Falsafah PSHT

Manusia dapat dihancurkan, Manusia dapat dimatikan,
tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu
masih Setia kepada dirinya sendiri atau ber-SH pada dirinya sendiri

Senin, 15 Juli 2019

Titik BA

Kanjeng Sunan Kalijaga berkata kepada Sunan Bonang, :
"Yaa Syeikh, ajari aku tentang islam, tidak perlu banyak2.. cukup satu TITIK BA saja yang ada dalam Bismillah..."

"Seluruh kandungan rahasiah Al-Qur'an ada di dalam Al-Fatihah. Dan semua yang ada dalam Al-Fatihah ada di dalam Bismillaahirrahmaanirrahiim, dan setiap kandungan yang ada dalam Bismillaahirrahmaanirrahiim ada di dalam huruf 'BA', dan setiap yang terkandung di dalam 'BA' ada di dalam TITIK yang berada di bawah BA".

Sayidina Ali bin Abi Thalib (karomallahu wajha):
"Bismillaahirrahmaanirrahim itu kedudukannya sama dengasn "KUN" dari Allah", bagi yang sudah memecahkan rahasiah titik di bawah huruf BA"
Ketahuilah bahwa Titik yang berada di bawah huruf Ba adalah awal mula setiap surat dan Kitab Allah. Sebab huruf itu sendiri tersusun dari titik-titik, dan sudah semestinya setiap Surat ada huruf yang menjadi awalnya, sedangkan setiap huruf itu ada titik yang menjadi awalnya huruf.

Titik BA inilah sebagai PINTU LORONG KALBU yang akan menembus batas dimensi ruang dan waktu.

Demikian juga alam semesta ini yang merupakan kitab Alloh juga, setiap benda apapun terdiri dari kumpulan titik-titk, semuanya bersatu dalam titik.

Titik itu adalah Allah,
Syari'at-Tarekat berawal dari Titik,
Hakekat-Ma'rifat berakhir di Titik.
Titik itu dalam jasad kita yaitu JANTUNG yang diisi dengan SATU NAMA DZAT ALLAH (ismu dzat).

Maka dzikir zhahar dan dzikir khafi menjadi titik pertemuan antara lautan dzahir dan lautan batin, itulah pintu ke alam lain, yang menyingkap seluruh rahasiah alam semesta, untuk menyaksikan dan menyatu MANUNGGAL dengan satu titik sentral yaitu dzat Alloh SWT, sebagai pusat penggerak dari seluruh titik di alam semesta, maka: "TIADA YANG DIAM DAN BERGERAK KECUALI ALLAH, TIADA SEGALA SESUATUPUN WUJUD DI ALAM SEMESTA INI KECUALI ALLAH"
Laailaha illalloh, laa maujuda ilalloh.
Allah berfirman: "Bumi kulipat bagi orang beriman.."
Maksudnya titik-titik di alam semesta dijadikan MATRIX yang dilipat sehingga membentuk lorong waktu, menyingkat jarak dan menembus semua dimensi ruang galaksi.

Maka mudah saja bagi Allah meng-isra mi'rajkan Nabi Muhammad SAW.
Udah sampai sebelum melangkah.
Tidaklah heran jika para Waliyullah dari Nusantara dalam sedetik udah pada sampai ke Mekah.

Maka ketika TITIK BA itu lahir menetes dari dzat lahutiah ke alam sifat jadilah NUR MUHAMMAD.

Di dalam kitab Sirrul Asrar dijelaskan Inilah hakikat dari asal muasal segala yang ada termasuk 7 lapis langit dan bumi, dari Nur Muhammad.
Apabila ke 7 TITIK CAKRA LATIFAH di dalam diri kita yaitu alam Mikro kosmos sudah tersambung dengan DZIKRULLAH menyatu dengan TITIK CAKRA ALLAH di alam semesta Makro Kosmos maka itulah LORONG KALBU yang akan menembus ruang dan waktu.

Aktifkan 7 cakra titik di diri kita dengan 7 tingkatan dzikir,
Yaitu dzikir zhahar (masih diucapkan oleh mulut lisan), dzikir Khafi (dzikir oleh hati tanpa mulut, dengan lisan hati), dzikir Ruh (dengan hening ruh tanpa huruf dan tanpa suara dengan gerakan batiniah ruh), dzikir sirr (dengan rasa ning rasa melebihi meditasi dan tapa brata), dzikir Akhfa (dzikir yang maha samar), dzikir Natiqa (cipta rasa), dzikir Kullu jasad (dzikir diseluruh titik tubuh yang tersambung dengan titik ilahi dengan alam semesta)

Ternyata puncak rahasiah ilmu tertinggi yang pernah dicapai oleh manusia sepanjang peradaban dunia, dicapai oleh seseorang yang bernama Baginda Muhammad saw. Beliaulah yang ke tujuh titik cakra di dirinya diaktifkan dan dinyalakan Allah.
Oleh Rasulullah Saw diwariskan kepada sahabat yang 4, maka sayang sekali jika sekarang kita tidak mempelajari dan mengamalkannya, karena itulah rahasia dari segala rahasia.
Dibuktikan dengan isro miraj yang menembus seluruh batas dimensi alam.

Maka ketika seorang hamba berdzikir berarti ia sedang menyambungkan TITIK TITIK kepada Tuhannya.. Putus sambungkan-lupa ingatkan lagi..
Maka dari titik-titik itu terbentuklah garis lurus antara hamba dengan Tuhannya.
Inilah garis tauhid yang paling lurus,
Titik itu kini ada dihati kita,
Maka berdzikirlah dengan dzikir sirri dan dzikir akhfa maka kita menyatu dengan sentral titik yang maha tunggal, yaitu Allahu Ahad.
Yang jauh tidak kilometer dan dekatnya pun tidak milimeter. Ketika kita ingat sedang berdzikir berarti sedang menyatu dalam satu titik.
Ana sirra-Ana insun...

Wallahu A'lam...
Semoga bermanfaat...

CARA MERUQYAH

CARA MERUQYAH RUMAH/TOKO/WARUNG.                                                            

ruqyah tidak harus memakai ayat-ayat yang panjang. kita juga bisa gunakan ayat-ayat dasar ruqyah, ayat-ayat dasar ruqyah ada 6
1. Al fatihah
2. Ayat qursy
3. Al kafirun
4. Al iklas
5. Al falaq
6. An nas

CARA MERUQYAH: sediakan air satu galon, lebih bagus jika di campur daun bidara yang sudah di blender, lalu bacakan ayat-ayat tersebut, setiap ayat di bacakan 3x dan di tiupkan ke air 3x.

contoh: al fatehah baca 3x lalu tiupkan ke air 3x, begitu selanjutnya. Sambil diniatkan menjadi air ruqyah untuk mengusir jin, sihir, syaiton, di rumah, toko atau warung. Buat juga air ruqyah tersebut untuk mengepel rumah atau toko. (gunakan pel yang baru), lalu semprotkan air ke setiap dinding rumah, tempat tidur, dan semprotkan ke sekeliling rumah atau toko sambil membaca ayat kursi (gunakan penyemprot rapika, atau semprotan untuk mandiin burung). Lakukan selama beberapa minggu.

nanti akan ada ciri-ciri timbul seperti hewan-hewan yang mati, misalnya semut, kecoak, cicak, tikus, ular yang keluar rumah, atau ada bau sangit kayak listrik terbakar, suara jeritan/tangisan, jika ada buhul-buhul sihir yang di tanam biasanya akan muncul sendiri.. #smoga bermanfaat .🙏🙏

Rabu, 10 Juli 2019

KAKANG KAWAH ADI ARI-ARI

Kakang Kawah, Adi  Ari-ari....dst.” tentu kalimat itu sudah bukan sesuatu  yang asing ditelinga orang jawa. Jika mendengar kalimat tersebut pasti di benak kita langsung terlintas “Sedulur Papat” (saudara empat). Bahkan beberapa pihak pasti akan langsung menghakimi bahwa hal tersebut merupakan klenik, karena kalimat tersebut sering diartikan sebagai mantra atau nyambat (merapal) kepada kekuatan –kekuatan ghaib, yang tidak lain adalah saudara manusia itu sendiri. Apakah benar demikian?tentu kita kembalikan kepada masing-masing individu, pada kesempatan ini kita akan mencoba mengungkap pengertian Kiblat Papat (saudara empat) dari sudut pandang kasunyatan bukan gugon tuhon. Gugon Tuhon bisa dimaknai sebagai sikap yang mengikuti dengan setia dan tanpa penolakan sedikitpun. Biasanya gugon tuhon meliputi tiga hal yaitu larangan (wewaler), menyembunyikan pitutur baik tetapi tanpa alasan, penyampaian pesan dan alasan yang tidak masuk akal.1 Pendekatan yang dilakukan dalam pembahasan menggunakan pendekatan maknawi. Kenapa? Karena karakter orang Jawa yang terbiasa mengungkapkan melalui simbol/pralambang, seperti yang sudah disampaikan pada postingan sebelumnya (Kearifan Lokal Wong Jawa yang sering disalah artikan).
“Sedulur Papat Kalima Pancer” (saudara empat dan yang kelima sebagai pusat) oleh Orang Jawa sering dikenal dengan “saudara badan halus” yang terdiri dari Kawah (ketuban), Ari-ari (Plasenta), Getih (Darah) dan Pusar. Lantas yang kelima siapa?yang kelima adalah badan jasmani (Diri). Keempat hal tadi dikatakan saudara bagi setiap manusia, kok bisa?karena keempat hal tersebut keluar bersamaan dengan manusia ketika dilahirkan. Secara bahasa Sa – udara (satu udara) keluar dari satu lubang udara. Bahkan sejak masa kehamilan merekalah yang setia menjaga pertumbuhan janin. Merekalah saudara dari setiap manusia yang dengan setia merawat ketika masih berada didalam kandungan. Secara Ilmu Kedokteran, Ketuban, Ari-ari (Plasenta), darah dan Pusar masing-masing memiliki peranan penting ketika masih didalam kandungan dan pertumbuhan janin. Berikut fungsi dan peranan masing-masing ketika dalam menjaga si janin :
1.        Ketuban
  • Sebagai pelindung yang akan menahan janin dari trauma akibat benturan.
  • Melindungi dan mencegah tali pusat dari kekeringan, yang dapat menyebabkannya mengerut sehingga menghambat penyaluran oksigen melalui darah ibu ke janin.
  • Berperan sebagai cadangan cairan dan sumber nutrien bagi janin untuk sementara.
  • Memungkinkan janin bergerak lebih bebas, membantu sistem pencernaan janin, sistem otot dan tulang rangka, serta sistem pernapasan janin agar berkembang dengan baik.
·            Menjadi inkubator yang sangat istimewa dalam menjaga kehangatan di sekitar janin.
Selaput ketuban dengan cairan ketuban di dalamnya merupakan penahan janin dan rahim terhadap kemungkinan infeksi2.
  • Pada waktu persalinan, air ketuban dapat meratakan tekanan atau kontraksi di dalam rahim, sehingga leher rahim membuka.
  • Dan saat kantung ketuban pecah, air ketuban yang keluar sekaligus akan membersihkan jalan lahir.
2.    Plasenta / Ari-Ari
Pertukaran produk-produk metabolisme dan produk gas antara peredaran darah ibu dan janin, serta produksi hormon. Hormon steroid paling penting yang diproduksi plasenta adalah estrogen dan progesteron yang konsentrasinya meningkat selama kehamilan3.
3.    Darah
Darah mempunyai fungsi yang vital, darah mempunyai peranan untuk menyalurkan darah, nutrisi dan segala kebutuhan manusia melalui pembuluh darah. Darah juga mempunyai peranan penting untuk perkembangan otak dan tulang sumsung belakang. 
4.    Pusar
Jaringan pengikat yang menghubungkan plasenta dan fetus (janin).Fungsi dari tali pusat adalah menjaga viabilitas (kelangsungan hidup) dan memfasilitasi pertumbuhan embrio dan janin.Pembuangan senyawa sisa, serta pengangkutan oksigen, nutrisi, dan faktor pertumbuhan untuk janin berlangsung melalui tali pusat. Tali pusat tersusun dari 90% air dan terhubung dengan cakram intervertebral (80%) serta kartilago, tulang rawan sendi (95%). Setelah bayi dilahirkan, tali pusat umumnya dijepit dan dipotong kemudian dibiarkan terpapar di udara untuk pengeringan. Dalam waktu 24 jam, warna putih kebiruan dari tali pusat akan hilang dan menjadi hitam setelah beberapa hari4
 
 
 
 
 
 Sudut pandang dari sisi medis ini, ternyata sudah diketahui oleh Orang Jawa sejak lama. Hal ini bisa kita ketahui dari petilan bait tembang Sunan Kalijaga5
Ana Kidung akadang premati,
Among tuwuh ing kuwasanira,
Nganakaken saciptane,
Kakang kawah puniku,
Kang rumeksa ing awak mami,
Anekakaken sedya,
Pan kuwasanipun
Adhi ari-ari ika
Kang mayungi ing laku kuwasaneki
Anekaken pangarah//
Ponang Getih ing Rahina Wengi
Angrowangi Allah kang kuwasa
Andadekaken karsane
Puser kuwasanipun
Nguyu-uyu sambawa mami
Nuruti ing panedha
Kuwasanireku
Jangkep kadang ingsun papat
Kalimane pancer wus dadi sawiji
Nunggal sawujudingwang
“Ada sabda tentang saudara kita yang merawat dengan sungguh-sungguh. Yang memelihara berdasarkan kekuasaannya. Apa yang dicipta terwujud. Ketuban itu, yang menjaga badan saya. Yang menyampaikan kehendak, dengan kuasanya. Dinda ari-ari itu, yang memayungi semua tindakan berdasarkan kekuasaannya / yang menyampaikan tujuan.
Sedangkan darah siang dan malam membantu Allah yang kuasa. Mewujudkan Kehendak-Nya. Pusar kekuasaannya, memperhatikan sungguh-sungguh diriku, memenuhi permintaanku. Kekuasaannya itu. Maka, lengkaplah empat saudara saya, kelimanya sebagai pusat. Sudah menjadi satu. Manunggal dengan wujudku.
Ketika proses persalinan pada wanita, maka yang akan keluar pertama adalah Ketuban, hal ini sering kita kenal dengan istilah pecah ketuban dan kemudian diikuti dengan kontraksi (His istilah medis) yang akan menyebabkan terjadinya pembukaan lubang jalan lahir, hingga si bayi akhirnya terlahir. Hal inilah yang disebut sebagai kakang (kakak) saudara tertua manusia, karena pecahnya ketuban merupakan tanda awal proses persalinan yang berfungsi untuk melicinkan jalan bayi dalam persalinan. Ketika seorang bayi lahir, maka diikuti dengan plasenta karena ini plasenta/ari-ari disebut sebagai saudara kandung kedua, kemudian diikuti dengan 2 saudara sekandung lainnya darah dan pusar (tali pusar). maka dari itu jika ada pertanyaan apakah saudara empat itu ada?jika ditinjau dari pengertian Saudara (satu udara) maka jelas adanya, bahkan secara kasat mata dapat kita lihat dengan jelas ketika didalam kandungan ataupun ketika seorang bayi terlahir.
Secara maknawi, saudara empat ini merupakan penjelasan proses terlahirnya manusia atau dengan kata lain sebagai awalan mengenai pengertian “sangkan paraning dumadi”.  Lantas bagaimana bisa keempat saudara tadi disebut sebagai penjaga manusia?bukankah keempatnya jika bayi sudah dilahirkan, menurut adat biasanya keempat hal tadi dipendam atau dihanyutkan yang berarti bagian dari organ-organ itu sudah mati, sudah tidak berguna?secara jasad jelas organ-organ tersebut sudah tidak berguna, tetapi sekali lagi kita berbicara mengenai kebiasaan orang jawa yang selalu mengungkapkan dengan lambang/ simbol. Bukan wujud fisiknya sebagai penjaga namun makna dibalik dari semua proses yang telah terlewati. Berikut gambaran dari masing-masing yang dimaksudkan :
1.        Kakang Kawah (ketuban)
Keluar dari guwagarba ibu, sebelum bayi lahir. Cairan ketuban berwarna putih bening. Dilambangkan sebagai arah timur dan berwarna putih. Seperti yang sudah dijelaskan di atas secara medis ketuban merupakan tempat yang menampung si bayi untuk tumbuh dan berkembang. Oleh Sunan Kalijaga, Kakang kawah disebut sebagai “rumeksa sedya5 yang bermakna membantu mencapai semua usaha dan keinginan. Dilambangkan sebagai arah timur karena berasal dari pemaknaan “kawitono” yang bermakna permulaan / awalan. Dari kata kawitana  ini dijadikan sebagai wetan (timur).6
2.        Adi Ari-ari (plasenta)
Keluar dari guwagarba ibu bayi setelah bayi lahir. Ari-ari berwarna kekuningan, maka ari-ari dilambangkan sebagai warna kuning dan sebagai arah barat. Ketika bayi terlahir maka dia akan keluar bersamaan dengan plasenta, ia mengantar sampai dengan tujuan yaitu terlahir dengan selamat disertai pengorbanan dirinya5. Ari-ari / plasenta disini bermakna sebagai “pengarah”  dan berusaha selalu menyenangkan manusia. Perlambangan arah barat dikarenakan dari pemaknaan “alon-alon” (pelan-pelan)6. Ketika setelah pecahnya ketuban, maka proses diawali dengan mulai membukanya lubang jalan keluar bayi secara perlahan-perlahan hingga sampai dengan siap biasanya masyarakat umum menyebutnya dengan “bukaan sanga” (pembukaan yang ke 9). Sedangkan ditinjau dari sisi medis ini dikenal dengan proses Kala I yaitu terbukanya jalan lahir dengan lebar kurang lebih 10 cm, sebagai penanda proses bayi siap dikeluarkan. Biasanya proses terbentuknya Kala I sampai dengan sempurna membutuhkan waktu kurang lebih 12-14 jam pada kehamilan pertama dan 6-10 jam pada kehamilan berikutnya7. Dari proses yang sangat lambat atau pelan (alon-alon) dilambangkan (di sanepakan : bahasa jawa) sebagai kulon (barat)6.
3.        Getih / Darah
Keluar dari guwagarba ibu waktu melahirkan, darah dilambangkan sebagai warna merah dan sebagai arah selatan. Darah mempunyai fungsi vital dalam perkembangan otak dan organ-organ penting lainnya, dalam hal ini bermakna sebagai “penguat karsamu5. Kok bisa?lihat baik-baik kalimat “siang dan malam darah membantu Allah”. Hal ini menunjukkan adanya sunnatullah dalam proses penciptaan manusia. Seorang manusia akan tercipta melalui sabdaNya “kun faya kun” namun bukan berarti akan tercipta secara langsung seperti halnya seorang tukang sulap (bim sala bim)8, namun sabdaNya akan selalu menyertai pada apa yang disabda, sehingga dengan kehendak Allah darah mempunyai peranan untuk menumbuhkembangkan janin hingga menjadi bayi. Sedangkan pemaknaan arah selatan diawali dengan pemahaman (njedul : bahasa jawa), setelah lengkap proses pembukaan pada jalan lahir bayi pada seorang ibu, maka kepala si bayi pun mulai keluar / kelihatan . Karena itu dimaknai sebagai Kidul (selatan).
4.        Pusar
Pusar merupakan pusat pertumbuhan pada janin, karena tali pusar ini berfungsi sebagai tempat penyaluran nutrisi dari Ibu. Berkaitan dengan fungsi tersebut, pusar dimaknai sebagai “nuruti panedo5 maksudnya, melalui tali pusar ini si janin mendapatkan pasokan makanan, maka dari itu pusar mempunyai fungsi untuk memenuhi permintaan si jabang bayi. Pusar dilambangkan sebagai warna hitam dan sebagai arah utara. Kenapa warna hitam??karena memang pada kenyataannya, pusar yang telah dipotong lama-kelamaan akan berwarna hitam. Pusar dimaknai sebagai perlambangan arah utara (lor:bahasa jawa). Hal ini dikarenakan, setelah mulai keluarnya kepala bayi karena dorongan dari si Ibu, maka dokter / bidan yang membantu persalinan akan membantu menarik kepala bayi agar bagian tubuhnya akan keluar semua dari lubang jalan lahir si ibu dan diikuti dengan keluarnya tali pusar yang panjang. Proses yang demikian oleh orang jawa dikenal dengan istilah ndedel-modot-molor.6 Karena tertariknya seluruh tubuh bayi dari lubang keluarnya, maka ikut tertarik juga tali pusar yang panjang yang akhirnya harus dipotong. Yang demikian dimaknai sebagai Lor (Utara).6
 
 Dari apa yang telah disampaikan di atas, yang dimaksud dengan “saudara badan halus” bukanlah sosok ghaib atau apapun namanya, melainkan filosofi atau penggambaran dari Nafs (Hawa). Gambaran adanya empat arah dan warna merupakan filosofi dari macam-macam Nafs beserta karakternya. Al-Nafs Muthmainnah  merupakan nafsu positif, karena memiliki kecenderungan untuk tunduk pada roh suci9. Maka dari itu Muthmainnah digambarkan sebagai warna putih (ketuban). Nafsu Sufiyah digambarkan sebagai warna kuning dari plasenta/ari-ari seperti yang telah disampaikan sebelumnya, plasenta / ari-ari bermakna selalu menyenangkan. Maka dari itu karakter sufiyah cenderung untuk mengejar kenikmatan psikis contoh seks, sombong, narsis dan sebagainya9. Nafsu Amarah digambarkan sebagai warna merah, perwujudan dari makna darah. Ketika sedang marah tentu kinerja jantung akan bekerja lebih cepat, maka darah pun akan semakin mengaliri semua pembuluh darah yang ada ditubuh sehingga ekspresi manusia akan sangat terlihat dengan jelas ketika mereka sedang marah. Nafsu Lauwamah dilambangkan sebagai warna hitam yang merupakan gambaran dari pusar.  nafsu lauwamah ini cenderung terikat kepada kepuasan biologis, seperti makan, minum, tidur dan sebagainya.9
Jika dikatakan saudara empat (sedulur papat) akan selalu menyertai manusia apakah ini benar?tentu benar jika saudara empat tadi dimaknai sebagai nafs (hawa). Nafs akan selalu mendampingi setiap manusia sampai kapanpun. Keempat nafs ini akan selalu tarik menarik karena memang inilah kodrat manusia, karenanya dibutuhkan keseimbangan agar manusia tidak terombang-ambing dalam ikatan antar nafs. Sebagai penyeimbang dari semuanya, dibutuhkan pancer atau pusat. Maka dari itu hati manusia yang terdalam (teleng / fu’ad ; mata hati) inilah yang disebut sebagai pancer. Digambarkan hubungan antara nafs dengan hati (telenging rasa-red) ibarat seperti seorang Sais (kusir) yang mengendalikan empat kuda yang terdiri dari Kuda warna putih, Kuda warna Kuning, Kuda Warna Merah dan Kuda Warna Hitam10. Sais digambarkan sebagai fu’ad (mata hati;telenging rasa) dan keempat kuda merupakan gambaran dari nafs (hawa), Kereta digambarkan sebagai badan wadag manusia, dan Sang Penunggang Kereta digambarkan sebagai Roh. Jika keempat kuda dapat “dikendalikan” dan dijaga “keseimbangannya” tentu si sais dapat mengantarkan Sang Penunggang Kereta sampai dengan tujuan akhirNya. Sebuah logika mendasar dari perumpamaan diatas, kereta tentunya akan mengikuti kemanapun dia ditarik oleh kuda sebagai penarik/penggerak. Itulah gambaran sejati dari badan wadag manusia yang penuh dengan nafsu, angan-angan dan keinginan (watak ala; sifat jelek). Oleh karena itu kita diminta untuk mesu budi, manekung, sembahyang, sholat atau apapun namanya yang pada intinya merupakan latihan olah rasa, untuk menemukan si sais (telenging roso/fu’ad), suatu tempat yang penuh Nur Illahiah. Perpaduan antara Roh Suci yang pada dasarnya merupakan Nur Muhammad (watak kang becik: sifat baik dan penuh kemuliaan) dengan “Kelihaian” Hati (teleng ; fu’ad) dalam mengendalikan hawa nafsu, akan menghasilkan insan-insan yang berbudi luhur, yang tercermin dalam sikap dan perbuatannya. Hal ini dikenal dengan istilah Sikap Batin tercermin dalam sikap lahir, Sikap Lahir luruh dalam Sikap Batin

Namun sebaliknya, jika hati seorang manusia tidak “sehat” dan bersikap sembrono (ora eling lan waspada) maka yang terjadi “keempat Kuda” akan menjadi liar (mbedhal:bahasa jawa) menerjang kesusilaan yang pada dasarnya ada pada Hati manusia.10 Watak yang ada pada Roh Suci dapat tertutup dengan besarnya hawa nafsu yang tak terkendali, hati menjadi gelap dan pada akhirnya melanggar seluruh aturan-aturan (angger-angger) tentang kebajikan, kesusilaan, dan keadilan. 
Dengan demikian konsep Kiblat Papat Kalimo Pancer apakah masih dianggap klenik???monggo dipunpenggalih piyambak-piyambak..tetapi yang pasti konsep ajaran Kiblat Papat Kalima Pancer merupakan ajaran luhur wong Jawa. Ajaran yang sangat realistis, ajaran ngelmu kasampurnan yang didasari ngelmu kasunyatan bukan karena gugon tuhon

SEDULUR PAPAT KALIMO PANCER

Memahami makna 'SEDULUR PAPAT KALIMO PANCER'

Siang dan malam keempat pendekar gaib ini setia menunggu kita. Saat genting dan bahaya, dia menyeret kita ke tempat yang aman. Saudara penjaga gaib ini bukan jin bukan pula gendruwo.

Semakin lama belajar ajaran-ajaran leluhur Jawa, kita akan semakin terkagum-kagum pada para nenek moyang. Ilmu yang mereka ajarkan tidak bertentangan dengan agama, bahkan sesuai dan memperkaya pemahaman agama yang kita anut.

Sayangnya banyak yang masih memandang sebelah mata ajaran para leluhur Jawa ini. Bahkan ada yang menuduhnya sebagai syirik, khurofat dan takhayul. Para penuduh ini mungkin lupa, bahwa ajaran Jawa disampaikan secara sederhana agar mudah dipahami orang Jawa. Memang, para leluhur kita kadang tidak fasih melafalkan kata-kata Arab. Para leluhur ini juga orang yang masih gagap iptek. Namun, jangan salah sangka dulu.

Dari segi kebijaksanaan, ngelmu batin dan olah rasa para nenek moyang kita dulu bisa diandalkan. Mereka adalah para waskita yang mampu membangun candi Borobudur, Prambanan dan mampu membuat sebuah bangunan dengan ketepatan geometris dan geologis. Tidak kalah oleh nenek moyang bangsa Mesir yang mampu membangun piramida, atau nenek moyang suku Inca, bangsa Peru yang bisa membangun Manchu Picchu.

Saat agama Islam masuk ke nusantara, sementara di Jawa saat itu sudah berkembang agama Hindu, Budha dan berbagai kepercayaan animisme, dinamisme, politeisme. Islam melebur secara pelan dan damai, berasimilasi serta berosmosis tanpa pertumpahan darah. Islam agama damai dan tidak memaksa. Orang Jawa bersifat pasrah, sumeleh, sumarah, ikhlas dan mengandalkan rasa pangrasa. Jadi? Klop sudah!

Bagi orang Jawa, masuknya Agama Islam yang kaya dengan aspek kebatinan (tasawuf) sangatlah tepat. Orang Jawa pun tidak kebingungan dengan ajaran-ajaran mistik yang ada di dalamnya. Namun orang Jawa berhasil menyederhanakan ajaran-ajaran mistik ini dengan terminologi dan kalimat-kalimat sederhana dan mudah dimengerti. Harap maklum saja, orang Jawa dulu mayoritas hidup di pedesaan yang sederhana dan tidak banyak berwacana ilmiah.

Salah satu ajaran Kejawen yang membahas tentang adanya malaikat pendamping hidup manusia adalah SEDULUR PAPAT LIMO PANCER. Pancer adalah tonggak hidup manusia yaitu dirinya sendiri. Diri kita dikelilingi oleh empat makhluk gaib yang tidak kasat mata (metafisik). Mereka adalah saudara yang setia menemani hidup kita. Mulai dilahirkan di dunia hingga kita nanti meninggal dunia menuju alam barzakh (alam kelanggengan).

Sebelum hadirnya agama Islam, orang Jawa tidak memahami konsep malaikat. Maka mereka menyebut malaikat penjaga manusia dengan sedulur papat. Konsep “sedulur papat” ini oleh orang Jawa ditamsilkan melalui sebuah pengamatan/niteni.

Mulai saat janin tumbuh di perut ibu, janin dilindungi di dalam rahim oleh ketuban. Selanjutnya adalah ari-ari, darah dan pusar. Itulah saudara manusia sejak awal dia hidup dan selanjutnya “empat saudara” ini kemudian dikubur. Namun orang Jawa Percaya bahwa “empat saudara” ini tetap menemani diri manusia hingga ke liang lahat.

Karena Air Ketuban adalah yang pertama kali keluar saat ibu melahirkan, orang Jawa menyebutnya SAUDARA TUA. Saudara ini melindungi jasad fisik dari bahaya. Maka ia adalah SANG PELINDUNG FISIK.

Selanjutnya yang lebih MUDA adalah ari-ari, tembuni atau plasenta. Pembungkus janin dalam rahim. Ia melingkupi tindakan janin dalam rahim yang kemudian mengantarkan kita ke tujuan. Maka ia adalah SANG PENGANTAR.

Saudara kita selanjutnya adalah DARAH. Darah ini membantu janin kecil untuk tumbuh berkembang menjadi bayi lengkap. Darah adalah SARANA DAN WAHANA IRADAT-NYA pada manusia. Darah bisa disebut nyawa bagi janin. Maka, darah disebut dengan PEMBANTU SETIA MANUSIA MENEMUKAN JATI DIRINYA SEBAGAI HAMBA TUHAN, CERMIN TUHAN .

Saudara gaib kita terakhir adalah pusar. Menurut pemahaman Kejawen, pusar adalah NABI. Pusar secara biologis adalah tali yang menghubungkan perut bayi dalam rahim dan ari-ari. Pusar mendistribusikan makanan yang dikonsumsi ibu ke bayi. Pusar dengan demikian MENDISTRIBUSIKAN WAHYU “IBU” MANUSIA yaitu Gusti Allah SWT kepada diri kita.
Keempat saudara gaib ini sesungguhnya adalah EMPAT MALAIKAT PENJAGA manusia. Yang berada di kanan-kiri, depan-belakang kita. Maka, tidak salah bila Anda menyapa dan bersahabat akrab dengan mereka. Secara gaib, Tuhan mmeberikan pengajaran tidak langsung kepada hati kita. Namun melalui mereka pengajaran itu disampaikan.

Keempat penjaga (malaikat) itu adalah:
JIBRIL (Penerus informasi Tuhan untuk kita),
MIKAIL (Pembagi Rezeki untuk kita) 
ISRAFIL (Pembaca Buku Rencana Tuhan untuk kita),dan
IZRAIL (Penunggu berakhirnya nyawa untuk kita).

Keempat malaikat itu oleh orang Jawa dianggap sebagai SEDULUR karib hidup manusia. Bila kita paham bahwa perjalanan hidup untuk bertemu dengan Tuhan hakikatnya adalah perjalanan menuju “ke dalam” bukan “ke luar”. Perjalanan menembus langit ketujuh hakikatnya adalah perjalanan “diri palsu” menuju “diri sejati” dan menemukan SANG AKU SEJATI, YAITU DIRI PRIBADI/ TUHAN.

Untuk menemukan SANG AKU SEJATI (limo pancer) itulah kita ditemani oleh EMPAT SAUDARA GAIB/MALAIKAT PENUNGGU (sedulur papat). Lantas dimana mereka sekarang? Mereka sekarang sedang mengawasi Anda. Berdzikir mengagungkan asma-Nya. Kita bisa menjadikan mereka sedulur paling akrab bila paham bagaimana cara berkomunikasi dengan mereka. Caranya? Pejamkan mata, matikan seluruh aktivitas listrik di otak kiri dan kanan dan hidupkan sang AKU SEJATI yang ada di dalam diri Anda. Ya, hanya diri sendirilah yang mampu untuk berkomunikasi dengan para sedulur gaib nan setia ini.

Bagaimana tidak setia, bila kemanapun kita berada disitu keempatnya berada. Bila kita berjalan, mereka terbang. Bila jasad kita tidur, mereka akan tetap melek ngobrol dengan ruh kita. Maka, saat bangun tidur di siang hari pikiran kita akan merasa fresh sebab ruh kita akan kembali menjejerkan diri kita dengan iradat-Nya. Sayang, saat waktu beranjak siang polusi nafsu/ego lebih dominan sehingga kebeningan akal pikiran semakin tenggelam.

Bagaimana agar hidup kita selalu ingat oleh kehadiran sedulur papat ini yang setia menjaga kita? 
Gusti kanjeng Sunan Kalijaga memiliki kidung bagus:

Ana kidung akadang premati
Among tuwuh ing kuwasanira
Nganakaken saciptane
Kakang kawah puniku
Kang rumeksa ing awak mami
Anekakaken sedya
Pan kuwasanipun adhi ari-ari ika
Kang mayungi ing laku kuwasaneki
Anekaken pangarah
Ponang getih ing rahina wengi
Angrowangi Allah kang kuwasa
Andadekaken karsane
Puser kuwasanipun
Nguyu uyu sambawa mami
Nuruti ing panedha
Kuwasanireku
Jangkep kadang ingsun papat
Kalimane pancer wus dadi sawiji
Nunggal sawujudingwang

Artinya:
(Ada nyanyian tentang saudara kita yang merawat dengan hati-hati. Memelihara berdasarkan kekuasaannya. Apa yang dicipta terwujud. Ketuban itu menjaga badan saya. Menyampaikan kehendak dengan kuasanya. Adik ari-ari tersebut memayungi perilaku berdasar arahannya.
Darah siang malam membantu Allah Yang Kuasa. Mewujudkan kehendak-Nya. Pusar kekuasaannya memberi perhatian dengan kesungguhan untuk saya. Memenuhi permintaan saya. Maka, lengkaplah empat saudara itu. Kelimanya seagai pusat sudah jadi satu. Manunggal dalam perwujudan saya saat ini)

Wallahu a'lam

TATA CARA MENGUBUR ARI-ARI BAYI

Selama dalam rahim, ari-ari memiliki empat fungsi. Termasuk mengirimkan gizi dan oksigen, membawa karbondioksida dan sisa pembuangan, membentuk pertahanan dari infeksi dan mengeluarkan hormon penunjang kelangsungan hidup. Demikian pentingnya peranan ari-ari, hingga ia tetap diperlakukan dengan layak, sekalipun tugas utamanya telah selesai.

Dari kacamata spiritual Jawa, ari-ari masih memiliki peranan panjang hingga ke depannya. Istilah Kakang Kawah, Adi Ari-Ari, Getih lan Puser menggambarkan bahwa ari-ari tetap menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari jabang bayi yang dilahirkan. Ari-ari merupakan ‘adik kandung’ tiap-tiap pribadi yang menemani kemanapun orang ini pergi.

Karena itulah menguburkan ari-ari juga tidak boleh sembarangan. Ada tata caranya, seperti yang tertulis berikut ini.

1. Setelah janin lahir, ari-ari dibersihkan atau disucikan. Beralaskan daun senthe, ari-ari dimasukkan ke dalam periuk tanah. Kemudian ditutup dengan cobek atau tempurung kelapa.

2. Diatas wadah diberi berbagai ubarampe atau barang syarat. Barang-barang yang dijadikan syarat ini biasanya berbeda untuk tiap daerah.
Ari-ari beserta ubarampenya kemudian dibungkus dengan kain mori (kain putih pembungkus).

3. Lubang untuk mengubur ari-ari digali oleh si bapak. Dalamnya sekitar satu lengan. Bila bayinya perempuan, letak lubang ini ada di sebelah kiri pintu utama rumah. Sedangkan bila bayinya laki-laki, lubangnya terletak di sebelah kanan.

4. Termasuk orang yang berhak melakukan penguburan ari-ari adalah bapak kandung, kakek, atau saudara laki-laki lain yang paling dekat dengan si bayi. Baiknya, sebelum menguburkan terlebih dulu menyucikan diri. Kemudian mengenakan kain atau sarung.

5. Ari-ari yang telah terbungkus dibawa dengan cara diemban, alias digendong menyamping di pinggang. Lalu dimasukkan ke dalam lubang dan ditimbun dengan tanah. Sebelum ditimbun tanah ada beberapa doa yang sebaiknya dibaca terlebih dahulu:
a. Dikumandangkan adzan dan iqomah
b. Dibacakan dua kalimat Syahadat
c. Dibacakan Sholawat
d. Dibacakan jopo: "Jabang Bayi, Ojo Kakehan nangis, ojo kakehan bika, ojo kakehan penyakit, taat marang Gusti Allah lan Rosulullah, tunduk marang wong tuwo loro, apik marang sedulur lan masyarakat, migunani kanggo Nusa, Bangsa lan Agama"
e. Kemudian dijawab sendiri: "Injih...injih...injih..."

6. Selanjutnya masukkan tanah yg sdh diacak. Semakin padat penimbunannya semakin baik, agar ari-ari aman dari gangguan binatang.

7. Selama selapan (35 hari), kuburan ini diberi penerangan. Agar baik ari-ari maupun si jabang bayi selalu diberi penerang dalam perjalanannya.

Wallahu A'lam...

Selasa, 02 Juli 2019

Luruskan Shaf

Wajibnya Meluruskan dan Merapatkan Shaf

سَوُّوْا صُفُوْفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصَّفِّ مِنْ تَمَامِ الصَّلاَةِ
“Luruskan shaf-shaf kalian, karena sesungguhnya meluruskan shaf termasuk kesempurnaan sholat”.

Takhrij Hadits:
Hadits dengan lafadz ini diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Shohihnya (433) dari shahabat Anas bin Malik -radhiallahu Ta’ala ‘anhu-, dan dalam riwayat Al-Bukhary (723), dengan lafazh:

سَوُّوْا صُفُوْفَكُمْ فَإِنَّ تَسْوِيَةَ الصَّفِّ مِنْ إِقَامَةِ الصَّلاَةِ
”Luruskan shaf-shaf kalian, karena sesungguhnya meluruskan shaf termasuk menegakkan sholat.”
Semakna dengannya, hadits Abu Hurairah -radhiallahu Ta’ala ‘anhu- dalam riwayat Al-Bukhary (722) dan Muslim (435), dari Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bahwa beliau bersabda:

وَأَقِيْمُوْا الصَّفِّ فِي الصَّلاَةِ, فَإِنَّ إِقَامَةِ الصَّفِّ مِنْ حُسْنِ الصَّلاَةِ
“Dan tegakkanlah shaf di dalam shalat, karena sesungguhnya menegakkan shaf termasuk diantara baiknya sholat”.

Kosa Kata Hadits:
1.    Sabda beliau [luruskanlah shaf-shaf kalian] yakni, lurus dan seimbanglah dalam bershaf sehingga kalian seakan-akan merupakan garis yang lurus, jangan salah seorang di antara kalian agak ke depan atau agak ke belakang dari yang lainnya, serta merapat dan tutuplah celah-celah kosong yang berada di tengah shaf.
2.    Sabda beliau [termasuk kesempurnaan sholat], yakni penyempurna sholat. Sesuatu dikatakan sempurna jika telah sempurna seluruh bagian-bagiannya, sehingga satu bulan dikatakan sempurna jika harinya sudah genap 30.
3.    Sabda beliau [sesungguhnya menegakkan shaf], yakni meluruskan dan menyeimbangkannya ketika hendak mendirikan shalat berjama’ah.
4.    Sabda beliau [termasuk diantara baiknya sholat]. Ibnu Baththol menjelaskan bahwa “baiknya sesuatu” adalah kadar tambahan setelah sempurnanya sesuatu tersebut.
[Lihat: Fathul Bary (2/209), ‘Aunul Ma’bud (2/259), dan Faidhul Qodir (2/537) dan (4/115-116)]
Syarh:

Di antara sunnah yang banyak dilalaikan dan tidak diketahui ummat adalah meluruskan dan merapatkan shaf. Sunnah ini telah ditinggalkan oleh mereka sehingga nampak fenomena yang menyedihkan berupa adanya ketidakrapian shaf dalam sholat berjama’ah.
Di lain sisi, orang yang diangkat jadi imam sholat juga tidak paham mengenai sunnah yang satu ini. Kalaupun paham, mereka tidak berusaha mengajarkannya kepada jama’ah, –baik karena sikap acuh tak acuh mereka terhadap sunnah atau karena sungkannya mereka kepada jama’ah yang telah menunjuk dirinya sebagai imam sehingga takut jika posisi itu hilang darinya ketika dia mengajarkan dan menerapkan sunnah yang mulia ini- sehingga terjadilah kekacauan dalam barisan jama’ah yang terkadang melahirkan perselisihan batin dan kebencian.
Sebagai bentuk usaha dalam mengatasi problema ini, kami merasa perlu untuk menjelaskan sunnah yang mahjuroh (ditinggalkan) ini dan menyebarkannya melalui tulisan yang ringkas ini. Berikut penjelasannya:

Anjuran Menyambung Shaf dan Ancaman Memutuskannya
Banyak nash dari hadits Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- yang menganjurkan kita agar kita meluruskan dan merapatkan shaf, bahkan beliau juga telah mengancam orang yang memutuskannya dengan ancaman yang keras.

1. Dari sahabat ‘Abdullah bin ‘Umar -radhiallahu Ta’ala ‘anhuma- beliau berkata: Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:

أَقِيْمُوُا صُفُوْفَكُمْ فَإِنَّمَا تَصُفُّوْنَ بِصُفُوْفِ الْمَلاَئِكَةِ, وَحَاذُوْا بَيْنَ الْمَنَاكِبِ وَسَدُّوْا الْخَلَلَ وَلِيْنُوْا بِأَيْدِيْ إِخْوَانِكُمْ وَلاَ تَذَرُوْا فُرُجَاتٍ لِلشَّيْطَانِ. وَمَنْ وَصَلَ صَفًّا وَصَلَهُ اللهُ وَمَنْ قَطَعَ صَفًّا قَطَعَهُ اللهُ عَزَّ وَجَلَّ
“Luruskan shaf-shaf kalian karena sesungguhnya kalian itu bershaf seperti shafnya para malaikat. Luruskan di antara bahu-bahu kalian, isi (shaf-shaf) yang kosong, lemah lembutlah terhadap tangan-tangan (lengan) saudara kalian dan janganlah kalian menyisakan celah-celah bagi setan. Barangsiapa yang menyambung shaf, niscaya Allah akan menyambungnya  (dengan rahmat-Nya) dan barangsiapa yang memutuskannya, maka Allah akan memutuskannya (dari rahmat-Nya)”.
Imam Abu Dawud As-Sijistany -rahimahullah- berkata ketika menjelaskan sabda Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam-, “Makna sabdanya:[ “Lembutilah tangan-tangan (lengan) saudara kalian”] (adalah) apabila ada seorang yang datang menuju shaf, lalu ia berusaha masuk, maka seyogyanya setiap orang melembutkan (melunakkan) bahunya untuknya sehingga ia bisa masuk shaf”. 
Jika menutup celah yang renggang saja merupakan perkara yang sangat dianjurkan, apalagi jika itu merupakan kekosongan dan kerenggangan yang sangat lapang di antara satu jama’ah dengan jama’ah lainnya -sebagaimana yang terlihat di banyak masjid di tanah air-, maka ini tentu lebih dianjurkan bahkan diperintahkan.

2. ‘A`isyah -radhiallahu Ta’ala ‘anha- berkata, Rasulullah -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:

مَنْ سَدَّ فُرْجَةً رَفَعَهُ اللهُ بِهَا دَرَجَةً وَبَنَى لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ
“Barang siapa yang menutupi suatu celah (dalam shaf), niscaya Allah akan mengangkat derajatnya karenanya dan akan dibangunkan untuknya sebuah rumah di dalam surga”. 
Janji yang demikian besarnya, tentunya tidak diberikan kecuali kepada orang yang memiliki semangat yang tinggi dalam mengamalkan sunnah Rasulullah-Shallallahu ‘alaihi wasallam- di saat manusia banyak yang meninggalkannya dan melalaikannya, bahkan terkadang diingkari. Demikian pula orang yang menolong saudaranya dalam melaksanakan sunnah ini dengan melunakkan bahunya agar saudaranya bisa masuk ke dalam shaf dan tidak terhalang, wajar jika ia disebut sebagai “orang yang terbaik akhlaknya”.

3. Nabi -Shallallahu ‘alaihi wasallam- bersabda:

خِيَارُكُمْ أَلْيَنُكُمْ مَنَاكِبِ فِي الصَّلاَةِ, وَمَا مِنْ خَطْوَةٍ أَعْظَمُ أَجْرًا مِنْ خَطْوَةٍ مَشَاهَا رَجُلٌ إِلَي فُرْجَةٍ فِي الصَّفِّ فَسَدَّهَا
“Orang yang terbaik di antara kalian adalah orang yang paling lembut bahunya dalam sholat. Tak ada suatu langkahpun yang lebih besar pahalanya dibandingkan langkah yang dilangkahkan menuju celah dalam shaf, lalu ia menutupinya”. 

WALLAAHU A'LAM BISHSHOWAB