Falsafah PSHT

Manusia dapat dihancurkan, Manusia dapat dimatikan,
tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu
masih Setia kepada dirinya sendiri atau ber-SH pada dirinya sendiri

Kamis, 11 Oktober 2018

RAHASIA FATIHAH

Dalam sebuah Fesantren "Fesbukiyyah Imajineriyah" Sang guru menjelaskan hakekat Fateha, "Semua rahasia suci – firman Allah yang disampaikan kepada manusia dalam seratus catatan kitab suci masa silam, Zabur Nabi Daud, Taurat, dan Injil – terangkum dalam al-Qur'an.

Seluruh isi al-Qur'an itu dirangkum di dalam surat al-fatihah. Keseluruhan surah al-Fatihah itu dirangkum dalam ayat basmalah, "Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."

Hakikat  basmalah dirangkum dalam huruf BĀ', yang berisi “Bī kāna mā kāna wa bī yakūn mā yakūn" artinya Apa pun yang menjadi, menjadi melalui Aku, Dan apa pun yang akan menjadi, Akan menjadi melalui Aku.

Nabi Muhammad Saw. bersabda: "Aku adalah kota ilmu dan 'Ali r.a. adalah gerbangnya (Anā madīnat-ul-‘ilmi wa Aliyun bābuhā)". 'Ali, gerbang ilmu itu, memperkuat pernyataan di atas dengan mengatakan "Aku adalah titik di bawah huruf Bā', dan al-'ilm nuqthatun (semua pengetahuan adalah sebuah titik)." [Syaikh Syihab al-Din Yahya al-Suhrawardi, Hayakal al-Nur]

Untuk lebih dalam agar kalian bisa masuk dan merasakan Sirr (rahasia) Fatihah, maka harus laku ruhani dengan cara mengamalkannya.”

Para murid bertanya, "Guru kami ingin mengamalkannya, berapa kali kami membaca fatihah dalam setiap malamnya...?”

Lalu Sang Guru berkata, "Kalian ingin merasakan dan menyelami Sirr Fatihah maka tidak usah mengamalkannya dengan cara membacanya, walaupun kalian sangat fasih bahkan bibir kalian sampai berbusa-busa melafadzkannya, jika tidak mengetahui rahasianya, kalian masih  sebatas merasakan kulit fatihahnya. Makanya tidak heran jika kalian masih suka mentertawakan orang lain yang kurang fasih dalam membaca fatihah.”

"Lalu apa yang harus kami lakukan guru, agar kami bisa merasakan Sirr Fatehah tersebut...?” tanya para santri dengan serempak.

Kemudian Guru menjawab, "Mulai sekarang kamu harus mengamalkan dalam setiap prilaku sehari-hari untuk menyebarkan  Arrahman (Sifat Pengasih) dan Arrahim (Sifat Penyayang) kepada semua makhluk, tanpa membedakan suku, agama, golongan dan bangsa, apalagi partai.

Dalam kitab Al-Mahabbah, Imam Al-Ghazali mengatakan bahwa cinta kepada Allah adalah tujuan puncak dari seluruh maqam spiritual dan ia menduduki derajad/level yang tinggi. "(Allah) mencintai mereka dan merekapun mencintai-Nya." (QS. 5: 54).

Jika kalian memang benar-benar mencintai Allah, maka cintailah makhluknya, karena puncak beragama itu adalah Cinta.”

Untuk semua makhluk semoga diberi cahaya oleh Allah  AL-FATIHAH...........

Tidak ada komentar:

Posting Komentar