang Lama, Langkang Baru, Gunung Ulin dan Sebelimbingan yang mulai mengembangkan kayu yang biasa diambil getahnya untuk bahan minyak dan bahan obat-obatan tersebut.
 
 

ABG Club Hadiri Temu Akbar Petani Tarutung

Kisaran 17-03-09: Pengurus Asahan Budidaya Gaharu (ABG) Clubs, Muji Tarmiji memperloeh kehormatan hadir dalam pertemuan akbar petani di Tarutung yang diselenggarakan Pemkab Tapanuli Utara Jumat lalu [13-03-09]. Acara yang dihadiri 1700-an orang peserta ini juga mendatangkan seorang Narasumber dari Biotrop Bogor Ir, Joner Pangihutan M.Si. Peserta dari berbagai daerah di Tapanuli Utara. dimulai dari petani, kelompok tani, KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan), Penyuluh Pertanian, Pejabat Pertanian, Bupati Torang Lumban Tobing beserta seluruh jajaran Pemkab Tapanuli Utara.
Salah seorang narasumber menjelaskan betapa masyarakat kita selama ini melupakan potensi tumbuhan gaharu yang bernilai ekonomi tinggi. Ternyata sangat banyak tumbuh liar di Tapanuli Utara. Sontak saat itu peserta terkejut, dan mengatakan “ai songondia do hau na dohot aha do goarna molo adong dison?“. Seperti apa sich pohonnya, dan apa nama bahasa daerah sini kalo emang benar itu ada disini?
Inilah yang menjadi keprihatinan Muji Tarmiji, pengurus Asahan Budidaya Gaharu Club. “Sungguh ironis, petani belum mengenal tumbuhan yang bernama Gaharu tersebut. Padahal, bila petani mau investasi 10 pohon saja untuk di tanam dipekarangan rumah, dan itu dilaksanakan setiap yang namanya petani, bisa kita bayangkan, negeri ini aman, minimal tidak ada maling atau Koruptor” demikian ungkap Muji.
Muji mencoba memberikan ilustrasi hitungan, misal setiap pohon akan menghasilkan getah gaharu sebanyak 3-5 kg saja, dengan harga rata rata Rp 10.000.000.00/kg. Maka petani akan memanen gaharunya 7-10 tahun mendatang, 10 pohon dikali kan 1 kg saja dengan harga tsb diatas, maka: Rp 100.000.000. 00 / Kepala Keluarga.
Yang menarik menurut Muji adalah, Pemerintah Tapanuli Utara memiliki kepedulian yang luar biasa, Bupati Torang ditengah kesibukannya menyempatkan hadir untuk acara ini, Menurut Muji selain memiliki potensi ekonomi, budi daya gaharu juga penting untuk penghijauan dan konservasi alam. Inilah yang tampaknya belum dilakukan oleh Pemkab Asahan. Muji berharap Pemkab Asahan mulai memberikan perhatian dengan mencanangkan program gaharu di Asahan.
Menurut Muji data ini di Asahan juga ada potensi gaharu di 2 kecamatan. Kecamatan Air batu dan Bandar pulau. “Mengapa tidak kita lestarikan seperti halnya para pembudidaya gaharu dari daerah lain. Inikan suatu modal untuk masa depan kita. Untuk menyelamatkan gaharu di Asahan, mari kita lestarikan. Mari kita hijaukan Asahan dengan Gaharu, yang memang sudah sangat langka. Demikian Muji mengajak masyarakat Asahan mulai membudidayakan gaharu.

Demikian, semoga artikel ini bermanfaat bagi yang berminat.