Falsafah PSHT

Manusia dapat dihancurkan, Manusia dapat dimatikan,
tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu
masih Setia kepada dirinya sendiri atau ber-SH pada dirinya sendiri

Rabu, 17 Oktober 2018

TASHAWWUF ITU ILMU AKHLAK

Bismillah...

TASHAWWUF ITU ILMU AKHLAK

Tolong bacalah dengan hati yang bersih bukan dengan hati yang kotor.

BENIH TASHAWWUF BERASAL DARI PRILAKU NABI.

Perikehidupan (sirah) nabi Muhammad SAW juga merupakan benih-benih tashawuf yaitu pribadi nabi SAW yang sederhana, zuhud, dan tidak pernah terpesona dengan kemewahan dunia.

Dalam salah satu Doanya ia memohon: "Wahai Allah, Hidupkanlah aku dalam kemiskinan dan matikanlah aku selaku orang miskin" (HR.at-Tirmizi, Ibnu Majah dan al-Hakim).

"Pada suatu waktu Nabi SAW datang ke rumah istrinya, Aisyah binti Abu Bakar as-Siddiq. Ternyata di rumahnya tidak ada makanan. Keadaan ini diterimanya dengan sabar, lalu ia menahan lapar dengan berpuasa" (HR.Abu Dawud, at-Tirmizi dan an-Nasa-i) .

Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT dalam surat Al-Ahzab ayat 21 yang artinya: "Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut nama Allah".

Peristiwa dan Perilaku Hidup Nabi. Sebelum diangkat menjadi Rasul, berhari-hari beliau berkhalawat (mengasingkan diri) di Gua Hira, terutama pada bulan Ramadhan disana nabi banyak berzikir dan bertafakur dalam rangka mendekatkan diri kepada Allah SWT.

Pengasingan diri Nabi SAW di gua Hira ini merupakan acuan utama para shufi dalam melakukan khalawat, ini contoh tashawuf Rasulullah.

Tashawuf itu mengajarkan pola hidup sederhana, qonaah, tawakal, zuhud, wara', senatiasa berzikir, Bukannya NGAJARKAN KESOMBONGAN...

Lihatlah pola hidup Rasulullah dan para sahabat..

LIHATLAH POLA TASHAWUF ABU BAKAR.

Abu Bakar hanya memiliki sehelai pakaian. Ia berkata: "Jika seorang hamba begitu dipesonakan oleh hiasan dunia, Allah membencinya sampai ia meninggalkan perhiasan itu."

Oleh karena itu Abu Bakar memilih taqwa sebagai "pakaiannya" Ia menghiasi dirinya dengan sifat-sifat rendah hati, santun, sabar, dan selalu mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan ibadah dan dzikir.

Abu bakar adalah salah seorang Quraisy yang kaya. Setelah masuk islam, ia menjadi orang yang sangat sederhana. Ketika menghadapi perang Tabuk, Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat, Siapa yang bersedia memberikan harta bendanya di jalan Allah SWT.

Abu Bakar lah yang pertama menjawab: "Saya ya Rasulullah". Akhirnya Abu Bakar memberikan seluruh harta bendanya untuk jalan Allah SWT. Melihat demikian, Nabi SAW bertanya kepada: "Apalagi yang tinggal untukmu wahai Abu Bakar?" ia menjawab: "Cukup bagiku Allah dan Rasul-Nya".

Diriwayatkan bahwa selama enam hari dalam seminggu Abu Bakar selalu dalam keadaan lapar. Pada suatu hari Rasulullah SAW pergi ke masjid. Di sana Nabi SAW bertemu Abu Bakar dan Umar bin Khattab, kemudian ia bertanya: "Kenapa anda berdua sudah ada di mesjid?", Kedua sahabat itu menjawab: "Karena menghibur lapar"

LIHATLAH POLA TASHAWUF UMAR BIN KHATTAB

Umar bin Khattab yang terkenal dengan keheningan jiwa dan kebersihan qalbunya, sehingga Rasulullah SAW berkata: " Allah telah menjadikan kebenaran pada lidah dan hati Umar". Ia terkenal dengan kezuhudan dan kesederhanaannya. Diriwayatkan, pada suatu ketika setelah ia menjabat sebagai khalifah, ia berpidato dengan memakai baju bertambal dua belas sobekan.
Diceritakan, Abdullah bin Umar, putra Umar bin Khatab, ketika masih kecil bermain dengan anak-anak yang lain. Anak-anak itu semua mengejek Abdullah karena pakaian yang dipakainya penuh dengan tambalan.

LIHAT POLA TASHAWUF USMAN BIN AFFAN

Usman bin Affan yang menjadi teladan para shufi dalam banyak hal. Usman adalah seorang yang zuhud, tawadu' (merendahkan diri dihadapan Allah SWT), banyak mengingat Allah SWT, banyak membaca ayat-ayat Allah SWT, dan memiliki akhlak yang terpuji.
Diriwayatkan ketika menghadapi Perang Tabuk, sementara kaum muslimin sedang menghadapi paceklik, Usman memberikan bantuan yang besar berupa kendaraan dan perbekalan tentara.
Diriwayatkan bahwa Usman terbunuh ketika sedang membaca Al-Qur'an.

Tebasan pedang para pemberontak mengenainya ketika sedang membaca surah Al-Baqarah ayat 137 yang artinya: "...maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dia-lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui." ketika itu ia tidak sedikitpun beranjak dari tempatnya, bahkan tidak mengijinkan orang mendekatinya. Ketika ia rebah berlumur darah, mushaf (kumpulan lembaran) Al-Qur'an itu masih tetap berada di tangannya.

LIHATLAH POLA TASHAWUF ALI BIN ABI THALIB

Ali bin Abi Thalib yang tidak kurang pula keteladanannya dalam dunia kerohanian. Ia mendapat tempat khusus di kalangan para shufi. Bagi mereka Ali merupakan guru kerohanian yang utama. Ali mendapat warisan khusus tentang ini dari Nabi SAW. Abu Ali ar-Ruzbari, seorang tokoh shufi, mengatakan bahwa Ali dianugerahi Ilmu Laduni. Ilmu itu, (sebelumnya) secara khusus diberikan Allah SWT kepada Nabi Khaidir AS, seperti firmannya yang artinya: "…dan telah Kami ajarkan padanya ilmu dari sisi Kami." (QS. Al Kahfi:65).

Kezuhudan dan kerendahan hati Ali terlihat pada kehidupannya yang sederhana. Ia tidak malu memakai pakaian yang bertambal, bahkan ia sendiri yang menambal pakaiannya yang robek.

Suatu waktu ia tengah menjinjing daging di Pasar, lalu orang menyapanya: "Apakah tuan tidak malu membawa daging itu ya Amirul mu'minin (Khalifah)?" Kemudian dijawabnya: "Yang saya bawa ini adalah barang halal, kenapa saya harus malu?",
Nabi dan para sahabat adalah Contoh perilaku Tashawuf yang tidak bisa diingkari siapapun yang memang Islam sejati.

Hakikat Tawadu' adalah ajaran tashawuf

Hakikat Qonaah adalah ajaran Tashawuf

Hakikat wara' adalah ajaran tashawuf

Hakikat Zuhud adalah ajaran Tashawuf...

Dan Jika anda membenci tashawuf maka anda sama dengan membenci cara Hidup Rasulullah dan para sahabat.
karna itulah imam syafi'i mengatakan :

ﻓﻘﻴﻬﺎ ﻭ ﺻﻮﻓﻴﺎ ﻓﻜﻦ ﻟﻴﺲ ﻭﺍﺣﺪﺍ * ﻓﺈﻧﻲ ﻭ ﺣـــﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻳـــﺎﻙ ﺃﻧــــﺼﺢ
ﻓﺬﺍﻟﻚ ﻗﺎﺱ ﻟﻢ ﻳـــﺬﻕ ﻗـﻠــﺒﻪ ﺗﻘﻰ * ﻭﻫﺬﺍ ﺟﻬﻮﻝ ﻛﻴﻒ ﺫﻭﺍﻟﺠﻬﻞ ﻳﺼﻠﺢ

Berusahalah engkau menjadi seorang yang mempelajari ilmu fiqih dan juga menjalani tashawuf, dan janganlah kau hanya mengambil salah satunya. Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu.

Orang yang hanya mempelajari ilmu fiqih tapi tidak mau menjalani tashawuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelezatan taqwa. Sedangkan orang yang hanya menjalani tashawuf tapi tidak mau mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik? [Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, Dar el-mareefah, pp. 42].

Bagaimna Orang mau merasakan Nikmatnya Iman dan taqwa jika tidak mengerti tashawuf yang sebenarnya??

Lihatlah mereka mereka yang tidak suka dengan Tashawuf. Hidup tak pernah tenang, jiwa dikotori sifat-sifat makzumah, bahkan banyak yang tidak punya adab dan akhlak.

mereka bicara fiqih tapi mereka punya jiwa yang tidak sehati, lain perkataan lain priliaku bahkan hasad dan dengki, iri dan tamak. Bahkan tak pandai bagaimana bersyukur sebenarnya baik dalam keadaan cukup maupun dalam keadaan kurang.

Tashawuf itu inti utamanya mengajarkan Akhlak. mengajar pola hidup yang tenang dalam keadaan bagaimanapun.
lantas mengapa ada saja yang tidak suka??

Jika tidak suka bencilah tingkah laku para sahabat dan Rasulullah, maka yakinlah Islam kalian hanya batas tenggorokan saja.

Sunnah bukan mesti terucap tetapi juga perbutan Rasulullah dan para sahabat. jangan mengatakan sesuai sunnah nabi dan sunnah khulafa 'ur rasydin jika kalian malahan tidak bisa bersikap santun seperti Rasulullah dan sahabat!!.

itu artinya kalian hanya teori tanpa pelaksaan. Sudah tak berilmu ditambah juga tak beramal.

Apa itu sholeh dan sholehah ??

bagaimana adab orang yang sungguh-sungguh sholeh dan sholehah dalam artian sebenarnya??

Pahami Tashawuf dengan benar jika mau sholeh dan sholehah, Contohlah sikap hidup Rasulullah dan sahabat, bukan cuma pengakuan merasa sholeh dan sholehah.

Bagaimana mau sholeh dan sholehah jika tidak bertashawuf??

Sungguh lucu sekali ada orang ANTI TASHAWUF tetapi bicara istiqomah, wara, zhuhud, qonaah padahal itu ilmu-ilmu tashawuf.

PERHATIKAN PENDAPAT IMAM MADZHAB TENTANG TASHAWUF

1. Tashawwuf menurut Imam Madzhab Hanafiyah.
Imam Abu Hanifah (Pendiri Mazhab Hanafi) berkata: Jika tidak karena dua tahun, Nu'man telah celaka. Karena dua tahun saya bersama Sayyidina Imam Jafar as-Shodiq, maka saya mendapatkan ilmu spiritual yang membuat saya lebih mengetahui jalan yang benar.
(Kitab Durr al Mantsur)

2. Tashawwuf menurut Imam Madzhab Malikiyah.
Imam Maliki (Pendiri Mazhab Maliki) berkata: Barangsiapa mempelajari/mengamalkan tashawuf tanpa fiqih maka dia telah zindik, dan barang siapa mempelajari fiqih tanpa tashawuf dia tersesat, dan siapa yang mempelari tasawuf dengan disertai fiqih dia meraih kebenaran.
('Ali al-Adawi dalam kitab Ulama fiqih, vol. 2, hal. 195 yang meriwayatkan dari Imam Abul Hasan).

3. Tashawwuf menurut Imam Madzhab Syafi'iyah.
Imam Syafi'i (pendiri mazhab Syafi'i) berkata: Saya berkumpul bersama orang-orang shufi dan menerima 3 ilmu: Mereka mengajariku bagaimana berbicara, Mereka mengajariku bagaimana memperlakukan orang lain dengan kasih sayang dan kelembutan hati, Mereka membimbingku ke dalam jalan tashawuf.
(Riwayat dari kitab Kasyf al-Khafa dan Muzid al Albas, Imam 'Ajluni, vol. 1, hal. 341).

4. Tasawwuf menurut Imam Madzhab Hanabilah.
Imam Ahmad bin Hanbal (Pendiri mazhab Hambali) berkata: Anakku, kamu harus duduk bersama orang-orang shufi, karena mereka adalah mata air ilmu dan mereka selalu mengingat Allah dalam hati mereka. Mereka adalah orang-orang zuhud yang memiliki kekuatan spiritual yang tertinggi. Aku tidak melihat orang yang lebih baik dari mereka.
(Ghiza al Al-bab, vol. 1, hal. 120; Tanwir al Qulub, hal. 405, Syaikh Amin al Kurdi)

Imam Malik berkata: Fiqih tanpa Tashawwuf adalah munafiq
ﻣﻦ ﺗﺼﻮﻑ ﻭﻟﻢ ﻳﺘﻔﻘﻪ ﻓﻘﺪ ﺗﺰﻧﺪﻕ ﻭﻣﻦ ﺗﻔﻘﻪ ﻭﻟﻢ ﻳﺘﺼﻮﻑ ﻓﻘﺪ ﺗﻔﺴﻖ ﻭﻣﻦ ﺟﻤﻊ ﺑﻴﻨﻬﻤﺎ ﻓﻘﺪ ﺗﺤﻘﻖ

Barang siapa belajar tashawuf tanpa belajar fiqih berarti ia zindiq. Barang siapa belajar fiqih tanpa tashawuf berarti ia munafiq. Dan barang siapa mengumpulkan tashawuf dan fiqih berarti ia adalah orang yang benar. (Iqozhul Himam. Hlm 6).

Kalam Imam Syafi'i berikut ini dalam bentuk bait syi'ir untuk membungkam hujjah mereka :
ﻓﻘﻴﻬﺎً ﻭﺻﻮﻓﻴﺎً ﻓﻜﻦ ﻟﻴﺲ ﻭﺍﺣﺪﺍ ﻓﺈﻧــﻲ ﻭﺣـﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻳـﺎﻙ ﺃﻧﺼﺢ , ﻓﺬﻟﻚ ﻗﺎﺱ ﻟﻢ ﻳﺬﻕ ﻗﻠﺒﻪ ﺗﻘــﻰ ﻭﻫﺬﺍ ﺟﻬﻮﻝ ﻛﻴﻒ ﺫﻭ ﺍﻟﺠﻬﻞ ﻳﺼﻠﺢ
Jadilah kamu seorang ahli fiqih yang bertashawwuf jangan jadi salah satunya, sungguh dengan haq Allah aku menasehatimu.

Jika kamu menjadi ahli fiqih saja, maka hatimu akan keras tak akan merasakan nikmatnya taqwa. Dan jka kamu menjadi yang kedua saja, maka sungguh dia orang teramat bodoh, maka orang bodoh tak akan menjadi baik.
(Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i halaman: 19)

Nasihat Imam Asy-Syafi'I Rohimalloh:
ﻓﻘﻴﻬﺎ ﻭ ﺻﻮﻓﻴﺎ ﻓﻜﻦ ﻟﻴﺲ ﻭﺍﺣﺪﺍ ﻓﺈﻧﻲ ﻭ ﺣـــﻖ ﺍﻟﻠﻪ ﺇﻳـــﺎﻙ ﺃﻧــــﺼﺢ ﻓﺬﺍﻟﻚ ﻗﺎﺱ ﻟﻢ ﻳـــﺬﻕ ﻗـﻠــﺒﻪ ﺗﻘﻰ ﻭﻫﺬﺍ ﺟﻬﻮﻝ ﻛﻴﻒ ﺫﻭﺍﻟﺠﻬﻞ ﻳﺼﻠﺢ
Berusahalah engkau menjadi seorang yang mempelajari ilmu fiqih dan juga menjalani tasawwuf, dan janganlah kau hanya mengambil salah satunya.

Sesungguhnya demi Allah saya benar-benar ingin memberikan nasehat padamu.
Orang yag hanya mempelajari ilmu fiqih tapi tidak mau menjalani tashawwuf, maka hatinya tidak dapat merasakan kelazatan taqwa.
Sedangkan orang yg hanya menjalani tashawwuf tapi tidak mau mempelajari ilmu fiqih, maka bagaimana bisa dia menjadi baik.[Diwan Al-Imam Asy-Syafi'i, halaman 47]

MENJAWAB FITNAH WAHABI TERHADAP IMAM SAFI'I

Wahab berdusta atas nama imam Syafi'i untuk mencela ajaran tashawwuf yang mereka anggap sesat.

Hanya bermodalkan taqlid buta pada orang-orang yang mereka anggap paling benar dan bermodalkan ilmu yang pas-pasan.

Mereka mencela ajaran tashawwuf dengan mencomot kalam imam Syafi'i yang mereka anggap bahwa imam Syafi'i juga mencela ajaran tashawwuf dan para penganutnya, tanpa mau mempelajari makna yang sebenarnya.

Mereka membawakan kalam imam Syafi'i sebagai berikut:
Pertama:
ﺭﻭﻯ ﺍﻟﺒﻴﻬﻘﻲ ﻓﻲ " ﻣﻨﺎﻗﺐ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ " ﻋﻦ ﻳﻮﻧﺲ ﺑﻦ ﻋﺒﺪ ﺍﻷﻋﻠﻰ ﻳﻘﻮﻝ : ﺳﻤﻌﺖ ﺍﻟﺸﺎﻓﻌﻲ ﻳﻘﻮﻝ : ﻟﻮ ﺃﻥ ﺭﺟﻼً ﺗﺼﻮَّﻑ ﻣﻦ ﺃﻭﻝ ﺍﻟﻨﻬﺎﺭ ﻟﻢ ﻳﺄﺕ ﻋﻠﻴﻪ ﺍﻟﻈﻬﺮ ﺇﻻ ﻭﺟﺪﺗﻪ ﺃﺣﻤﻖ .
Al-Imam Al-Baihaqi rahimahullahu meriwayatkan di dalam kitabnya Manaqib asy-Syafi'i dari Yunus bin Abdul A'la, aku mendengar imam Syafi'i berkata: "Jika seorang belajar tashawuf di pagi hari, sebelum datang waktu dhuhur engkau akan dapati dia menjadi orang dungu.”

Kedua:
ﻭﻋﻨﻪ ﺃﻳﻀﺎ ﺃﻧﻪ ﻗﺎﻝ ﻣﺎ ﻟﺰﻡ ﺃﺣﺪ ﺍﻟﺼﻮﻓﻴﺔ ﺃﺭﺑﻌﻴﻦ ﻳﻮﻣﺎ ﻓﻌﺎﺩ ﻋﻘﻠﻪ ﺇﻟﻴﻪ ﺃﺑﺪﺍ

Dari imam Syafi'i juga, bahwasanya beliau berkata "Seorang yang telah bersama kaum shufiyah selama 40 hari, tidak mungkin kembali akalnya selama-lamanya."

Benarkah imam Syafi'i seperti apa yang mereka katakan??

SANGGAHAN

Pertama...
Khobar pertama di dalam sanadnya oleh para ulama masih diperselisihkan artinya tidak tsiqah. Dalam periwayatan lainnya menggunakan kalimat "Lau laa" (seandainya tidak)

Dalam kitab Hilyatul Aulia disebutkan sebagai berikut:
ﺣَﺪَّﺛَﻨَﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪُ ﺑْﻦُ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻟﺮَّﺣْﻤَﻦِ ، ﺣﺪَّﺛَﻨِﻲ ﺃَﺑُﻮ ﺍﻟْﺤَﺴَﻦِ ﺑْﻦُ ﺍﻟْﻘَﺘَّﺎﺕِ ، ﺛﻨﺎ ﻣُﺤَﻤَّﺪُ ﺑْﻦُ ﺃَﺑِﻲ ﻳَﺤْﻴَﻰ ، ﺛﻨﺎ ﻳُﻮﻧُﺲُ ﺑْﻦُ ﻋَﺒْﺪِ ﺍﻷَﻋْﻠَﻰ ، ﻗَﺎﻝَ : ﺳَﻤِﻌْﺖُ ﺍﻟﺸَّﺎﻓِﻌِﻲَّ ، ﻳَﻘُﻮﻝُ : " ﻟَﻮْﻻ ﺃَﻥَّ ﺭَﺟُﻼ ﻋَﺎﻗِﻼ ﺗَﺼَﻮَّﻑَ ، ﻟَﻢْ ﻳَﺄْﺕِ ﺍﻟﻈُّﻬْﺮَ ﺣَﺘَّﻰ ﻳَﺼِﻴﺮَ ﺃَﺣْﻤَﻖَ "
"Seandainya orang yang berakal tidak bertasawwuf, maka belum sampai dhuhur, ia akan menjadi dungu"

Sanad periwayatan ini muttasil dari pengarang kitab Hiltyatul Aulia hingga sampai pada imam Syafi'i dan lebih kuat karena menggunakan shighah tahdits/ sama' (lambing periwayatan yang didengarkan secara langsung secara estafet).

Kedua...
Mereka menukil ucapan imam Syafi'i tersebut dengan bodoh terhadap makna yang sebenarnya.
Benarkah itu sebuah celaan terhadap ajaran tashawwuf ??

Makna yang sesungguhnya adalah:

"Tidaklah seseorang belajar tashawwuf tanpa didahului ilmu fiqih, maka tidaklah datang waktu dhuhur maksudnya waktu sholat, kecuali dia dalam keadaan dungu yakni dalam keadaan bodoh, dia tidak mengerti bagaimana beribadah dengan Tuhannya".

Makna seperti ini sesuai dengan kalam para ulama lainnya seperti imam Sirri As-Saqothi yang berkata kepada imam Junaid dan disebutkan oleh al-Hafidz Abu Thalib Al-Makki dalam kitabnya Qutul Qulub sebagai berikut:

Imam Sirri as-Saqothi berkata pada imam Junaid "Jika kau berpisah dariku, siapakah yang kau duduk bersamanya? Imam Junaid menjawab "Al-Harist al-Muhasibi".

Imam Sirri berkata "Benar, ambillah ilmu dan adabnya, dan tinggalkan kalam lembutnya".

Imam Junaid berkata "Ketika aku hendak pergi aku mendengar beliau berkata:
ﺟﻌﻠﻚ ﺍﻟﻠّﻪ ﺻﺎﺣﺐ ﺣﺪﻳﺚ ﺻﻮﻓﻴﺎً ﻭﻻ ﺟﻌﻠﻚ ﺻﻮﻓﻴﺎً ﺻﺎﺣﺐ ﺣﺪﻳﺚ
Semoga Allah menjadikanmu ahli hadits yang bertashawuf dan tidak menjadikanmu ahli tashawuf yang pandai hadits".

Ketiga...
Mereka menukil ucapan imam Syafi'i tersebut dari imam Baihaqi dalam kitabnya Manaqib Asy-Syafi'i. Seandainya mereka mau jujur, maka mereka seharusnya juga menampilkan kalam imam Baihaqi terhadap kalam imam Syafi'i tersebut dan tidak membuangnya. Namun karena tujuan mereka untuk mengelabui umat dari makna yang sebenarnya, mereka tak lagi peduli pada kejujuran dan amanat. Walaa haula walaa quwwata illa billah.

Berikut komentar beliau setelah menampilkan kalam imam Syafi'i tersebut dalam kitab beliau Manaqib Asy-Syafi'i juz 2 halaman 207:
ﻗﻠﺖ : ﻭﺇﻧﻤﺎ ﺃﺭﺍﺩ ﺑﻪ ﻣﻦ ﺩﺧﻞ ﻓﻲ ﺍﻟﺼﻮﻓﻴﺔ ﻭﺍﻛﺘﻔﻰ ﺑﺎﻻﺳﻢ ﻋﻦ ﺍﻟﻤﻌﻨﻰ، ﻭﺑﺎﻟﺮﺳﻢ ﻋﻦ ﺍﻟﺤﻘﻴﻘﺔ، ﻭﻗﻌﺪ ﻋﻦ ﺍﻟﻜﺴﺐ، ﻭﺃﻟﻘﻰ ﻣﺆﻧﺘﻪ ﻋﻠﻰ ﺍﻟﻤﺴﻠﻤﻴﻦ، ﻭﻟﻢ ﻳﺒﺎﻝ ﺑﻬﻢ، ﻭﻟﻢ ﻳﺮﻉ ﺣﻘﻮﻗﻬﻢ ﻭﻟﻢ ﻳﺸﺘﻐﻞ ﺑﻌﻠﻢ ﻭﻻ ﻋﺒﺎﺩﺓ، ﻛﻤﺎ ﻭﺻﻔﻬﻢ ﻓﻲ ﻣﻮﺿﻊ ﺁﺧﺮ
"Aku katakan (Imam Al Baihaqi menjelaskan maksud perkataan Imam As Syafi'i tersebut): "Sesungguhnya yang imam Syafi'i maksud adalah orang yang masuk dalam shufi namun hanya cukup dengan nama bukan dengan makna (pengamalan), merasa cukup dengan simbol dan melupakan hakekat shufi, malas bekerja, membebankan nafkah pada kaum muslimin tapi tidak peduli dgn mereka, tidak menjaga haq-haq mereka, tidak menyibukkan diri dengan ilmu dan ibadah, sebagaimana beliau menyifai hal ini di tempat yang lainnya."
(Al Manaqib Al Imam As Syafi'i li Al Imam Al Baihaqi, 2/207)

Inilah yang dimaksud oleh imam Syafi'i, maka jelas bahwa beliau tidak mencela ajaran tashawwuf dan penganutnya.

Sungguh Firqoh Wahabi benar-benar pembawa Fitnah dari nejed.

Sangat jelas bahwa wahabi bukan ahlu sunnah sebab seorang ahli sunnah sejati tidak akan berani berdusta !!

Dan wahabi tidak bisa dipercaya sebagai pengikut salafus sholeh sebab adab, prilaku Rasulullah, sahabat, tabiin, tabiun.
Imam madzhab yang justru bertashawuf mereka tolak bahkan berani mengatakan tasyawuf adalah ajaran bidah dan lebih jauh lagi mereka berdusta atas nama imam madzhab untuk menipu umat.

BEGITUKAH AKHLAK AHLI SUNNAH KERJAANNYA HANYA MENCELA, MEMFITNAH ?

Wahabi kaum golongan zindiq dan munafik.

Bahkan pengikutnya yang merasa ahli agama sudah merasa paling sempurna dlm beragama, padahal mulutnya saja lancang tidak punya adab.

itu karena tidak kenal ilmu ilmu tashawuf

Tashawuf berasal dari istilah yang dikonotasikan dengan "ahlu shuffah" ( ﺍَﻫﻞ ﺍﻟﺼﻔﺔ ), yang berarti sekelompok orang pada masa Rasulullah SAW.

Hidupnya diisi dengan banyak berdiam diserambi-serambi masjid, dan mereka mengabdikan hidupnya untuk beribadah kepada Allah SWT.

Kedua, ada yang mengatakan tashawuf berasal dari kata shafa' ( ﺍﻟﺼﻔﺎﺀ ), yang berarti orang-orang yang mensucikan dirinya di hadapan Tuhan-Nya.

Ketiga, ada yang megatakan bahwa istilah tasawuf berasal dari kata "shaf" ( ﺻﻒ ), yang dinisbatkan kepada orang-orang yang ketika shalat berada di Shaf yang paling depan.

NAH SEBUTAN ITU SUDAH ADA DI MASA RASULULLAH.

RASULULLAH TIDAK PERNAH MENGATAKAN MEREKA SESAT PADA MEREKA.

LANTAS YANG NGECAP SESAT LEBIH MULIA DARI NABI?

Semoga tulisan ini menjadi renungan kita semua untuk hati-hati mengkaji persoalan agama, teliti itu penting agar tidak salah jalan dalam menjalankan syariat agama.

Tugas saya hanya membela diri dari segala tuduhan yang tidak punya dasar ilmu yang cukup.

Dan bukan hanya saya tetapi semua aswaja pada dasarnya membela diri dari kaum PENUDUH, KAUM AHLUL FITNAH Yang setiap hari hanya berilmu BIDAH, SYRIK, KAFIR.. MULUT LANCANG.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar