Falsafah PSHT

Manusia dapat dihancurkan, Manusia dapat dimatikan,
tetapi manusia tidak dapat dikalahkan selama manusia itu
masih Setia kepada dirinya sendiri atau ber-SH pada dirinya sendiri

Senin, 16 April 2018

Pengertian Mori

Pengertian tentang Mori menurut Bapak H. Tarmadji Boedi Harsono adalah:

1. Ijazah. Beliau menjelaskan bahwa pada masa lalu sebelum deluwang (kertas) mulai banyak digunakan seperti sekarang, maka bentuk ijazah formal dari Setia Hati untuk menandai bahwa seorang Siswa sudah menyandang kedudukan Warga adalah Mori/Kain Kafan yang juga digunakan sebagai sabuk yang mengikat pinggang para Warga.

2. Falsafah dalam sabuk untuk "mengikat" pinggang mengandung maksud bahwa "Setiap Manusia dalam hidup akan selalu diikat oleh cobaan hidup, karena itu sudah ketentuan Tuhan, maka kita harus sabar dan ulet dalam menghadapi semua cobaan hidup". Juga dalam penggunaannya (mori) diikat dengan "Tali Wangsul", mengandung maksud bahwa "ketika dari upaya maksimal yang kita lakukan ternyata permasalahan itu begitu sulit untuk kita urai/selesaikan, maka kita wangsulkan/kembalikan pada Tuhan Sang Maha Pencipta dengan pasrah/berserah diri,  Dialah Sang Kausa Prima (Sebab Dari Segala Sebab), agar mendapat perkenanNya dimudahkan urusan kita dalam hidup dan kehidupan".

3. Pernah ada yang tanya apakah mori hanya boleh dicuci setiap bulan Muharam/'Assyura? Beliau menjawab, jika memang kita gunakan misalnya melatih sampai kotor, maka kita boleh mencucinya di luar bulan Muharam, dengan mengikuti kaidah pencucian yaitu di malam hari,  diangin-angin saja jangan kena matahari dan diberi bunga dalam mencucinya. Alasan kenapa malam hari dan tidak boleh kena matahari adalah karena sinar matahari itu jika kena pakaian akan membuat pakaian mbladus (warnanya pudar) atau tidak awet (mudah robek), karena itu hanya diangin-angin. Dengan bunga-bunga wangi mengandung maksud agar kain itu jadi harum dan tidak disukai ngengat (binatang pemakan kain). Jadi bukan alasan klenik.

4. Kenapa dianjurkan dicuci di bulan Muharam? Kita meyakini semua hari/waktu itu baik. Tapi tentunya Tuhan menentukan ada hari-hari baik seperti adanya bulan haram (suci), puasa senin kamis yang dianjurkan dan lain sebagainya. Dalam Budaya Nusantara bulan Muharam dianggap bulan yang baik (suci), di sana pada masa lalu ada larangan perang, ada utusan yang diselamatkan dari dibakar (Nabi Ibrahim), selamatnya melewati laut merah dengan membelah laut dengan tongkat (Nabi Musa) dan masih banyak kejadian yang luar biasa menunjukkan kebesaran Tuhan. Diharapkan pada bulan itu apa yang kita kerjakan, termasuk mencuci mori, bisa mendapat anugerah dari Tuhan Yang Maha Pengasih Penyayang.

5. Apakah mori ada isinya? Ya, isinya adalah do'a. Sebelum mori digunakan sebagai pengikat pinggang, mori itu dikumpulkan dan dido'akan bersama baik oleh para sesepuh pinisepuh dan juga para warga serta calon warga dan pengunjung acara pengesahan. Jadi dengan do'a itulah diharapkan para Warga bisa menjadi jauh lebih baik dalam kehidupannya. Tentu do'a-do'a itulah yang mengiringi langkah kita semua menjadi Manusia yang lebih baik lagi, berbudi luhur dan lebih mengenal Tuhannya dengan baik, sesuai agama dan kepercayannya masing-masing.

6. Mori atau kafan juga mengingatkan kita pada kematian. Artinya sehebat apapun kita, setinggi apapun ilmu dan kedudukan kita, semua pada akhirnya akan mati/meninggal. Ada isyarat bahwa nanti ternyata yang menemani kita saat meninggal adalah kain lusuh yang hanya cukup menutupi tubuh kita. Lalu apa yang akan kita sombongkan dalam kehidupan ini? Ganteng? Akan keriput dan peyot. Kaya? Semua hanya akan dipakai ahli waris, tidak ikut dikubur dengan kita karena manfaatnya untuk yang hidup.
Dan karena kematian adalah pesan nyata dalam kain mori, maka seharusnya kita menghadap padaNya dengan memperbanyak amal baik, memperbanyak saudara dan kawan, dan mengikuti ajaran keyakinan masing-masing.

Semoga bermanfaat untuk menjadi perenungan bagi kita semua. Jika ada yang bisa menambahkan lagi silakan, untuk memperkaya pemahaman kita dalam keSHan Persaudaraan Setia Hati Terate.

"Salam PersaudaraaN"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar